Anda di halaman 1dari 43

MEDIA MENGAJAR

FISIKA

UNTUK SMA/MA KELAS XI


Bab
9 GELOMBANG

Sumber: commons.wikimedia.org
PE NDA HU LUA N
pakah
m eng am ati ge lombang laut? A
Pernahkah Anda bu ki t da n le mbah atau rapatan
dan
de re ta n di
bergelombang seperti g la ut , ba ny ak sekali gelombang lain
lomba n
regangan? Selain ge m ba n g bu n yi da n gelombang cahaya.
rti gelo
dalam kehidupan sepe ga im an a ki ta bi sa mendengar bunyi di
ikir ba
Pernahkah Anda berp nd a be rp ikir bagaimana fenom
ena-
ah ju ga A Mari
sekitar kita? Pernahk lo m b an g ca ha ya seperti pelangi?
aita n ge
fenomena yang berk d al am m e ng en ai Gelombang unt
uk
m en
kita pelajari secara
baha s pertanya an -p ertanyaan tersebut.
mem
A GELOMBANG

Getaran Klasifikasi
Getaran adalah suatu usikan atau Gelombang dapat diklasifikasikan
gangguan yang terjadi secara periodik. berdasarkan tiga jenis.
1. Berdasarkan medium rambat.
2. Berdasarkan arah getar dan arah
Gelombang rambat.
3. Berdasarkan amplitudo dan fase
Gelombang adalah getaran yang gelombang.
merambatkan energi.
Jenis Gelombang Berdasarkan Medium Rambat

Gel. Mekanik Gel. Elektromagnetik


Gelombang mekanik adalah Gelombang elektromagnetik
gelombang yang dalam adalah gelombang yang dalam
perambatannya memerlukan perambatannya tidak memerlukan
medium rambat. Contoh medium rambat. Contoh
gelombang mekanik adalah gelombang elektromagnetik adalah
gelombang bunyi, gelombang pada gelombang sinar gamma, sinar X,
tali atau dawai, gelombang pada sinar ultraviolet, cahaya tampak,
pegas, dan gelombang pada sinar infrared, gelombang mikro,
permukaan air. dan gelombang radio.
Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Rambat & Arah Getar

Gel. Transversal Gel. Longitudinal


Gelombang transversal adalah Gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambat dan gelombang yang arah rambat dan
arah getarnya saling tegak lurus. arah getarnya berimpit/sejajar.
Contoh gelombang transversal Contoh gelombang longitudinal
adalah gelombang pada tali atau adalah gelombang bunyi,
dawai, gelombang pada permukaan gelombang pada pegas, dan
air, dan gelombang gelombang tekanan udara.
elektromagnetik.
Jenis Gelombang Berdasarkan Amplitudo & Fase

Gel. Berjalan Gel. Stasioner


Gelombang stasioner adalah
Gelombang berjalan adalah
gelombang yang dalam
gelombang yang dalam
perambatannya memiliki nilai
perambatannya memiliki nilai
amplitudo yang berbeda.
amplitudo yang tetap.

Sumber: commons.wikimedia.org
Besaran Fisis

01 Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak yang
ditempuh oleh gelombang selama satu
periode.

𝟏𝐆𝐞𝐥𝐨𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠=𝟏𝐑𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧+𝟏𝐑𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧

𝟏𝐆𝐞𝐥𝐨𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠=𝟏𝐁𝐮𝐤𝐢𝐭 +𝟏𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡
Sumber: commons.wikimedia.org
02 Periode 03 Frekuensi

Periode adalah waktu yang dibutuhkan Frekuensi adalah banyaknya


untuk melakukan satu gelombang. gelombang penuh dalam satu sekon.
𝒕 𝒏
𝑻= 𝒇=
𝒏 𝒕
dengan dengan
= periode (s) = frekuensi (Hz)
= waktu (s) = waktu (s)
= banyaknya gelombang yang dilakukan = banyaknya gelombang yang dilakukan
Cepat Rambat Sudut Fase
04 Gelombang 05 Gelombang

Cepat rambat adalah jarak yang Sudut fase adalah sudut yang ditempuh
ditempuh tiap satuan waktu. oleh gelombang.
𝝀
𝒗=
𝑻 𝒗= 𝝀 𝒇 𝜽=𝝎 𝒕
dengan dengan
= cepat rambat gelombang (m/s) = sudut fase (rad)
= periode (s) = kecepatan sudut (rad/s)
= frekuensi (Hz)
= panjang gelombang (m)
B GEL. BERJALAN & GEL. STASIONER
Gel. Berjalan 𝒚 𝑷 =± 𝑨 𝐬𝐢𝐧 ( 𝝎 𝒕 ∓ 𝒌𝒙 )
Jika seutas tali yang salah satu dengan
ujungnya digetarkan naik-turun secara = simpangan di titik P (m)
terus-menerus, akan terbentuk = amplitudo (m)
gelombang transversal yang disebut • jika titik getar pertama ke atas
• jika titik getar pertama ke bawah
gelombang berjalan. = waktu (s)
= kecepatan sudut (rad/s)

= bilangan gelombang (/m)

• jika arah rambat ke kanan


• jika arah rambat ke kiri
= jarak dari gelombang (m)
Pers. Simpangan Pers. Percepatan Gel. Berjalan ()
Gel. Berjalan ()
𝒅𝒗 𝟐
𝒚 𝑷 =± 𝑨 𝐬𝐢𝐧 ( 𝝎 𝒕 ∓ 𝒌𝒙 ) 𝒂= =± 𝝎 𝑨𝐬𝐢𝐧 ( 𝝎 𝒕 ∓𝒌𝒙 )
𝒅𝒕

Pers. Kecepatan Beda Fase Gel. Berjalan


Gel. Berjalan ()
𝒙
𝒅𝒚 ∆ 𝝋=
𝒗= =± 𝝎 𝑨𝐜𝐨𝐬 ( 𝝎 𝒕 ∓𝒌𝒙 ) 𝝀
𝒅𝒕 dengan
= beda fase gelombang
= jarak dari sumber getaran (m)
= panjang gelombang (m)
Gelombang Stasioner
Jika seutas tali yang salah satu ujungnya digetarkan naik-turun secara terus-menerus,
akan terbentuk gelombang transversal yang disebut gelombang datang. Setelah
mencapai ujung, gelombang akan dipantulkan kembali yang disebut gelombang
pantul. Perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul disebut gelombang
stasioner
dengan
as
Gel. Stasioner Ujung Beb = simpangan gel. stasioner ujung bebas (m)
= amplitudo superposisi gelombang (m)
Pada gelombang ini, pada titik pantul = amplitudo (m)
= waktu (s)
akan terbentuk perut gelombang.
= kecepatan sudut (rad/s)

𝒚=𝟐 𝑨 𝐜𝐨𝐬 ( 𝒌𝒙 ) 𝐬𝐢𝐧 ( 𝝎 𝒕 − 𝒌𝑳 ) = bilangan gelombang (/m)

𝑨 𝑺=𝟐 𝑨 𝐜𝐨𝐬 ( 𝒌𝒙 ) = jarak dari gelombang (m)


= panjang tali (m)
= jarak perut ke-n dari titik pantul (m)
(𝟐𝒏 −𝟐) 𝝀 (𝟐 𝒏− 𝟏)𝝀
𝑿𝑷= 𝑿 𝑺= = jarak simpulke-n dari titik pantul (m)
𝟒 𝟒 = 1, 2, 3, …
dengan
kat
Gel. Stasioner Ujung Teri = simpangan gel. stasioner ujung bebas (m)
= amplitudo superposisi gelombang (m)
Pada gelombang ini, pada titik pantul = amplitudo (m)
= waktu (s)
akan terbentuk simpul gelombang.
= kecepatan sudut (rad/s)

𝒚=𝟐 𝑨 𝒔𝒊𝒏 ( 𝒌𝒙 ) 𝒄𝒐𝒔 ( 𝝎𝒕 − 𝒌𝑳 ) = bilangan gelombang (/m)

𝑨 𝑺=𝟐 𝑨 𝒔𝒊𝒏 ( 𝒌𝒙 ) = jarak dari gelombang (m)


= panjang tali (m)
= jarak perut ke-n dari titik pantul (m)
(𝟐𝒏 −𝟏) 𝝀 (𝟐 𝒏− 𝟐)𝝀
𝑿𝑷= 𝑿 𝑺= = jarak simpulke-n dari titik pantul (m)
𝟒 𝟒 = 1, 2, 3, …
B GEL. BERJALAN & GEL. STASIONER
Percobaan Melde
Pada percobaan Melde, suatu tali
digetarkan oleh vibrator pada salah
satu ujungnya. Saat mulai digetarkan,
ujung yang lainnya akan
memantulkannya. Sehingga,
terbentuklah gelombang stasioner. Sumber: commons.wikimedia.org

dengan
= cepat rambat tali (m/s)

√ √
𝑭 𝑭𝑳 = gaya tegangan tali (N)
𝒗= = = massa jenis tali (kg/m)
𝝁 𝒎 = panjang tali (m)
= massa tali (kg)
C GELOMBANG BUNYI
Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang perambatannya memerlukan medium
rambat untuk merambatkan energinya.

Syarat Bunyi Klasifikasi Bunyi


Klasifikasi gelombang bunyi adalah sebagai berikut.
Syarat adanya gelombang bunyi
1. Infrasonik, memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz.
adalah sebagai berikut.
2. Audiosonik, memiliki frekuensi dengan rentang
1. Adanya sumber bunyi
20 Hz sampai 20.000 Hz
2. Adanya pendengar
3. Ultrasonik, memiliki frekuensi lebih dari 20.000
3. Adanya medium rambat
Hz
Cepat Rambat Bunyi Medium rambat gelombang bunyi

Gelombang bunyi dalam perambatannya


01 Medium Padat
memerlukan medium rambat. Besar cepat
rambat gelombang bunyi bergantung pada
medium rambatnya.
02 Medium Cair

03 Medium Gas

Sumber: commons.wikimedia.org
01 Medium Padat
Pernahkah kalian melihat di film orang-orang yang menempelkan telinganya ke
jalan untuk mengetahui apakah ada kendaraan yang akan lewat? Bukan tanpa sebab,
fenomena tersebut membuktikan bahwa gelombang bunyi merambat pada medium
padat. Cepat rambat gelombang bunyi pada medium padat dipengaruhi oleh
modulus Young dan massa jenis medium padat tersebut.


dengan
𝒀 = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
𝒗= = modulus Young atau modulus elastisitas medium padat (N/m 2)
𝝆 = massa jenis medium padat (kg/m3)
02 Medium Cair
Pernahkah Anda mencoba berbicara dengan teman Anda saat sedang menyelam
di kolam renang? Apakah terdengar? Tentu terdengar, namun tidak jelas bukan?
Fenomena tersebut membuktikan bahwa gelombang bunyi merambat pada medium
cair. Cepat rambat gelombang bunyi pada medium cair dipengaruhi oleh modulus
Bulk dan massa jenis medium cair tersebut.

Modulus Bulk
adalah


dengan perbandingan
𝑩 = cepat rambat gelombang bunyi (m/s) tekanan pada s
𝒗= = modulus Bulk medium cair (N/m2) benda terhada
ebuah
𝝆 = massa jenis medium cair (kg/m3)
p fraksi
penurunan volu
me.
Medium Gas

√ √
03
𝑷 𝒗= 𝜸
𝑹𝑻
𝒗= 𝜸
Telah kita ketahui bahwa
𝝆 𝑴𝒓
gelombang bunyi merambat pada
medium gas. Cepat rambat
dengan
gelombang bunyi pada medium = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
gas dipengaruhi oleh jenis gas = konstanta laplace gas (N/m2)
beserta besaran-besaran terkait = modulus Bulk medium cair (N/m2)
seperti tekanan, suhu, dan massa = massa jenis medium cair (kg/m3)
jenis. = konstanta umum gas ideal (8,314
Pa∙m3/mol.K)
= suhu medium gas (K)
= massa molekul relatif gas (kg/mol)
Sumber Bunyi
Gelombang bunyi dihasilkan oleh sumber-sumber bunyi. Secara umum, gelombang bunyi
dihasilkan dari dawai atau pipa organa (terbuka maupun tertutup). Sumber bunyi akan
menghasilkan gelombang bunyi dengan frekuensi-frekuensi tertentu. Bunyi yang
dihasilkan disebut dengan nada bunyi. Terdapat dua penggunaan bahasa nada bunyi yang
kerap digunakan.

Untuk persama
Nilai n Bahasa Pertama Bahasa Kedua an-
persamaan frek
uensi
0 Nada Dasar Nada Harmonik Pertama gelombang bun
yi
1 Nada Atas Pertama Nada Harmonik Kedua selanjutnya aka
n
menggunakan
2 Nada Atas Kedua Nada Harmonik Ketiga bahasa
pertama.
dst. dst. dst.
01 Dawai
Apabila dawai pada gitar dipetik, dawai akan bergetar dan menghasilkan bunyi. Ketika
dawai tepat dipetik di tengah-tengah, dawai akan menghasilkan bunyi yang disebut nada
dasar (nada harmonik pertama) dan menghasilkan dua buah simpul gelombang dan satu
buah perut gelombang. Ketika dawai tepat dipetik di seperempat dari panjang dawai, dawai
akan menghasilkan bunyi yang disebut nada atas pertama (nada harmonik kedua) dan
menghasilkan tiga buah simpul gelombang dan dua buah perut gelombang. Sehingga
frekuensi yang dihasilkan dapat diketahui dengan persamaan berikut.

dengan
= frekuensi (Hz)
𝒇=
( 𝒏+𝟏 ) 𝒗 𝒏=𝒔 − 𝟐 = cepat rambat gelombang bunyi pada dawai (m/s)
𝟐𝑳 = panjang dawai (m)
𝒏=𝒑 −𝟏 = 0, 1, 2, 3, …
= banyak simpul yang terbentuk pada dawai
= banyak perut yang terbentuk pada dawai
02 Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka adalah sebuah pipa dengan kedua ujungnya terbuka. Molekul-
molekul udara di dalam pipa akan bergetar dan menghasilkan bunyi. Ketika pipa organa
terbuka menghasilkan bunyi nada dasar (nada harmonik pertama), pipa organa akan
menghasilkan satu buah simpul gelombang dan dua buah perut gelombang. Ketika pipa
organa terbuka menghasilkan bunyi nada atas pertama (nada harmonik kedua), pipa organa
akan menghasilkan dua buah simpul gelombang dan tiga buah perut gelombang.

dengan

𝒇=
( 𝒏+𝟏 ) 𝒗 𝒏=𝒔 − 𝟏 = frekuensi (Hz)
= cepat rambat gelombang bunyi pada dawai (m/s)
𝟐𝑳 = panjang dawai (m)
𝒏=𝒑 −𝟐 = 0, 1, 2, 3, …
= banyak simpul yang terbentuk pada dawai
= banyak perut yang terbentuk pada dawai
03 Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tertutup adalah sebuah pipa dengan salah satu ujungnya tertutup. Molekul-
molekul udara di dalam pipa akan bergetar dan menghasilkan bunyi. Ketika pipa organa
tertutup menghasilkan bunyi nada dasar (nada harmonik pertama), pipa organa akan
menghasilkan satu buah simpul gelombang dan satu buah perut gelombang. Ketika pipa
organa tertutup menghasilkan bunyi nada atas pertama (nada harmonik kedua), pipa organa
akan menghasilkan dua buah simpul gelombang dan dua buah perut gelombang.

dengan

𝒇=
( 𝟐 𝒏+𝟏 ) 𝒗 𝒏=𝒔 − 𝟏 = frekuensi (Hz)
= cepat rambat gelombang bunyi pada dawai (m/s)
𝟒𝑳 = panjang dawai (m)
𝒏=𝒑 −𝟏 = 0, 1, 2, 3, …
= banyak simpul yang terbentuk pada dawai
= banyak perut yang terbentuk pada dawai
Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi adalah besar energi bunyi yang menyebar menembus bidang tiap
satuan waktu dan satuan luas.

Gelombang b
unyi meramb
𝑷 𝑷 ke segala arah at
𝑰= 𝑰= (atas, bawah,
𝑨 𝟐 kiri, kanan, de
𝟒𝝅𝒓 pan, dan
belakang). Se
hingga
dengan gelombang bu
nyi merambat
= intensitas bunyi (W/m2) dan memben
tuk area
= daya bunyi (W) berbentuk bo
la. Alhasil, lua
area bunyi ad s
= luas area bunyi (m2) alah luas
= jarak pendengar dari sumber bunyi (m) permukaan b
ola.
Taraf Intensitas Bunyi
Semakin tinggi intensitas bunyi, suara akan semakin nyaring terdengar.
Dikarenakan telinga sangat peka terhadap bunyi, maka intensitas bunyi diubah
menjadi logaritma intensitas bunyi yang disebut taraf intensitas bunyi. Taraf
Intensitas Bunyi adalah selisih antara logaritma intensitas bunyi () dengan logaritma
intensitas ambang pendengaran ().

dengan Intensitas am
bang
𝑰 = taraf intensitas bunyi (dB) pendengaran
pada
𝑻𝑰 =𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈 manusia () be
𝑰𝟎 = intensitas bunyi (W/m2) rnilai
= intensitas ambang pendengaran (W/m2) 10-12W/m2
.
Perubahan Jarak
01 Sumber Bunyi

Jika jarak suatu sumber bunyi berubah,


maka taraf intensitas yang didengar juga
akan berubah.
𝒓𝟏
𝑻 𝑰 𝟐 =𝑻 𝑰 𝟏 +𝟐𝟎 𝒍𝒐𝒈
𝒓𝟐

dengan
= taraf intensitas di posisi kedua (dB)
= taraf intensitas di posisi pertama (dB)
= jarak sumber bunyi ke posisi kedua (m)
= jarak sumber bunyi ke posisi pertama (m)
Perubahan Jumlah
02 Sumber Bunyi

Jika jumlah sumber bunyi berubah, maka taraf intensitas yang didengar juga akan
berubah.
dengan
𝑻 𝑰𝒏 =𝑻 𝑰 𝟏+𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈 𝒏 = taraf intensitas untuk sumber bunyi (dB)
= taraf intensitas untuk satu sumber bunyi
(dB)
= banyak sumber bunyi
Pelayangan Bunyi Resonansi Bunyi
Ketika dua gelombang bunyi memiliki perbedaan Resonansi bunyi adalah suatu
frekuensi yang sangat kecil dan berinterferensi, fenomena dimana frekuensi dua
maka akan interferensi saling menguatkan saat sumber bunyi sama.
fasenya sama dan interferensi saling melemahkan
saat fasenya berlawanan. Fenomena penguatan
atau pelemahan bunyi ini disebut pelayangan 𝒇 𝟏= 𝒇 𝟐
bunyi.
dengan
𝒇 𝑳 =| 𝒇 𝟏 − 𝒇 𝟐| = frekuensi sumber bunyi
dengan pertama (Hz)
= frekuensi pelayangan (Hz) = frekuensi sumber bunyi
= frekuensi sumber bunyi pertama (Hz) kedua (Hz)
= frekuensi sumber bunyi kedua (Hz)
Efek Doppler dengan
= frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
Efek Doppler adalah perubahan = frekuensi yang dihasilkan oleh sumber bunyi
frekuensi yang terdengar jika (Hz)
= cepat rambat bunyi di udara (m/s)
dibandingkan dengan frekuensi yang = kecepatan pendengar terhadap sumber bunyi
dihasilkan suatu sumber bunyi akibat (m/s)
gerak relatif pendengar dan sumber jika pendengar mendekati sumber bunyi
bunyi. jika pendengar menjauhi sumber bunyi
= kecepatan sumber bunyi terhadap pendengar
(m/s)
𝒗 ± 𝒗𝒑 jika sumber bunyi mendekati pendengar
𝒇 𝒑= 𝒇 jika sumber bunyi menjauhi pendengar
𝒗 ∓𝒗𝒔 𝒔
D GELOMBANG CAHAYA
Spektrum Cahaya
 Cahaya tampak adalah gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang
gelombang 400 nm hingga 700 nm.
 Cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat terlihat
mata.
 Komponen-komponen warna pada cahaya tampak disebut spektrum cahaya.
 Sinar polikromatik adalah sinar yang dapat diuraikan atas beberapa
komponen warna. Salah satu sinar polikromatik adalah cahaya putih.
 Sinar monokromatik adalah sinar yang tidak dapat diuraikan atas beberapa
komponen warna. Salah satu sinar monokromatik adalah cahaya merah.
Dispersi Cahaya
Dispersi cahaya adalah peristiwa
penguraian warna cahaya. Apabila
cahaya putih (polikromatik) melewati
dua medium yang berbeda indeks
biasnya, maka cahaya putih akan
Sumber: https://physics.stackexchange.com/
terdispersi.
dengan
= sudut dispersi (o)
𝑸=𝑫 𝒖 − 𝑫 𝒎 = sudut deviasi warna ungu (o)
= sudut deviasi warna merah (o)
= indeks bias warna ungu
𝑸=(𝒏𝒖 −𝒏𝒎 ) 𝜷 = indeks bias warna merah
= sudut pembias (o)
Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya adalah perpaduan dua gelombang cahaya. Syarat interferensi
cahaya adalah kedua gelombang cahaya harus koheren (frekuensi dan amplitudo
keduanya sama, serta beda fasenya tetap).

Interferensi Fresnel
Fresnel melakukan percobaan dengan menggunakan
satu sumber cahaya (cahaya lampu). Cahaya lampu
tersebut terbagi menggunakan dua cermin datar yang
sedemikian rupa. Sehingga ia memperoleh dua sumber
cahaya yang koheren. Perpaduan kedua sinar itu
kemudian membentuk interferensi.
Interferensi Thomas Young
Thomas Young melakukan percobaan dengan menggunakan satu sumber cahaya (cahaya
lampu). Cahaya lampu tersebut dihalangi oleh dua penghalang untuk membagi cahaya.
Penghalang pertama memiliki satu celah dan penghalang kedua memiliki dua celah.
Perpaduan kedua sinar itu kemudian berinterferensi.
𝒅𝒚
Interferensi Max. =𝒎 𝝀
𝑳
Interferensi Min. dengan
= lebar celah (m)
= jarak orde dari terang
pusat (m)
𝒅𝒚 𝟏 = jarak celah ke layer (m)
= (𝟐 𝒎 −𝟏 ) 𝝀 = orde (1, 2, 3, …)
𝑳 𝟐
= panjang gelombang (m)
Interferensi Lapisan Tipis

Warna-warna yang tampak pada gelembung air sabun jika terkena cahaya matahari
merupakan hasil interferensi pada lapisan tipis.

Interferensi 𝟏
Max.
𝟐 𝒏𝒅 𝐜𝐨𝐬𝒓 =( 𝟐 𝒎−𝟏 ) 𝝀
𝟐

Interferensi dengan
Min. = indeks bias lapisan
= tebal lapisan(m)
= sudut bias (o)
= orde (1, 2, 3, …)
𝟐𝒏𝒅𝒄𝒐𝒔 𝒓=𝒎 𝝀 = panjang gelombang (m)
Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya adalah pelenturan
gelombang cahaya saat melewati celah
sempit. Pada peristiwa difraksi, terjadi
juga peristiwa interferensi.

Difraksi Celah Tunggal


Interferensi
Difraksi celah tunggal adalah pelenturan Min. 𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜽=𝒎 𝝀
cahaya melewati celah tunggal sempit.
dengan
= lebar celah (m)
Difraksi 𝟏 = sudut difraksi (o)
𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜽= (𝟐 𝒎 −𝟏 ) 𝝀 = orde (1, 2, 3, …)
Max. 𝟐
= panjang gelombang (m)
Difraksi Pada Kisi Difraksi Max. 𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜽=𝒎 𝝀
Difraksi pada kisi adalah pelenturan Interferensi 𝟏
𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜽= (𝟐 𝒎 −𝟏 ) 𝝀
cahaya melewati banyak celah sempit. Min. 𝟐
dengan
= lebar celah (m) ; = sudut difraksi (o) ; = orde (1,
2, 3, …) ; dan = panjang gelombang (m)

Kisi terdiri dari


banyak celah,
ratusan bahka bisa
n ribuan. Untu
menentukan le k
bar celah () kit
menggunakan a dapat
persamaan d
adalah banya engan
k celah.
Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya adalah peristiwa
berubahnya cahaya alam yang bergetar
ke segala arah menjadi cahaya tertutup
(terpolarisasi) yang memiliki satu arah
getar saja.

Polarisasi Karena Pemantulan


Jika cahaya alam menuju cermin datar
dengan sudut dating tertentu, cahaya
tersebut akan dipantulkan dan berubah
menjadi cahaya terpolarisasi.
Polarisasi Karena Pembiasan

Jika cahaya alam dijatuhkan pada dua medium yang berbeda, sebagian cahaya akan
terpantulkan dan sebagian lagi akan dibiaskan.
Polarisasi Karena Pembiasan Ganda

Polarisasi karena pembiasan ganda adalah polarisasi Ketika suatu gelombang cahaya
mengalami dua pembiasan. Pembiasan pertama mengikuti Hukum Snellius dan pembiasan
kedua tidak mengikuti Hukum Snellius.
Polarisasi Karena Absorpsi Selektif

Polarisasi karena absorpsi selektif adalah penggunaan polaropid yang meneruskan cahaya
tidak terpolarisasi yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi, dan menyerap cahaya yang
arah getarnya tidak sesuai. Polarisasi karena absorpsi selektif menggunakan dua polaroid
(polarisator dan analisator). Polarisator berfungsi untuk mengubah cahaya alam menjadi cahaya
terpolarisasi. Analisator berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya terpolarisasi.

𝟏 dengan
𝑰 𝟏= 𝑰 𝟎 = intensitas awal (W/m2)
𝟐
= intensitas setelah melewati
polarisator (W/m2)
= intensitas setelah melewati
𝑰 𝟐=𝑰 𝟏 𝒄𝒐 𝒔 𝟐 𝜽 analisator (W/m2)
= sudut antara polarisator dan
analisator (o)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai