KEMENKEU
22
1
URGENSI/LATAR BELAKANG
PENGUATAN BUDAYA
3
VISI MISI, NILAI-NILAI KEMENKEU,
DAN TUGAS FUNGSI ASN
Perlu SDM yang memiliki karakter dan mental yang kuat, kompetensi, berpengalaman, dan berkinerja tinggi
VISI
TUGAS ASN NILAI-NILAI
Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk
Pasal 11 UU ASN
Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Integritas
Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak
Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan 1. Melaksanakan kebijakan publik yang dengan baik dan benar serta memegang teguh
untuk Mendukung Visi dan Misi Presiden dan dibuat oleh PPK sesuai dengan kode etik dan prinsip-prinsip moral
Wakil Presiden: "Indonesia Maju yang Berdaulat, ketentuan Per-UU-an
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan 2. Memberikan pelayanan publik yang
Profesionalisme
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar
Gotong Royong” profesional dan berkualitas
kompetensi terbaik dengan penuh tanggung
MISI 3. Mempererat persatuan dan
jawab dan komitmen yang tinggi
kesatuan NKRI
Menerapkan kebijakan fiskal yang responsif dan Sinergi
berkelanjutan FUNGSI
c ASN Membangun dan memastikan hubungan
1 Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui
Pasal 10 UU ASN
kerjasama internal yang produktif serta kemitraan
yang harmonis dengan para pemangku
pelayanan prima serta pengawasan dan penegakan hukum kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
2 yang efektif bermanfaat dan berkualitas
Perekat dan
Pelaksana
3 Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif,
efisien, dan produktif
Pelayan publik
pemersatu
kebijakan publik
bangsa
Pelayanan
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan
5
STATISTIK PELANGGARAN DISIPLIN
Tren Pelanggaran administratif dan non administratif untuk Non Fraud turun
cukup signifikan dari tahun 2021 ke 2022, namun demikian pelanggaran non
administratif untuk Fraud meningkat tajam di 2022
Perkawinan/ Martabat Penyalahgunaan Perizinan Gratifikasi Jam Kerja Ket: Lain-lain: penerbitan surat tugas kuota, Ketidakcermatan tugas, larangan mudik
Perceraian wewenang & Kepegawa
PNS anggaran ian & SOP
Atasan langsung tidak mengenal Pegawai di UKI Eselon I belum memiliki Profiling pegawai belum mencakup
1 bawahan dan keluarga bawahan dengan 1 kemampuan investigasi/ kecakapan yg parameter risiko yang dapat
1
cukup mendalam memadai menangkap early warning risiko fraud
secara sensitif.
Komunikasi dengan bawahan cenderung Posisi UKI di bawah Kepala
2 2 Kantor/Kakanwil sehingga kurang Pelaksanaan analisis Itjen belum
fokus pada pekerjaan
independen dan efektif 2 terintegrasi secara masif dengan
Budaya sungkan dan saling melindungi sistem/database internal/eksternal
3
kesalahan Pemantauan UKI banyak bersifat
3 Risiko Kantor lanjutan untuk
Unit tidak siap apabila terjadi administratif daripada substanstif
4 penguatan kegiatan pencegahan dan
pelanggaran 3
Cukup banyaknya penugasan mandatori pengawasan internal belum
Sebagian pejabat kurang memahami 4 yang dilakukan oleh UKI di luar dikembangkan secara sempurna.
5 kode etik/perilaku, sikap dasar dan urjab/PMK OTK
perilaku efektif, penegakan disiplin Sosialisasi Itjen kepada pegawai
Beberapa tugas non-UKI yang tentang adanya jaminan identitas
Manajemen risiko tidak masuk IKU, 5 dilaksanakan oleh UKI, mis: PUG, 4
pelapor pada Sistem WiSE belum
6 hanya menjadi komplemen untuk Gerakan Efisiensi, dll. dilakukan secara optimal
memastikan IKU tercapai
Pegawai UKI kurang mendapatkan
Terdapat kemungkinan perbedaan 6
pembekalan pengetahuan dan tugas UKI
rekomendasi antara hasil pemeriksaan
7
Itjen dan hasil pemeriksaan atsung/Tim
Pemeriksa 7
KARAKTER, MENTAL, DAN BUDAYA
Permasalahan Dampak
1. Pegawai muda cenderung tidak peduli dengan organisasi (hasil survey 1. Output dan outcome organisasi tidak maksimal,
Berakhlak tahun 2022). kinerja organisasi menurun.
2. Sebagian pegawai muda tidak tabah menghadapi masalah (generasi 2. Pegawai muda bersikap dan berperilaku negatif
strawberry). karena role model pimpinan tidak mendukung.
3. Pegawai muda mendahulukan reasoning pekerjaan daripada langsung 3. Rasa tidak percaya antara pimpinan bawahan
mengerjakan tugas. menumbuhkan iklim organisasi tidak sehat.
4. Sebagian pimpinan tidak menjadi role model yg baik, tidak mengenal
anak buah dengan mendalam, dan kurang mendengarkan anak buah 4. Munculnya gangguan kesehatan mental
pegawai.
(hasil FGD dgn UE1 tgl 3 Mei 2023).
5. Terdapat kesenjangan komunikasi dan budaya antar generasi. 5. Komunikasi atasan bawahan tidak kondusif,
sehingga output kinerja tidak maksimal
6. Trust antara pimpinan bawahan dan antar UE1 belum terbangun
dengan baik. 6. Pegawai tidak termotivasi untuk berprestasi
maksimal.
7. Pembangunan karakter pegawai (Bintal) belum dilaksanakan dengan
maksimal. 7. Sikap dan perilaku anggota keluarga pegawai
8. Penghargaan dan ekspose kepada pegawai berprestasi/ berdedikasi dapat merusak organisasi.
belum maksimal. 8. Organisasi tidak mempunyai pondasi yg kokoh
9. Dukungan moral/spiritual minim diberikan oleh keluarga, karena untuk tumbuh dengan baik.
mereka tidak mengetahui pentingnya pekerjaan pegawai. 8
RE-DIAGNOSA ORGANISASI
Kita perlu melakukan re-diagnosa kesehatan organisasi berdasarkan gejala-gejala yang muncul
01. Mengapa masyarakat mengeluh? Apakah proses bisnis layanan
Gejala yang muncul kita tidak efisien? Apakah pegawai tidak tidak memberikan
pelayanan yang terbaik?
Masyarakat mengeluhkan layanan Sentimen antar pegawai
Kemenkeu di internal Kemenkeu 02. Mengapa ada sentimen dari institusi lain? Apakah kita tidak
mendengar masukan dari stakeholder?
Tindakan insubordinatif
Sentimen dari institusi lain
dari pegawai 03. Mengapa ada sentimen antar pegawai atau pegawai yang tidak
peduli? Apakah ada kesenjangan antar pegawai? Apakah rasa
Tidak semua ownership pegawai terhadap organisasi rendah?
pegawai Beberapa
peduli kasus 04. Mengapa ada pegawai yang melakukan tindakan insubordinatif?
dengan pelanggaran
Apakah kita pernah mengukur loyalitas pegawai? Apakah pegawai
tantangan pegawai
tidak atau kita pernah diberikan doktrin nilai-nilai Kemenkeu yang memadai?
yang sedang
dihadapi terlambat
ditangani 05 Mengapa masih terus terjadi kasus pelanggaran oleh pegawai?
organisasi
Apakah benteng pertahanan kita rapuh? Apakah tekanan dari luar
terlalu kuat? Apakah organisasi sudah memikirkan employee
wellbeing secara memadai?
LINGKUP
BUDAYA KEMENKEU
10
PEDOMAN BUDAYA KEMENKEU
Nasional Tingkat Kematangan Budaya Kemenkeu
UU No. 5 Tahun 2014 UU ASN
memuat 15 Nilai Dasar ASN Memiliki (Owning)
memahami, menerapkan, dan aktif serta
inovatif untuk menerapkan nilai-nilai, sikap Pejabat Pimpinan
CORE VALUE ASN Tinggi/fungsional
SE MenpanRB No. 20/2021 dasar, perilaku efektif dan mengajak serta
memuat 7 Core Values ASN mempengaruhi orang lain di lingkungannya setara
“BerAKHLAK”dengan 21 panduan perilaku
M O N I T O R I N G D A N E VA L U A S I 11
POSISI KMK 429 TAHUN 2022 (PENGUATAN BUDAYA)
dan SIKAP DASAR PADA UNIT ESELON I
12
BUDAYA KEMENTERIAN KEUANGAN
Budaya Kemenkeu adalah wujud implementasi nilai-nilai Kementerian Keuangan dan Core
Values ASN dalam bentuk sikap, perilaku dan kebiasaan pegawai dalam bekerja dan mengambil
keputusan dalam rangka mencapai tujuan Kementerian Keuangan
orientasi
Ber Memahami, saling membutuhkan, dan
S
Pelayanan Integritas terbiasa melakukan sinergi, kolaborasi,
inergi militan dalam bekerja dan melaksanakan
tugas
A kuntabel
A
Selalu responsif, adaptif, dan berperan
Profesionalisme aktif terhadap perubahan ekosistem kerja
K ompeten
daptif serta memanfaatkan sumber daya secara
bijak dan efisien
H armonis Sinergi
T
Menguasai dan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi secara efektif
dan optimal untuk meningkatkan
L oyal Ber- eknologi produktivitas kerja
Pelayanan
A
U
daptif Selalu antusias meningkatkan kompetensi,
pengalaman, inovasi, dedikasi, etika dan
Kesempurnaan nggul perilaku kerja untuk mencapai kinerja
K olaboratif tertinggi
13
SIKAP DASAR DAN PERILAKU EFEKTIF
Perlu menjadi pedoman bagi setiap pegawai untuk diterapkan di lingkungan kerja dan
kehidupan sehari-hari
Perilaku Efektif (Total: 25)
Sikap Dasar Kata Kunci/Indikator Primer antara lain: Contoh Perilaku
orientasi
Ber Pelayanan Integritas • disiplin diri • tidak meminta dan/atau menerima
hadiah berupa uang/barang
• jujur
amanah, jujur, disiplin, konsisten, dapat • transparan • menjaga kerahasiaan user ID dan
dipercaya, dan militan dalam bekerja. • menghindari konflik kepentingan password
A kuntabel • keamanan data • Bekerja extra effort dengan penuh
gairah
• militan
PENGUATAN
BUDAYA KEMENKEU
16
PENGUATAN BUDAYA:
Komitmen Pimpinan, Perilaku Individu, Keterampilan Pimpinan
Keharusan dalam
Perubahan Budaya
Proses perubahan
1 dipersonalisasi
Penguatan budaya membutuhkan
komitmen tinggi, terutama dari pimpinan,
ketika:
Individu bersedia menjalankan
1. kinerja organisasi tidak sesuai dengan 2 perilaku efektif yang baru
kebutuhan stakeholder, lingkungan,
dan standar kemajuan organisasi
2. pemimpin organisasi membentuk visi
Kompetensi manajerial diperkuat
masa depan yang mengubah arah 3 untuk mendukung perubahan budaya
organisasi
17
PERAN PIMPINAN
Set the
tone Komunikasi
terbuka
dan jelas
Bekerja bersama
dan mendukung
perubahan Menjadi contoh
“Those who lead by example and
bagi perubahan
demonstrate passion for what they do,
Energy make it much easier for their followers
positif to do the same”
- Marshall Goldsmith
18
KETERAMPILAN MANAJERIAL YANG
DIBUTUHKAN (1)
1 2 3 4 5
19
KETERAMPILAN MANAJERIAL YANG
DIBUTUHKAN (2)
6 7 8 9 10
20
PENGUATAN BUDAYA DENGAN DIGITAL
LEADERSHIP
Social and relational Kemampuan interaksi sosial untuk menangkap kebutuhan pekerjaan
intelligence dan publik terhadap transformasi digital
Cross-cultural diversity Memiliki kepekaan sosial, open minded, dan bersikap inklusif
and inclusion
Memecahkan masalah yang dihadapi secara sistematis dengan
Conceptual thinking bantuan teknologi informasi
Balancing mental load Kepekaan dalam memelihara pikiran dan mental secara seimbang
akibat digitalisasi
21
DIGITAL LEADERSHIP:
KEBARUAN MEDIA SOSIAL
22
PENERAPAN GAYA HIDUP SEDERHANA DAN PERILAKU
SOSIAL BERMARTABAT BAGI ASN KEMENKEU
Menerapkan gaya hidup yang wajar, tidak berlebihan Tidak mengunggah ujaran, foto, dan/atau video pada
1 berdasarkan prinsip-prinsip kepatutan dan kepantasan, serta
selalu berempati kepada masyarakat;
5 berbagai media komunikasi, terutama media sosial yang
menunjukkan gaya hidup hedonisme, termasuk
mempublikasikan (posting) pihak lain yang mengarah pada gaya
hidup hedonisme;
Tidak menunjukkan, memakai atau memamerkan
2 penggunaan barang-barang mewah dan/atau pemanfaatan Menyesuaikan norma hukum, kepatutan, kepantasan,
jasa/layanan luxury dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
interaksi sosial kedinasan maupun di area publik;
6 dengan kondisi lingkungan tempat tinggal;
Tidak menunjukkan sikap yang mengarah pada perilaku Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran akan dilakukan
4 merendahkan atau meremehkan barang-barang orang lain penelitian, pemeriksaan, dan/atau tindak lanjut sesuai dengan
sebagai upaya pengakuan status sosial ekonomi yang lebih ketentuan mengenai kode etik dan kode perilaku, disiplin PNS serta
tinggi; ketentuan peraturan perundang-undangan
23
4
KOMUNIKASI LINTAS
GENERASI
24
STEREOTYPE GENERASI Z
https://www.brainacademy.id/blog/gen-z; https://pmb.brin.go.id/generasi-z-si-paling-healing-vs-si-pembawa-perubahan/;
https://www.bfi.co.id/id/blog/apa-itu-generasi-strawberry; https://www.kompasiana.com/nadiazhafirah/62ad6c62fdcdb47291486293/fenomena-fomo-pada-gen-z;
https://www.kompasiana.com/salmaastianjani8610/63b61fe508a8b53dec01eb02/stereotip-dan-stigma-gen-z-membutakan-mereka-yang-underprivileged 25
KELEBIHAN GENERASI Z
Multitasking
Terbiasa dengan Teknologi Ketika orang tua sibuk menekan nomor
cenderung mampu menguasai teknologi ponsel, gen Y dan gen Z bisa menelfon
yang baru dirilis dengan cepat dibanding sambil mengerjakan tugas. Waktu adalah
generasi sebelumnya prioritas, selama ada waktu senggang tiada
detik tanpa haus informasi.
Kritis
Lebih Toleran Tak sekedar menelan mentah
dikatakan lebih toleran terhadap informasi dan tak segan untuk bertanya.
perbedaan, seperti agama, budaya, dan Jika ada informasi baru yang tidak masuk
sosial yang ada di lingkungannya akal, akan ditanyakan kepada
atasan, guru atau dosen.
Mandiri
Karena banyaknya referensi dari dunia Kreatif
maya, gen z mampu untuk mengambil
Tidak cepat berpuas diri dan mempunyai
keputusannya sendiri tanpa melibatkan
keinginan untuk terus berkembang
peran dari orang lain, bahkan orang tuanya
sendiri
26
Sumber: https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/generasi-z/; https://www.brainacademy.id/blog/gen-z
KOMUNIKASI LINTAS GENERASI
27
Sumber: https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/generasi-z/; https://www.brainacademy.id/blog/gen-z
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
1. Nilai dan Budaya itu dinamis, berubah, dan bergerak sepanjang hayat.
Tidak ada sesuatu yang “satu, beku, kaku”.
2. Tidak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri. Maka kita harus
berani terlibat dalam setiap dinamika yang terjadi. Butuh habituasi.
28
BAHAN BACAAN
29
Terima Kasih
Kementerian Keuangan
Jl. Wahidin Raya 1, Gedung Djuanda 1
Jakarta Pusat
30
Konsep Sistem Kerja:
Syarat dan Kondisi Hybrid Working
Pengaturan terkait sistem kerja Hybrid Working diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan
Hanya untuk jenis Jabatan Hybrid Syarat khusus lokasi Tipe 4
mengutamakan terselenggaranya probis/layanan organisasi
1. tidak terdapat pekerjaan yang sewaktu-waktu perlu
Wajib kerja di lokasi Tipe 1 (WFO) dan Tipe 2 dilakukan dari kantor kedudukan
min. 3x dlm seminggu, WFA max. 2x dlm seminggu 2. WFHb:
a. 3-5 hari kerja Hk
Tipe 2 dapat dipersamakan sbg Tipe 1 (WFO) b. min. 1—1,5 bulan bekerja di kantor kedudukan/wilayah
namun hanya max. 1 hari dlm seminggu aglomerasi (Tipe 1, 2, dan 3)
c. tidak diberikan biaya perjalanan dinas
Ditetapkan/disetujui oleh atsung/setara d. Homebase: tempat kedudukan keluarga inti
dengan memperhatikan keberlangsungan layanan (suami/istri, orang tua/mertua, anak, saudara kandung)
3. dikecualikan dari angka 2 jika:
PyB dapat mengubah jadwal jika:
a. tengah menjalani perjalanan dinas
1. terdapat kebutuhan organisasi/pelaksanaan tidak efektif b. special work arrangement (kondisi tertentu mendesak
2. terdapat keterbatasan peralatan kerja namun masih bisa bekerja), contoh:
Ibu dgn balita di luar wilayah lokasi kerjanya, pegawai
3. pegawai sulit dihubungi/tidak terampil memakai
merawat orang tua/anak -> berdasarkan persetujuan
peralatan kerja (lack of skill)
PPT Pratama atau kepala kantor/satker.
4. alasan lain 31
Poin-poin yang Disepakati
1 Penentuan jabatan dan/atau jenis pekerjaan hybrid
working dapat ditetapkan oleh masing-masing UE1,
berkoordinasi dengan SETJEN, sesuai karakteritik
pekerjaan dan kebutuhan organisasi 5 Max. 2x WFA per minggu: dimungkinkan 1x WFO
pada kantor Kemenkeu terdekat, WFA diberikan atas
2 4 Tipe lokasi kerja: (1) kantor kedudukan; (2) CWS/ persetujuan Atasan Langsung, min. 1 hari physical
kantor terdekat lain di wilayah aglomerasi; (3) tempat collaboration day, max. pegawai WFO per hari 80%
tinggal/lainnya di wilayah aglomerasi; (4) homebase/
kantor/CWS/lainnya di luar wilayah aglomerasi 6
Penguatan Budaya: Atasan Langsung perlu
3 Kewajiban presensi Satu Kemenkeu (WFO: geofencing, menetapkan rencana kerja/target bagi pegawai yang
WFA: geotagging) dan bekerja melalui collaboration melakukan WFA
tools (Ms. Teams), serta digitalisasi izin WFA dan
pelaporan kinerja melalui approval Atasan Langsung 7
Penyesuaian WFHb (tipe 4): 1-1,5 bulan bekerja di
4 daerah aglomerasi = kesempatan WFHb 3-5 hari kerja
Penyediaan ruang kerja bersama (Co-working
Space) untuk mendukung hybrid working
32
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Menerapkan (Implement)
2 Atasan Langsung sebagai mampu memahami dan menerapkan secara Pejabat Pengawas/
coach, mentor, dan konselor konsisten seluruh nilai-nilai, sikap dasar, Administrator/
perilaku efektif di lingkungannya serta fungsional setara
mengajak orang lain utk menerapkan