Sistem Manajemen K3 Puskesmas AGST 2022
Sistem Manajemen K3 Puskesmas AGST 2022
Di
FKTP
Pengertian
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
selanjutnya disebut K3 di Fasyankes
adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi sumber daya manusia
fasilitas pelayanan kesehatan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung,
maupun masyarakat di sekitar lingkungan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sehat,
selamat, dan bebas dari gangguan
kesehatan dan pengaruh buruk yang
diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan,
dan aktivitas kerja.
• (Pasal 1 ayat 2 PMK 52/2018)
Sistem Manajenen K3
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut SMK3 di Fasyankes
adalah bagian dari sistem manajemen Fasilitas Pelayanan Kesehatan
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan aktivitas proses kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan guna
terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman.
(Pasal 1 ayat 3 PMK 52/2018)
Tujuan penyelenggaraan SMK3
• Meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur dan
terintegrasi
• Menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat dan produktifuntuk SDM Fasyankes,
aman, selamat dan sehat bagipasien,
pengunjung/ pengantar pasien, masyarakat,
danlingkungan sekitar Fasyankes, sehingga
proses pelayananberjalan baik dan lancar
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan
akibat kerja (KAK)dan penyakit akibat kerja
(PAK) dengan melibatkan semuatenaga
kesehatan di Fasyankes tersebut
Sistem Manajemen K3
• SMK3 meliputi:
• 1. Penetapan Kebijakan K3
• 2. Perencanaan K3
• 3. Pelaksanaan rencana K3
• 4. Pemantauan dan evaluasi
kinerja K3
• 5. peninjauan dan
peningkatan kinerja K3
Penetapan Kebijakan K3
• Dalam pelaksanaan K3 di Fasyankes perlu
komitmen dari pimpinan tertinggi untuk
penetapan kebijakan
• Penetapan kebijakan dan tujuan program K3
di Fasyankes dibuat secara tertulis, mudah
dimengerti dan diketahui semua
• Sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan program K3 dan memperoleh
dukungan semua pihak
• Perlu dibentuk tim K3 atau ditetapkan orang
yang ditunjuksebagai penanggung jawab K3
• Perlu disusun SOP-SOP terkait dengan K3
• Perencanaan Program K3:
• Perencanaan Kegiatan: terintegrasi dengan
perencanaan Puskesmas
• Sesuai dengan kebijakan K3 yang ditetapkan
• Disusun berdasar strategi K3:
Perencanaan program • Hasil tinjauan awal kondisi sumber daya, sumber dana,
sarana prasarana dan kegiatan K3 yang telah
K3 berlangsung, SOP-SOP yang ada, catatan K3 sebelumnya
(laporan penyakit dan kecelakaan kerja)
• Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan upaya
pengendalian risiko K3 (perhatikan hirarki pengendalian
risiko)
• Peraturan perundangan dan standar K3
• Susun berdasar skala prioritas
• Kejelasan alokasi sumber daya
• Penetapan jangka waktu pencapaian
• Pengorganisasian dan kejelasan penanggung jawab
• Penetapan dan Penerapan indikator kinerja K3
Contoh indikator
1. Adanya komitmen dan kebijakan pimpinan
Fasyankes yang dituangkan dalam lembar
komitmen.
2. Adanya SK Tim K3 di Fasyankes atau Penunjukan
pengelola K3 di Fasyankes.
3. Adanya Rencana Kerja terkait K3 di Fasyankes.
4. Adanya dukungan sumber daya (SDM terlatih,
alokasi dana, sarana dan prasarana peralatan
penunjangK3).
5. Adanya Standar Prosedur Operasional
yangmemenuhi prinsip K3 dalam pelaksanaan
kegiatan.
6. Adanya standar K3 yang telah
dilaksanakanFasyankes.
7. Adanya peningkatan kapasitas dan
pelatihankeselamatan dan kesehatan kerja bagi
SDMFasyankes.
8. Dilaksanakannya pencatatan dan pelaporan Terkait
K3 di Fasyankes.
Standar K3 Fasyankes (Ps 7, PMK 52/2018)
1. pengenalan potensi bahaya dan
pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
2. penerapan kewaspadaan standar;
3. penerapan prinsip ergonomi;
4. pemeriksaan kesehatan berkala;
5. pemberian imunisasi;
6. pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat di Fasyankes;
7. pengelolaan sarana dan prasarana
Fasyankes dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja;
8. pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
9. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana, termasuk kebakaran;
10. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
dan
11. pengelolaan limbah domestik.