Anda di halaman 1dari 70

NMR (RESONANSI MAGNETIK INTI)

NUCLEUS MAGNETIC RESONANCE


I.Pendahuluan
 Ilmu yang mempelajari respon beberapa inti dalam
kimia organik, terhadap pengaruh medan magnet
pancaran gelombang radio sehingga merupakan alat
penting untuk determinasi struktur kimia.
 Biasanya untuk menguji kedudukan beberapa
inti dalam senyawa organik
1H dalam semester ini hanya atom H
13C
15N
19F
31P
=>
1
1.Nuclear Spin
 Inti dengan nomer ato ganjil atau bilangan
massanya ganjil mengalami perputaran
(spin).
 Putaran dari inti bermuatan dapat
menimbulkan medan magnit .

=>
2
2.Pengaruh medan magnet
Bila inti diletakkan dalam medan magnet luar (putaran
inti) akan besifat sebagai batangan magnet) .

=>
3
a.Kedudukan senyawa thd medan
magnet
N N

N - spin state, S - spin state,


favorable, unfavorable,
lower energy higher energy
S N
S S

A spinning nucleus with it's magnetic field A spinning nucleus with it's magnetic field
aligned with the magnetic field of a magnet aligned against the magnetic field of a magnet

4
b.Harga E Dan Kekuatan Medan
Magnet
Rumus yang didapat:
h B0
E = h = ———— (1)
2
= Rasio Gyromagnetik yang tetap untuk
proton /tiap inti (26.753 s-1gauss-1untuk H).
Bila harganya medan 14.092 gauss , setara
dengan 60 MHz untuk menggerakkan proton
Tenaga ini sangat rendah atau dinamakan
radiofrekuensi

5 Chapter 13
6
Tabel frekuensi presesi (MHz) dengan kenaikkan
medan magnet
Contoh

Bo (tesla) 1.4 2.1 2.3 5.1 5,8 7.1


1
H 60 90 100 220 220 300
2
H 9,2 13.8 15.3 33.7 38.4 46.0
13
C 15.1 22.6 25.2 55.0 62.9 75.5
14
N 4.3 6.5 7.2 15.8 17.9 21.5
19
F 56.5 84.7 93.0 206.5 203.4 282.0
31
P 24.3 36.4 40.5 89.2 101.5 121.5
Elektron 3.9 x
Bebas 104

Kekuatan dari signal tergantung kepekaan NMR, untuk masing-


masing unsur inti.
7
Tuluen mempunyai inti benzen, yang terdiri dari lima (5)
atom C yang masing-masing mengikat satu atom H (yang
setara), dan kemudian mengikat satu atom C dengan 3
atom H.sebagai metil

8
E.Contoh struktur kimia (Senyawa sepaleksin dalam
D2O

9
Keterangan
Slide 8 dan 9 memberi gambaran bahwa, dua
kelompok atom pada aromatik dan metil mempunyai
kondisi yang berbeda, sehingga pengaruh medan
magnit akan direspon dalam keadaan yang berbeda.
Besar kecilnya respon tergantung pada masing-
masing atom H, bila atom mempunyai sifat sama
maka tidak saling berpengaruh sehingga responya
komulatif.
Berbeda dengan H-7, H-6, dan H-2 pada sefaleksin,
atom H walaupun berdekatan tetapi kedudukan
berbeda aksial dan ekuatorial pada H-2, dan H-7 dan
H-6 dekat dengan NH, sehingga responnya
10
terpengaruh.
3.Penggunaan Dalam analisis

Kepekaan spektrum NMR terhadap struktur


molekule, sangat bagus untuk analisis dalam kimia
farmasi.
Pertama: Alat ini juga dapat digunakan untuk
analisis kimia kuantitatif,dan dalam operasinya
tidak perlu menggunakan senyawa pemban ding
sebagai lazimnya analisis instrumental.
Ke dua, Spektrumnya menghasilkan sangat spesifik
dan hanya memerlukan sampel yang sangat kecil.
Ke tiga, NMR dapat digunakan untuk analisis
berbagai bentuk senyawa organik maupun anorganik.
11
Kekurangan dan kelebihan
Alat NMR memggunakan biaya tinggi yang
kadang-kadang dapat mengurangi kepekaan
karena digunakan sampai 10 mg sampel.
Bila medan magnit yang digunakan sangat
kuat akan dapat mengurangi jumlah sampel
yang digunakan sampai hanya 10g.
Banyak hasil analisis kimia kuantitatif
dengan NMR telah dipublikasi, sehingga
akan dapat memacu perbaikkannya bila
sangat banyak yang menggunakan.
Kemungkinan masih dapat dikembangkan,
dalam penggunaan maupun dalam teorinya
12
4.Rumusan dan satuan NMR
 Rumus ini penting dalam NMR, sebagai
contoh bila medan magnet luar sebesar
 1,4 14.000 gauses, akan memberikan
presesi sebesar atau  60 ribu perdetik, →  
60 MHz,
 Untuk Bo = 2.3,maka   100 MHz
4,1 maka   220 MHz.
 adalah kerapatan arus dari medan magnet
bukan intensitasnya

13
Gambar pengaruh medan magnet
Contoh

14
5.Energi transisi
Bila Proton dalam keadaan pressesing dalam medan
magnet internal, yang searah maka ia akan menyerab
energi medan magnet yang kemudian menjadi
keadaan yang berlawanan.
Bila proton kembali kekeadaan searah (semula) dan
melepaskan energi terjadilah relaksasi.
 Bila proton yang mengalami presesing yang
teirradiasi energi frekuensi radio, dengan frekuensi
yang sesuai, maka proton yang dalam keadaan energi
rendah akan mengabsorpsi energi radiofrekuensi
tersebut, menjadi proton yang berenergi lebih tinggi.
Dan kemudian terjadi relaksasi

15
Tingkat energi spin/presesi proton
N

-1/2
In a strong magnetic Energi tinggi
field (Bo) the two
spin states differ in
energy.

+1/2
Energi dasar
16 Bo S
Bila radiasi frekuensi radio yang diserap oleh proton
sama dengan radiasi frekuensi radio yang datang
kemudian maka akan terjadi resonansi, karena itu
dinamakan Nuclear Magnetic Resonance. Atau
disingkan NMR (PMR).
Berdasar penelitian bila proton dalam molekul senyawa
organik diekspose terhadap medan magnet yang kuat
maka proton akan mengalami preses, walaupun
semuanya tidak terjadi, atau waktunya tidak bersamaan.
Hasil radiasi yang sesuai frekuensinya tersebut akan
menyebabkan promosi proton dari energi rendah ke
energi yang tinggi , dan bila hasil absorbsi tersebut
direkam akan menghasilkan spektrum tertentu seperti
pada tuluen dalam slide 8
17
Proton pada inti benzen akan lebih lamban sehingga
memerlukan tenaga lebih banyak dari pada energi
yang diperlukan oleh –CH3
 Atom H dalam inti terdapat 5 atom sedangkan pada
metil 3 atom maka secara komulatif tinggi
spektrogramnya 5 : 3,
Spektrum yang terjadi pada tuluen masih sederhana
karena masing-masing atom tidak saling
mempengaruhi.
Pada gambar slide 9, kedudukan atom H berbeda-
beda lingkungannya, sehingga puncak atom H sangat
spesifik, bahkan ada yang terpecah menjadi dua
(splitzing).
18
6.Momen magnetik
Inti (proton) dengan I tidak =0, nol akan mempunyai
vektor sudut momen yang sejajar sehingga
pengamatan pada komponen sudut momen dan
momen magnet dapat dirumus kan:  = (hI),
(2)
dan  adalah rasio gyro magnetik dari inti.
Maka bila momen inti =  dapat dirumuskan pula:
momen = m/I (3)
m adalah jumlah kuantum magnetik, yang harganya:
1,1 – 1, 1- 2,...... , -1. Harga 2 I +1 adalah sudut
momentum dari suatu inti. Bila tak ada medan
elektomagnetik maka semua 2 I+1 akan mempunyai
energi yang sama.
19
Bila medan magnit diaplikasikan pada proton yang yang
mengalami preses, pada frekuensi . Maka harga yang
proposional pada kekuatan medan yang teraplikasikan
adalah:
µNBo
  =———— (4)
hI
Bo = Kekuatan medan magnet yang diberikan
I = jumlah kuantum dari spin
h = tetapan Plank (6,626 x 10-34 Joul)
µ = momen magnetik dari inti (tertentu)
N= tetapan magnetik inti.
Harga  yang mendekati sesungguhnya sbb:
20
Tabel frekuensi presesi (MHz) dengan kenaikkan
medan magnet
 Contoh

Bo (tesla) 1.4 2.1 2.3 5.1 5,8 7.1


1
H 60 90 100 220 220 300
2
H 9,2 13.8 15.3 33.7 38.4 46.0
13
C 15.1 22.6 25.2 55.0 62.9 75.5
14
N 4.3 6.5 7.2 15.8 17.9 21.5
19
F 56.5 84.7 93.0 206.5 203.4 282.0
31
P 24.3 36.4 40.5 89.2 101.5 121.5
Elektron 3.9 x
Bebas 104
Kekuatan dari signal tergantung kepekaan NMR, untuk
21 masing-masing unsur inti.
Dari data diatas elektron hampir 700 x kuat dibanding
1
H, 1H dan 19 F adalah paling luas, dan lebih sensitif
dari yang lain.
Penggunan medan magnet 7,1 ,maka E =h
(perbedaan energi sangat kecil) sampai 300 MHz.
Karena perbedaan sangat kecil (10—4 Kj mol-1, maka
populasi proton dalam keadaan kedua state tersebut
hampir sama. Maka akan terjadi perubahan bila diberi
medan magnet yang cock frekuensinya.
Setiap proton yang berada pada keadaan energi tinggi
akan selalu kembali pada keadaan energi yang lebih
rendah, secara tetap.

22
7.Transisi energi dari tinggi ke energi rendah
Energi E, dapat diemisikan kembali sebesar 60 MHz,
yang dapat direkam dengan sustu detektor frekuensi
radio sebagai kejadian resonansi.
Yang terpenting terjadi perubahan energi dari energi
tinggi menjadi rendah, (radiationless) sebagai energi
yang hilang walaupun dapat direkam.
Dapat juga dinyatakan sebagai relaksasi dengan cara
mengubah E menjadi vektor Elektro magnetik
kedalam lingkungan disekitarnya.
Sebagai contoh molekul yang didalam larutan akan
mengalami perubahan vibarsi dan rotasi, yang
berkaitan dengan perubahan medan elektromagnetik
untuk mengabsorbsi E.

23
Lanjut
Bila proton atau inti, dalam larutan akan dikelilingi
oleh atom-atom, atau proton lain baik oleh larutan
maupun dalam molekulnya sendiri, maka proses
relaksasi akan mengalami gangguan karena berada
dalam kedaan lattice dinamakan spin- lattice
relaxation.(SLR)
 Relaksasi yang lain (kedua) adalah proses tranfer E
kepada inti tetangga yang dinama kan spin-spin
lattice relaxation, inti yang pertama kehilangan
energi tetapi inti yang lain mendapat imbas energi.
Kecepatan relaksasi dengan proses tersebut terjadi
dalam spin-lacttice relaxation, telah terpantau pada
pemberian tenaga yang diabsorsi sebesar 60 MHz.

24
8.Waktu paro spin-lattice
relaxation
Waktu paro spin-lattice relaxation (SLR). Ditandai
dengan T1 dan spin-spin lattice relaxation (SSLR)
dinamakan T2. Bila T1 dan T2 kecil, maka waktu
eksitasi inti akan pendek, dan ditemukan juga terjadi
pelebaran puncak absorbsi.
Bila T dan T . Lebar maka terjadi order 1 detik
1 2
sehingga terjadi spektrum absorbsi yang tajam.
Relaksasi yang terjadi T1dan T2 dalam larutan
yang viskus akan tidak efisien sehingga didapat
spektrunm yang melebar.
Karena pengamatan selalu dilakukan dalam larutan
yang tidak viskus untuk mendapatkan spektrum NMR
25 yang tajam.
tajam
Hubungan antara waktu relaksasi dengan
pelebaran garis spektrum dapat dipelajari
secara kualitatif dengan menggunakan
prinsip:
 E - t  h/2 6)
atau E = h ( 7)
E t  1/2 ( 8)
E dan t adalah tetap, Bila t lebar,
maka life time) atau waktu relaksasi
panjang kemu dian
 akan kecil, artinya pengukuran
frekuensi akan kecil pula.garis spektrum
akan sempit.
.
26
10.Penghambatan kimia dan cara pengukuran
Dengan medan 1.4  menghasilkan frekuensi
presesional  60 Mhz. Harga frekuensi prese sional
yang diapplikasikan medan magnet yang sama
masing-masing inti tidak sama, sangat tergantung
berberapa faktor.
Contoh Etanol CH3 –CH2-OH, mempunyai proton
dengan tiga karakter. Hal itu penting untuk
mempelajari kimia organik.maka NMR digunakan
untuk analisis ahli kimia organik.
 Penghambatan dalam frekuensi tergantung pada
lingkungan unsur lain.Seperti yang terjadi pada tuluen
27 (slide 8).
1
H-NMR of ethyl alcohol, CH3CH2OH
Three types of protons

CH3
OH

CH2

28
8.Pengukuran Penghambatan kimia dengan Internal
std
Untuk mengukur frekuensi presesional gugus dari inti
(proton) sebagai bilangan yang absolut sangat sukar,
maka digunakan pembanding seperti:

TMS dipilih sebagai referen yang baik karena spektranya


tajam walaupun dengan kadar kecil, dan mempunyai 12
proton. Dia merupakan senyawa inert, mempunyai titik
didih yang rendah, dapat mudah diuapkan agar tidak
mengotori sampel.
Mudah larut dalam pelarut organik, digunakan larutan
1% sebagai standar internal.
29
Bila digunakan pelarut air(H2O) atau D2O, TMS tak
mudah larut sehingga digunakan Na-3-
(trimetilsilil)-propanesulfonat.
Untuk analisis 13C dan 19F, MS kurang baik, tetapi
akhirnya TMS diterima sebagai standar untuk 13C,
sedangkan untuk 19F digunakan CFCl3.
Penggunaan D2O, karena H2O, mempunyai 2 proton
yang mungkin mengganggu, penampilan spektrum.
Senyawa dengan rantai karbon akan lebih baik diuji
dengan Carbon C-13 proton magnetic resonance.

30
II.PENGUKURAN PENGHAMBATAN
KIMIA PADA SPEKTRUM NMR
Alat spektrometer NMR mempunyai perleng kapan
dasar untuk merekam spektrum NMR, antara lain
magnet, sumber frekuensi radio, dan sistem
detektor.
Sistem detektor harus dapat mengkonversi energi
radiasi frekuensi radio yang diberikan kepada inti
(slide 27).
Larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi
(gelas), dengan diameter 5 mm. Yang diletakkan
diantara permukaan magnet dengan kekuatan tertentu
(1,4 ). Kemudian sumber frekuensi radio sebagai
sumber energi diberikan

31
Bagan alat NMR

32
Keterangan
Bila inti dalam sampel tidak diberi sumber resonansi
dari sumber radio frequency, (RF) maka signal yang
diterima detektor radiofrequency akan lemah.
Signal pada detektor akan mentransfer energi dari
sumber RF, lewat inti atau proton. Kemu dian output
dari detektor diberikan kepada cathode ray-
oscillocope atau kertas bergasis yang sudah ada
angka kedudukan proton setelah melalui amplifikasi.
Karena terjadinya chemical –shift (penghalang an
kedudukan struktur kimia) maka tidak semua proton
akan menerima resonansi tepat 60 MHz. Dalam
medan yang diberikan sebesar 1.4

33
Lanjut
Dengan cara yang praktis dan mudah, bila RF
diberikan dalam harga tetap 60 MHz dan meng ubah –
ubah  Bo, maka dapat menaikkan atau menurunkan
frekuensi prosesing kepada semua inti (nuclei),
sampai masing-masing mencapai 60 Mhz.
Instrumen seperti itu, dengan mengganti magnet
permanent dengan maknet elektris (atau menam bah
elektro magnet, yang dapat diatur beasr kecilnya.
Design dari alat tersebut disebut dalam opera sinya
adalah field sweep, dan kebanyakan instrumen NMR
menggunakan mode ini, dengan nama variable
electromagnet coils atau Sweep coils.

34
Hasil spektrum
Proton yang mendapat perlakuan resonansi, akan
menghasilkan puncak spektrum pada oscilator dan
kertas ( chart ), yang bila diplotkan pada absis akan
mendapatkan gambaran kekuatan yang berbeda.
berbeda

35
Pengukuran Chemical Shift
Spektrum NMR fenil alkohol, (PhCH OH), dalam slide
2
30, dari kiri kekanan, pertama adalah inti bensin dengan
5 proton, yang mempunyai harga 2,4 ppm down field
dibanding TMS, tetapi freku-
ensi resonansi  tinggi ialah 7,3 ,
Sebaliknya proton untuk CH =4,6, dan OH =2,4 ().
2
Unit ini tidak mempunyai satuan, yang kedu dukannya
sangat tergantung akan kekutan medan. Sedangkan
harga  (tau) dirumuskan:
 = 10 -  (7)
maka harga benzil 2,7 untuk aromatiknya, 5,4 untuk
CH2 dan 7,6 untuk proton OH, yang dengan referen
TMS = 10 . Berdasar persetu juan intern asional antara
 dan , ditentukan menggunakan satuan .
36
Tipe proton dan harga delta

37 Chapter 13 =>
Faktor yang mempengaruhi Chemical Shift
1.Elektronegativitas- Shielding dan deshielding
Berikut ini contoh beberapa chemical-Shieft untuk
proton CH2, yang berhubungan dengan inti lain.
Tabel chemical shieft proton pada CH2 dng gg lain

Senyawa  
CH3-Si- 0.0 10.0
CH2I 2.16 7.84
CH2Br 2.65 7.35
CH2Cl 3.10 6.90
CH2F 4.26 5.74
38
Keterangan
Proton CH F mempunyai resonansi lebih rendah dari
2
proton dari CH2Cl, karena inti hidro gen dikelilingi
oleh muatan elektronik dari F dan klor yang menjadi
penghalang (shielding), bila diberi pengaruh BO.
Arus magnetik harus menembus shielding effect
yang dibangun oleh Cl lebih rapat diban ding
F.Medan magnet dan elektron disekitar proton
mengimbas putaran, maka medan mag net yang
mempengaruhi pada proton pada CH2F jadi lebih
lecil.
 Lingkaran elektronik tersebut seolah sebagai
berlawanan dengan medan magnet tersebut sehingga
dinamakan diamagnetik, Maka makin rapat elektro
diamagnetik tersebut akan makin kuat sifat
diamagnetiknya.
39
Gugus elektronegativitas seperti flourin dalam CH3F,
menyebabkan efek induktif, sebaliknya bila F tidak ada
maka tak ada efek induktif sehingga dinamakan
deshielding effect.
Flourin adalah lebih elektronegatif dari pada Cl, maka
proton dari CH2F, muncul lebih tinggi dari harga  proton
dari CH2Cl.
Silicon (Si) mempunyai sifat elektropositif sehingga
dalam operasinya berlawan dengan kejadian diatas,
silicon mendorong elektron –CH3 dari TMS (a+I), yang
akan terjadi pada up field, dan ini merupakan shielding
effect yang kuat sehingga metil TMS muncul di 10 .

40
2. Pengaruh Ikatan Van Der Waals.
 Pengaruh van Der Waals ini sangat sedikit, karena
proton menduduki tempat yang terse bunyi,sehingga
awan elektron gugus yang tersebunyi akan menahan
secatra elektrostatitik dan akibatnya terjdi deshielding
yang muncul pada angka  yang lebih tinggi, tetapi
hanya sedikit
Kejadian tersebut dapat muncul pada senyawa steroid
dan alkaloid yang banyak terjadi substitusi, karena
dalam memperhitungkan harus hati-hati.
3. Pengaruh anisotropi.
Chemical Shift dari posisi  pada proton yang
berhubungan gugus C = C, lebih besar dari pengaruh
elektronegativitas.

41
Contoh senyawa yang berikatan
rangkap
Daftar senyawa

Struktur Kimia Harga chemical


shift 
H 9.5 – 10.0
-C =O

C=C 5–6

7–8
- C  C- 1.5- 3.5
42
Keterangan.
 Ternyata elektron pada ikatan rangkap  elek tron
sirkulasinya juga dipengaruhi oleh medan magnet dari
luar. Efek dari pengaruh dapat menyebabkan down
field shift (paramagnetic shift) atau up field
shift atau (diamagnetic shift).
Efek yang berupa paramagnetik yang
berpengaruh pada atom karbon dan diamagnetik
dengan arah yang lain berpengaruh pada proton.
 Diamagnetik pengaruh yang menuju ke elektron
, sedang para magnetik yang meninggalkan elektron
. Dua jenis efek diamagnetik dan paramagnetik
tersebut disebut anisotropic (lihat gambar berikut).

43
Bila alken suatu gugus senyawa kimia yang terletak
900 terhadap medan magnet (slide 38),
mempengaruhi  elektron, maka akan timbul medan
kedua yang dinamakan diamagnetik disekitar atom
karbon, tetapi paramagnetik pengaruh Bo pada
protonnya.
Bila arah induksi tersebut searah dengan datangnya
medan magnet Bo maka jaringan medan akan lebih
tinggi dari Bo. Sehingga terjadinya resonasi daerah
rendah tetap tinggi terhadap .
Karena itu ikatan rangkan akan menyebabkan
shielding effect bila medan berlawanan dengan arah
BO.
44
Senyawa alfa pinene

45
Perbedaan Karbonil dan alkena

46
Senyawa alkyn dan benzin

47
Keterangan
Senyawa alkyn, protonya akan muncul pada daerah
antara 1,5-3,5  Elektron pada ikatan rangkap tiga
seperti hanya proton dari alkyn mengalami
diamagnetik shielding effect.
Beberapa hasil percobaan, menunjukkan puncak pada
daerah delta( ) yang rendah karena itu diperlukan
harga BO yang tinggi.
Senyawa aromatik, umumnya  elektron me ngalami
delokalisasi secara siklik, medan yang mempengaruhi
adalah diamagnetik, ketika relaksasi mengalami
paramagnetik. Karena itu proton akan muncul pada daerah
delta () yang tinggi. (lihat slide 36).
48
Proton dari metil pada tuluen akan muncul pada
resonansi 2.34 , sedangkan metil yang terkunjungasi
pada asiklik alken muncul hasil resonansil pada 1.96
.
Maka pada senyawa aromati mempunyai deloka lisasi
(4n +2) elektron , peristiwa ini telah dicobakan pada
senyawa anulene yang mempunyai 18 proton 12 (8,9
 )yang di tepi adalah deshielded sedang yang enam
(6) dalam struktur mengalami shielded –1,8  diatas
TMS

49
Contoh lain
Anulen (18 proton)

50
Data yang perlu diingat dalam analisis proton

Data

Gambar posisi proton dari setiap bentuk gugus


Contoh 1. prediksi chemical shift CH3COOCH3
CH3 yang menenpel –COOR, 2,0 
CH3 yang mempel pada –OCOR 3,6 
Kemudian percobaan metil asetat ester dalam analisis
NMR terdapat du signal 2,0  dan 3.6 .
Ester asam asetat menunjukkan signal pada  2,0  dan
3,6 . Tetapi metil ester dari aromatik 3,9 
51
Contoh 2.
Chemical shift dari CH =CHCOOCH CH
2 2 3
Ternyata proton gugus alkil 4,1 , sedangkan CH3
sebagai terminal muncul pada 0,9 . menurut tabel
pada percobaan muncul pada 1,3 .
Etilester chemical shift terjadai CH2=4,1  dan CH3
pada 1,3 .
Contoh 3.

Proton CH3O- para nitro benzen, muncul pada 3,7 .


Proton sendiri pada benzen menurut daptar muncul
pada 7,27, tetapi adanya nitro bergeser menjadi 8,27,
bila nitro pada orto jadi 7,07  sehingga mengalami up
fild 0,2 .
52 Hasil proton a 8,2  dan proton b 7.1 dan 7.4 
Alkena dan 
Proton dalam senyawa ini keduduk
annya berbeda karen apengaruh
shielding ikatan rangkap dan
Karbonil
Contoh 4.
Senyawa feniletoksi asetat, PhOCH COOCH
2 3
Ternyata proton pada aromatik mengalami
pergeseran 0,2  Up fild,(-0.2 untuk OR). sedangkan
proton pada fenil menjadi 7.07 .
 Menurut percobaan ini –OCH - basisnya 1,2 
2
ditambah 2,3 , Sedangakan untuk COOCH3=
ditambah 0,7 = 4,2 

53
Pengaruh Rotasi ketat.
Gambar senyawa

 Dalam gambar ini terlihat dua signal metil yang


sedikit berbeda, (diuji alam suhu ruangan). Bila
dianalisis pada suhu tinggi ( 130oC), hanya terlihat
satu signal, peristiwa ini karena putaran (rotasi) ikatan
C – N, sehingga metil dapat teresonansi di satu tempat
tanpa jarak.
 Juga pada BrCH2CH2Br (1,2-dibromoetan),
mempunyai 4 proton yang dalam rekaman tak dapat
dibedakan (secara magnetik) sama kedudukannya.
Tetapi pada suhu rendah tampak dua signal berbeda.
54
Bila dalam suhu kamar putarannya cepat, pada suhu
rendah ikatan C- C membeku.

55
Penggunaan Pelarut untuk NMR
Untuk menghidari pengaruh pelarut terhadap proton
maka pelatut yang digunakan protonnya diganti
deuterium
Rumus Kimia Nama kimia
CCl4 Karbontetraklorida
CS2 Karbondisulfida
CDCl3 Deuterioloform
C6D6 Heksadeuteriobenzen
Deuteriooksida (air berat
D2O
Heksadeuteriometilsulfoksida
(CD3)2SO
Heksadeuterioaceton
(CD3)2CO Heksakloaseton
(CCl3)2CO
56
Kemurnian pelarut sangat penting, misalnya CHCl
3
akan mendaptkan puncak pada 7.3 , Bila kadar 99 %
tak ada kesulitan.

Hambatan pelarut (Efek Kadar dan Suhu).


 Signal proton dalam pelarut yang polar akan berbeda
dengan pelarut yang non polar, perubahan pergeseran
sangat kecil, kecuali terjadi ikatan interaksi dipol-
dipol.
Bila CHCl3 dilarutkan dengan siklo heksan akan
muncul signal proton pada 7,3 . Tetapi bila dila
rutkan dalam benzin akan bergeser (shift) sebe sar
1,56, sehingga signal terletak pada 6,74 

57
Sebaliknya NH dan SH, terutama OH signal proton
pada NMR akan bergeser karena perubahan polaritas
yang disebabkan oleh ikatan hidrogen.
Bila ikatan hidrogen kuat maka terjadi deshiel ding
lebar, tetapi bila ikatan hidrogen lemah deshielding
akan kecil.
Dalam kadar tinggi terjadi deshielding kuat dan
dalam keadan encer deshielding nya melemah.
``

58
Asam slisilat yang mengami khelat dengan ikatan
hidrogen intermolekuler proton pada OH terjadi
resonansi pada 10 –12 , enol resonansinya lebih
tinggi 11- 16 .
Pada dikarboksilat yang mengalami dimer yang
trpengaruh suh dan kadar [roton OH muncul pada 10
dan 13 , tetapi umumnya pada 13 .
Peristiwa dimerisasi dapat terjadi pada senyawa
alifatik maupun aromatik yang mempunyai gugus
karboksilat.
Sedangkan asam salilat intramolekuler nanti akan lain
dengan asam benzoat yang dapat membentuk dimer.`

59
Integrasi, Spin Coupling, Spin-spin Splitting
Luas atau puncak hasil rekaman NMR sesuai dengan
jumlah proton.seperti terlihat pada slid 3.Tuluen
dengan perbandingan 5 : 3 (proton).
Integrasi menyatakan luas puncak dari proton yang
terdeteksi pada NMR. Dalam percobaan hanya
menunjukkan kadar relatif yang direkam. Sehingga
secara proporsional terjadi rasio intergral dari puncak
proton.
Acurasi (ketepatan) Hasil ketepatan sangat
tergantung jenis atau produk instrumenntnya, namun
dapat mencapai ketelitiam sampai 98 %.
Harus diingat bahwa tenaga absorbsi dari
radiofrekuensi, sangat tergantung dari waktu
relaksasi. Dan tidak semua proton mempunyai waktu
relaksasi yang sama.
60
Contoh spektrum NMR
Gambar

61
Keterangan
Bila dilihat rsio intregasinya terdapat angka 6,1:
4,2 :4,2 : 6,1 = 3:2:2:3. Yang terletak pada 4 puncak.
Delta () terletak paling jauh sehingga metil yang
terisolasi, Sedangkan sisa adalah 2,2 dan 3 merupakan
gugus propil.
Tiga kelompok proton mengalami pemecahan atau
splitting. Proton pada 0,9 mengalmi splitting jadi 3
puncak (triplet), karena dipengarugi oleh proton yang
disebelahnya (–CH2-),
Demikian pula proton pada 2,2 menjadi triplet
dipengaruhi oleh –CH2- disebelahnya. Sedang- kan
proton pada 1.7 menjadi 4 x3 =12 puncak (walaupun
tak tergambar jelas), karena dipenga- ruhi oleh proton
dari metil –CH3 dan dari –CH2-
62
Contoh gambar splitting

63
Contoh lain

64
Keterangan
Trans Asam pada slide 59, proton dari aromatik pada
7,4 , sedangkan proton dari karboksilat pada 13.0
.proton Hx muncul dua garis dublet pada 6,5 dan
duplet pada 7.8 .
Begutu yang dialami oleh proton-proton dari 1,1,2-
triklormetan (slid 60), muncul sebagai dublet dari -
CH2 (4.0  ), dan –CH triplet pada 5,8 . Karena rumus
splitting menganut kaidah (n +1).
Splitting itu karena terjadi interaksi kopling (Coupling
interaction), dari proton tetangga peristiwa ini juga
dinamakan spin-spin splitting atau spin coupling.
Peristiwa itu dapat diterangkan sebagai berikut:

65
H A HX
-C–C–

Proton A dan proton X saling berlawanan orientasinya,


maka proton A dapat terjadi dua puncak karena
pengaruh 2 medan magnet dari proton X dan
sebaliknya terjadi hal yang sama.
Kejadian itu karena pengaruh melewati elektron dari
ikatan bukan dari medan lain, spin inti A berkople
dengan elektron dari ikatan C-H A
66
Yang kemudian berkople dengan elektron ikatan C-C
dan kemudian terjadi kople elektron C-C dengan
elektron C-HX, Interaksi kople ini lebih di ikatan
tunggal dan doble, tetapi akan berkurang pada ikatan
tiga, atau empat
Proton A Kemungkinan spin yang terjadi:

67
Lanjut
Kemungkinan orientasi antar X dan X1

68
Contoh I

69
Contoh 2
Etilbromida

70

Anda mungkin juga menyukai