Anda di halaman 1dari 47

DISIPLIN PNS

NETRALITAS DAN PENANGANAN


BENTURAN KEPENTINGAN
DISIPLIN
RUANG LINGKUP
PP 94 TAHUN 2021
Kewajiban dan Hukuman Disiplin Pejabat yang Berwenang
Larangan Menghukum

Berlakunya Keputusan Hukuman Tata Cara Pemanggilan,


Disiplin, Hapusnya Kewajiban Pemeriksaan, Penjatuhan, dan
Menjalani Hukuman Disiplin, dan Penyampaian Keputusan
Hak-hak Kepegawaian Hukuman Disiplin

Pendokumentasian
Hukuman Disiplin
KEWAJIBAN PNS
Setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, dan Pemerintah
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan


oleh pejabat pemerintah yang berwenang
Menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan
Melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab Menunjukan integritas dan keteladanan
dalam sikap, perilaku, ucapan, dan
tindakan kepada setiap orang, baik di
Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat dalam maupun di luar kedinasan
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Bersedia ditempatkan di seluruh NKRI
Menghadiri dan mengucapkan
sumpah/janji PNS
Menghadiri dan mengucapkan
sumpah/janji Jabatan
Mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan pribadi,
seseorang, dan/atau golongan Melaporkan dengan segera kepada
atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan keamanan
Melaporkan harta kekayaan kepada negara/merugikan keuangan negara
pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentutan peraturan perundang-undangan
Masuk kerja dan menaati ketentuan
jam kerja
Menggunakan dan memelihara barang
milik negara dgn sebaik-baiknya
Memberikan kesempatan kepada bawahan
Menolak segala bentuk pemberian yang untuk mengembangkan kompotensi
berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali
penghasilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
LARANGAN
BAGI PNS

bekerja pada lembaga/organisasi internasional tanpa


1 Menyalahgunakan wewenang 4 izin tanpa ditugaskan oleh PPK

Menjadi perantara untuk mendapat keuntungan bekerja pada perusahaan asing, konsultan
2 pribadi dan/atau orang lain dgn menggunakan
kewenangan org lain yg di duga terjadi konflik
5 asing/lembaga swadaya masyarakat asing kecuali
ditugaskan oleh PPK
kepentingan jabatan
memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
3 Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
6
menyewakan, meminjamkan, barang baik bergerak
/tdk bergerak, dokumen/surat berharga milik negara
secara tdk sah
LARANGAN
BAGI PNS

7 melakukan pungutan di luar ketentuang 11 Meminta sesuatu yg berhubungan dgn jabatan

8 melakukan kegiatan yg merugikan negara Melakukan tindakan/tidak melakukan tindakan yg


12 dapat mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
9 Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
Menerima hadiah yg berhubungan dgn jabatan
13
10 Menghalangi berjalannya tugas kedinasan dan/atau pekerjaan
HUKUMAN DISIPLIN

• Teguran lisan Berlaku setelah PP Gaji dan Tunkin • Penurunan jabatan setingkat lebih
• Teguran tertulis berlaku: rendah selama 12 bulan
• Pernyataan tidak puas secara • Pemotongan tunkin 25% selama 6 • Pembebasan dr jabatannya menjadi
bulan jabatan pelaksana selama 12 bulan
tertulis • Pemotongan tunkin 25% selama 9 • Pemberhentian dgn hormat tidak
bulan atas permintaan sendiri sebagai PNS
• Pemotongan tunkin 25% selama 12
PP Nomor 53 Tahun 2010 bulan PP Nomor 53 Tahun 2010
• Teguran lisan • Penurunan pangkat setingkat lebih
• Teguran tertulis rendah 3 tahun
• Pernyataan tidak puas secara PP Nomor 53 Tahun 2010
• Pemindahan dlm rangka penurunan
• Penundaan kgb 1 th
tertulis jabatan setingkat lebih rendah
• Penundaan KP 1 th • Pembebasan jabatan
• Penurunan pangkat • Pemberhentian dengan hormat tidak
setingkat lebih rendah atas permintaan sendiri sebagai PNS
1 tahun

RINGAN SEDANG BERAT


HD ringan dan sedang bagi PNS yg tidak memenuhi
ketentuan masuk kerja dan menaati jam kerja

TDK MASUK KERJA DIHITUNG SCR KUMULATIF DALAM 1 TAHUN

PP 94 TH 3 4-6 7-10 11-13 14-16 17-20


hari hari hari hari hari hari
2021
hari kerja
Pemotongan Pemotongan Pemotongan
Tunkin 25% 6 bln Tunkin 25% 9 bln Tunkin 25% 12 bln
Pernyataan
Tegura Teguran
Tidak Puas Secara
n Tertulis Tertulis Penurunan pangkat
Penundaan KGB Penundaan KP setingkat lebih rendah
Lisan
selama 1 th selama 1 th selama 1 th

hari kerja
PP NO 53 5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30
TH 2010 hari hari hari hari hari hari
HD Tk Berat bagi PNS yg tdk memenuhi ketentuan masuk
kerja dan menaati jam kerja

Penurunan jabatan setingkat lebih


rendah 12 bln (21-24 hr) Penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 th (31-35 hr)
Pembebasan dari jabatannya menjadi
pelaksana 12 bln (25-27 hr)
Pemindahan dlm rangka penurunan
Pemberhentian dengan hormat tidak atas jabatan setingkat lbh rendah (36-40 hr)
permintaan sendiri sebagai PNS
(28 hari atau lebih)
Pembebasan dr jabatan (41-45 hr)
Pemberhentian dgn hormat tidak atas
permintaan sendiri (10 hari kerja secara
terus menerus), penghentian gajinya Pemberhentian dgn hormat tidak atas
bulan berikutnya tdk perlu menunggu permintaan sendiri (46 hr atau lebih)
Keputusan Hukuman Disiplin

PP 94 TH 2021 PP NO 53 TH 2010
TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF
DALAM 1 TAHUN, KECUALI PEMBERHENTIAN DGN HORMAT TDK
ATAS PERMINTAAN SENDIRI KARENA TIDAK MASUK KERJA 10 HR
SECARA TERUS MENERUS
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

1. PYBM wajib menjatuhkan HD kepada


4. HD dijatuhkan setelah melalui proses
PNS yg melakukan Pelanggaran Pemeriksaan.
Disiplin
2. PYBM tidak menjatuhkan HD kepada DALAM PP NOMOR 53 TAHUN 2010 :
PNS yg melakukan pelanggaran Pejabat yg berwenang menghukum tidak
disiplin maka pejabat tsb dijatuhi HD menjatuhkan HD kepada PNS yg melakukan
pelanggaran disiplin pejabat tsb dijatuhi
oleh atasannya
HD sama dengan jenis HD yg seharusnya
3. PYBM tidak menjatuhkan HD yg sesuai dijatuhkan kepada PNS yg melakukan
Pelanggaran Disiplin yg sesuai pelanggaran disiplin oleh atasannya
Pelanggaran Disiplin yg dilakukan oleh
PNS, maka PYBM dijatuhi HD lebih
berat
PEMANGGILAN
Pemanggilan ke-2 PNS ybs tidak
hadir, PYBM menjatuhkan HD
berdasarkan alat bukti dan
4
Jarak waktu antara tanggal surat
keterangan yang ada tanpa
panggilan dgn tgl pemeriksaan
paling lambat 7 hari kerja
2 pemeriksaan

Tanggal yang ditentukan ybs tidak


3 hadir, dilakukan pemanggilan ke-2
paling lambat 7 hari kerja setelah
1 PNS yg diduga melanggar
tanggal seharusnya ybs diperiksa
disiplin dipanggil secara
pada pemanggilan pertama
tertulis
PENJATUHAN HD

Penjatuhan HD ditetapkan
dengan Keputusan Pejabat
yang berwenang menghukum
Dalam Keputusan HD harus
disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan

Dalam hal kewenangan


Dalam hal kewenangan penjatuhan HD merupakan
penjatuhan HD merupakan kewenangan atasan langsung,
kewenangan pejabat yang lebih maka atasan langsung wajib
tinggi, maka atasan langsung menjatuhkan HD
wajib melaporkan BAP dan hasil
pemeriksaan secara hierarki
TIM PEMERIKSA
• Ancaman HD Sedang Dapat Dilakukan oleh Tim Pemeriksa
• Ancaman HD Berat Dilakukan Pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa
• Tim Pemeriksa Dibentuk oleh PPK/Pejabat Lain yang Ditunjuk

UNSUR ATASAN UNSUR UNSUR


LANGSUNG PENGAWAS KEPEGAWAIAN

PP NOMOR 53 TAHUN 2010 Ancaman HD sedang dan berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa
PENYAMPAIAN HD

Keputusan HD disampaikan kepada PNS


yang dijatuhi HD oleh pejabat yang
berwenang menghukum/pejabat lain
yang ditunjuk

Penyampaian keputusan HD paling


lambat 14 hari kerja sejak keputusan
ditetapkan

Dalam hal PNS yang dijatuhi HD tidak


hadir pada saat penyampaian HD
keputusan dikirim kepada ybs
Ketentuan lebih lanjut
Keputusan HD yang mengenai upaya
Keputusan HD berlaku diajukan upaya administratif diatur dalam
pada hari ke -15 sejak administratif berlaku PP No 79 Tahun 2021
diterima sesuai dengan keputusan tentang upaya
upaya administratifnya administratif dan badan
pertimbangan ASN

BERLAKUNYA HD
PENDOKUMENTASIAN
KEPUTUSAN HD

The Keputusan HD harus didokumentasikan


oleh pejabat pengelola kepegawaian
Unique di instansi ybs
Screen
Mockup Dokumen keputusan HD digunakan
sebagai salah satu bahan penilaian
PNS ybs

Pendokumentasian keputusan HD
termasuk dokumen pemeriksaan
diunggah ke dalam sistem yang
terintegrasi dengan SiASN
KETENTUAN PERATURAN
BADAN INI MUTATIS
MUTANDIS BERLAKU
The BAGI CPNS
Unique
Screen
Mockup CPNS yang dijatuhi Hukuman Disiplin
tingkat sedang atau tingkat berat,
dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk
diangkat menjadi PNS dan diberhentikan
dengan hormat atau diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai CPNS
Pasal 41
PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1983 tentang lzin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 13, Tambahan
lrmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3250) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin
Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 61, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3424ll, dijatuhi salah satu jenis Hukuman
Disiplin berat berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
PP No. 10/1983 Jo. PP No.45/1990 - [2]

 Pasal 2 ayat (1):


PNS yang melangsungkan perkawinan pertama wajib memberitahukan secara tertulis
kepada Pejabat melalui saluran hirarkhis dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun
setelah perkawinan itu berlangsung.

 Pasal 3 ayat (1):


PNS yang akan melakukan perceraian wajib
memperoleh izin atau surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat.

www.bkn.go.id
PP No. 10/1983 Jo. PP No.45/1990 - [3]

 Pasal 5 Ayat (2):

Setiap atasan yang menerima permintaan izin dari PNS dalam


lingkungannya baik untuk melakukan perceraian atau untuk
beristri lebih dari seorang wajib memberikan pertimbangan dan
meneruskannya kepada Pejabat melalui saluran hirarki dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) Bulan TMT ia
menerima permintaan izin dimaksud.

www.bkn.go.id
PA S A L 4 P P N O . 1 0 / 1 9 8 3
jo. PP NO. 45/1990

1. PNS pria yang akan beristri lebih dari seorang, wajib


memperoleh izin lebih dahulu dari Pejabat.
2. PNS wanita tidak diizinkan untuk menjadi istri
kedua/ketiga/keempat.
3. Permintaan izin akan beristri lebih dari seorang diajukan
secara tertulis.
PNS PRIA YANG AKAN BERISTRI
LEBIH DARI SEORANG

 PNS yang akan beristri lebih dari seorang wajib memperoleh izin
tertulis dari Pejabat.

 Izin untuk beristri lebih dari seorang dapat diberikan apabila


memenuhi sekurang-kurangnya 1 (satu) syarat alternatif dan 3
(tiga) syarat kumulatif.
SYARAT ALTERNATIF

1. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri dalam arti istri
menderita penyakit jasmani atau rohani yang sukar disembuhkan yang
dibuktikan dengan surat keterangan Dokter Pemerintah.
2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat
disembuhkan yang dibuktikan dengan surat keterangan Dokter
Pemerintah.
3. Istri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-
kurangnya 10 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan Dokter
Pemerintah.

www.bkn.go.id
SYARAT KUMULATIF

1. Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas dari istri PNS yang
bersangkutan.
2. PNS pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk
membiayai lebih dari seorang istri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan
surat keterangan pajak penghasilan.
3. Ada jaminan tertulis dari PNS pria yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku adil
terhadap istri-istri dan anak-anaknya.

www.bkn.go.id
S A N K S I [ PA S A L 1 5 ]
PP NO. 10/1983 jo. PP NO. 45/1990

 Dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan PP No.53 Tahun 2010, apabila:
 Tidak memberitahukan perkawinan pertama dalam jangka waktu 1 tahun setelah
perkawinan;
 Cerai tanpa izin/surat keterangan dari Pejabat;
 Beristri lebih dari seorang tanpa izin Pejabat;
 Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah;
 Tidak melaporkan perceraian dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan setelah
perceraian;
 Tidak melaporkan perkawinan kedua/ketiga/keempat dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 1 tahun setelah perkawinan;
S A N K S I [ PA S A L 1 5 ]
PP NO. 10/1983 jo. PP NO. 45/1990 - [2]

 PNS wanita yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (2)


dijatuhi HD pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS;

 Atasan yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (2) dan


Gawat..Nih
Pejabat yang melanggar ketentuan Pasal 12, dijatuhi salah
satu HD berat berdasarkan PP No. 53/2010;
NETRALITAS
14 Februari 2024
LANDASAN HUKUM
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014

Pasal 9 point (2)


01 Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.

Pasal 87 point (4) huruf c.


PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
02
menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.

Pasal 105 point (3) huruf c.


03
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK
dilakukan tidak dengan hormat karena: menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik.
PP 94/2021 PASAL 5 HURUF N
PNS dilarang memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, calon anggota DPR, calon anggota DPD, atau calon anggota DPRD dengan cara :

Ikut kampanye
Menjadi peserta kampanye dengan
menggunakan atribut partai/atribut PNS
Sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain
Sebagai peserta kampanye dengan
Membuat keputusan dan/Tindakan yang menggunkan fasilitas negara
menguntungkan/merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan
Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
sesudah masa kampanye
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu meliputi pertemuan,
Memberikan surat dukungan disertai ajakan, himbauan, seruan/pemberian barang
fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
Keterangan Tanda Penduduk anggota keluarga, dan masyarakat
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA
Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 (lima) Menteri dan Kepala
lembaga tentang pedoman pembinaan dan pengawasan
netralitas pegawai Aparatur sipil Negara (ASN) dalam
penyelenggaraan pemilihan umum

Penandatanganan SKB secara simbolis dilakukan oleh Plt. Kepala BKN Bima Haria Wibisana bersama Menteri PANRB
Abdullah Azwar Anas, Mendagri Tito Karnavian, Ketua KASN Agus Pramusinto, dan Ketua Bawaslu Agus Bagja pada Kamis,
(22/9/2022) di Kantor KemenPANRB Jakarta.
Pada kesempatan itu, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan bahwa salah satu bagian penting untuk menjamin
berlangsungnya Pemilu/Pilkada tahun 2024 baik di tingkat nasional maupun daerah, motor terpentingnya adalah ASN.
Adapun ruang lingkup Keputusan Bersama ini meliputi:
a. Upaya pembinaan dan pengawasan netralitas Pegawai ASN pada instansi pemerintah;
b. Bentuk pelanggaran dan penjatuhan sanksi atas pelanggaran netralitas Pegawai ASN;
c. Pembentukan Satuan Tugas Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai ASN dilengkapi dengan uraian tugas dan
fungsi masing-masing pihak;
d. Tata cara penanganan atas laporan dugaan pelanggaran netralitas Pegawai ASN dalam penyelenggaraan Pemilihan
Umum; dan
e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keputusan Bersama.
PENANGANAN
BENTURAN
KEPENTINGAN
LATAR BELAKANG
Meningkatkan pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik dan
meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas
dan fungsi ;

Menyeragamkan pemahaman mengenai


benturan kepentingan (Conflict of
Interest), sehingga tidak menimbulkan
penafsiran yang beragam dan sangat
berpengaruh pada performance kinerja.
PENGERTIAN

Benturan Kepentingan adalah


situasi dimana pegawai memiliki
atau patut diduga memiliki
kepentingan pribadi terhadap
setiap penggunaan wewenang
sehingga dapat mempengaruhi
kualitas keputusan dan/atau
tindakannya.
TUJUAN
Mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan
kepentingan

Menciptakan budaya pelayanan publik yang dapat mengenal,


mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan
PENANGANAN secara transparan dan efisien tanpa mengurangi kinerja
pegawai yang bersangkutan;
CoI Mencegah terjadinya pengabaian pelayanan publik dan
(Conflict of Interest) kerugian negara;

Menegakkan integritas; dan

Menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.


BENTUK BENTURAN
KEPENTINGAN
Situasi yang menyebabkan Pejabat atau Pegawai :
1. Menerima GRATIFIKASI atau pemberian/penerimaan hadiah atas
suatu keputusan/jabatan;
2. Menggunakan ASET JABATAN untuk kepentingan pribadi/golongan;
3. Memberikan AKSES KHUSUS kepada pihak tertentu;
4. Proses PENGAWASAN TIDAK MENGIKUTI PROSEDUR karena
adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
5. PENYALAHGUNAAN JABATAN;
6. Penggunaan diskresi yang MENYALAHGUNAKAN WEWENANG;
7. RANGKAP JABATAN di beberapa instansi yang memiliki hubungan
langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga
menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan
jabatan lainnya.
JENIS BENTURAN KEPENTINGAN
kebijakan yang berpihak akibat
penggunaan asset dan rahasia negara melakukan pengawasan atas pengaruh
pengaruh/hubungan dekat/ untuk kepentingan pribadi/golongan; pihak lain;
ketergantungan/pemberian gratifikasi;

melakukan penilaian tidak sesuai dengan


pemberian izin yang dikskriminatif; menjadi bagian dari pihak yang diawasi; norma, standar, dan prosedur;

pengangkatan pegawai berdasarkan


hubungan dekat/balas jasa/ melakukan pengawasan tidak sesuai melakukan pengawasan tidak sesuai
rekomendasi/pengaruh dari pejabat dengan norma, standar, dan prosedur; dengan norma, standar, dan prosedur;
pemerintah;

pemilihan partner/rekanan kerja menjadi bagian dari pihak yang memiliki


berdasarkan putusan yang tidak menjadi bawahan pihak yang dinilai; kepentingan atas sesuatu yang dinilai;
profesional; dan/atau

pengangkatan/mutasi/promosi pegawai
melakukan komersialisasi pelayanan melakukan pengawasan tidak sesuai
yang tidak fair dan berindikasi adanya
publik dengan norma, standar, dan prosedur; pengaruh dan kepentingan pihak tertentu.
SUMBER PENYEBAB
BENTURAN KEPENTINGAN

Penyalahgunaan Perangkapan Hubungan Afiliasi Gratifikasi Kelemahan Sistem


Wewenang Jabatan (Pribadi/Golongan) Organisasi
PRINSIP DASAR

Mengutamakan Menciptakan Mendorong Menciptakan dan


Kepentingan Publik keterbukaan penanganan tanggungjawab pribadi membina budaya
dan pengawasan dan sikap keteladanan organisasi yang tidak
Benturan Kepentingan toleran terhadap
Benturan Kepentingan

1 2 3 4
TAHAPAN PENANGANAN
BENTURAN KEPENTINGAN

Serangkaian tindakan
yang diperlukan apabila
seorang penyelenggara
negara dalam situasi
Benturan Kepentingan.
Penyusunan strategi
penanganan Benturan
Identifikasi situasi Kepentingan
Benturan
Kepentingan
Penyusunan
kerangka kebijakan
penanganan
Benturan
Kepentingan
FAKTOR PENDUKUNG
KEBERHASILAN
1. Komitmen dan keteladanan pemimpin;
PENANGANAN 2.
3.
Partisipasi dan keterlibatan seluruh Pegawai;
Perhatian khusus;

CoI
4. Langkah preventif untuk menghindari terjadi situasi
Benturan Kepentingan;
5. Penegakan kebijakan penanganan Conflict of Interest
(Conflict of Interest) (CoI);
6. Pemantauan dan evaluasi.
PENCEGAHAN
BENTURAN
KEPENTINGAN

Setiap Pejabat atau Pegawai DILARANG:


• melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset kantor untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan;
• menerima dan/atau memberikan hadiah/manfaat dalam bentuk apapun, memberi barang/hadiah/uang/setara dengan uang atau dalam bentuk
apapun pada hari raya keagamaan;
• mengizinkan pihak ketiga memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada Pegawai;
• menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan/atau bukan haknya dari hotel atau pihak manapun juga yang menimbulkan
potensi kerugian negara;
• bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan penyedia barang/jasa rekanan/mitra kerja tertentu dengan maksud untuk menerima
imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau golongan;
• memanfaatkan data dan informasi rahasia untuk kepentingan pihak lain;
• Turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
untuk mengurus atau mengawasi; dan/atau
• bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan penyedia barang/jasa rekanan/mitra kerja tertentu dengan maksud untuk menerima
imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau golongan;
• membuat pernyataan potensi Benturan Kepentingan apabila mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam hubungan keluarga inti dengan
Pegawai.
CARA MENGATASI
BENTURAN KEPENTINGAN
Pengambilan Tindakan 4
Pengajuan laporan atau keterangan
kepada atasan langsung 2

Memeriksa Benar atau Tidaknya


3 laporan masyarakat

1 melaporkan atau memberikan


keterangan adanya dugaan Benturan
Kepentingan
CARA MENGATASI
BENTURAN
KEPENTINGAN

Sosialisasi
Tindak Lanjut
Penanganan Evaluasi Evaluasi CoI
Indentifikasi Penanganan
Pemahaman Pakta Integritas,
CoI CoI
CoI Mutasi Pegawai,
bebas dari CoL
Terima Kasih
JL. S. PARMAN NO.6 NOMOR ALAMAT EMAIL
KECAMATAN WARU TELPON (031) bknsurabaya@bkn.go.id
KABUPATEN SIDOARJO, 8531038
JAWA TIMUR (61256)

Anda mungkin juga menyukai