Anda di halaman 1dari 36

AKSI POTENSIAL SARAF,

NEUROMUSCULAR JUNCTION,
KONTRAKSI RELAKSASI OTOT
RANGKA
dr.Uka Endriyana Rais
dr.Eileen Euides
dr.St.Giranti A. Gunadi
Table of contents

01 Aksi Potensial Saraf

02 Neuromuscular Junction

03 Kontraksi Relaksasi Otot


Rangka
01
AKSI POTENSIAL SARAF
Muscular system
• Sistem saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas

menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

• Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf adalah neuron atau sel saraf.
Badan Sel
● Merupakan bagian dari neuron yang
mengandung nukleus (inti sel)
● Dapat diibaratkan sebagai mesin yang
bertanggungjawab atas kehidupan sel yang
berperan dalam sintesis protein
● Terdiri atas : nucleus, sitoplasma (dengan
organelnya), neurofibril dan membran sel.
Dendrit

● Dendrit berasal dari kata yunani (dendron =

pohon)

● Dendrit merupakan perpanjangan dari

sitoplasma yang biasanya berganda dan

pendek, fungsinya menghantar impuls ke sel

tubuh.
Akson
● Adalah suatu prosesus tunggal yang lebih

panjang dari dendrit, berfungsi menghantar

impuls menjauhi badan sel ke neuron lain dan

sel lain (sel otot, kelenjar)


● Akson besar memiliki lapisan dalam yang

disebut mielin , suatu kompleks lipoprotein

yang dibentuk membrane plasma sel-sel

schwan
Mielin, Nodus Ranvier
● Mielin berfungsi sebagai isolator listrik dan

mempercepat hantaran impuls saraf.

Selubung myelin terbentuk oleh sel schwann

(PNS), dan oleh oligodendrit (CNS)


● Nodes of ranvier, bagian axon yang tidak

diselubungi myelin dan tertanam pada

sitoplasma sel schwan


Terminal buttons, Axon Hillock
● Terminal buttons, bagian akhir dari axon yang

berbentuk sebagai kancing yang berfungsi

melepaskan neurotransmitter (dengan

substansi transmitter yang berupa substansi

kimiawi) ke sinapsis.

● Axon hillock, bagian berbentuk kerucut pada

pertemuan axon dan soma sel


Terminal buttons, Axon Hillock
● Terminal buttons, bagian akhir dari axon yang

berbentuk sebagai kancing yang berfungsi

melepaskan neurotransmitter (dengan

substansi transmitter yang berupa substansi

kimiawi) ke sinapsis.

● Axon hillock, bagian berbentuk kerucut pada

pertemuan axon dan soma sel


Potensial Aksi

● Jika ada perubahan rangsangan baik fisik (gravitasi, tekanan, suhu, cuaca), kimia (komposisi
cairan tubuh, tekanan osmotik) & listrik maka akan terjadi potensial aksi
● Serabut saraf mampu mengubah stimulus mekanik dan kimia menjadi listrik
Potensial Aksi
● Bila akson dirangsang secara adekuat akan

terjadi penghantaran impuls berupa

serangkaian perubahan potensial yang khas

dikenal sebagai potensial aksi


Potensial Aksi
● Suatu neuron istirahat memiliki potensial
membran istirahat, sebesar -70mv (negatif
pada bagian dalam)
● Perbedaan ionik terjadi karena permeabilitas
membran yang lebih besar terhadap kalium
daripada natrium juga karena kerja pompa
natrium-kalium, yang melepaskan 3na+ dari
sel untuk setiap 2k + yang masuk.
Fase Potensial Istirahat
● Suatu neuron istirahat memiliki potensial
membran istirahat, sebesar -70mv (negatif pada
bagian dalam)
● Perbedaan ionik terjadi karena permeabilitas
membran yang lebih besar terhadap kalium
daripada natrium juga karena kerja pompa
natrium-kalium, yang melepaskan 3na+ dari sel
untuk setiap 2k + yang masuk.
Fase Repolarisasi
● Ketika potensial membran mencapai +30mv,
terjadi penutupan gerbang na+ dan
terbukannya gerbang K+
● Ion K+ yang bermuatan positif mulai keluar
dari intrasel, dimana membran potensial mulai
kembali bermuatan negatif yang disebut
dengan fase repolarisasi
Fase Hiperpolarisasi / Refraktor
● Repolarisasi khususnya biasanya melewati potensial

istirahat sekitar -90mv. Fase ini disebut fase

hiperpolarisasi yang penting pada transmisi informasi


● Hiperpolarisasi mencegah neuron untuk menerima

stimulasi lain selama waktu ini, atau mening-katkan

threshold untuk stimuli baru


● Fase hiperpolarisasi terjadi kare-na terjadi perlambatan

penutup-an gerbang ion K


All or None Law
● Bila rangsangan tidak adekuat akan terjadi
penyimpangan (defleksi) yang singkat dan tidak teratur
 artefak rangsang, yang disusul oleh suatu interval
isopotensial (masa laten)  hukum tuntas atau gagal
(all or none law)

● Jika ambang telah dicapai, potensial aksi dibangkitkan,


jika tidak, depolarisasi akan bersifat lokal.
Propagasi Potensial Aksi
● Pada perambatan (propagasi) impuls saraf, setiap
potensial aksi menjadi stimulus depolarisasi untuk
memicu potensial aksi pada bagian membran
berikutnya.
● Bagian yang baru saja membangkitkan potensial aksi
tidak dapat distimulasi kembali (refractory), sehingga
impuls saraf merambat hanya dalam satu arah)
● Selama periode refractory, suatu neuron tidak dapat
merespon terhadap stimulus lainnya karena neuron
tersebut telah membangkitkan potensial aksi.
Saltatory Conduction

● Pada serabut yang tidak bermyelin, potensial aksi dihasilkan dalam suatu gelombang sepanjang akson, yaitu
dengan konduksi yang kontinyu.
● Pada serabut yang bermyelin, potensial aksi dibangkitkan pada nodus Ranvier dan dirambatkan secara lebih
cepat dengan konduksi “lompatan‟ (saltatory conduction).
02
NEUROMUSCULAR
JUNCTION
PENDAHULUAN

● Neuromuscular junction merupakan sinaps antara neuron motor somatik dan serat otot
rangka yang menyebabkan potensial aksi otot.

● Aksi potensial di saraf memicu pelepasan neurotransmitter pada sinaps yang memicu
potensial aksi dalam otot
NEUROMUSCULAR JUNCTION
Terdapat 3 komponen penting yang berperan :
 Sinaps : tempat terjadinya komunikasi
antara dua neuron atau antara neuron dan
sel target
 Celah sinaps : celah kecil yang
memisahkan antara neuron motor somatik
dan serat otot
 Neurotransmiter : zat kimia yang
menghubungkan antara neuron motor
somatik dan serat otot.
NEUROMUSCULAR JUNCTION
• Membran pre-synaptic, mengandung asetilkolin yang terdapat dalam
vesikel-vesikel. disintesis oleh enzim choline acetyltransferase (ChAT)
• Ketika potensial aksi tiba pada ujung akson, hal ini mengaktivasi
terbukanya gerbang Ca2+ yang mengakibatkan ion Ca2+ masuk ke
terminal akson
• Influx Ca2+ mengakibatkan vesikel – vesikel bergerak ke tepi membran ,
kemudian asetilkolin dilepaskan ke dalam celah sinaps melalui
eksositosis
MEKANISME SINAPS
● Ach yang dilepaskan tadi, akan berikatan dengan reseptor asetilkolin
(achr) yang terdapat pada membran post-synaptic
● Ikatan antara ach dan achr akan mengakibatkan terbukanya gerbang
natrium pada sel otot, yang segera setelahnya akan mengakibatkan influx
na+
● Influx na+ ini akan mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran
post-synaptic. Jika depolarisasi ini mencapai nilai ambang tertentu (firing
level), maka akan terjadi potensial aksi pada sel otot tersebut
MEKANISME SINAPS
● Ach yang dilepaskan tadi, akan berikatan dengan reseptor asetilkolin
(achr) yang terdapat pada membran post-synaptic
● Ikatan antara ach dan achr akan mengakibatkan terbukanya gerbang
natrium pada sel otot, yang segera setelahnya akan mengakibatkan influx
na+
● Influx na+ ini akan mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran
post-synaptic. Jika depolarisasi ini mencapai nilai ambang tertentu (firing
level), maka akan terjadi potensial aksi pada sel otot tersebut
03
KONTRAKSI RELAKSASI
OTOT RANGKA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai