Anda di halaman 1dari 51

konsep dan asuhan keperwatan pada paseien

dengan defisit perawatan diri


Kelompok 3 :
1. Muhamad Dudi
2. Cici Cahaya
3. Siti Umi
4. Fakhriyatul
5. Rahma Deviansyah
6. Silvy Mutiah
7. Wulandari
8. Siska Maharani
9. Fredy Heri
10. Bahtiar Nopan
11. Veniya
12. Siti Halimah
13. Zulfa
Definisi…
Defisit Perawatan Diri (DPD) adalah ketidak mampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri, Penyebab dari kurangnya perawatan diri yaitu : gangguan muskuloskelatal, gangguan
neuromuskuler, kelemahan, gangguan psikologis / psikototik dan penurunan motivasi / minat, yang
menyebabkan penurunan untuk melakukan aktivitas perawatan diri mandi, berpakaian, makan, toileting
serta berhias. Defisit perawatan diri adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami kelainan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.
Tidak ada keinginan pasien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan,
bau nafas serta penampilan tidak rapi. Defisi perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul
pada pasien gangguan jiwa (Laia &Pardede,2022)
Defisit Perawatan Diri Menurut Para Ahli

Defisit perawatan diri adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami kelainan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan pasien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau nafas serta penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri
merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa (Laia
&Pardede,2022)
Defisit perawatan diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
hambatan ataupun gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi untuk dirinya
sendiri (Tumanduk, Messakh, & Sukardi, 2018).
Jenis Jenis Defisit Perawatan Diri

1.Defisit perawatan diri : mandi Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi.
2.Defisit perawatan diri : berdandan atau berhias Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak
menyisir rambut, atau mencukur kumis.
3.Defisit perawatan diri : makan Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari piring.
4.Defisit perawatan diri : Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defeksi atau
berkemih tanpa bantuan.
Etiologi
A. Faktor predisposisi (Nurhalimah,2016).
1). Biologis, dimana defisit perawatan diri disebabkan oleh adanya penyakit fisik dan mental yang disebabkan
klien tidak mampu melakukan keperawatan diri dan dikarenakan adanya faktor herediter dimana terdapat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

2). Psikologis, adanya faktor perkembangan yang memegang peranan yang tidak kalah penting, hal ini
dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan individu tersebut sehingga perkembangan
inisiatif
menjadi terganggu. Klien yang mengalami defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas yang
kurang yang menyebabkan klien tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya termasuk perawatan diri.

3). Sosial, kurangnya dukungan sscial dan situasi lingkungan yang mengakibatkan penurunan kemampuan
dalam merawat diri.
Lanjutan...

4). Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada klien penderita DM, ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5). Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

6). Kebiasaan
Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
pengguanaan sabun, shampoo dan lain-lain.
B.Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang menyebabkan defisit perawatan diri yaitu penurunan motivasi, kerusakan
kognitif/persepsi, cemas, lelah, lemah yang menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Rochmawati (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:


1). Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2). Praktik Sosial Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3). Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, alat mandi semuanya yang memerlukan uang untuk menyediakannya
4). Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada klien penderita DM, ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5). Budaya Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6). Kebiasaan Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti pengguanaan sabun, shampoo dan lain-lain.
Manifestasi Klinis
Menurut Jalil (2015), tanda dan gejala defisit perawatan diri terdiri dari :
a. Data subjektif Klien mengatakan:
1). Malas mandi
2). Tidak mau menyisir rambut
3) Tidak mau menggosok gigi
4). Tidak mau memotong kuku
5). Tidak mau berhias/berdandan
6). Tidak bisa/tidak mau menggunakan alat mandi/kebersihan diri
7). Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
8). BAB dan BAK sembarangan
9). Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK
10).Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
Lanjutan...

b. Data objektif
1). Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang.
2). Tidak menggunakan alat mandi pada saat mandi dan tidak mandi Dengan benar.
3). Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak mampu berdandan.
4). Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil, memakai, mengencangkan dan memindahkan
pakaian, tidak memakai sepatu, tidak mengkancingkan baju atau celana.
5). Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian, mis: memakai pakaian berlapis-lapis,
penggunaan pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian, mis: telanjang.
6). Makan dan minum sembarangan dan berceceran, tidak menggunakan alat makan, tidak mampu menyiapkan
makanan, memindahkan makanan ke alat makan, tidak mampu memegang alat makan, membawa makanan dari
piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman dan menghabiskan makanan.
BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB dan BAK, tidak mampu menjaga
kebersihan toilet dan menyiram toilet setelah BAB dan BAK
Proses terjadinya

Data yang bisa ditemukan dalam defisit perawatan diri (Hastuti,208) adalah

a. data subujektif
- klien merasa lemah
- malas untuk beraktivitas
- merasa tidak berdaya

b. data objektif
- rambut kotor, acak-acakan
- badan dan pakaian kotor dan bau
- mulut dan gigi bau
- kulit kusam dan kotor
- kuku panjang dan tidak terawat
Rentang Respon Kognitif

menurut Ginting (2022), rentang respon perawatan diri pada klien yaitu:

Adatif Mal Adaptif

keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk berperilaku adaptif, maka
pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b.Kadang perawatan kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang-kadang klien tidak memperhatikan
perawatan dirinya.
c.Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat
stressor.
Mekanisme koping

Menurut (Sutria, 2020), mekanisme koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi 2 yaitu :

a.Mekanisme koping adaptif


Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan.
Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

b.Mekanisme koping mal adaptif


Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi
dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak ingin merawat diri.
Penatalaksanaan

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Defisit Perawatan Diri pada klien dengan ganngguan jiwa terjadi akibat ada perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri makan secara
mandi,berhias diri secara mandiri dan eliminasi (buang air besar/buang air kecil) secara mandiri.(Erlando,2019)

a.) Identitas
Terdiri dari : nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam
medic, keluarga yang dapat dihubungi.

b.) Alasan masuk


Merupakan penyebab klien atau keluarga datang, atau dirawat dirumah sakit. Biasanya masalah yang dialami klien yaitu
senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung, penampilan acak-acakan, tidak
peduli dengan diri sendiri dan mulai mengganggu orang lain.
lanjutan...
c.) Factor predisposisi
1) Pada umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
2) Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
4) Harga diri rendah,klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri.
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu perasaan ditolak,dihina, dianiaya dan saksi
penganiayaan.
6) Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu kegagalan yang dapat menimbulkan frustasi.
d.) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan TTV, pemeriksaan head to toe yang merupakan penampilan klienyang kotor dan acak-acakan.
e.) Psikososial
1) Genogram
Menurut Hastuti (2018), genogram menggambarkan klien dan anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa
dilihat dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuhan.
lanjutan...
2) Konsep Diri

a) CitraTubuh
Persepsi klien mengenai tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien mengenai tubuh yang disukai maupun
tidak disukai (Nurhaini, 2018).

b) Identitas Diri
Kaji status dan posisi pasien sebelum klien dirawat, kepuasan paien terhadap status dan posisinya, kepuasan klien
sebagai laki- laki atau perempuan (Bunaini, 2020).

c) Peran Diri
Meliputi tugas atau peran klien didalam keluarga/pekerjaan/kelompok maupun masyarakat, kemampuan klien didalam
melaksanakan fungsi atupun perannya, perubahan yang terjadi disaat klien sakit maupun dirawat, apa yang dirasakan
klien akibat perubahan yang terjadi (Ndaha, 2021).

d) Ideal Diri
Berisi harapan paien akan keadaan tubuhnya yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan/sekolah,
harapan klien akan lingkungan sekitar,dan penyakitnya (Grasela, 2021).

e) Harga Diri
Kaji klien tentang hubungan dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien yang berhubugan dengan
orang lain, fungsi peran yang tidak sesuai dengan harapan, penilaian klien tentang pandangan atau penghargaan orang
lain (Safitri, 2020).
lanjutan...

f) Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan orang lain akan sangat terganggu karena penampilan klien yang kotor yang mengakibatkan orang
sekitar menjauh dan menghindari klien. Terdapat hambatan dalam berhubungan dengan orang lain (Bunaini,2020).

g) Spiritual
Nilai dan keyakinan serta kegiatan ibadah klien terganggu dikarenakan klien mengalami gangguan jiwa.

h) StatusMental
1) Penampilan
Penampilan klien sangat tidak rapi, tidak mengetahui caranya berpakaian dan penggunaan pakaian tidak sesuai (Putri,
2018).
2) Cara bicara/Pembicaraan
Cara bicara klien yang lambat, gagap, sering terhenti/bloking, apatis serta tidak mampu memulai pembicaraan (Malle,
2021).
3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tamoak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif (Putri, 2018).
4) Alam perasaan
Klien tamoak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa di hina (Malle, 2021).
5) Afek
Klien tampak datar, tumpul, emosi klien berubahubah, kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas (Putri, 2018).
lanjutan..

6) Interaksi saat wawancara


Respon klien saat wawancara tidak kooperatif, mudah tersinggung, kontak kurang serta curiga yang
menunjukkan sikap atau pun peran tidak percaya kepada pewawancara/orang lain.

7) Persepsi
Klien berhalusinasi mengenai ketakutan terhadap hal-hal kebersihan diri baik halusinasi pendengaran,
penglihatan dan perabaan yang membuat klien tidak ingin membersihkan diri dan klien mengalami
depersonalisasi.

8) Proses pikir
Bentuk pikir klien yang otistik, dereistik,sirkumtansial, terkadang tangensial, kehilangan asosiasi,
pembicaraan
meloncat dari topic dan terkadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.
lanjutan...
i ) Kebutuhan KlienPulang
1. Makan
Klien kurang makan, cara makan klien yang terganggu serta psien tidak memiliki kemampuan
untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan

2. Berpakaian
Klien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa memakai pakaian yang sesuai dan berdandan.

3. Mandi
Klien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi, mencuci rambut, menggunting kuku,
tubuh klien tampak kusan dan badan klien mengeluarkan aroma bau.

4. BAB/BAK
Klien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di tempat tidur dan klien tidak dapat membersihkan BAB/BAKnya.

5. Istirahat
Istirahat klien terganggu dan tidak melakukan aktivitas apapun setelah bangun tidur.

6. Penggunaan obat
Jika klien mendapat obat, biasanya klien minum obat tidak teratur.

7. Aktivitas diRumah
lanjutan...

j) Mekanisme Koping menurut Danyanti (2018) yaitu:


1. Adaptif
Menurut Danyanti (2018), Klien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa menyelesaikan masalah yang
ada,
klien tidak mampu berolahraga karena klien selalu malas.
2. Mal adaptive
Menurut Danyanti (2018), Klien bereaksi sangat lambat terkadang berlebihan, klien tidak mau bekerja sama
sekali, selalu menghindari orang lain.
3. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Menurut Danyanti (2018), Klien mengalami masalah psikososial seperti berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan dari keluarga, pendidikan yang kurang, masalah dengan
social ekonomi dan pelayanan kesehatan,
4. Pengetahuan
Menurut Danyanti (2018), Klien deficit perawatan diri terkadang mengalami
gangguan kognitif sehingga tidak mampu mengambil keputusan.

k) Sumber Koping
Menurut Maryam (2017), sumber koping merupakan evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang.
Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan sumber koping yang terdapat di lingkungannya.
Sumber koping ini dijadikan modal untuk menyelesaikan masalah.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan Merupakan suatu masalah keperawatan klien mencakup baik respon adaptif
maupun maladaptif serta stressor yang menunjang ( Herman & Kamitsuru, 2015).

Diagnosa yang muncul pada defisit perawatan diri :

1) Defisit perawatan diri


2) Gangguan sensori persepsi : halusinasi
3) Harga diri rendah
4) Isolasi sosial
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dilakukan selama 3 hari dengan melakukan Sp dengan pasien :

1. Melakukan SP 1 : Identifikasi permasalahan (masalah perawatan diri: BAK/BAB, minum/makan,


berdandan, kebersihan diri), Melatih cara menjaga kebersihan diri (sikat gigi, ganti pakaian,
mandi, serta lainnya), Memberikan penjelasan terkait alat dan cara kebersihan diri, Menjelaskan
pentingnya kebersihan diri, Memasukkan kedalam jadwal kegiatan untuk latihan.

2. Melakukan SP 2: Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Melatih cara berdandan sesudah kebersihan
diri (cukuran, sisiran, dll), Menjelaskan alat dan cara berdandan, memberikan pujian, Memasukkan
kedalam jadwal kegiatan untuk berdandan dan kebersihan diri.
Lanjutan..
3. Melakukan SP 3: Evaluasi kegiatan berdandan dan kebersihan diri. Melatih cara minum
dan makan dengan baik,menjelaskan alat dan cara minum dan makan, beri pujian,
memasukkan dalam jadwal kegiatan untuk makan & minum, berdandan, dan kebersihan
diri.

4. melakukan SP 4 : Evaluasi kegiatan (makan & minum, berdandan, dan kebersihan diri).
Melatih cara BAK dan BAB yang baik, Memberi penjelasan cara BAK & BAB yang baik,
beri pujian, Memasukkan dalam jadwal kegiatan. Setelah dilakukan 4 SP diatas klien dapat
melaksanakaan kebersihan diri dengan memberi suatu dukungan atau motivasi untuk
kebersihan diri, rasional nya agar dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang
kebersihan diri. (Buku Keperawatan Jiwa, 2020-2021)
Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan setelah menentukan intervensi dan implementasi


dilakukan sesuai intervensi keperawatan. Pada diagnosa keperawatan deficit perawatan
diri dilakukan strategi pertemuan yaitu pengkajian langsung ke klien. Kemudian
strategi pertemuan selanjutnya yang dilakukan yaitu melatih cara perawatan diri :
mandi dan berhias. Strategi pertemuan yang ketiga yaitu melatih cara perawatan diri :
makan minim dan BAB/BAK.
Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yakni tahap akhir asuhan keperawatan,


mengevaluasi keberhasilan tindakan sebelumnya yang di
berikan pada klien. Evaluasi dilakukan selama
pelaksanaan intervensi.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
Ruang Rawat : Mawar
Tanggal Rawat : 21 februari 2023

1. Identitas Klien
Inisial : Ny W
Tanggal pengkajian : 23 Februari 2023
Agama : Islam
Umur : 38 tahun
MR No. : 01-36-43
Informan : Rekam medik dan komunikasi dengan klien
2. Alasan masuk
Klien memiliki riwayat pemakaian sabu,merasa gelisah,susah tidur, sering mendengar suara-suara bisikan dan berbicara
sendiri,marah-marah dan klien tampak tidak rapi dan kotor.
Masalah keperawatan :
-Gangguan persepsi sensori Halusinasipendengaran
-Defisit Perawatan Diri

3.faktor predisposisi
Klien sebelumnya sudah pernah di rawat di RSJ 14 tahun yang lalu, kembali lagi karena tidak rutin kontrol dan tidak
patuh minum obat. Klien seorang pengguna sabu, sehingga ketika tidak ada uang klien sering mengamuk, marah tanpa
sebab, memukul tetangganya Klien mendengar suara-suara tanpa wujud, suara tersebut adalah suara yang tidak
dikenalyang menyuruhnya untuk memukul ibunya. Klien merasa kesal karena suara tersebut selalu datang dan tekadang
tidak mampu menahan amarahnya akhirnya keluarga membawanya kembali ke RSJ pada 12Desember 2021. Keluarga
klien tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan:
-Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
-Defisit perawatandiri
-Defisitspiritual
-Gangguan interaksisosial

4. Fisik
Klien mengeluh dengan badannya yang tampak kotor dan tidak rapi, klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil:
TD TD : 110/80 mmHg
BB : 60kg
N : 103 x/menit
TB : 160cm
S : 37,1°C
P : 21x/menit
5. Konsep Diri
Gambaran Diri : Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya
Identitas : Klien belum menih, tamat SMK
Peran : Klien berperan sebagaianak
Idealdiri : Klien ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga
Harga diri : Klien merasa malu berada diRSJ
Masalah keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti :Keluarga
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak berperan dalam kegiatankelompok
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : penyakitklien MasalahKeperawatan : gangguan interaksisosial
Spiritual

1. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan yakin dengan kepercayaan yang dianutnya.
2. Kegiatan ibadah : klien jarang melakukan kegiatan ibadah

Status Mental
1. Penampilan : Klien berpenampilan tidak rapi
2. Pembicaraan : Klien berbicara dengan jelas
3. Suasana perasaan : Klien malas melakukan aktifitas motorik
4. Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif selama wawancara
5. Perseps B : Klien mendengar suara-suara yang mengajaknya berbicara
Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran
6. Proses Pikir : tidak adamasalah
7. Isi pikir :Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham.
8. Tingkat kesadaran :Klien sadar penuh
9. Memori :Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang baruterjadi.
10. Tingkat konsentrasi berhitun : Klien mampu menjawab namun kurang berkonsentrasi
11. Kemampuan penilaian : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
12. Daya tilik diri : Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya
6. Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara baik dengan orang lain dan berkooperatif.

7. Masalah Psikososial danLingkungan


Klien mengatakan belum pernah menikah Klien pernah memukul ibunya karena suara yang didengarnya Klien malu.

berada di RSJ dan ingin cepat sembuh .

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

8. Pengetahuan Kurang Tentang GangguanJiwa


Klien mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya, klien mengatakan jika sedang mendengar suara-suara
bisikan maka menutup telinga dan sambil mengusir suara tersebut dengan mengatakan “pergi-pergi kamu tidak nyata”.

9. Aspek Medik
-Diagnosa Medik : Skizofrenia paranoid
-Terapi Medik : Pemberian/minum obat kepada klien secara teratur.
a. Risperidon (RSP) tablet 2 mg 2x1.
b. Clozapine 25 mg 1x1
c. Haloperido l1mg
10. Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan

1. Data Subjektif Defisit Perawatan


- Klien mengatan malas mandi karena suara tersebut sangat
menganggunya
- Klien mengatakan malas berhias karena sibuk dengan suara yang
sering dia dengar
- Klien hanya menggangti baju jika merasa ingin, jika tidak maka
pakaian nya akan terus dipakai
- Klien mengatakan tidak pernah mencuci tangan saat makan dan
ketika selesai makan hanya mengelap dipakainya saja
- Klien mengatakan jika BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja.
Data Objektif
- Klien tampak tidak rapi dan kotor
- Klien sering memakai pakainya yang sama setiap harinya dan berbau
tidak sedap
- Kuku klien tampak sangat kotor dan Panjang
- Mulut klien tampak kotor dan giginya berwarna kunung
Lanjutan..
2. Data Subjektif Halusinasi Pendengaran
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa wujud
- Klien merasa risih mendengar suara-suara tersebut
- Klien mengatakan ketika suara itu datang tidak dapat
dikendalikan.

Data Objektif 
- Klien sering berbicara sendiri
- Klien tampak tertawa sendiri
- Klien tampak sering termenung
3. Data Subjektif Gangguan Konsep :
- Klien merasa malu karena mempunyai sakit gangguan jiwa Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak berguna karena gagal menjadi anak
yang baik untuk orang tuanya
Data Objektif
- Klien tampak murung
- Klien malu tidak bersemangat
- Saat ditanya tentang perasaanya klien sedih dan terdiam
11. Masalah Keperawatan
a. Defisit Perawatan Diri

b. Halusinasi Pendengaran

c. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah kronis

12. Pohon Masalah


Defisit Perawatan Diri

Halusinasi

Harga Diri Rendah


Kronik
Diagnosa Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri

2. Halusinasi Pendengaran

3. Harga Diri Rendah Kronik


Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Halusinasi Pendengaran Klien dapat membina hubungan Ketika di evaluasi Klien mau membalas salam, a. Membina hubungan saling
saling percaya berjabat tangan, menyebutkan nama, tersenyum, percayadengan cara (menjelaskan maksud
ada kontak mata,serta menyediakan waktu untuk dan tujuan interaksi, jelaskan tentang
kunjungan berikutnya kontrak yang akan dibuat, beri rasa aman
dan sikap empati)
Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu memahami halusinasi Sp 1
mengendalikan halusinasi dan mengendalikan halusinasi dengan cara
dengan cara mempraktikan 1. Diskusikan bersama klien tentang
mempraktikan cara menghardi
caramenghardik halusinasi (isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, dan
responhalusinasi)
2. Latih klien cara menghardi
Klien paham dan mau minum Klien paham dan mau minum obat secara teratur Sp 2
obat secarateratu
Latih klien minun obat secara teratur
Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu mengendalikan Sp 3
mengendalikan halusinasi halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
dengan cara bercakap-cakap Latih klien bercakap-cakap dengan orang
orang lain
dengan orang lain lain

Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu mengendalikan Sp 4


mengendalikan halusinasi halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
Latih klien melakukan kegiatan
dengan cara melakukan kegiatan terjadwal
terjadwal terjadwal
Lanjutan..
Defisit klien dapat membina Ketika di evaluasi Klien mau 1. Bina hubungan saling percayadengan cara
Perawatan Diri hubungan saling percaya membalas salam, berjabat tangan, (menjelaskan maksud dan tujuan interaksi,
menyebutkan nama, tersenyum, ada jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat,
kontak mata, serta menyediakan beri rasa aman dan sikap empati) Diskusikan
waktu untuk kunjungan berikutnya bersama klien tentang cara perawatan diri

Klien dapat melakukan cara Klien mampu menyebutkan dan Sp 1


perawatan diri mandi mendemonstrasikan cara perawatan
Latih cara perawatan diri : mand
diri mandi

Klien dapat melakukan cara Klien mampu menyebutkan dan Sp 2 :


perawatan diriberhias mendemonstrasikan cara perawatan
Latih cara perawatan diri: berhia
diri berhias
 
klien dapat melakukan cara Klien mampu menyebutkan dan Sp 3
perawatan diri makan dan mendemonstrasikan cara perawatan
Latih cara perawatan diri: makan danminu
minum diri makan dan minum
 
Klien dapat melakukan cara Klien mampu menyebutkan dan Sp 4
perawatan diri: BAK/BAK mendemonstrasikan cara perawatan
Latih cara perawatan diri: BAK/BAB
diri: BAK/BAB
 
 
Lanjutan..
Harga Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu Sp 1
mengindentifikasi kemampuan mengindentifikasi
Diri Rendah Diskusikan bersama klien tentang
positif yangdimiliki kemampuan positif yang
kemampuan positif yang dimiliki
dimiliki
Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu Sp 2
menilai kemampuan yang menilai kemampuan yang
1. Bantu klien menilai kemampuan
dapatdigunaka dapat digunaka
yang dapat digunakan
2. Bantu klien menetapkan
kemampuan yang dapat digunakan
3. Melatih kegiatan sesuai
kemampuan yang dipilih1
Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu Sp 3
melatih kegiatan yang dapat melatih kegiatan yang
Latih kegiatan sesuai kemampuan
digunaka dapat digunaka
yang dipilih

Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu Sp 4


melatih kegiatan yang dapat melatih kegiatan yang
Latih kegiatan sesuai kemampuan
digunaka dapat digunaka
yang dipilih
Implementasi & Evaluasi Keperawatan
Hari/tgl Implementasi Evaluasi
Kamis, 23 1. Data : S : Klien mengatakan senang saat diajari cara menghardik
Februari
2022 Tanda dan gejala : O:
 Klien berbicara sendiri, mendengar suara-suara  Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya :
 Klien marah-marah tanpa sebab isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan
 Klien merasa gelisah dan respon halusiasi secara mandiri
 Klien sering tertawa sendiri  Klien mampu mengontrol halusinasi dengan
 Klien sering menutup telinga menghardik secara mandiri
 Klien mendengar suara yang menyuruhnya melakukan hal
berbahaya A : Halusinasi Pendengaran (+)

2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran P:

3. Tindakan keperawatan :  Latihan mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi,


situasi pencetus, perasaan dan respon halusiasi 1x1/hari
Sp 1 :  Latihan menghardik halusinasi 2x1/hari
 Melatih pasien mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu
terjadi, situasi pencetus, perasaan dan respon halusiasi
 Melatih caraMenghardik
4. RTL :
Sp 2 :
Mengontrol halusinasi dengan cara minum obat secara teratur
Lanjutan..
Jum’at, 24 1. Data : S:
januari 2022
 Klien berbicara sendiri, mendengar suara-suara Klien mengatakan senang karena di
 Klien marah-marah tanpa sebab motivasi untuk minum obat secara teratur
 Klien merasa gelisah
O:
 Klien sering tertawa sendiri
 Klien sering menutup telinga Klien mampu minum obat secara teratur
 Klien mendengar suara yang menyuruhnya melakukan hal dengan motivasi
berbahaya
A : Halusinasi Pendengaran (+)
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
P:
3. Tindakan keperawatan :
 Latihan menghardik 3x1
Sp 2 :  Latihan minum obat :
Risperidone 2x1
Mengontrol halusinasi dengan cara minum obat secara teratur
Clozapine1x1
4. RTL :
Sp 3 :
Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
Selasa, 22 1. Data : S : Klien merasa senang ketika diajak bercakap - cakap dengan temannya
Februari
2022  Klien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa wujud O : Klien mampu bercakap - cakap dengan orang lain dengan motivasi
 Klien merasa risih mendengar suara - suara tersebut
 Klien mengatakan ketika suara itu datang tidak dapat dikendalikan A : Halusinasi Pendengaran (+)
 Klien sering berbicara sendiri
P : Latihan bercakap - cakap dengan orang lain 3x1 hari
 Klien tampak tertawa sendiri
 Klien sering termenung
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
Sp 3 : - Evaluasi pengetahuan dan kepatuhan minum obat
- Bercakap-cakap dengan orang lain
4. RTL : Sp4 : Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
terjadwal
Rabu, 23 1. Data : S : Klien merasa senang saat di ajarkan melakukan kegiatan terjadwal seperti
februari mencuci piring dan merapikan tempat tidur.
2022  Klien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa wujud
 Klien merasa risih mendengar suara-suara tersebut O : Klien mampu melakukan kegiatan mencuci piring dan merapikan tempat
 Klien mengatakan ketika suara itu datang tidak dapat dikendalikan tidur secara mandiri
 Klien sering berbicara sendiri
 Klien tampak tertawa sendiri A : Halusinasi Pendengaran (+)
 Klien sering termenung
P : Latihan Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan terjadwal
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan
Sp 4 : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan terjadwal
4. RTL : Evaluasi Halusinasi Sp1-Sp4
Lanjutan..
Jumat, 24 1. Data : S : Klien merasa senang dan mengerti setelah
februari • Klien mengatakan malas mandi karena suara tersebut sangat dijelaskan cara perawatan diri mandi
2022 mengganggunya
(SP 1 : • Klien mengatakan malas berhias karena sibuk dengan suara yang sering O : Klien mampu melakukan cara perawatan diri:
10.00 WIB) ia dengar mandi secara mandiri
  • Klien hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika tidak maka
pakaiannya akan terus ia pakai A : Defisit Perawatan Diri (+)
• Klien mengatakan tidak pernah mencuci tangan saat makan dan ketika
selesai makan klien hanya melap di pakaiannya saja P:
• Klien mengatakan jika BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja • Latihan perawatan diri mandi 2x sehari
• Klien tampak tidak rapi dan kotor • Latihan perawatan diri sikat gigi 2x sehari
• Klien sering memakai pakaian yang sama tiap harinya dan berbau
• Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
• Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tindakan Keperawatan :
Sp 1 :
• Melatih cara perawatan diri : mandi
• Membina hubungan saling percaya
• Jelaskan pentingnya kebersihan diri
• Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
• Latih menjaga kebersihan diri : mandi, ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku
4. RTL :
Sp 2 :
Latihan cara perawatan diri : berhias
Lanjutan..

(SP 2 : 15.00 1. Data : S : Klien mampu menyebutkan dan


WIB) Tanda dan gejala: mempraktekkan secara mandiri cara berhias
• Rambut klien berantakan, wajah kusam yang baik
• Klien mengatakan malas berhias karena sibuk dengan
suara yang sering ia dengar O : Klien mampu melakukan perawatan diri
• Klien hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika berhias setelah mandi secara mandiri
tidak maka pakaiannya akan terus ia pakai
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri A : Defisit Perawatan Diri (+)
3. Tindakan Keperawatan :
Sp 2 : P : Latihan berhias setelah mandi
• Melatih cara perawatan diri : berhias
• Evaluasi kegiatan Sp 1 dan beri pujian
• Jelaskan cara berdandan
• Latih cara berhias setelah membersihkan diri :sisiran
4. RTL :
Sp 2 :
Latihan cara perawatan diri : berhias
Senin, 07 Maret 1. Data: S : Klien merasa sangat senang di ajarkan
2022 cara merawat diri saat sebelum dan setelah
 Klien tidak pernah mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
makan
 Tangan dan jari klien terlihat kotor dan hitam - hitam O : Klien mampu melakukan perawatan
 Klien tampak tidak rapi dan kotor diri mencuci tangan sebelum dan setelah
 Klien sering memakai pakaian yang sama tiap harinya dan makan secara mandiri
berbau
A : Defisit Perawatan Diri (+)
 Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
 Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning P : Latihan cara perawatan diri mencuci
tangan sebelum dan setelah makan
2. Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
3. Tindakan Keperawatan :
Sp 3 :
Melatih cara perawatan diri : makan/minum
 Evaluasi kegiatan Sp 1 dan 2 dan beri pujian
 Jelaskan cara dan alat makan dan minum
 Latih cara makan dan minum yang baik
4. RTL :
Sp4 :
Latihan cara perawatan diri : BAK/BAB
Selasa, 08 1. Data : S : Klien merasa senang diajarkan cara BAK
Maret dan BAB yang baik
2022  Badan klien sangat bau dan kotor
 Klien tidak mencuci tangan saat setelah BAK O : Klien mampu melakukan perawatan diri
 Klien tidak bersih mencuci tangan saat setelah BAB BAK dan BAB dengan baik secara mandiri
2. DiagnosaKeperawatan: Defisit Perawatan Diri A : Defisit Perawatan Diri (+)
3. Tindakan Keperawatan : Sp 4 : P : Latihan perawatan diri saat setelah BAK
dan BAB dengan baik
• Melatih cara perawatan diri : BAB/BAK
• Evaluasi kegiatan Sp 3 dan beri pujian
• Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
• Latih BAB dan BAK yang baik
Rabu, 09 1. Data : S : Klien merasa senang saat di ajarkan
Maret bagaimana cara mengidentifikasi
2022  Klien tampak gelisah dan bingung, dan tampak sedih saat di tanya perasaannya kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Klien merasa malu karena mempunyai sakit gangguan jiwa
 Klien mengatakan tidak berguna karena gagal menjadi anak yang baik untuk orang tuanya O : Klien mampu mengidentifikasi
 Klien tampakmurung kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Klien tampak tidak bersemangat Membersihkan tempat tidur, mencuci piring,
 Klien lebih senang menyendiri Saat di tanya tentang perasaannya klien sedih dan terdiam bermain musik gitar
2. Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah A : Harga Diri Rendah (+)
3. Tindakan keperawatan : P : Latihan Membersihkan tempat tidur
Sp 1 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4. RTL : Sp 2 :
 Menilai kemamampuan yang dapat di gunakan
 Menetapkan/memilih kegiatan sesuai kemampuan
 Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih
Kamis, 10 1. Data : S : Klien merasa senang saat diajarkan untuk
Maret 2022 melatih kegiatan yang dipilih
 Klien tampak gelisah dan bingung, dan tampak sedih saat di tanya
perasaannya O : Klien mampu Membersihkan tempat tidur
 Klien merasa malu karena mempunyai sakit gangguan jiwa secara mandiri
 Klien mengatakan tidak berguna karena gagal menjadi anak yang baik
A : Harga Diri Rendah (+)
untuk orang tuanya
 Klien tampak murung P : Latihan membersihkan tempat tidur 1x1
 Klien tampak tidakbersemangat hari
 Klien lebih senang menyendiri saat di tanya tentang perasaannya klien
sedih dan terdiam
2. Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Tindakan keperawatan :
Sp 2 :
 Menilai kemampuan yang dapat di gunakan
 Menetapkan/memilih kegiatan sesuai kemampuan (Membersihkan tempat
tidur)
 Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 1 (Membersihkan tempat
tidur)
4. RTL :
Sp 3 : Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 2 (mencuci piring)
Sp 4 : Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 3 (bermain gitar)
Lanjutan..

Jumat, 11 1. Data : S : Klien mengatakan senang di


Maret 2022 dukung saat melakukan kegiatan
 Klien merasa malu karena mempunyai sakit
mencuci piring dan bermain
gangguan jiwa
musik gitar
 Klien mengatakan tidak berguna karena gagal
menjadi anak yang baik untuk orang tuanya O : Klien mampu mencucipiring
 Klien tampak murung
Klien mampu bermain gitar
 Klien tampak tidak bersemangat
 Klien lebih senang menyendiri A : Harga Diri Rendah (+)
 Saat di tanya tentang perasaannya klien sedih dan
P:
terdiam
 Membersihkan tempat tidur
2. Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah
 Mencuci piring 3x1 hari
3. Tindakan keperawatan :  Bermain gitar 2x1 hari
Sp 3 : Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih
2 (mencuci piring)
Sp 4 : Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih
3 (bermain gitar)
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, maka penulis dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian dilakukan secara langsung pada klien dan juga dengan menjadikan status klien sebagai
sumber informasi yang dapat mendukung data-data pengkajian. Selama proses pengkajian, perawat
mengunakan komunikasi terapeutik serta membina hubungan saling percaya antara perawat-klien.
Pada kasus Ny W diperoleh bahwa klien mengalami gejalagejala Defisit Perawatan Diri. Faktor
predisposisi pada Ny W yaitu pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny W yaitu Defisit Perawatan Diri, Halusinasi
Pendengaran, dan Harga Diri Rendah. Tetapi pada pelaksanaannya, penulis fokus pada masalah
utama yaitu Defisit Perawatan Diri.
3. Perencanaan dan implementasi keperawatan disesuaikan dengan strategi pertemuan pada klien
Defisit Perawatan Diri dan Harga Diri Rendah.
4. Evaluasi diperoleh bahwa terjadi peningkatan kemampuan klien dalam merawat dirinya yang
dialami serta dampak pada penurunan gejala Defisit Perawatan Diri yang dialami.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai