KONSEP DASAR

SANITASI INDUSTRI
DAN SMK3
MATERI MAHASISWA PRODI SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA IV SEMESTER VII TH 2023/2024

L/O/G/O
Winarko, SKM, M.Kes. (win_bonang@yahoo.co.id)
WA : 082131275178/081330187163/08165453527
BEBERAPA PENGERTIAN

HYGIENE
USAHA KESEHATAN PREVENTIF ATAU
PENCEGAHAN PENYAKIT YANG
MENITIK BERATKAN KEGIATANNYA
BAIK PADA USAHA KESEHATAN
PERORANGAN MAUPUN KEPADA
USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN
FISIK DIMANA ORANG BERADA.
( Drs. Soebagio Reksosoebroto,1990 )
 Pengertian SANITASI
MENURUT KAMUS BAHASA INDONESIA

USAHA UNTUK MEMBINA DAN MENCIPTAKAN

SUATU KEADAAN YANG BAIK DI BIDANG KES.,
TERUTAMA KESEHATAN MASYARAKAT

SANITASI (INGGRIS : SANITATION )

BERARTI : PENJAGAAN KESEHATAN
SANITASI (PASAL 1, AYAT 3, PERMENAKER NOMOR 5 TH 2018
TENTANG K3 LINGKUNGAN KERJA BAHWA :
SANITASI ADL USAHA KES. PREVENTIF YANG MENITIK BERATKAN
KEGIATAN KEPADA USAHA KES. LING. HIDUP MANUSIA.
 Pengertian SANITASI
HTTPS://PAKDOSEN.CO.ID/SANITASI-ADALAH/

MENURUT EDWARD SCOOT HOPKINS (1983),

PENGERTIAN SANITASI ADALAH CARA PENGAWASAN

TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG
MEMPUNYAI PENGARUH TERHADAP KESEHATAN.

MENURUT RICHARD SIHITE (2000:4) :

SANITASI ADALAH SUATU USAHA KESEHATAN
PREVENTIF YANG MENITIKBERATKAN KEGIATAN
KEPADA USAHA KES. LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA.
 Pengertian SANITASI
MENURUT WHO :
SANITASI ADALAH PENGENDALIAN SEMUA FAKTOR
LINGKUNGAN FISIK MANUSIA YANG DAPAT
MENIMBULKAN AKIBAT BURUK TERHADAP KEHIDUPAN
MANUSIA, BAIK FISIK MAUPUN MENTAL.

EHLER DAN STEEL (1958) DALAM WINARKO

(2020) TENTANG SANITASI INDUSTRI DAN K3
http://winbonang.com/wp-content/uploads/2020/02/Modul-Sanitasi-Industri.pdf :

SANITASI ADALAH USAHA-USAHA PENGAWASAN YANG

DITUJUKAN TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN YANG
DAPAT MENJADI MATA RANTAI PENULARAN PENYAKIT.
 Pengertian SANITASI
SANITASI MENURUT UNICEF :
PROSES DIMANA KEHARUSAN MANUSIA UNTUK MENJALANKAN
DAN MEMPERTAHANKAN LINGK. BERSIH & SEHAT DIMULAI DARI
DIRI MEREKA SENDIRI UTK MENCEGAH PENULARAN AGEN PENY.

MENURUT AZRUL AZWAR MPH :

SANITASI ADALAH CARA PENGAWASAN TERHADAP
BERBAGAI FAKTOR LINGKUNGAN YANG MUNGKIN
MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

KESIMPULAN :
SANITASI ADL USAHA KES. PREVENTIF YANG MENITIK
BERATKAN KEGIATAN KEPADA USAHA KES. LING.
HIDUP MANUSIA MELALUI PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN SEMUA FAKTOR LING. FISIK MANUSIA.
 SANITASI INDUSTRI
ADALAH USAHA KES. PREVENTIF YANG
MENITIK BERATKAN KEGIATAN KPD
USAHA KES. LING. HIDUP MANUSIA
MELALUI PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN SEMUA FAKTOR LING.
FISIK DI INDUSTRI
TUJUAN SANITASI
BEBERAPA TUJUAN SANITASI YAITU:
1. UNTUK MEMPERBAIKI, MEMPERTAHANKAN, DAN
MENGAMBALIKAN KES. YANG BAIK PADA MANUSIA.
2. SUPAYA LEBIH EFISIENSI PRODUKSI DAPAT
DIMAKSIMALKAN.
3. AGAR MENGHASILKAN PRODUK YANG AMAN DAN
SEHAT DARI PENGARUH HAZARD YANG DAPAT
MENYEBABKAN PENYAKIT BAGI MANUSIA.
4. UNTUK MEMBUDAYAKAN HIDUP BERSIH.
5. AGAR MASYARAKAT TIDAK BERINTERAKSI
LANGSUNG DENGAN LIMBAH.
MANFAAT SANITASI
• MENCEGAH ATAU MEMINIMALISIR KEMUNGKINAN
TERJADINYA KECELAKAAN.
• MENCEGAH TIMBULNYA PENYAKIT MENULAR
• MENCEGAH ATAU MENGURANGI PENCEMARAN.
• MENGURANGI JUMLAH PERSENTASE SAKIT
• TERCIPTANYA KONDISI LINGKUNGAN YANG LEBIH
BERSIH, SEHAT, DAN NYAMAN BAGI MANUSIA.
• MENJAMIN LINGK SERTA TEMPAT KERJA YANG
BERSIH DAN BAIK.
• MELINDUNGI ORANG DARI FAKTOR LINGK. YANG
DPT MENGGANGGU KES. FISIK MAUPUN MENTAL.
• MENJAMIN KESELAMATAN KERJA.
PENGERTIAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
ADL: ILMU & SENI DALAM MENCAPAI
KESEIMBANGAN, KESELARASAN & KESERASIAN
LINGK. HIDUP MELALUI UPAYA PENGEMBANGAN
BUDAYA PERILAKU HIDUP BERSIH, SEHAT DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEHINGGA
DICAPAI KONDISI YANG BERSIH, AMAN, NYAMAN,
SEHAT DAN SEJAHTERA TERHINDAR DARI
GANGGUAN PENYAKIT, PENCEMARAN DAN
KECELAKAAN, SESUAI DG HARKAT & MARTABAT
MANUSIA BOGOR (SS.210894).
 PENGERTIAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
MENURUT Pasal 1, Ayat 1, PPRI No. 66
Th 2014 TTG KES. LINGKUNGAN :
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DAN /
ATAU GANGGUAN KESEHATAN DARI
FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN UNTUK
MEWUJUDKAN KUALITAS LINGKUNGAN
 TUJUAN
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
MEWUJUDKAN KUALITAS LINGKUNGAN
YANG SEHAT, BAIK FISIK, KIMIA,
BIOLOGI, MAUPUN SOSIAL YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG
MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN YANG
SETINGGI-TINGGINYA.
(PASAL 162 UU RI NO. 36 TH 2009 TTG KESEHATAN)
 LINGKUP
LINGKUNGAN YANG SEHAT
LINGKUNGAN SEHAT MENCAKUP :
1. LINGKUNGAN PERMUKIMAN,
2. TEMPAT KERJA,
3. TEMPAT REKREASI, SERTA
4. TEMPAT DAN FASILITAS UMUM.
 UNSUR-UNSUR YG MENIMBULKAN
GANGGUAN KESEHATAN
• LIMBAH CAIR; LIMBAH PADAT; LIMBAH GAS;
• SAMPAH YANG TIDAK DIPROSES SESUAI DG
PERSYARATAN YG DITETAPKAN PEMERINTAH;
• BINATANG PEMBAWA PENYAKIT;
• ZAT KIMIA YANG BERBAHAYA;
• KEBISINGAN YANG MELEBIHI NAB;
• RADIASI SINAR PENGION DAN NON PENGION;
• AIR YANG TERCEMAR;
• UDARA YANG TERCEMAR; DAN
• MAKANAN YANG TERKONTAMINASI.
SARANA SANITASI INDUSTRI
PASAL 5, AYAT (3) BAHWA PENERAPAN SANITASI MELIPUTI :

A. BANGUNAN TEMPAT KERJA

• HALAMAN;
• GEDUNG; DAN
• BANGUNAN BAWAH TANAH

B. FASLLITAS KEBERSIHAN;

C. KEBUTUHAN UDARA

D. TATA LAKSANA KERUMAH TANGGAAN.

BANGUNAN TEMPAT KERJA
1. HALAMAN :
1.1. BERSIH, TERTATA RAPI, RATA, & TIDAK BECEK;
1.2. CUKUP LUAS UNTUK LALU LINTAS ORANG DAN
BARANG,

JIKA TERDAPAT SALURAN AIR PEMBUANGAN PADA

HALAMAN, MAKA SALURAN AIR HARUS TERRUTUP
DAN TERBUAT DARI BAHAN YANG CUKUP KUAT
SERTA AIR BUANGAN HARUS MENGALIR DAN TIDAK
BOLEH TERGENANG.
 GEDUNG
A. SANITASI GEDUNG TERDIRI DARI :
1. DINDING DAN LANGIT-LANGIT; 2. ATAP DAN LANTAI.

B. PENERAPAN SANITASI DILAKUKAN UTK MEMASTIKAN GEDUNG

DALAM KONDISI :
1. TERPELIHARA DAN BERSIH, 2. KUAT DAN KOKOH STRUKTURNYA; DAN
3. CUKUP LUAS SHG MEMBERIKAN RUANG GERAK PALING SEDIKIT 2 M²/ O R A N G

C. DINDING DAN LANGIT-LANGIT HARUS :

KERING/TDK LEMBAB;2.DICAT &/ MUDAH DIBERSIHK.;3. DILAKUKAN PENGECATAN
ULANG PALING SEDIKIT 5 TH SEKALI; 4. DIBERSIHKAN PALING SEDIKIT 1 KALI/TH

D. LANTAI HARUS :
2. TERBUAT DR BHN YG KERAS, TAHAN AIR, & TAHAN DR BHN KIMIA YG MERUSAK;
3. DATAR, TIDAK LICIN, DAN MUDAH DIBERAIHKAN: DAN
4. DIBERSIHKAN SECARA TERATUR.

E. ATAP HARUS :
5. MAMPU MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DR PANAS MATAHARI & HUJAN;
6. TIDAK BOCOR, TIDAK BERLUBANG, DAN TIDAK BERJAMUR.
 BANGUNAN BAWAH TANAH
(1) PENERAPAN SANITASI INDUSTRI PADA BANGUNAN BAWAH TANAH
DILAKUKAN UNTUK MEMASTIKAN BANGUNAN BAWAH TANAH :
a. MEMPUNYAI STRUKTUR YANG KUAT;
b. MEMPUNYAI SISTERN VENTILASI UDARA;
c. MEMPUNYAI SUMBER PENCAHAYAAN;
d. MEMPUNYAI SAL. PEMBUANGAN AIR YG MENGALIR DG BAIK;
e. BERSIH DAN TERAWAT DENGAN BAIK.
(2) DLM HAL BANGUNAN BAWAH TANAH MERPKAN RUANG TERBATAS,
PENERAPAN HIGIENE & SANITASI DILAKUKAN SESUAI DG KETENTUAN PER-UU

FASILITAS KEBERSIHAN
(2) HARUS DISEDIAKAN PADA SETIAP TEMPAT KERJA.
(3) FASILITAS KEBERSIHAN PALING SEDIKIT MELIPUTI:
a. TOILET DAN KELENGKAPANNYA;
b. LOKER DAN RUANG GANTI PAKAIAN;
c. TEMPAT SAMPAH; DAN
d. PERALATAN KEBERSIHAN.
 TOILET
(1) TOILET HARUS :
a) BERSIH & TDK MENIMBULKAN BAU; b) TDK ADA LALAT, c) NYAMUK, ATAU SERANG-
GA YG LAINNYA; d) TERSEDIA SAL. PEMBUANGAN AIR YG MENGALIR DG BAIK; e)
TERSEDIA AIR BERSIH; f) DILENGKAPI DG PINTU; g) MEMILIKI PENERANGAN YG
CUKUP; h) MERNILIKI SIRKULASI UDARA YANG BAIK; i) DIBERSIHKAN SETIAP HARI
SECARA PERIODIK; DAN j) DAPAT DIGUNAKAN SELAMA JAM KERJA.

(2) KELENGKAPAN FASILITAS TOILET PALING SEDIKIT MELIPUTI :

a) JAMBAN, b) AIR BERSIH YG CUKUP; c) ALAT PEMBILAS; d)TEMPAT SAMPAH;
e) TEMPAT CUCI TANGAN; DAN F) SABUN.

(3) PENEMPATAN TOILET HARUS TERPISAH ANTARA LAKI- 2, PEREMPUAN,

DAN PENYANDANG CACAT, SERTA DIBERIKAN TANDA YANG JELAS.

(4) DLM HAL PERUSAHAAN MENYEDIAK. TEMPAT MANDI, PERSYARATAN TEMPAT

MANDI HARUS MEMENUHI :
a) BERSIH & TDK MENIMBULKAN BAU; b) TDK ADA LALAT, c) NYAMUK, ATAU SERANG-
GA YG LAINNYA; d) TERSEDIA SAL. PEMBUANGAN AIR YG MENGALIR DG BAIK; e)
TERSEDIA AIR BERSIH; f) DILENGKAPI DG PINTU; g) MEMILIKI PENERANGAN YG
CUKUP; h) MERNILIKI SIRKULASI UDARA YANG BAIK; i) DIBERSIHKAN SETIAP HARI
SECARA PERIODIK; DAN j) DAPAT DIGUNAKAN SELAMA JAM KERJA.
KECUKUPAN ATAS KEBUTUHAN JAMBAN
JUMLAH TENAGA KERJA DLM SATU WAKTU KERJA, HARUS MEMENUHI
KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:
1. UNTUK 1 - 15 ORANG = 1 JAMBAN;
2. UNTUK 16 – 30 ORANG = 2 JAMBAN:
3. UNTUK 31 - 45 ORANG = 3 JAMBAN;
4. UNTUK 46 - 60 ORANG = 4 JAMBAN
5. UNTUK 61 - 80 ORANG = 5 JAMBAN;
6. UNTUK 81 - 100 ORANG = 6 JAMBAN; DAN
7. SETIAP PENAMBAHAN 40 ORANG DITAMBAHKAN 1 (SATU) JAMBAN

DALAM HAL TOILET LAKI-LAKI MENYEDIAKAN FAS ILI LAS PETURASAN,

JUMLAH JAMBAN TIDAK BOLEH KURANG DARI 2/3 JUMLAH JAMBAN
YANG DIPERSYARATKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN DI ATAS.
 JAMBAN DI AREA KONSTRUKSI ATAU
TEMPAT KERJA SEMENTARA
HARUS MEMENUHI KETENTUAN PALING SEDIKIT UNTUK :
1. 1 - 19 ORANG = 1 JAMBAN;
2. 20 - 199 ORANG = 1 (SATU) JAMBAN DAN 1 PETURASAN UNTUK
SETIAP 40 ORANG;
3. 200 ORANG ATAU LEBIH = 1 (SATU) JAMBAN DAN 1 PETURASAN
UNTUK SETIAP 50 ORANG.

PENEMPATAN TOILET HARUS TERPISAH ANTARA LAKI- 2, PEREMPUAN,

DAN PENYANDANG CACAT, SERTA DIBERIKAN TANDA YANG JELAS.

UKURAN RUANG TOILET PALING SEDIKIT BERUKURAN :

- PANJANG 80 CM
- LEBAR 155 CM
- TINGGI 220 CM
- LEBAR PINTU 70 CM.
 PERSYARATAN
RUANG TOILET BAGI PENYANDANG DISABILITAS
1. UKURAN RUANG : PANJANG: 152,5 CM, LEBAR : 227,5 CM, TINGGI 240 CM
2. MEMPUNYAI AKSES MASUK DAN KELUAR YANG MUDAH DILALUI;
3. MEMPUNYAI LUAS RUANG BEBAS YANG CUKUP UNTUK PENGGUNA
KURSI RODA BERMANUVER 180º
4. LEBAR PINTU MASUK BERUKURAN PALING SEDIKIT 90 CM YANG
MUDAH DIBUKA DAN DITUTUP.
5. PINTU TOILET DILENGKAPI DG PLAT TENDANG DI BAG. BAWAH PINTU
UNTUK PENGGUNA KURSI RODA & PENYANDANG DISABILITAS NETRA;
6. KEMIRINGAN LANTAI TIDAK LEBIH DARI 7%; DAN
7. MEMPUNYAI PEGANGAN RAMBAT UNTUK MEMUDAHKAN PENGGUNA
KURSI RODA BERPINDAH DARI KURSI RODA KE JAMBAN ATAUPUN
SEBALIKNYA.
 RUANG GANTI PAKAIAN KERJA
1. NAKER DAPAT DIWAJIBKAN MEMAKAI PAKAIAN KERJA SESUAI SYARAT­
SYARAT K3 YANG DITETAPKAN.
2. PAKAIAN KERJA HARUS DISEDIAKAN OLEH PENGURUS.
3. DALAM HAL TENAGA KERJA MENGGUNAKAN PAKAIAN KERJA HANYA
SELAMA BEKERJA, PENGURUS HARUS MENYEDIAKAN RUANG GANTI
PAKAIAN YANG BERSIH, TERPISAH ANTARA LAKI­LAKI & PEREMPUAN
SERTA PEMAKAIANNYA HARUS DIATUR AGAR TIDAK BERDESAKAN.
4. RUANG GANTI PAKAIAN HRS TERSEDIA TEMPAT MENYIMPAN PAKAIAN/
LOKER UNTUK SETIAP PEKERJA YANG TERJAMIN KEAMANANNYA.
 TEMPAT SAMPAH
1. TEMPAT SAMPAH DAN PERALATAN KEBERSIHAN HARUS
DISEDIAKAN PADA SETIAP TEMPAT KERJA
2. TEMPAT SAMPAH PALING SEDIKIT HARUS :
2.1. TERPISAH DAN DIBERIKAN LABEL UNTUK SAMPAH ORGANIK,
NON ORGANIK, DAN BAHAN BERBAHAYA SESUAI PER-UU
2.2. DILENGKAPI DG PENUTUP
2.3. TERBUAT DARI BAHAN KEDAP AIR;
2.4. TIDAK MENJADI SARANG LALAT ATAU BINATANG SERANGGA LAIN.

TEMPAT PEMBUANGAN PEMBALUT

3. HARUS DISEDIAKAN PADA RUANG TOILET PEREMPUAN.
4. TEMPAT PEMBUANGAN PEMBALUT HARUS:
a. TERBUAT DARI BAHAN YANG KEDAP CAIRAN;
b. DILENGKAPI DG PENUTUP;
c, DIBERIKAN LABEL YANG JELAS.
3. TEMPAT PEMBUANGAN PEMBALUT HRS DIBERSIHKAN TIAP HARI
 STANDAR BAKU MUTU LINGKUNGAN
ADALAH SPESIFIKASI TEKNIS ATAU NILAI YANG
DIBAKUKAN PD MEDIA LINGK. YANG BERHUBUNGAN
ATAU BERDAMPAK LANGSUNG TERHDP KES. MASY.
(PSL 1, AYAT 1, PMK 32 TH 2017 TTG STAND. BAKU MUTU KES. LING. & PERSYARATAN KES. AIR
UTK KEPERLUAN HIGIENE SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA,& PEMANDIAN UMUM)

BAKU MUTU LINGKUNGAN (BML)

• UKURAN BATAS ATAU KADAR MAHLUK HIDUP, ZAT, ENERGI ATAU
KOMPONEN YG ADA DAN/ATAU UNSUR PENCEMAR YG
DITENGGANG KEBERADAANNYA DLM SUATU SUMBER DAYA
TERTENTU SEBAGAI UNSUR LINGKUNGAN HIDUP.

• JIKA UNSUR PENCEMAR DI LINGKUNGAN MELEWATI BAKU

MUTU LINGKUNGAN YANG DITETAPKAN  LINGKUNGAN
MENGALAMI PENCEMARAN
 NILAI AMBANG BATAS (NAB) ADALAH
STANDAR FAKTOR BAHAYA DI TEMPAT KERJA SBG
KADAR/INTENSITAS RATA-2 TERTIMBANG WAKTU (TIME
WEIGHTED AVERAGE/TWA) YANG DPT DITERIMA NAKER
TANPA MENGAKIBATKAN PENYAKIT ATAU GANGGUAN
KES., DALAM PEKERJAAN SEHARI-HARI UNTUK WAKTU
TIDAK MELEBIHI 8 JAM/HARI ATAU 40 JAM SEMINGGU
(PERMENAKER RI NO.5 TH 2018 TTG K3 LINGKUNGAN KERJA)

PERBEDAAN BML DAN NAB

• BML MEMPUNYAI KARAKTER DIWAJIBKAN & SELALU
MERUPAKAN NAB.
• TIDAK SEMUA NAB MERUPAKAN BML SELAMA TDK
DIWAJIBKAN BERDASARKAN PERATURAN HUKUM
BAKU MUTU AIR
BATAS KADAR YG DIPERBOLEHKAN BAGI ZAT ATAU BAHAN
PENCEMAR TDPT DALAM AIR, NAMUN AIR TETAP BERFUNGSI
SESUAI DG PERUNTUKANNYA.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR

BATAS KADAR YG DIPERBOLEHKAN BAGI ZAT ATAU BHN
PENCEMAR UTK DIBUANG DARI SUMBER PENCEMARAN KE DLM
AIR PD SUMBER AIR, SHG TDK MENGAKIBATK. DILAMPAUINYA
BAKU MUTU AIR.

BAKU MUTU UDARA EMISI

BATAS KADAR YG DIPERBOLEHKAN BAGI ZAT ATAU BAHAN
PENCEMAR UTK DIKELUARKAN DARI SUMBER PENCEMARAN
KE UDARA, SHG TDK MENGAKIBATKAN DILAMPAUINYA BAKU
MUTU UDARA AMBIEN
BAKU MUTU UDARA AMBIEN
BATAS KADAR YG DIPERBOLEHK. BAGI ZAT / BHN
PENCEMAR TDPT DI UDARA, NAMUN TDK
MENIMBULK. GANGGUAN THDP MAKHLUK HIDUP,
TUMBUH-TUMBUHAN DAN ATAU BENDA.

BAKU MUTU AIR LAUT

BATAS ATAU KADAR MAKHLUK HIDUP, ZAT, ENERGI
ATAU KOMPONEN LAIN YANG ADA/HARUS ADA, DAN
ZAT ATAU BAHAN PENCEMAR YANG DITENGGANG
ADANYA DALAM AIR LAUT.
MANFAAT PENENTUAN BML
• SARANA PENENTUAN / PENGONTROLAN TERJADINYA
PENCEMARAN/KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
• PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
• MENGETAHUI KUALITAS LINGK HIDUP/KUALITAS BUANGAN ATAU
LIMBAH YG DIIZINKAN UNTUK DIBUANG KE MEDIA LINGK HIDUP

PENERAPAN BML
• DI NEGARA INDUSTRI, SUATU PENCEMARAN LINGK HIDUP DPT
DIKETAHUI DG MUDAH, KRN BAKU MUTU TELAH DITERAPKAN DG
BAIK.
• PENETAPAN KETENTUAN BAKU MUTU LEBIH MEMUDAHKAN BAIK
DALAM PEMBINAAN LINGK MAUPUN MASYARAKAT YG MENJADI
KORBAN DPT DG MUDAH MENGIDENTIFIKASI PENCEMARAN
LINGK YG TERJADI.
 DASAR KOMPETENSI
SANITARIAN
MAMPU MENEGAKAN
RISK DIAGNOSA
LINGKUNGANSEHAT
ASSESSEMENT MAMPU MELAKUKAN RISK
PENGELOLAAN RESIKO EVALUATION
MAMPU MELAKSANAKAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Sanitation
UDARA
VEKTOR Risk
Manage
AIR ment

TANAH
MAKANAN
KOMPETENSI SANITARIAN
• PERAN DAN FUNGSI
1. Pelaksana
2. Pengelola / Keahlian
3. Peneliti
4. Pemberdaya Masyarakat/Pendidik
• KOMPETENSI
1. Individu,
2. Spesialis 46,
3. Metodik,
4. Sosial
KOMPETENSI KRITIS
• Identifikasi
1.Survaillance • Analysis
2.Risk Assessment • Intervensi
3.Risk Evaluation
4.Risk Management Danger/Hazard
& Protection Pencemaran
5. Empowerment Penyakit
Kecelakaan
terimakasih

L/O/G/O