Anda di halaman 1dari 95

SOSIALISASI

TUGAS DAN FUNGSI


DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN

RABU

8 JUNI 15:30 WIB

HOTEL PARK ADE JAJANG J.W. S.H.,M.H.


KOORDINATOR/ANALIS KEPEGAWAIAN MADYA BKN

@bkngoIdofficial @BKNgoid #ASNPelayanPublik


Tugas Dit.
Status dan
Kedudukan
Kepegawaian

Penetapan Status
Penetapan ASN Ekses Penetapan Nama Persetujuan, Rekomendasi Penetapan CPNS
Kepegawaian
Politik atau menjadi dan NIP melalui Perpanjangan dan Tewas menjadi PNS lebih
anggota/Pengurus SIASN Pengaktifan dari 1 Tahun
Parpol Kembali CLTN
Penetapan
Status kepegawaian

Tidak Mengisi PUPNS Tidak Memperbaiki


Kinerja

ASN Menggunakan
Penetapan Pemberhentian Izasah Palsu,
Sementara /Pengaktifan Tidak Melapor setelah Penetapan Status Lain-
Kembali/Pemberhentian selesai Tugas Belajar lain
PEMBERHENTIAN SEMENTARA

DIANGKAT MENJADI Ditahan karena menjadi


PEJABAT NEGARA tersangka tindak Pidana
Diangkat menjadi
komisioner atau
anggota
PNS diangkat
Sebagai Pejabat Negara
Pemberhentian
Sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota  diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
Mahkamah Konstitusi, ketua, wakil ketua, apabila dalam waktu paling lama 2 (dua)
dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, tahun tidak tersedia lowongan Jabatan,
ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Item 4 diberikan 50 %
Yudisial, ketua dan wakil ketua Komisi  Dalam hal PNS yang bersangkutan tidak
Pemberantasan Korupsi, menteri dan jabatan mengajukan pengaktifan kembali dalam
setingkat menteri, kepala perwakilan jangka waktu lebih dari 30 (tiga puluh)
Republik Indonesia di Luar Negeri yang Item 1 hari kalender, maka PPK
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa
dan Berkuasa Penuh
2023 memberhentikan dengan hormat sebagai
PNS
Item 3
Pengaktifan
Pemberhentian Sementara Item 2 Pengaktifan kembali sebagai PNS ditetapkan
dan hak kepegawaian oleh Presiden atau PPK setelah mendapatkan
pertimbangan teknis Kepala BKN atau
Kepala Kantor Regional BKN.

30 hari 25 hari 14 hari


Diangkat menjadi Komisioner atau anggota lembaga non struktural

+ 95 LNS yang ada di Indonesia


PNS diangkat
sebagai Komisioner atau Anggota LNS
Pemberhentian
 diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
apabila dalam waktu paling lama 2 (dua)
Diangkat menjadi Komisioner atau
tahun tidak tersedia lowongan Jabatan
anggota Lembaga non struktural
Item 4  Dalam hal PNS yang bersangkutan tidak
mengajukan pengaktifan kembali dalam
jangka waktu lebih dari 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PPK
Item 1 memberhentikan dengan hormat sebagai
2023 PNS

Item 3
Pengaktifan
Pemberhentian Sementara Item 2 Pengaktifan kembali sebagai PNS ditetapkan
dan hak kepegawaian oleh Presiden atau PPK setelah mendapatkan
pertimbangan teknis Kepala BKN atau
Kepala Kantor Regional BKN.

30 hari 25 hari 14 hari


KETENTUAN PNS DIANGKAT MENJADI KOMISIONER
ATAU ANGGOTA LEMBAGA NON STRUKTURAL
PNS yang diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural diberhentikan sementara sebagai PNS.

Pemberhentian sementara berlaku sejak yang bersangkutan dilantik dan berakhir pada saat selesainya masa tugas sebagai pejabat
negara, komisioner, atau anggota lembaga nonstruktural
PNS yang telah selesai masa tugas sagai pejabat negara, komisioner, atau anggota lembaga nonstruktural melapor kepada PPK paling
lama 1 (satu) bulan sejak selesainya masa tugas.
Penghasilan sebagai PNS tidak diberikan pada bulan berikutnya sejak dilantik sebagai pejabat negara, komisioner, atau
anggota lembaga nonstruktural.
PNS yang telah selesai menjadi pejabat negara, komisioner, atau anggota lembaga nonstruktural,mengajukan pengaktifan kembali
sebagai PNS kepada PPK melalui PYB paling lama 3O (tiga puluh) hari terhitung setelah yang bersangkutan diberhentikan sebagai
pejabat negara, komisioner, atau anggota lembaga nonstruktural.
Selama menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural, masa kerja sebagai pejabat negara dan pimpinan
atau anggota lembaga nonstruktural tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.

Pada saat mencapai Batas Usia Pensiun selama masa jabatannya sebagai Pimpinan atau anggota LNS, diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS, dengan mendapat hak kepegawaian berdasarkan ketentuan peraturan perrrndang-undangan. Dengan ketentuan sebagai
berikut :
a.Batas Usia Pensiun PNS adalah 58 (lima puluh delapan) tahun dikecualikan bagi PNS yang . menduduki JF
b.Batas Usia Pensiun bagi PNS yang JF ditetapkan sesuai dengan Batas Usia Pensiun pada JF terakhir yang diduduki.
PNS yang tidak menjabat lagi sebagai komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural, dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun tidak tersedia lowongan
Jabatan.

PNS yang tidak menjabat lagi sebagai Dalam hal PNS yang diberhentikan memenuhi
komisioner atau anggota lembaga syarat diberikan jaminan pensiun, menyampaikan
nonstruktural, diberhentikan dengan hormat usul pemberhentian PNS kepada Presiden atau PPK
sebagai PNS apabila dalam waktu paling lama dengan tembusan kepada Kepala BKN atau Kepala
2 (dua) tahun tidak tersedia lowongan Jabatan. Kantor Regional BKN.

Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN atas dasar


usul pemberhentian dari PPK atau PyB sebagaimana
dimaksud pada huruf d, memberikan Pertimbangan Teknis
Pemberhentian dengan hormat sebagai Pensiun PNS dan janda/duda kepada Presiden atau PPK.
PNS, terhitung mulai akhir bulan sejak 2
(dua) tahun tidak tersedia lowongan
Jabatan.
Presiden atau PPK menetapkan keputusan
pemberhentian dengan hormat sebagai PNS
Ketentuan Pengaktifan kembali sebagai PNS setelah diberhentikan
Sementara.
PNS yang telah selesai menjadi pejabat negara, komisioner, atau anggota lembaga
nonstruktural diaktifkan kembali sebagai PNS pada jabatan apabila tersedia lowongan
jabatan.
Dalam hal PNS yang menjadi:
a)tersangka tindak pidana ditahan pada tingkat penyidikan, dan menurut Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang bersangkutan dihentikan dugaan tindak pidananya;
b)tersangka tindak pidana ditahan pada tingkat penuntutan, dan menurut Jaksa yang
bersangkutan dihentikan penuntutannya;
c)terdakwa tindak pidana ditahan pada tingkat pemeriksaan, dan menurut putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dinyatakan tidak bersalah atau dilepaskan
dari segala tuntutan; atau
d)terdakwa tindak pidana ditahan pada tingkat pemeriksaan, dan menurut putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dinyatakan bersalah dengan pidana penjara
kurang dari 2 (dua) tahun karena melakukan tindak pidana dengan tidak berencana,

maka yang bersangkutan diaktifkan kembali sebagai PNS.


Dalam pemberian pertimbangan teknis Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN bagi PNS yang telah selesai menjadi
pejabat negara, komisioner, anggota lembaga nonstruktural, atau bagi PNS yang menjadi tersangka/terdakwa tindak pidana,
persyaratanya sebagai berikut :
a. Surat permohonan pengaktifan kembali sebagai PNS kepada PPK dari PNS yang bersangkutan;
b. Salinan Keputusan Presiden tentang pengangkatan dan pemberhentian pejabat negara, komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural yang berisi antara lain Nama, NIP, Pangkat/Golongan Ruang PNS pada … selesai melaksanakan tugas sebagai
pejabat negara, komisioner atau anggota lembaga nonstruktural pada tanggal …;
c. Salinan surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan dari kepolisian/kejaksaan/KPK atau putusan pengadilan/petikan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap Nomor … tanggal … Sdr … Pekerjaan … atas sangkaan tindak pidana
berupa … dan dihentikan dugaan tindak pidananya/dihentikan penuntutannya/dinyatakan tidak bersalah/dilepaskan dari segala
tuntutan, atau dinyatakan bersalah dengan pidana penjara kurang dari 2 (dua) tahun karena melakukan tindak pidana dengan tidak
berencana;
d. Dokumen hasil perhitungan analisis jabatan dan analisis beban kerja, dalam hal ini disesuaikan dengan kebutuhan jabatan yang
ada;
e. Surat lepas atau dengan sebutan lain dari Lembaga Permasyarakatan; dan
f. Surat pernyataan yang dibuat oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan paling rendah menduduki jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama yang menyatakan bahwa akan membina yang bersangkutan, termasuk menjatuhi hukuman disiplin apabila terbukti
melanggar disiplin sesuai peraturan perundang-undangan.
g. Format Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf f) dibuat menurut contoh sebagaimana tercantum dalam Angka 4
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud huruf c), huruf e), dan huruf f), dikecualikan bagi PNS yang diaktifkan karena
telah selesai menjadi pejabat negara, komisioner, anggota lembaga nonstruktural.
PEMBERHENTIAN SEMENTARA/PENGAKTIFAN/PEMBERHENTIAN
KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA ATAU PENYELEWENGAN

KUHP UU Nomor 5 PP Nomor 53 PP Nomor 11 Perka BKN


Pasal 340, Tahun 2014 Tahun 2010 Tahun 2017 Nomor 03 Tahun
353,355 2020
PIDANA
KHUSUS

SE. BKN Nomor 5 Tahun 2021


08/07/23 12
276c
PNS terlibat Pidana PyB

PPK
Putusan Pengadilan 282.b

Pemberhentian Sementara
247
Kejahatan
Tidak bersalah Tidak Berencana Berencana Jabatan/zada
hubungan dg
Jabatan 282.a

≥ 2 tahun,
< 2 tahun, ≥ 2 tahun, < 2 tahun, 250.b

248.1 SP3
285.1 250.d

• Tidak menurunkan harkat &248.2 251

martabat PNS 247 285.1

• Prestasi kerja baik


• Tidak mempengaruhi ling.kerja
• Tersedia lowongan jabatan Diberhentikan Diberhentikan
Diberhentikan dengan hormat tidakdengan
dengan hormat tidak APS hormat

Tidak diberhentikan

Pengaktifan Kembali / dikembalikan hak-haknya 


PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR M.01.PK.04-10 TAHUN 2007
TENTANG
SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN ASIMILASI, PEMBEBASAN
BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS, DAN CUTI BERSYARAT

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1.Asimilasi adalah proses pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan yang dilaksanakan dengan
membaurkan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan di dalam kehidupan masyarakat.
2.Pembebasan Bersyarat adalah proses pembinaan Narapidana dan Anak Pidana di luar Lembaga Pemasyarakatan
setelah menjalani sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) masa pidananya minimal 9 (sembilan) bulan.
3.Cuti Menjelang Bebas adalah proses pembinaan Narapidana dan Anak Pidana di luar Lembaga Pemasyarakatan
setelah menjalani 2/3 (dua pertiga) masa pidana, sekurang-kurangnya 9 (sembilan) bulan berkelakuan baik.
4.Cuti Bersyarat adalah proses pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan bagi Narapidana dan Anak Pidana
yang dipidana 1 (satu) tahun ke bawah, sekurang-kurangnya telah menjalani 2/3 (dua pertiga) masa pidana.
5.Pengawasan adalah langkah atau kegiatan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penyimpangan
pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat termasuk di dalamnya
kegiatan evaluasi dan pelaporan.
6.Pembimbingan adalah pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan.
Ruang lingkup
pengaktifan kembali jenis
pemberhentian
PNS;
kewenangan
pemberhentian,
pemberhentian pelaksanaan
sementara, dan pemberhentian PNS
pengaktifan kembali

hak kepegawaian penyampaian keputusan


bagi PNS yang pemberhentian
diberhentikan

uang tunggu
pemberhentian
dan uang
sementara;
pengabdian
Jenis pemberhentian terdiri atas:
1. pemberhentian atas permintaan sendiri;
2. pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun;
3. pemberhentian karena perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah;
4. pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan/atau rohani;
5. pemberhentian karena meninggal dunia, tewas, atau hilang;
6. pemberhentian karena melakukan tindak pidana/penyelewengan;
7. pemberhentian karena pelanggaran disiplin;
8. pemberhentian karena mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi presiden dan wakil
presiden, ketua, wakil ketua, dan anggota dewan perwakilan rakyat, ketua, wakil ketua,
dan anggota dewan perwakilan daerah, gubernur dan wakil gubernur, atau
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota;
9. pemberhentian karena menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
10. pemberhentian karena tidak menjabat lagi sebagai pejabat negara.
Pemberhentian Karena Hal Lain,
1. tidak melapor setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
negara;
2. PNS yang setelah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara
dalam waktu 1 (satu) tahun tidak dapat disalurkan;
3. terbukti menggunakan ijazah palsu;
4. tidak melapor setelah selesai menjalankan tugas belajar;
5. PNS yang menerima uang tunggu tetapi menolak untuk diangkat
kembali dalam jabatan;
6. pemberhentian karena tidak menjabat lagi sebagai komisioner atau
anggota lembaga nonstruktural; dan
7. PNS yang tidak dapat memperbaiki kinerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri

Dapat ditunda Paling lama 1 (satu) tahun

50 TAHUN DAN 20 TAHUN

 sedang dalam proses peradilan karena diduga


USUL
DISETUJUI melakukan tindak pidana kejahatan;
AN  erikat kewajiban bekerja pada Instansi
Pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan;
 dalam pemeriksaan pejabat yang berwenang
memeriksa karena diduga melakukan
pelanggaran disiplin PNS;
DITOLAK  sedang mengajukan upaya banding administratif
karena dijatuhi hukuman disiplin berupa

Keputusan pemberian persetujuan, penundaan, atau penolakan permohonan pemberhentian atas permintaan sendiri
ditetapkan paling lama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak permohonan secara lengkap diterima oleh PPK;
Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia
Pensiun

DIATUR DALAM
58 TAHUN 60 TAHUN 65 TAHUN UNDANG-
pejabat administrasi, pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional ahli UNDANG
fungsional ahli muda, pejabat pejabat fungsional madya; utama
fungsional ahli pertama, dan UU 11/2019 Peneliti, dsb
pejabat fungsional
keterampilan
PERTEK BKN : 14 HARU
SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN/PPK : 1
Pemberhentian Karena Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah
Dalam hal terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
kelebihan PNS maka PNS tersebut terlebih dahulu disalurkan pada Instansi Pemerintah lain:

Apabila PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1):


a.tidak dapat disalurkan pada instansi lain;
pada saat terjadi perampingan organisasi
b.belum mencapai usia 50 (lima puluh) tahun; dan
sudah mencapai usia 50 (lima puluh)
c.masa kerja kurang dari 10 (sepuluh) tahun,
tahun dan masa kerja 10 (sepuluh) diberikan uang tunggu paling lama 5 (lima) tahun.
tahun, diberhentikan dengan hormat
 belum berusia 50 (lima puluh) tahun tetapi telah memiliki masa kerja pensiun
dengan mendapat hak kepegawaian sesuai
paling sedikit 10 (sepuluh) tahun, jaminan pensiun bagi PNS mulai
dengan ketentuan peraturan perundang-
diberikan pada saat mencapai usia 50 (lima puluh) tahun.
undangan.  Kurang 10 Tahun masa kerja hanya Sesuai ketentuan PerUU
 Kurang 50 Tahun usianya hanya Sesuai ketentuan PerUU
Pemberhentian PNS Yang Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani

PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani diberhentikan dengan hormat apabila:

tidak dapat bekerja lagi tidak mampu bekerja kembali


dalam semua Jabatan setelah berakhirnya cuti sakit.
karena kesehatannya;

APABILA :
menderita penyakit atau
kelainan yang berbahaya
bagi dirinya sendiri atau
lingkungan kerjanya

 PNS yang diberhentikan dengan hormat yang disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban jabatan diberikan
jaminan pensiun tanpa mempertimbangkan usia dan masa kerja

 PNS yang diberhentikan dengan hormat yang tidak disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban jabatan
diberikan jaminan pensiun apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun paling singkat 4 (empat) tahun.
Pemberhentian Karena Meninggal Dunia

meninggalnya tidak meninggal dunia bukan


dalam dan karena karena perbuatan anasir yang
tidak bertanggung jawab atau
menjalankan tugas bukan sebagai akibat tindakan
terhadap anasir itu dalam
menjalankan tugas
kewajibannya

meninggal dunia tidak dalam


meninggalnya sedang keadaan yang ada hubungannya
menjalani masa uang tunggu meninggalnya pada dengan dinas, sehingga
waktu menjalani kematiannya itu tidak disamakan
cuti di luar dengan meninggal dunia dalam
tanggungan negara; menjalankan tugas kewajibannya
Pemberhentian Karena Menggunakan Ijazah Palsu

Kriteria ijazah palsu antara lain sebagai berikut:


a.blangko ijazahnya palsu;
b.blangko ijazahnya sah dikeluarkan lembaga yang berwenang, tetapi
tidak ditandatangani oleh pejabat yang berwenang untuk
menandatangani ijazah;
c.blangko ijazahnya sah dikeluarkan lembaga yang berwenang,
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang untuk menandatangani
ijazah, tetapi sebagian maupun seluruh isinya tidak benar; dan/atau
d.Ijazah yang diperoleh dengan cara yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pendidikan.
e.Ijazah palsu merupakan ijazah yang bentuk, ciri dan isinya tidak
sah.

PNS yang terbukti menggunakan ijazah palsu dalam pembinaan kepegawaian


diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
Pemberhentian Karena Tidak Melaporkan Diri Setelah
Selesai Tugas Belajar

PNS yang telah selesai menjalankan tugas belajar wajib


melapor kepada PPK paling lama 15 (lima belas) hari
kerja, sejak berakhirnya masa tugas belajar
Kewajiban melapor, dibuat secara tertulis.
Batas wajib melapor, dihitung sejak berakhirnya tugas
belajar yang tercantum dalam surat perintah tugas
belajar.

Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK, PNS yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (mengembalikan biaya Tugas Belajar)
Pemberhentian Karena Menolak Untuk Diangkat Kembali Dalam Jabatan
Pada Saat Menerima Uang Tunggu

PNS yang menerima uang tunggu yang menolak untuk diangkat kembali dalam Jabatan, diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS pada akhir bulan yang bersangkutan
menolak untuk diangkat kembali.
Penolakan PNS, dibuat secara tertulis

Uang Tunggu
Uang tunggu diberikan setiap tahun untuk paling lama 5 (lima)
tahun. diberikan dengan ketentuan:
a.100% (seratus persen) dari gaji, untuk tahun pertama;
b.80% (delapan puluh persen) dari gaji untuk tahun selanjutnya.
PNS yang tidak dapat memperbaiki kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perUU

Adapun Peraturan terkait lainnya yaitu tertuang pada Pasal 32 Peraturan BKN No. 3 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, yang dapat diurai sebagai berikut:
1.PNS yang tidak memenuhi target kinerja diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
2.Target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam sasaran kinerja pegawai (SKP) dan akan
dilakukan penilaian kinerja setiap tahunnya.
3.Penilaian Kinerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan atau predikat sebagai berikut:
a.Sangat Baik, apabila PNS memiliki nilai dengan angka kurang dari/sama dengan 110 (seratus sepuluh) sampai angka
kurang dari/sama dengan 120 (seratus dua puluh) dan menciptakan ide baru dan/atau cara baru dalam peningkatan kinerja
yang memberi manfaat bagi organisasi atau negara;
b.Baik, apabila PNS memiliki nilai dengan angka lebih dari 90 (sembilan puluh) sampai angka kurang dari/sama dengan
120 (seratus dua puluh);
c.Cukup, apabila PNS memiliki nilai dengan angka lebih dari 70 (tujuh puluh) sampai angka sama dengan 90 (sembilan
puluh);
d.Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka lebih dari 50 (lima puluh) sampai angka sama dengan 70 (tujuh
puluh);
e.Sangat Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka kurang dari 50 (lima puluh
Penetapan ekses politik atau menjadi
anggota/pengurus Partai Politik
PEMBERHENTIAN PNS Karena Mencalonkan Diri atau Dicalonkan Menjadi Presiden dan Wakil Presiden, Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur,
atau Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota

DASAR HUKUM:
UU NO 5 Tahun 2014 tentang ASN
Pasal 9 Ayat (2), Pasal 87 ayat (4) huruf c, Pasal 119 dan 123 ayat
(3)
 PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN
Pasal 254 dan 255
 PP 37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS Menjadi anggota Partai
Politik
 PP 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS, Pasal 4 angka 12,13,14,15
 Putusan MK No. 41/PUU-XII/2014 tgl 8 Juli 2015 Pengunduran diri
secara tertulis sebagai PNS dilakukan sejak ditetapkan sebagai calon
peserta
 SKB Nomor 05 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengawasan Netralitas
Pegawai ASN dalam penyelenggaraan pilkada
 SE Menpan B/36.M.SM.00.00/2018 mengajukan CLTN untuk
mendampingi pasangan yang ikut menjadi konstestan
A.DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT
B.DIBERHENTIKAN TIDAK DENGAN HORMAT
SEBAGAI PNS
PEMBERHENTIAN KARENA MENJADI ANGGOTA DAN/ATAU PENGURUS
PARTAI POLITIK

PNS dilarang menjadi anggota Ditolak, apabila:


dan/atau pengurus partai politik a.Sedang dalam proses peradilan krn diduga melakukan
tindak pidana kejahatan
b.Terikat kewajiban bekerja pada instansi pemerintah
c.Dalam pemeriksaan pejabat yang berwenang memeriksa
PNS wajib mengundurkan diri krn diduga melakukan pelanggaran disiplin
secara tertulis sebelum ditetapkan
d.Sedang mengajukan upaya banding administratif krn
menjadi anggota dan/atau pengurus
dijatuhi hukdis berupa pemberhentian dg hormat tidak atas
partai politik permintaan sendiri sbg PNS
e.Sedang menjalani hukdis

PNS yang mengundurkan diri ,


PNS yang melanggar, diberhentikan tidak dg
diberhentikan dg hormat sebagai
hormat sebagai PNS, TMT akhir bulan PNS
PNS, TMT akhir bulan pengunduran
ybs menjadi anggota dan/atau pengurus parpol
diri
20 HARI DAPAT DIBUATKAN
10 HARI ATASAN LANGSUNG 3 30 HARI KEPUTUSAN SUDAH DIBUAT 29
KEPUTUSAN PEMBERHENTIAN OLEH PPK
Penetapan Nama dan NIP dalam
Aplikasi Sistem Aparatur Sipil Negara
PENERAPAN APLIKASI NAMA/NIP DALAM SIASN

User display name,"Timestamp","NAMA","NIP","JABATAN","INSTANSI","Nomor

Handphone","Bagaimana Pendapat anda mengenai penyampaian materi Narasumber ?","Bagaimana


pendapat Anda tentang praktik sumulasi aplikasi yang dijelaskan oleh narasumber ?","Apakah

Pelaksanaan Bimtek Secara keseluruhan sudah memenuhi ekspektasi anda ?","Seberapa Anda
memahami memahami materi setelah Bimtek dilakukan","Apakah ada kritik dan saran pelaksanaan
Bimtek kedepannya ?"

Anonymous user,"Friday, November 11, 2022 at 3:34:41 AM GMT+0:00","YULIA WIDYATMOKO,


S.KOM.","197607142005011009","Sub Koordinator Kelompok Substansi Data dan Tata Usaha

Kepegawaian /Pranata Komputer Ahli Muda pada Bidang Data Disiplin dan Kesejahteraan","Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan","081904111677","Sangat Baik","Sangat Baik","Sangat
Baik","Sangat Baik","Untuk pengembangan sistem agar lebih terharmonisasi dengan Direktorat

lainnya."

Anonymous user,"Friday, November 11, 2022 at 3:33:52 AM GMT+0:00","Dedy Sardiana,


S.E.","197909122006041014","Analis Kepegawaian Ahli Muda","Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Kutai Timur","085391399137","Sangat
Baik","Baik","Baik","Baik","MemperbanyakKuota pada peserta zoom, terimakasih"

Anonymous user,"Friday, November 11, 2022 at 3:31:12 AM

GMT+0:00","DAHRIANSYAH","197502032010011002","PENGOLAH DATA","BKPSDM KAB. KUTAI


KARTANEGARA","085250527042","Baik","Baik","Baik","Baik","Sudah baik"

Anonymous user,"Friday, November 11, 2022 at 3:11:50 AM GMT+0:00","NUGROHO DWI


ARIANSYAH,S.T.","199503262020121009","AHLI PERTAMA - PRANATA KOMPUTER","BKPP KAB.
LABUHANBATu","082165441169","Sangat Baik","Baik","Baik","Baik","Untuk sisi aplikasi, sebaiknya

popin notifikasi diberikan waktu jeda yang lebih lama sebelum kembali pop out..

untuk pelaksanaan bimtek sudah baik.."

Anonymous user,"Friday, November 11, 2022 at 3:10:07 AM GMT+0:00","ANDI RIDHA


RIMBAWAN","199211122014061002","Analis SDM Aparatur Ahli Muda","Provinsi Sulawesi
Barat","081354711222","Baik","Baik","Baik","Baik","Kapasitas Zoom harus ditambah"

Anonymous user,"Friday, November 11, 2022 at 3:09:51 AM GMT+0:00","Khairudin,


SS","197302112003121004","Kepala","BKPSDM Penajam Paser

Utara","081234666027","Baik","Baik","Baik","Baik","Untuk kedepan waktu/durasi pelaksanaan bimtek

lebih ditambah supaya peserta dapat diberikan kesempatan lebih lama untuk mengajukan

pertanyaan"

Undangan ZOOM & Begron Zoom Meting dan Daftar hadir


Launcing
Sosialisasi Sistem ASN SKK Nama/NIP

Sosialisasi Kementerian ESDM

Sosialisasi Kota Bandung Sosialisasi Kemenkes RI


KEMANFAATAN ASKSI PERUBAHAN PENERAPAN APLIKASI
NAMA/NIP DALAM SIASN:

KEGIATAN BEFORE AFTER


Pengusulan Jasa Pengiriman
Upload berkas
Dokumen

Print, Paraf dan


Penyesesai TTD Manual Mengunakan DS

Menggunakan Excel
Pengendalian dan File Kabinet Monitoring progress
by aplikasi
• Tidak izin Biro SDM
Mitigasi resiko
• Salah kirim Meminimalisir resiko
kedepan
• BTL
• TMS

Waktu proses dan 


SOP 40 Hari Upload berkas
pengiriman 
Jasa Pengiriman
Persetujuan, Perpanjangan dan Pengaktifan Kembali
PNS yang melaksanakan CLTN
PENGERTIAN
 Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu
 Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan
 Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di Instansi Pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti adalah PPK atau pejabat yang mendapat
delegasi sebagian wewenang dari PPK untuk memberikan cuti
 Tim Penguji Kesehatan adalah suatu tim yang dibentuk oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang beranggotakan
dokter pemerintah untuk menguji kesehatan PNS
KETENTUAN LAIN-LAIN
O PNS yang sedang menggunakan hak atas cuti tahunan, cuti besar, cuti karena alasan penting,
dan cuti bersama dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak

O Dalam hal PNS dipanggil kembali bekerja, jangka waktu cuti yang belum dijalankan tetap
menjadi hak PNS yang bersangkutan

O Hak atas cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti karena alasan penting
yang akan dijalankan di luar negeri, hanya dapat diberikan oleh PPK

O Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan
dari PPK sebagaimana dimaksud, pejabat yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan
bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk menggunakan hak atas cuti

O Pemberian izin sementara harus segera diberitahukan kepada PPK, dan setelah menerima
pemberitahuan memberikan hak atas cuti kepada PNS yang bersangkutan
O Ketentuan mengenai cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti karena alasan penting
berlaku secara mutatis mutandis (Perubahan yang diperlukan atau penting)
terhadap Calon PNS

O PNS yang sedang menjalankan cuti di luar tanggungan negara pada saat
diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2OI7 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara
wajib melaporkan diri secara tertuliskepada instansi induknya paling lama I (satu)
bulan setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara

O PNS yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara dan telah
diaktifkan kembali sebagai PNS, dapat mengajukan cuti tahunan apabila telah
bekeda secara terus-menerus paling singkat 1 (satu) tahun sejak diaktifkan kembali
sebagai PNS

O Penghasilan lain yang antara lain berupa tunjangan kinerja, tunjangan perbaikan
penghasilan dibayarkan kepada PNS yang sedang menjalankan cuti sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
JENIS CUTI DAN LAMA HAK
CUTI
1. Cuti tahunan; (12, 18, 24 hari)
 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2OI4 tentang
Aparatur Sipil Negara
2. Cuti besar; ( 5 Tahun dan 3 bulan )(Cuti Thn
Hak PNS Pasal 21 huruf b
CUTI hilang/dipotong)
 Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2OI7
tentang Manajemen
3. Cuti sakit; (1 hari, 1-14 hari, >14 hari- 1 thn, 1 thn
Pegawai Negeri Sipil
Pasal 341 Ketentuan + 6 bln )
lebih lanjut mengenai
tata cara pemberian cuti
diatur dengan Peraturan 4. Cuti melahirkan; (3 bulan)
Kepala BKN. Untuk
menjamin keseragaman
dan tertib administrasi. 5. Cuti karena alasan penting; (1 bulan)(rawat
 Perka BKN Nomor 24
Tahun 2017 Tata cara
pemberian Cuti Jo.
inap/ketengan Bencana)
Perban BKN Nomor 7
Tahun 2021 6. Cuti bersama; (KepPres)
7. Cuti di luar tanggungan negara. (5 Thn- 3 thn + 1
thn)
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA

mengikuti atau mendampingi suami/ mendampingi suami/isteri bekerja di menjalani program untuk
isteri tugas negara/tugas belajar di dalam/luar negeri; mendapatkan keturuna.
dalam/luar negeri (melampirkan suratkeputusan atau surat (melampirkan surat
penugasan/pengangkatan dalam jabatan) keterangan dokter spesialis)
(melampirkan surat penugasan atau
surat perintah tugas dari pejabat yang
berwenang)

mendampingi anak yang berkebutuhan mendampingi suami/isteri/anak yang mendampingi f merawat orang
khusus; keturunan memerlukan perawatan khusus; keturunan
(melampirkan surat keterangan tua/mertua yang sakit/uzrtr
(melampirkan surat keterangan dokter (melampirkan surat
dokter spesialis)
spesialis) keterangan dokter

Masa Kerja 5 Tahun, Permohonan paling lama 3 Tahun, Perpanjangan palin lama 1 Tahun Pengaktifan 1 Bulan
 SKB Nomor 05 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengawasan Netralitas Pegawai ASN dalam
penyelenggaraan pilkada
 SE Menpan B/36.M.SM.00.00/2018 mengajukan CLTN untuk mendampingi pasangan yang ikut
menjadi konstestan
Pemberhentian Karena Tidak Melaporkan Diri Setelah Selesai Cuti di Luar
Tanggungan Negara atau Pemberhentian Karena Setelah Selesai Menjalani Cuti di
Luar Tanggungan Negara

PNS yang tidak melaporkan diri


secara tertulis selama 1 bulan Setelah selesai CLTN tidak adanya
setelah selesai CLTN, diberhentikan lowongan, PNS yang tidak dapat disalurkan
dengan hormat sesuai dengan dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun,
ketentuan peraturan perundang- diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
undangan.
Penetapan/Rekomendasi Kriteria Tewas
Bagi Aparatur Sipil Negara
DASAR HUKUM
 Pasal 92 UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 dan
 Pasal 308 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Jo PP 17/2020
terkait Perlindungan
Ayat (1) dinyatakan Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.

 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai
Aparatur Sipil Negara, perlu mengatur kriteria kecelakaan kerja, cacat, dan penyakit akibat
kerja, serta kriteria penetapan tewas;

 PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN


KRITERIA PENETAPAN KECELAKAAN KERJA, CACAT, DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA, SERTA
KRITERIA PENETAPAN TEWAS BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN
KRITERIA PENETAPAN KECELAKAAN KERJA, CACAT, DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA, SERTA
KRITERIA PENETAPAN TEWAS BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

RUANG LINGKUP
• Kriteria kecelakaan kerja, Cacat, dan Penyakit Akibat Kerja;
• Manfaat dan besaran manfaat jaminan kecelakaan kerja;
• Pelaporan dan pengajuan pembayaran klaim manfaat jaminan kecelakaan kerja;
• Persyaratan penetapan kecelakaan kerja, Cacat, dan Penyakit Akibat Kerja;
• Prosedur penetapan kecelakaan kerja, Cacat, dan Penyakit Akibat Kerja;
• Kriteria tewas;
• Manfaat dan besaran manfaat kecelakaan kerja yang mengakibatkan tewas;
• Persyaratan penetapan tewas; dan
• Prosedur penetapan tewas.
INSTANSI

Pengelola Program Kepala BKN


Penetapan kecelakaan kerja Kecelakaan kerja mengakibatkan cacat
total dan menurut tim penguji kesehatan
tidak mampu bekerja kembali penetapan
kecelakaan kerja
PROGRAM YANG DIKELOLA PT TASPEN (Persero)

Pensiun Tabungan Hari Tua (THT)

UU 11 Tahun 1969 PP 25 Tahun 1981 jo PP 20 Tahun 2013

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


dan Jaminan Kematian (JKM)

PP 70 Tahun 2015 jo. PP 66 Tahun 2017

PP 49 Tahun 2018 45
Manajemen PPPK
JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah perlindungan atas risiko Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja berupa
perawatan, santunan dan tunjangan cacat.

Iuran
0,24% X Gaji Pokok
ASN Pimpinan / Pegawai Pemerintah Non ASN PP 49 Tahun (Iuran dibayar oleh Pemerintah)
Pejabat Negara
(CPNS, PNS, PPPK) Anggota DPR 2018

13 MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)


Note :
1. Biaya Transportasi 8. Biaya Rehabilitasi Medik : Rp 2.6 Jt
Kadaluarsa Pelaporan Klaim 2
Darat : Rp 1.300.000,-
tahun terhitung sejak Tanggal
Laut : Rp 1.950.000,-
Udara : Rp 3.250.000,-
Kecelakaan

2. Cacat Sebagian Anatomis % Tabel X 80 Gaji 9. Biaya Penggantian Gigi : Rp 3.9 Jt

3. Cacat Sebagian Fungsi 10. Santunan Kematian Kerja 60% X 80 Gaji PKS dengan
RUMAH SAKIT :
4. Cacat Total Tetap 11. Uang Duka Tewas 6 X Gaji
Santunan Sekaligus 70% X 80 Gaji 616 RS
Santunan Berkala Rp 250.000 X 24 Bulan
5. Pensiun Karena Cacat 12. Biaya Pemakaman 10 Jt
% X Gaji atas berkurangnya fungsi organ Maks 70%

6. Biaya Pengobatan Sampai Sembuh 13. Bea Siswa 15 sd 45 Jt untuk dua orang anak

7. Santunan Tidak Mampu Bekerja : 100% Gaji


(Dievaluasi per 6 bulan)
46
Persyaratan Penetapan
Kecelakaan Kerja Penetapan Cacat Penyakit Akibat Kerja
PASAL 25
PASAL 26 PASAL 27
 SK CPNS/PNS atau pengangkatan sebagai
PPPK;  SK CPNS/PNS atau pengangkatan  SK CPNS/PNS atau pengangkatan
sebagai PPPK; sebagai PPPK, keputusan
 Uraian tugas jabatan dr pimpinan tertinggi pemberhentian sebagai PNS atau
diunit kerja ybs;  Surat perintah tugas bagi pegawai ASN
yang mengalamI Cacat karena kecelakaan pemutusan hubungan kerja dengan
 Surat perintah tugas bagi pegawai ASN kerja di luar wilayah kerja/lingkungan hormat bagi PPPK;
yang mengalami kecelakaan kerja di luar kantor;  Surat Keterangan dokter/dokter
wilayah kerja/lingkungan kantor; spesialis yang berkompeten di
 Surat keterangan/rekomendasi dari tim
 Surat keterangan Dokter/Rekam Medik penguji kesehatan bagi pegawai ASN yg bidang kesehatan kerja bagi pegawai
Dokter/Dokter Penguji Tersendiri; mengalamI Cacat/Cacat total tetap karena ASN yg mengalami Penyakit Akibat
kecelakaan kerja; kerja;
 Berita Acara Kepolisian atau Laporan
Polisi yang menerangkan secara rinci  Laporan kronologis yg menerangkan  Laporan kronologis yang
tentang waktu kejadian kecelakaan; secara rinci ttg kejadian kecelakaan kerja menerangkan secara rinci tentang
yg menyebabkan Cacat dibuat oleh kejadian kecelakaan kerja yg
 Laporan kronologis yg menerangkan
atasan/pimpinan unit; menyebabkan Penyakit Akibat Kerja
secara rinci tentang kejadian kecelakaan
dibuat oleh atasan/pimpinan unit
kerja dibuat oleh atasan/pimpinanunit kerja;  Persyaratan lain yg diatur oleh Kepala kerja; dan
dan Badan Kepegawaian Negara atau
 Persyaratan lain yg diatur oleh
 Persyaratan lain yg diatur dalam peraturan Pengelola Program baik sendiri maupun
bersama-sama menurut bidang tugasnya Pengelola Program
Pengelola Program.
masing-masing.
PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
PESERTA PERAWATAN
PP 70 Tahun 2015 jo PP 66 Tahun 2017, Perka BKN No 4 Tahun 2020, PMK 141 No 2018, PD-52/DIR/ dan SE-02/DIR/2018

TASPEN melakukan investigasi laporan KK/PAK dan


PESERTA MENGALAMI
menerbitkan surat Kepastian Jaminan setelah verifikasi
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA • Sembuh
(maksimal 3x24 jam)
DI RAWAT PADA FASKES/RS yang • Cacat
Jika bukan KK/PAK TASPEN akan menerbitkan surat
telah Bekerjasama • Meninggal
tidak menjamin

1 2 3 4 5 6

Faskes/RS melakukan tagging terhadap peserta Masa Perawatan


TASPEN yang mengalami Kecelakaan Kerja
Pengajuan Klaim:
melalui Aplikasi Vclaim
•Rumah Sakit Mengajukan Klaim ke TASPEN.

PMK 141 TAHUN 2018


• Peserta Mengalami KK dan di Rawat pada RS Swasta yang belum ber
PKS dengan TASPEN/BPJS Kesehatan, maka TASPEN dapat
memberikan Jaminan Perawatan ke RS Swasta tersebut.
• Perawatan yang diberikan setara dengan kelas 1 (RSU Pemerintah
Provinsi)
• TASPEN telah bekerjasama dengan Jasa Raharja
48
PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
PESERTA PERAWATAN
Mendasari PMK 141 Tahun 2018

Diduga Kecelakaan Kerja & Peserta/Instansi


BUKAN
Merupakan Kecelakaan Lalu Menghubungi TASPEN
Kecelakaan Kerja
Lintas Call Center 1500919

START 2 3
1

Jika merupakan kasus kecelakaan kerja, maka BPJS Kesehatan


Hubungi Jasa Raharja PT TASPEN (Persero) sebagai Penjamin Apabila tidak memenuhi kriteria Kecelakaan
ACCIDENT 1.Apabila Kecelakaan Kerja Lalu Lintas terjadi di Jam Pertama perawatan bagi PNS, PPPK, dan Kerja seperti dalam PP 70 Tahun 2015.
Kejadian Kecelakaan Kerja Kerja, AO dapat turut serta proaktif menginvestigasi Pejabat Negara.
kasus tersebut.

2.Jika KK lalu lintas membutuhkan perawatan dan biaya


yang akan timbul melebihi dari nilai Manfaat dari Jasa
Raharja, KCU/KC menerbitkan SURAT MENJAMIN.

49
PROSEDUR PENETAPAN KECELAKAAN KERJA, CACAT, DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJAPASAL 28
• diusulkan oleh atasan/pimpinan unit kerja kepada • Koordinasi dilakukan paling lambat 18 (delapan belas)
Pengelola Program; bulan terhitung sejak tanggal kecelakaan kerja terjadi
• melampirkan persyaratan sampai dengan diterimanya koordinasi tertulis;
• Khusus kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat • Dalam hal koordinasi melewati batas waktu yang ditentukan
total dan menurut tim penguji kesehatan tidak mampu maka masih dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
bekerja kembali maka usul penetapannya disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Negara;
oleh PPK melalui kepala Biro SDM/Kepala • Kepala BKN melakukan verifikasi dan validasi terhadap
BKD/Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang persyaratan
bertanggung jawab di bidang Kepegawaian kepada
Kepala BKN; • Verifikasi dan validasi dilakukan paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja sejak persyaratan secara lengkap diterima;
• Dalam menetapkan kecelakaan kerja untuk cacat yang
mengakibatkan pemberhentian dengan hormat sebagai • Dalam melakukan verifikasi dan validasi, Kepala Badan
PNS atau diputus hubungan perjanjian kerja dengan Kepegawaian Negara dapat membentuk tim;
hormat sebagai PPPK, PPK terlebih dahulu • Pengelola Program menetapkan kecelakaan kerja selain
berkoordinasi secara tertulis kepada Kepala BKN yang mengakibatkan Cacat total tetap;
dengan melampirkan persyaratan
• Kepala BKN menetapkan kecelakaan kerja yang
mengakibatkan Cacat total
Kriteria Tewas

meninggal dunia dalam meninggal dunia dalam keadaan yang meninggal dunia karena
menjalankan tugas ada hubungannya dengan dinas, perbuatan anasir yang tidak
kewajibannya; sehingga kematiannya disamakan bertanggung jawab atau
dengan meninggal dunia dalam sebagai akibat terhadap anasir
menjalankan tugas kewajibannya; itu dalam menjalankan tugas
kewajibannya.
PASAL 31 ayat (2)
a. meninggal dunia sebagai
 pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai
akibat langsung dalam dengan fungsi dan tugas jabatan;
 pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan di
menjalankan tugas jabatan
luar jam kerja berdasarkan perintah dari atasan/pimpinan secara
dan/atau tugas kedinasan tertulis;
 pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan
lainnya di lingkungan kerja mendapat serangan penyakit kemudian meninggal dunia di
tempat tanpa melihat penyebab dari penyakit yang dideritanya;
atau
 pada saat melaksanakan tugas mendapat serangan penyakit
kemudian langsung dibawa ke dokter/unit pelayanan
kesehatan/rumah sakit dan meninggal dunia tidak lebih dari 24
(dua puluh empat) jam sejak kejadian tanpa melihat penyebab
dari penyakit yang dideritanya
PASAL 32
meninggal dunia sebagai akibat
 pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
langsung dalam menjalankan tugas
fungsi dan tugas jabatan dan/atau melaksanakan tugas kedinasan
jabatan dan/atau tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan secara tertulis;
 pada saat melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang
lainnya di luar lingkungan kerja diperintahkan secara tertulis sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
 dalam perjalanan menuju atau kembali dari tempat tujuan sesuai
dengan surat perintah/tugas;
 pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan
mendapat serangan penyakit kemudian meninggal dunia di tempat
tanpa melihat penyebab dari penyakit yang dideritanya; atau
 pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan
mendapat serangan penyakit kemudian langsung dibawa ke
dokter/unit pelayanan kesehatan/rumah sakit dan tidak lebih dari
24 jam kemudian meninggal dunia tanpa melihat penyebab dari
penyakit yang dideritanya
b. meninggal dunia dalam keadaan PASAL 33

yg ada hubungannya dgn dinas, …meninggal dunianya sebagai akibat langsung dari kecelakaan
yang terjadi pada saat melaksanakan rangkaian kegiatan yang ada
sehingga kematiannya disamakan hubungannya dengan tugas yang diperintahkan secara tertulis
dengan meninggal dunia dalam oleh atasan/pimpinan dan/atau pada saat perjalanan dari Rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya.
menjalankan tugas kewajibannya

Kecelakaan yang terjadi wajib memenuhi ketentuan:


a.melalui jalan yang biasa dilalui dan wajar, kecuali terdapat
penutupan, pengalihan lalu lintas, atau hambatan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan; dan
b.tidak melanggar peraturan lalu lintas

… dikecualikan apabila pelanggaran lalu lintas yang dilakukan


oleh Peserta tidak mengakibatkan kecelakaan bagi orang lain.
c. meninggal dunia karena perbuatan PASAL 34
anasir yang tidak bertanggung jawab
atau sebagai akibat terhadap anasir itu
… meninggal dunianya sebagai akibat
dalam menjalankan tugas langsung karena perbuatan anasir-anasir yang
tidak bertanggung jawab ataupun sebagai
kewajibannya akibat dari tindakan terhadap anasir-anasir itu
Manfaat dan Besaran Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja
yang Mengakibatkan Tewas

PASAL 36

santunan
biaya pemakaman
kematian kerja

uang duka bantuan beasiswa


tewas
PASAL 37
… diberikan kepada ahli waris dengan
santunan kematian kerja ketentuan:
a.Peserta yang tewas dan meninggalkan istri
yang sah atau suami yang sah, ahli waris yang
menerima adalah istri yang sah atau suami yang
60% x 80 Gaji Terakhir sah dari Peserta;
b.Peserta yang tewas dan tidak meninggalkan
dibayarkan 1 (satu) kali.
istri yang sah atau suami yang sah, ahli waris
yang menerima adalah Anak; atau
c.Peserta yang tewas dan tidak meninggalkan
istri yang sah, suami yang sah atau Anak, ahli
waris yang menerima adalah Orang Tua.
PASAL 38 … diberikan kepada ahli waris dengan
ketentuan:
uang duka a.Peserta yang tewas dan meninggalkan istri
tewas yang sah atau suami yang sah, ahli waris
yang menerima adalah istri yang sah atau
suami yang sah dari Peserta;
b.Peserta yang tewas dan tidak
6 (enam) kali Gaji Terakhir meninggalkan istri yang sah atau suami yang
dibayarkan 1 (satu) kali sah, ahli waris yang menerima adalah Anak;
atau
c.Peserta yang tewas dan tidak
meninggalkan istri yang sah, suami yang sah
atau Anak, ahli waris yang menerima adalah
Orang Tua.
… diberikan kepada ahli waris dengan ketentuan:
PASAL 39
a.Peserta yang tewas dan meninggalkan istri yang sah
atau suami yang sah, ahli waris yang menerima adalah
biaya pemakaman istri yang sah atau suami yang sah dari Peserta;
b.Peserta yang tewas dan tidak meninggalkan istri yang
Meliputi: sah atau suami yang sah, ahli waris yang menerima
a.peti jenazah dan perlengkapannya; dan adalah Anak; atau
b.tanah pemakaman dan biaya di tempat
c.Peserta yang tewas dan tidak meninggalkan istri yang
pemakaman
sah, suami yang sah atau Anak, ahli waris yang
menerima adalah Orang Tua.
Rp10.000.000,00 d.Peserta yang tewas tidak meninggalkan istri yang sah,
dibayarkan 1 (satu) kali
suami yang sah, Anak, atau Orang Tua, ahli waris yang
menerima adalah ahli waris lain yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
PASAL 40
… diberikan kepada paling banyak 2
(dua) orang Anak dari Peserta yang
bantuan beasiswa tewas.
… diberikan dengan ketentuan:
Belum sekolah – SD : Rp45.000.000,00 a.belum memasuki usia sekolah atau masih
sekolah atau kuliah;
b.berusia paling tinggi 25 (dua puluh lima)
SLTP : Rp35.000.000,00 tahun;
c.belum pernah menikah; dan
d.belum bekerja.
SLTA: Rp25.000.000,00
… dapat juga diberikan pada Anak yang
masih dalam kandungan dan lahir paling
Diploma/Sarjana/Setingkat: Rp15.000.000,00 lama 300 (tiga ratus) hari sejak Peserta
meninggal dunia serta dalam keadaan hidup
Bantuan Beasiswa
PASAL 41 PASAL 42
Dalam hal terdapat Anak yang dilahirkan dari
ibu yang berusia lebih dari 45 (empat puluh Dalam hal terdapat suami istri yang
lima) tahun harus melampirkan bukti pendukung berstatus sebagai Pegawai ASN dan
sebagai berikut: keduanya memenuhi kriteria tewas,
bantuan beasiswa diberikan kepada paling
a.asli surat keterangan dokter/bidan/ banyak 2 (dua) orang Anak untuk masing-
penolong kelahiran; dan masing kepesertaan suami dan/atau
b.bagi anak yang saat dilahirkan dibantu oleh kepesertaan istri.
penolong kelahiran, dibuktikan dengan Surat
Pernyataan yang disahkan oleh pejabat
setempat.
Persyaratan Penetapan Tewas
PASAL 43

• Keputusan pengangkatan pertama sebagai • Surat Perintah Tugas (penugasan tertulis) bagi yang
CPNS/PNS atau keputusan pengangkatan meninggal dunia karena menjalankan tugas jabatan
sebagai PPPK; dan/atau tugas kedinasan lainnya baik di dalam maupun
di luar lingkungan kerja;
• Surat Keterangan Kematian dari Dokter
yang menerangkan secara detail penyebab • Visum yang dikeluarkan oleh dokter yang antara lain
kematian; berisi penyebab kematian bagi yang meninggal dunia
karena penganiayaan, penculikan, atau kecelakaan;
• Laporan Kronologis kejadian secara detail
dan terperinci dibuat oleh Pimpinan Unit • Berita Acara Kepolisian/Laporan Polisi yang
Kerja Pegawai ASN yang meninggal dunia; menyebutkan secara lengkap tentang waktu kejadian,
kronologis kejadian, para pihak serta kesimpulan bagi
• Daftar susunan keluarga, surat/akta nikah, Pegawai ASN yang meninggal karena kecelakaan; dan
akta kelahiran Anak, surat
kejandaan/kedudaan; • Persyaratan lain yang diperlukan.
PROSEDUR PENETAPAN TEWAS
PASAL 44

• Pimpinan Unit Kerja Pegawai ASN yang meninggal


mengusulkan penetapan Tewas kepada PPK melalui
Kepala Biro SDM /Kepala BKD/ Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama yg bertanggung jawab di bidang Pimpinan Unit PPK BiRO
Kerja SDM
Kepegawaian;
• Berdasarkan usulan penetapan tewas, kemudian bidang Persyaratan
Koordinasi
administrasi
kepegawaian memeriksa syarat-syarat yang telah
ditentukan ;
• Sebelum menetapkan tewas, PPK terlebih dahulu
berkoordinasi dengan Kepala Badan Kepegawaian
Negara;
• Koordinasi, dilakukan secara tertulis dengan
melampirkan syarat-syarat yg telah ditentukan Kepala Badan
Kepegawaian Negara
PROSEDUR PENETAPAN TEWAS
PASAL 44

• Koordinasi dilakukan paling lambat 18 (delapan belas) bulan


terhitung sejak tanggal kecelakaan kerja terjadi;
• Dalam hal koordinasi melewati batas waktu yg ditentukan maka Kepala BKN
masih dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Kepala Badan
Kepegawaian Negara;
• Kepala Badan Kepegawaian Negara melakukan verifikasi dan
validasi terhadap syarat-syarat yg dilampirkan Verifikasi dan
Tim
validasi
• Verifikasi dan validasi dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja sejak syarat-syarat secara lengkap diterima;
• Dalam melakukan verifikasi dan validasi Kepala Badan
Kepegawaian Negara dapat membentuk tim;
PROSEDUR PENETAPAN TEWAS
PASAL 44 Rekomendasi
Penetapan
• Hasil verifikasi dan validasi dari Kepala BKN disampaikan
secara tertulis kepada PPK sebagai bahan penetapan;
• Hasil verifikasi dan validasi dari Kepala BKN berupa surat Kepala Badan PPK
rekomendasi penetapan Tewas; Kepegawaian Negara
• PPK menetapkan atau tidak menetapkan Tewas sesuai
dengan hasil verifikasi dan validasi dari Kepala BKN;

SK Penetapan
PROSEDUR PENETAPAN TEWAS CPNS
PASAL 44 PPK
mengangkat
menjadi PNS
• Dalam hal yg akan ditetapkan tewas oleh PPK merupakan
CPNS, selain PPK menetapkan Tewas juga menetapkan
pengangkatan CPNS menjadi PNS;
• Penetapan pengangkatan PNS sebagaimana dimaksud
PNS yang ditetapkan
terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada bulan yang
Tewas/KP anumerta
bersangkutan dinyatakan tewas
CPNS yang
• Sebagai penghargaan atas jasa-jasa dan pengabdiannya direkomendasi
Tewas
kepada bangsa dan negara kepada PNS yang bersangkutan
diberikan kenaikan pangkat anumerta yang penetapannya
terhitung mulai tanggal yang bersangkutan dinyatakan
tewas;
• Penetapan pemberhentian yang bersangkutan ditetapkan
pada akhir bulan sejak yang bersangkutan dinyatakan
Kenaikan Pangkat
tewas;
Anumerta dan manfaat
JKK
PASAL 45

Dalam hal terdapat perbedaan pendapat yang timbul terhadap


pelaksanaan pemberian manfaat program JKK bagi pegawai
ASN selain kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat total
dan menurut tim penguji kesehatan tidak mampu bekerja
kembali, maka PPK meminta penyelesaian atas perbedaan
pendapat tersebut kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara.

PASAL 47

Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala


Badan Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pedoman Kriteria Penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat, dan
Penyakit Akibat Kerja serta Kriteria Penetapan Tewas bagi
Pegawai Aparatur Sipil Negara dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
JAMINAN KECELAKAAN KERJA BAGI TENAGA
KESEHATAN YANG TERKENA COVID-19
PENDAHULUAN 69
NAKES DAN FASYANKES MERUPAKAN
GARDA PERTAHANAN DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
WABAH COVID19
 Dokter
 Perawat
 Tenaga kesehatan lain
 Tenaga non kesehatan yang bekerja di Fasyankes
10.134 Puskesmas
2.616 Rumah Sakit
548 Dinas Kesehatan

Penyelidikan Epidemiologi
Pelayanan Kesehatan
Sanitarian di fasyankes
Angkutan Gawat Darurat / Ambulans
Pemulasaran Jenazah, dan lain lain
DARI RUMAH
1
PENCEGAHAN COVID-19
•Jaga kesehatan
•Pastikan dalam keadaan
SECARA UMUM PADA PEKERJA
sehat pada saat akan 2
bekerja

PERJALANAN
•Gunakan masker
•Jaga jarak (transortasi umum)
•Tidak menyentuh muka TEMPAT KERJA
•Tidak menyentuh fasilitas umum PENGENDALIAN
•Gunakan pembayaran non tunai LINGKUNGAN KERJA
SAMPAI RUMAH PROSEDUR KERJA YANG
•Mandi, Ganti baju 4
AMAN
•Bersihkan peralatan yang PENGGUNAAN ALAT
dibawa (handphone, PELINDUNG DIRI
kacamata, tas dll) 5 TINGKATKAN DAYA
•Meningkatkan daya tahan TAHAN TUBUH
tubuh DAN LAIN LAIN
Era Baru Pasca Pandemi, Mei 2020
PERPRES NO. 7 TAHUN 2019
TENTANG
PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan
kerja.
• Jaminan Kecelakaan Kerja adalah manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan
kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit
yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
• Pekerja yang didiagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja berdasarkan surat keterangan
dokter berhak atas manfaat JKK meskipun hubungan kerja telah berakhir.
Tidak Semua Tenaga Kesehatan terkena
COVID19 merupakan Penyakit Akibat Kerja
Perlu kriteria yang jelas untuk memastikan keterkaitan/hubungannya dengan
pekerjaan.

Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik


pada Pekerjaan tertentu :
COVID-19 AKIBAT KERJA

Kriteria 7 Langkah Penyakit


Akibat Kerja
 Pekerja mengalami Penyakit Akibat Kerja bethak atas Manfaat Jaminan Kecelakaan
Kerja
 Dokter yang menangani atau merawat tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
yang mengalami sakit atau meninggal dunia karena COVID-19 akibat kerja, dapat
menetapkan diagnosis COVID-19 sebagai penyakit akibat kerja.
 Dalam penetapan diagnosis Covid Akibat Kerja, dokter harus memperhatikan adanya
hubungan antara COVID-19 dengan pekerjaan tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan berdasarkan pada kriteria penetapan COVID-19 akibat kerja.
COVID-19 AKIBAT KERJA
(Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Pekerjaan tertentu)

Covid-19 akibat kerja adalah penyakit Corona virus Disease 2019 (COVID-19) yang diderita atau yang
menyebabkan kematian pada seorang pekerja yang dalam tugas/proses kerjanya langsung
berhubungan dengan paparan Coronavirus SARS-COV-2 yang cukup tinggi.

JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA COVID-19 AKIBAT KERJA BERDASARKAN (Perpres No.7 Tahun 2019 :
Termasuk katagori jenis penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh faktor biologi lain di
tempat kerja dimana ada hubungan langsung antara paparan faktor biologi yang muncul
akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dapat dibuktikan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.
KRITERIA COVID-19 AKIBAT KERJA
A. DIAGNOSIS KLINIS :
COVID-19
1. Hasil swab nasofaring/orofaring/aspirat saluran napas positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), atau;
2. Gejala klinis demam (>38,5C), atau batuk atau pilek atau nyeri seperti tenggorokan atau gejala lainnya
DAN/ATAU terdapat gejala pneumonia pada foto toraks atau pada CT Scan toraks ditemukan ditemukan
gambaran ground glass opacity, monositosis atau neutrofil limfosit ratio (NRL) > 3,1 atau terdapat
peningkatan CRP (C Reactive Protein).
B. JENIS PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN ERAT DENGAN RISIKO TINGGI PAPARAN CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19) DI LINGKUNGAN KERJA
• Tenaga kesehatan yang melayani/merawat/kontak dengan pasien Corona Virus Disease 2019,
• Tenaga kesehatan/petugas laboratorium yang memeriksa spesimen pasien Corona Virus Disease 2019.
• Tenaga non kesehatan di fasilitas kesehatan yang kontak dengan pasien Corona Virus Disease 2019
(mengantar pasien, membersihkan ruangan di tempat perawatan pasien Corona Virus Disease 2019)
• Tenaga kesehatan/petugas yang melakukan tugas di luar area fasilitas kesehatan dalam rangka
penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (petugas penyelidikan epidemiologi/tracing,
petugas ambulans, petugas pemulasaran jenazah dan lain-lain)
KRITERIA COVID-19 AKIBAT KERJA
C. AGEN/PAJANAN
Coronavirus SARS-COV-2 yang bersumber dari pasien COVID-19 atau pengunjung yang
berstatus PDP/ODP.

D. LAMA PAJANAN
Gejala muncul dalam < 14 hari sejak kontak dengan pasien Corona Virus Disease 2019
(konfirmasi positif) atau kontak dengan spesimen pasien Corona Virus Disease 2019
(pada kasus ekstrim dapat terjadi lebih dari 14 hari).

E. TIDAK ADA FAKTOR LAIN DI LUAR PEKERJAAN


a. Dalam kurun waktu < 14 hari sebelum sakit tidak ada keluarga satu rumah/kontak
dengan kerabat dekat di luar tempat kerja yang berstatus Konfirmasi positif; atau
b. Tidak bepergian ke luar negeri/daerah terjangkit dalam waktu < 14 hari sebelum sakit .
FORMAT SURAT
KETERANGAN
DOKTER YANG
HARUS DILENGKAPI
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang diderita sebagai akibat langsung dari pelaksanaan tugas.
(PP 70 Tahun 2015) Pasal 1 angka 12 dan (Perban BKN Nomor 4 Tahun 2020) Pasal 1 angka 11

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.
(Perpres 7 Tahun 2019) Pasal 1 angka1

Penyakit Akibat Kerja meliputi jenis penyakit:


a.yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
b.berdasarkan sistem target organ;
c.kanker akibat kerja; dan
d.spesifik lainnya.

 Banyaknya Usulan, ada beberapa usulan yg tidak lengkap.


 Prinsip dalam penetapan yakni kehati-hatian, karen keterkaitan keuangan Negara, untuk penetapan
tewas juga membutuhkan penetapan Sidang.
 Dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.
PERMASALAHAN YANG INSTANSI

 Surat pengantar tidak melalui pengelola kepegawaian/biro sdm/bkpsdm/bkd tetapi dari unit
pegawai yang mengajukan tewas
 Laporan kronologis kejadian Tidak secara detail dan Tidak terperinci dibuat oleh pimpinan
unit kerja pegawai asn yang meninggal dunia tidak menjelaskan kejadian/ tidak memberikan
informasi agen/sumber sebelum dinyatakan positif terpapar covid-19;
 Surat keterangan kematian dari dokter yang menerangkan secara detail penyebab kematian
tidak ada ;
 Surat Perintah Tugas (penugasan tertulis) bagi yang meninggal dunia karena menjalankan
tugas jabatan dan/atau tugas kedinasan lainnya baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja;
Tidak dilampirkan ST padahal dalam melaksanakan tugas.
 Surat Keterangan Dokter tentang Penyakit akibat kerja tidak ada/tidak diisi secara lengkap.
 Dokumen kelengkapan lainnya, seperti dokumentasi, absensi dll
 Surat Keputusan Tewas dari PPK lama dan prosedurnya Panjang sampai ke Dit. Pensiun
Penetapan TMT CPNS menjadi PNS
yang lebih dari 1 Tahun
6 “LATSAR DAN PENGANGKATAN STATUS CPNS DAN PNS”

Pendidikan dan
pelatihan
dasar/Prajabatan

Pengangkatan CPNS
menjadi PNS
DASAR PERATURAN
PP RI No. 11
TAHUN 2017
TENTANG PP RI No. 17 TAHUN 2020
MANAJEMEN TENTANG PERUBAHAN
PNS PP 11/2017 TTG M. PNS

 Pasal 34 Pasal 34 dan Pasal 35


UU RI No. 5  Pasal 35 SURAT MENPAN disisipkan 1 (satu) pasal
TAHUN 2014  Pasal 36 RB No. B.500.M. yakni Pasal 34A
TENTANG ASN  Pasal 37 SURAT MENPAN RB No.
SM.01.00.2019
 Pasal 38 B.364/M.SM.01.00.2020
CPNS yang belum
Pelaksanaan Diklatsar
diangkat menjadi 84
Formasi CPNS 2018 dan
 Pasal 63 PNS yang melewati
tahun sebelumnya
 Pasal 64 Batas.
 Pasal 65 (Formasi 2017
paling lambat akhir
2020)

Ayat (3) Pasal 65 UU 5/2014 Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberhentikan sebagai calon PNS. (Tidak
lulus Latsar/prajabatan dan sehat jasmani dan rohani)
KONDISI SEBELUMNYA DAN SAAT INI

Calon PNS wajib menjalani masa percobaan


CPNS yang telah menjalankan masa selama 1 (satu) tahun.
percobaan lebih dari 2 (dua) tahun dan Dalam hal pelaksanaan pelatihan prajabatan
telah memenuhi syarat untuk diangkat (Pendidikan dan pelatihan terintegrasi) bagi
menjadi PNS, tetapi karena sesuatu Calon PNS tidak dapat dilaksanakan dalam
sebab belum diangkat menjadi PNS, masa percobaan karena kondisi tertentu,
maka hanya diangkat menjadi PNS pengangkatan Calon PNS menjadi PNS dapat
apabila bukan karena kesalahan yang dilakukan setelah Calon PNS mengikuti dan
lulus pelatihan prajabatan.
bersangkutan.
ALASAN YANG DIBENARKAN

 Pertimbangan ketersediaan anggaran,


 Terlambat diikutsertakan Prajabatan
 Sarana dan prasarana pelatihan,
 Terlambat diikutsertakan Uji Kesehatan
 Sumber daya manusia pelatihan, dan atau
 Kesalahan administrasi Instansi
kebijakan strategis nasional.
Pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS
yang menjalani masa percobaan lebih Berkoordinasi dengan BKN terkait dengan
dari 2 (dua) Tahun ditetapkan oleh BKN Penetapan TMT Pengangkatan menjadi PNS
SURAT MENPAN RB No. B.500.M. SURAT MENPAN RB No. B.364/M.SM.01.00.2020
SM.01.00.2019 CPNS yang belum diangkat Pelaksanaan Diklatsar Formasi CPNS 2018 dan
menjadi PNS yang melewati Batas. tahun sebelumnya
(Formasi 2017 paling lambat akhir 2020)
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, dan untuk menyelesaikan
permasalahan CPNS yang belum diangkat menjadi PNS yang melawati
batas waktu 1 (satu) tahun, kami minta seluruh PPK agar segera
melaksanakan ketentuan sebagai berikut:
a.Bagi CPNS yang telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan
prajabatan/pelatihan dasar, serta sehat jasmani dan rohani tetapi
belum diangkat menjadi PNS, maka PPK sepera mengangkat CPNS
taraebut menjadi PNS pada awal bulan berikutnya terhitung sejak
dinyatakan lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan/pelatihan
dasar.
b.Bagi CPNS yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan
prajabatan/pelatihan dasar, berlaku ketentuan sebagai berikut:
1.Apabila belum mengikuti pendidikan dan pelatihan prajabatardpelatihan
dasar karena kesalahan Instanai, antara lain tidak tarsedia anggaran,
yang bersangkutan tidak bisa meninggalkan tugas, diberikan tugas
khusus, maka kepada CPNS tersebut harus segera diikutsertakan
prajabatan pada kesempatan pertama dan dapat diangkat menjadi PNS
setelah memenuhi persyaratan.
2.Apabila belum merigikuti pendidikan dan pelatihan prajabatar dan
pelatihan dasar karena kesalahan CPNS yang bersangkutan maka
terhadap CPNS tersebut harus diberheriäkan dengan hormat sebagai
CPNS.
UU RI No. 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN
Pasal 63 ayat (3) Calon PNS wajib menjalani masa percobaan.
Pasal 64 ayat (1) dan ayat (2)
1) Masa percobaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3) bagi calon PNS dilaksanakan selama 1
(satu) tahun.
2) Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selama masa percobaan.

Pasal 65 ayat (1), (2) dan ayat (3)


1) Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan:
a.lulus pendidikan dan pelatihan; dan
b.b. sehat jasmani dan rohani.

2) Calon PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat menjadi
PNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

3) Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberhentikan
sebagai calon PNS.
PP RI No. 17 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN PP 11/2017 TTG M. PNS

 Calon PNS sebagaimana dimaksud dalam pasat 33 wajib menjalani masa percobaan
selama 1 (satu) tahun.
 Pendidikan dan pelatihan LATSAR/PRAJABATAN hanya dapat diikuti 1 (satu) kali
 Calon PNS yang mengundurkan diri pada saat menjalani masa percobaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti seleksi pengadaan PNS
untuk jangka waktu tertentu.

Pasal 34A

1) Dalam hal pelaksanaan pelatihan prajabatan (Pendidikan dan pelatihan terintegrasi) bagi Calon PNS
tidak dapat dilaksanakan dalam masa percobaan karena kondisi tertentu, pengangkatan Calon PNS
menjadi PNS dapat dilakukan setelah Calon PNS mengikuti dan lulus pelatihan praj abatan.
2) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri berdasarkan
pertimbangan ketersediaan anggaran, sarana dan prasarana pelatihan, sumber daya manusia pelatihan,
dan atau kebijakan strategis nasional.
Pasal 37
1) Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) diberhentikan
sebagai calon PNS.
2) Selain pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), calon PNS diberhentikan apabila:

• mengundurkan diri atas permintaan sendiri;


• meninggal dunia;
• terbukti melakukan pelanggaran disiplin tingkat sedang atau berat;
• memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar pada waktu melamar;
• dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap;
• menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
• tidak bersedia mengucapkan sumpah/janji pada saat diangkat menjadi PNS.
LAMPIRAN BERKAS KELENGKAPAN

USULAN DENGAN MENYEBUTKAN SURAT KEPUTUSAN CPNS SURAT PERNYATAAN


ALASAN KETERLAMBATAN MELAKSANAKAN
TUGAS/SURAT PENUGASAN

SURAT TANDA TAMAT


PENDIDIKAN DAN SURAT KETERANGAN SEHAT SASARAN KINERJA PEGAWAI
PELATIHAN PRAJABATAN JASMANI DAN ROHANI DARI DALAM 1 (SATU) TAHUN
DOKTER PENGUJI
TERSENDIRI/ TIM PENGUJI
Pemberhentian Karena Hilang, ATAU dianggap meninggal dunia Jan
Feb
tidak diketahui masih hidup atau Mar
tidak diketahui keberadaannya
telah meninggal dunia Apr
May
Jun
 PNS yang hilang, dianggap telah meninggal dunia dan dapat diberhentikan dengan hormat sebagai PNS pada akhir bulan
ke-12 (dua belas), sejak dinyatakan hilang. Jul
 Pernyataan tentang PNS yang hilang, dibuat secara tertulis oleh PPK atau pejabat lain yang ditunjuk berdasarkan
surat keterangan atau berita acara pemeriksaan dari pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia. Aug
 Dalam hal PNS yang hilang,ditemukan kembali dan masih hidup sebelum akhir bulan ke-12 (dua belas), atau belum
dianggap meninggal dunia, dapat diangkat kembali sebagai PNS sepanjang yang bersangkutan belum mencapai Batas Sep
Usia Pensiun.
 Dalam hal PNS yang hilang,ditemukan kembali dan masih hidup setelah akhir bulan ke-12 (dua belas), atau telah Oct
dianggap meninggal dunia, dapat diangkat kembali sebagai PNS sepanjang yang bersangkutan belum mencapai Batas
Usia Pensiun dan tersedia lowongan jabatan. Nov
 Pengangkatan kembali sebagai PNS dilakukan setelah PNS yang bersangkutan diperiksa oleh PPK atau pejabat lain
yang ditunjuk dan pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dec
 hasil pemeriksaan terbukti hilang karena kemauan dan kemampuan yang bersangkutan, maka PNS yang bersangkutan
wajib mengembalikan hak kepegawaian yang telah diterima oleh janda/duda atau anaknya sesuai dengan ketentuan >
peraturan perundangundangan.
<
TERIMA KASIH

Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian


PENGAKTIFAN KEMBALI SEBAGAI PSN

Data diberhenti SE BKN No 5 Tahun 2021


tentang Penjelasan Tambahan
Bagi PNS yang Diberhentikan
Sementara dan Pengaktifan
Kembali sebagai PNS
Data diblokir

Data berkembang Permasalahan kepegawaian Lainya.

Anda mungkin juga menyukai