Kep - Jiwa Kel.3
Kep - Jiwa Kel.3
Defisit perawatan diri adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami kelainan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan pasien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau nafas serta penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri
merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa (Laia
&Pardede,2022)
Defisit perawatan diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
hambatan ataupun gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi untuk dirinya
sendiri (Tumanduk, Messakh, & Sukardi, 2018).
Jenis Jenis Defisit Perawatan Diri
1.Defisit perawatan diri : mandi Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi.
2.Defisit perawatan diri : berdandan atau berhias Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak
menyisir rambut, atau mencukur kumis.
3.Defisit perawatan diri : makan Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari piring.
4.Defisit perawatan diri : Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defeksi atau
berkemih tanpa bantuan.
Etiologi
A. Faktor predisposisi (Nurhalimah,2016).
1). Biologis, dimana defisit perawatan diri disebabkan oleh adanya penyakit fisik dan mental yang disebabkan
klien tidak mampu melakukan keperawatan diri dan dikarenakan adanya faktor herediter dimana terdapat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2). Psikologis, adanya faktor perkembangan yang memegang peranan yang tidak kalah penting, hal ini
dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan individu tersebut sehingga perkembangan
inisiatif
menjadi terganggu. Klien yang mengalami defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas yang
kurang yang menyebabkan klien tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya termasuk perawatan diri.
3). Sosial, kurangnya dukungan sscial dan situasi lingkungan yang mengakibatkan penurunan kemampuan
dalam merawat diri.
Lanjutan...
4). Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada klien penderita DM, ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5). Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6). Kebiasaan
Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
pengguanaan sabun, shampoo dan lain-lain.
B.Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang menyebabkan defisit perawatan diri yaitu penurunan motivasi, kerusakan
kognitif/persepsi, cemas, lelah, lemah yang menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
b. Data objektif
1). Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang.
2). Tidak menggunakan alat mandi pada saat mandi dan tidak mandi Dengan benar.
3). Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak mampu berdandan.
4). Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil, memakai, mengencangkan dan memindahkan
pakaian, tidak memakai sepatu, tidak mengkancingkan baju atau celana.
5). Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian, mis: memakai pakaian berlapis-lapis,
penggunaan pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian, mis: telanjang.
6). Makan dan minum sembarangan dan berceceran, tidak menggunakan alat makan, tidak mampu menyiapkan
makanan, memindahkan makanan ke alat makan, tidak mampu memegang alat makan, membawa makanan dari
piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman dan menghabiskan makanan.
BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB dan BAK, tidak mampu menjaga
kebersihan toilet dan menyiram toilet setelah BAB dan BAK
Proses terjadinya
Data yang bisa ditemukan dalam defisit perawatan diri (Hastuti,208) adalah
a. data subujektif
- klien merasa lemah
- malas untuk beraktivitas
- merasa tidak berdaya
b. data objektif
- rambut kotor, acak-acakan
- badan dan pakaian kotor dan bau
- mulut dan gigi bau
- kulit kusam dan kotor
- kuku panjang dan tidak terawat
Rentang Respon Kognitif
menurut Ginting (2022), rentang respon perawatan diri pada klien yaitu:
keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk berperilaku adaptif, maka
pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b.Kadang perawatan kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang-kadang klien tidak memperhatikan
perawatan dirinya.
c.Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat
stressor.
Mekanisme koping
Menurut (Sutria, 2020), mekanisme koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi 2 yaitu :
a.) Identitas
Terdiri dari : nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam
medic, keluarga yang dapat dihubungi.
a) CitraTubuh
Persepsi klien mengenai tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien mengenai tubuh yang disukai maupun
tidak disukai (Nurhaini, 2018).
b) Identitas Diri
Kaji status dan posisi pasien sebelum klien dirawat, kepuasan paien terhadap status dan posisinya, kepuasan klien
sebagai laki- laki atau perempuan (Bunaini, 2020).
c) Peran Diri
Meliputi tugas atau peran klien didalam keluarga/pekerjaan/kelompok maupun masyarakat, kemampuan klien didalam
melaksanakan fungsi atupun perannya, perubahan yang terjadi disaat klien sakit maupun dirawat, apa yang dirasakan
klien akibat perubahan yang terjadi (Ndaha, 2021).
d) Ideal Diri
Berisi harapan paien akan keadaan tubuhnya yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan/sekolah,
harapan klien akan lingkungan sekitar,dan penyakitnya (Grasela, 2021).
e) Harga Diri
Kaji klien tentang hubungan dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien yang berhubugan dengan
orang lain, fungsi peran yang tidak sesuai dengan harapan, penilaian klien tentang pandangan atau penghargaan orang
lain (Safitri, 2020).
lanjutan...
f) Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan orang lain akan sangat terganggu karena penampilan klien yang kotor yang mengakibatkan orang
sekitar menjauh dan menghindari klien. Terdapat hambatan dalam berhubungan dengan orang lain (Bunaini,2020).
g) Spiritual
Nilai dan keyakinan serta kegiatan ibadah klien terganggu dikarenakan klien mengalami gangguan jiwa.
h) StatusMental
1) Penampilan
Penampilan klien sangat tidak rapi, tidak mengetahui caranya berpakaian dan penggunaan pakaian tidak sesuai (Putri,
2018).
2) Cara bicara/Pembicaraan
Cara bicara klien yang lambat, gagap, sering terhenti/bloking, apatis serta tidak mampu memulai pembicaraan (Malle,
2021).
3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tamoak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif (Putri, 2018).
4) Alam perasaan
Klien tamoak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa di hina (Malle, 2021).
5) Afek
Klien tampak datar, tumpul, emosi klien berubahubah, kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas (Putri, 2018).
lanjutan..
7) Persepsi
Klien berhalusinasi mengenai ketakutan terhadap hal-hal kebersihan diri baik halusinasi pendengaran,
penglihatan dan perabaan yang membuat klien tidak ingin membersihkan diri dan klien mengalami
depersonalisasi.
8) Proses pikir
Bentuk pikir klien yang otistik, dereistik,sirkumtansial, terkadang tangensial, kehilangan asosiasi,
pembicaraan
meloncat dari topic dan terkadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.
lanjutan...
i ) Kebutuhan KlienPulang
1. Makan
Klien kurang makan, cara makan klien yang terganggu serta psien tidak memiliki kemampuan
untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan
2. Berpakaian
Klien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa memakai pakaian yang sesuai dan berdandan.
3. Mandi
Klien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi, mencuci rambut, menggunting kuku,
tubuh klien tampak kusan dan badan klien mengeluarkan aroma bau.
4. BAB/BAK
Klien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di tempat tidur dan klien tidak dapat membersihkan BAB/BAKnya.
5. Istirahat
Istirahat klien terganggu dan tidak melakukan aktivitas apapun setelah bangun tidur.
6. Penggunaan obat
Jika klien mendapat obat, biasanya klien minum obat tidak teratur.
7. Aktivitas diRumah
lanjutan...
k) Sumber Koping
Menurut Maryam (2017), sumber koping merupakan evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang.
Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan sumber koping yang terdapat di lingkungannya.
Sumber koping ini dijadikan modal untuk menyelesaikan masalah.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan Merupakan suatu masalah keperawatan klien mencakup baik respon adaptif
maupun maladaptif serta stressor yang menunjang ( Herman & Kamitsuru, 2015).
2. Melakukan SP 2: Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Melatih cara berdandan sesudah kebersihan
diri (cukuran, sisiran, dll), Menjelaskan alat dan cara berdandan, memberikan pujian, Memasukkan
kedalam jadwal kegiatan untuk berdandan dan kebersihan diri.
Lanjutan..
3. Melakukan SP 3: Evaluasi kegiatan berdandan dan kebersihan diri. Melatih cara minum
dan makan dengan baik,menjelaskan alat dan cara minum dan makan, beri pujian,
memasukkan dalam jadwal kegiatan untuk makan & minum, berdandan, dan kebersihan
diri.
4. melakukan SP 4 : Evaluasi kegiatan (makan & minum, berdandan, dan kebersihan diri).
Melatih cara BAK dan BAB yang baik, Memberi penjelasan cara BAK & BAB yang baik,
beri pujian, Memasukkan dalam jadwal kegiatan. Setelah dilakukan 4 SP diatas klien dapat
melaksanakaan kebersihan diri dengan memberi suatu dukungan atau motivasi untuk
kebersihan diri, rasional nya agar dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang
kebersihan diri. (Buku Keperawatan Jiwa, 2020-2021)
Implementasi Keperawatan
1. Identitas Klien
Inisial : Ny W
Tanggal pengkajian : 23 Februari 2023
Agama : Islam
Umur : 38 tahun
MR No. : 01-36-43
Informan : Rekam medik dan komunikasi dengan klien
2. Alasan masuk
Klien memiliki riwayat pemakaian sabu,merasa gelisah,susah tidur, sering mendengar suara-suara bisikan dan berbicara
sendiri,marah-marah dan klien tampak tidak rapi dan kotor.
Masalah keperawatan :
-Gangguan persepsi sensori Halusinasipendengaran
-Defisit Perawatan Diri
3.faktor predisposisi
Klien sebelumnya sudah pernah di rawat di RSJ 14 tahun yang lalu, kembali lagi karena tidak rutin kontrol dan tidak
patuh minum obat. Klien seorang pengguna sabu, sehingga ketika tidak ada uang klien sering mengamuk, marah tanpa
sebab, memukul tetangganya Klien mendengar suara-suara tanpa wujud, suara tersebut adalah suara yang tidak
dikenalyang menyuruhnya untuk memukul ibunya. Klien merasa kesal karena suara tersebut selalu datang dan tekadang
tidak mampu menahan amarahnya akhirnya keluarga membawanya kembali ke RSJ pada 12Desember 2021. Keluarga
klien tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan:
-Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
-Defisit perawatandiri
-Defisitspiritual
-Gangguan interaksisosial
4. Fisik
Klien mengeluh dengan badannya yang tampak kotor dan tidak rapi, klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil:
TD TD : 110/80 mmHg
BB : 60kg
N : 103 x/menit
TB : 160cm
S : 37,1°C
P : 21x/menit
5. Konsep Diri
Gambaran Diri : Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya
Identitas : Klien belum menih, tamat SMK
Peran : Klien berperan sebagaianak
Idealdiri : Klien ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga
Harga diri : Klien merasa malu berada diRSJ
Masalah keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti :Keluarga
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak berperan dalam kegiatankelompok
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : penyakitklien MasalahKeperawatan : gangguan interaksisosial
Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan yakin dengan kepercayaan yang dianutnya.
2. Kegiatan ibadah : klien jarang melakukan kegiatan ibadah
Status Mental
1. Penampilan : Klien berpenampilan tidak rapi
2. Pembicaraan : Klien berbicara dengan jelas
3. Suasana perasaan : Klien malas melakukan aktifitas motorik
4. Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif selama wawancara
5. Perseps B : Klien mendengar suara-suara yang mengajaknya berbicara
Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran
6. Proses Pikir : tidak adamasalah
7. Isi pikir :Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham.
8. Tingkat kesadaran :Klien sadar penuh
9. Memori :Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang baruterjadi.
10. Tingkat konsentrasi berhitun : Klien mampu menjawab namun kurang berkonsentrasi
11. Kemampuan penilaian : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
12. Daya tilik diri : Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya
6. Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara baik dengan orang lain dan berkooperatif.
9. Aspek Medik
-Diagnosa Medik : Skizofrenia paranoid
-Terapi Medik : Pemberian/minum obat kepada klien secara teratur.
a. Risperidon (RSP) tablet 2 mg 2x1.
b. Clozapine 25 mg 1x1
c. Haloperido l1mg
10. Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
Data Objektif
- Klien sering berbicara sendiri
- Klien tampak tertawa sendiri
- Klien tampak sering termenung
3. Data Subjektif Gangguan Konsep :
- Klien merasa malu karena mempunyai sakit gangguan jiwa Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak berguna karena gagal menjadi anak
yang baik untuk orang tuanya
Data Objektif
- Klien tampak murung
- Klien malu tidak bersemangat
- Saat ditanya tentang perasaanya klien sedih dan terdiam
11. Masalah Keperawatan
a. Defisit Perawatan Diri
b. Halusinasi Pendengaran
Halusinasi
2. Halusinasi Pendengaran