KESEJAHTERAAN
PNS
Rapat Koordinasi Penguatan
Layanan Administrasi Kepegawaian
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Dasar Hukum
1. PP 10 Tahun 1983 jo PP 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS
2. PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
3. PP No 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik
4. PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
5. SE Kepala BAKN No 08/SE/1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS
6. SE Kepala BAKN No 48/SE/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan PP No 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas PP No 10
Tahun 1983 tentang Izin Perkawainan dan Perceraian Bagi PNS
7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
8. Peraturan BKN No 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS
9. Permenkes No 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Bagi Pegawai di Lingkungan
Kementerian Kesehatan.
10.Permenkes No 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Permenkes No 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan
Pengenaan Sanksi Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
11.Permenkes No 48 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes No 75 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan
Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
12.Permenkes No 9 Tahun 2019 tentang Pemberian Mandat dan Delegasi Dalam Manajemen PNS di Lingkungan
Kementerian Kesehatan
DISIPLIN PNS
PELANGGARAN DISIPLIN ADALAH SETIAP UCAPAN,
TULISAN,ATAU PERBUATAN PNS YG TIDAK MENAATI
KEWAJIBAN DAN/ATAU MELANGGAR LARANGAN
KETENTUAN DISIPLIN PNS, BAIK YG DILAKUKAN DI
DALAM MAUPUN DI LUAR JAM KERJA
11-15 hari
Keterlambatan dan/atau 40-45 hari
pulang cepat Tidak puas
Bebas dari
secara
jabatan
Tertulis
BERAT
PEMANGGILAN I
SECARA TERTULIS O/
ATASAN LANGSUNG 7
HARI
KERJA
HADIR TDK HADIR
PEMERIKSAAN PEMANGGILAN I I
7
HARI
KERJA
HADIR TDK HADIR
01
PNS PENJATUHAN
DIPANGGIL HUKDIS
(SK HUKDIS)
04
02
PENGURANGAN
TUKIN
DILAKUKAN
(SK POT TUKIN)
BAP
Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin
❖Pejabat yang berwenang menjatuhkan
hukuman disiplin diatur dalam Pasal 16 PP
No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
dan peraturan Kepala BKN No 21 Tahun
2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP
No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
❖Pejabat yang berwenang menghukum/
menandatangani Keputusan Hukuman
Disiplin dapat berbeda-beda sesuai dengan
jenis Hukuman Disiplin dan
Jabatan/Golongan PNS yang dijatuhi
Hukuman Disiplin
CUTI PNS
- Cuti : keadaan tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam jangka waktu tertentu
- Cuti diberikan oleh PPK
- PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian) :
Menteri Kesehatan
- PPK dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya kecuali untuk Cuti di
Luar Tanggungan Negara dan Cuti
yang dilaksanakan di Luar Negeri
MEKANISME
1. Mengajukan permohonan cuti
menggunakan form permohonan
dan pemberian cuti sesuai lampiran
Surat Edaran Cuti nomor
HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24
Mei 2018
2. Atasan langsung memberikan
pertimbangan Di tandatangani
oleh Pemohon
3. Pejabat yang berwenang
memberikan keputusan pemberian Di tandatangani
atasan langsung
Cuti (sesuai dengan Permenkes 9
Tahun 2019) Di tandatangani
oleh PyB
Keputusan Pemberian Cuti Alasan
Penting, Cuti Besar, Cuti di Luar
Tanggungan Negara
1. Mengajukan permohonan cuti menggunakan
form permohonan dan pemberian cuti
sesuai lampiran SE Cuti nomor
HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018
2. Atasan langsung memberikan pertimbangan
3. Kepala UPT mengirimkan permohonan
kepada Unit Utama dengan surat pengantar
sesuai lampiran SE Cuti nomor
HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei
2018.
4. Unit Utama meneruskan permohonan ke
Biro Kepegawaian
Keputusan Pemberian Cuti Tahunan, Cuti
Sakit, Cuti Melahirkan Cuti Alasan Penting,
Cuti Besar, Cuti di Luar Tanggungan Negara
yang dilaksanakan di Luar Negeri
1. Mengajukan permohonan cuti
menggunakan form permohonan dan
pemberian cuti sesuai lampiran SE Cuti
nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24
Mei 2018
2. Atasan langsung memberikan pertimbangan
3. Kepala UPT mengirimkan permohonan
kepada Unit Utama dengan surat pengantar
sesuai lampiran SE Cuti nomor
HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei
2018.
4. Unit Utama meneruskan permohonan ke
Biro Kepegawaian
Jangka Waktu Pengajuan Cuti
1. Permohonan Cuti (dalam negeri) disampaikan ke pejabat yang
berwenang memberikan cuti minimal 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum pelaksanaan cuti
2. Permohonan Cuti (luar negeri) disampaikan ke Biro Kepegawaian
paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan cuti.
3. Pengecualian angka 1 dan 2 bagi Cuti Sakit dan Cuti Alasan
Penting selain untuk kepentingan melangsungkan perkawinan
4. Permohonan/Perpanjangan/Aktif Cuti di Luar Tanggungan Negara
sudah diterima Biro Kepegawaian paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum TMT CLTN
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI
NO PyB PNS CUTI DALAM NEGERI
1 Irjen - JPT Pratama dan Jabfung Utama - Cuti Tahunan
Para Dirjen di Unit Utama - Cuti Sakit
Para Kepala Badan - Pimpinan UPT masing-masing - Cuti Melahirkan
2 Ses Itjen - Jabatan Administrator - Cuti Tahunan
Para Ses Ditjen - Jabfung Ahli Madya - Cuti Sakit
Para Ses Badan - Lektor Kepala - Cuti Melahirkan
di Unit Utama masing-masing
3 Para Karo PNS di lingkungan masing-masing - Cuti Tahunan
Para Kapus - Cuti Sakit
di Lingkungan Setjen - Cuti Melahirkan
4 Kepala Bagian bidang - Jabatan Pengawas - Cuti Tahunan
kepegawaian - Jabfung Ahli Muda ke bawah - Cuti Sakit
di lingkungan Ditjen, Itjen - Lektor - Cuti Melahirkan
dan Badan - Asisten Ahli
- Jabatan Pelaksana
di Unit Utama masing-masing
5 Pimpinan UPT PNS di unit kerja masing-masing - Cuti Tahunan
- Cuti Sakit
- Cuti Melahirkan
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI
2. Pengangkatan Tim Penguji Kesehatan (TPK) dan Dokter Penguji Kesehatan (DPT)
4. Penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat dan Penyakit Akibat Kerja serta Penetapan Tewas ASN
Berkas yang
Dilampirkan Mekanisme
Biro Kepegawaian
SK TPK terakhir/ lama
menerbitkan SK TPK
3. PENGUJIAN KESEHATAN BAGI
PNS YANG MEMILIKI MASALAH
KESEHATAN
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
JAMINAN KEMATIAN
✓Usul verval Penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat Dan Penyakit Akibat Kerja
Serta Penetapan Tewas PNS instansi pusat dan PNS Instansi daerah IV/c
ke atas disampaikan kepada BKN Pusat. Sedangkan PNS instansi daerah
Golongan IV/b ke bawah disampaikan kepada kantor BKN Regional.
5. PEMERIKSAAN KESEHATAN
PEGAWAI SECARA BERKALA
DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
5
Standar Pemeriksaan Narkoba 5 Jenis/Zat :
1 Opiate
2 Canabis
3 MDMA
4 Meth-Amphetamine
5 Coccain
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
No Uraian Permasalahan Alternatif Penyelesaian
1. Terdapat pegawai yang sakit tetapi Satker melakukan pendekatan kepada Ybs
tidak bersedia melakukan pengujian kesehatan.
2. Kejelasan tentang biaya pengujian Surat Edaran Karopeg nomor KP.04.05/4/1388/2019 mengenai
kesehatan yang dicover oleh Ropeg. Pengujian Kesehatan bagi PNS yang Bermasalah Kesehatan di
Lingkungan Kemenkes. Ropeg memiliki anggaran pengujian
kesehatan bagi PNS di lingkungan kantor pusat dan UPT
Kemenkes wilayah Jabodetabek selama anggaran masih
tersedia.
3. Biaya pengujian kesehatan cenderung mahal dan Surat Edaran Setjen agar masing-masing unit utama
alokasi anggaran yang ada di Ropeg kecil. menyediakan anggaran untuk pengujian kesehatan.
4. Belum dilakukan MCU kepada seluruh pegawai. Surat Edaran Setjen Nomor KP.04.05/IV/114/2019 tanggal 25
Januari 2019 yang isinya menginstruksikan seluruh Unit Utama
dapat mengalokasikan anggaran untuk pemeriksaan kesehatan
bagi staf di lingkungan kerja masing-masing.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
No Uraian Permasalahan Alternatif Penyelesaian
5. Tidak ada standar jumlah dan jenis pemeriksaan, - Penyusunan Permenkes tentang Standar
maupun biaya. Pemeriksaan Kesehatan PNS.
- Perlu dibuat aplikasi tentang pengelolaan
Belum ada tindak lanjut pencatatan hasil MCU dalam hasil MCU
basis data.
6. Belum ada tindak lanjut hasil NAPZA, baru dilakukan Perlu pedoman pemeriksaan NAPZA
pemanggilan dan konseling di unit utama