Anda di halaman 1dari 15

SUB BIDANG SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN

BIDANG PENGADAAN DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN


BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
2015
DASAR
SURAT EDARAN GUBERNUR
NO. 841/33/BKD

TENTANG
PENJELASAN TAMBAHAN PERGUB JABAR NO. 8 TAHUN 2012 TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS PERGUB JABAR NOMOR 119 TAHUN 2009
TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN KINERJA DALAM PEMBERIAN
TAMBAHAN PENGHASILAN PNS/CPNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT
TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN SISTEM ABSENSI TERINTEGRASI
▪ Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat serius mengukur kinerja
aparaturnya, salah satu parameternya adalah tingkat kehadiran aparatur.
▪ Pemanfaatan IT dalam pengelolaan absensi terintegrasi mempunyai
peran yang sangat penting terkait dengan pemberian Tunjangan
Penghasilan PNS.
▪ Aplikasi Absensi terintegrasi merupakan instrumen/alat bantu bagi setiap
Organisasi Perangkat Daerah dalam memantau kedisiplinan Pegawai
sehingga akan dapat meningkatkan kualitas dan kinerja organisasi.
▪ Informasi yang tersaji secara cepat, lengkap dan akurat juga dapat
dimanfaatkan dalam rangka mendukung kegiatan administrasi
kepegawaian serta memberikan informasi kepegawaian kepada
pimpinan dalam rangka pengambilan keputusan.
KETERKAITAN SIAO DENGAN KINERJA PEGAWAI

1. SISTEM ABSENSI TERINTEGRASI MENGHASILKAN AKURASI


DATA KEHADIRAN YANG MENJADI SALAH SATU PARAMETER
KINERJA YANG TERUKUR.
2. PEMBERIAN TUNJANGAN PENGHASILAN BAGI PNSD
PROVINSI JAWA BARAT BERKOORELASI DENGAN KINERJA.
3. SALAH SATU KRITERIA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
ADALAH PERILAKU KERJA, MELIPUTI : AKUMULASI
KETERLAMBATAN TANPA IJIN, AKUMULASI PULANG LEBIH
CEPAT TANPA IJIN, SERTA TIDAK MASUK KERJA TANPA IJIN

DATA KEHADIRAN PEGAWAI MENJADI


SANGAT PENTING DALAM PEMBERIAN
TUNJANGAN PENGHASILAN PNS
KELENGKAPAN DI MASING-MASING OPD

▪ MESIN ABSENSI (CONTACT LESS SUPPORT MACHINE)


▪ KARTU ABSEN (CONTACT LESS CARD)
▪ PERSONAL COMPUTER (DATABASE FINGER USER, DATABASE
USER, SINKRONISASI KE SERVER PUSAT)
▪ PELINDUNG
▪ APLIKASI CLIENT
▪ UPS
JUMLAH MESIN ABSENSI DAN
KARTU ABSEN TERGANTUNG
JUMLAH PNS DI OPD YANG
BERSANGKUTAN 5
1. Melaksanakan absensi pada saat masuk dan pulang kerja dengan
ketentuan waktu absensi sebagai berikut :
a. Absensi masuk kantor dimulai pukul 00.00 sampai dengan pukul 11.59
dengan kategori sebagai berikut :
1) Absensi pukul 00.00 s/d 07.30  masuk kerja tepat waktu
2) Absensi pukul 07.31 s/d 11.59  masuk kerja tidak tepat waktu
(terlambat)
3) Absensi setelah pukul 11.59  tidak masuk kerja
b. Absensi pulang dimulai pukul 13.00 sampai dengan pukul 23.59 dengan
kategori sebagai berikut :
1) Absensi pukul 13.00 s/d 16.00  pulang kerja tidak tepat waktu
(pulang lebih cepat)
2) Absensi pukul 16.01 s/d 23.59  pulang kerja tepat waktu, dan
jika melakukan lembur harus dibuktikan dengan Surat Perintah
Lembur/Surat Tugas dari atasan langsung.
2. PNS/CPNS yang melakukan absensi masuk kantor
setelah pukul 11.59 atau melakukan absensi
pulang kantor sebelum pukul 13.00 dianggap
tidak masuk kantor.
3.Bagi PNS/CPNS yang melaksanakan jam kerja
sistem shift atau jam kerja khusus melaksanakan
absensi masuk kantor dan pulang kantor sesuai jam
kerja yang telah ditentukan
4. Absensi masuk kantor ataupun pulang kantor hanya dilakukan satu kali input.
Apabila dilakukan lebih dari satu kali input maka absensi masuk yang dipakai
adalah input yang pertama, sedangkan untuk absensi pulang yang dipakai adalah
input yang terakhir.
5. Bagi PNS/CPNS yang tidak masuk kantor karena cuti, ijin, sakit, melakukan
perjalanan dinas luar daerah, atau mengikuti diklat/tugas belajar, dibebaskan
dari kewajiban melakukan absensi dengan syarat menunjukkan surat
perintah/surat tugas/surat keterangan/buku ijin yang diketahui (ditandatangani)
atasan langsungnya kepada Kepala Subbagian yang menangani kepegawaian
sebagai dasar pemberian dispensasi tidak melaksanakan absensi, selanjutnya di
entry oleh petugas pengelola absen pada aplikasi yang disediakan oleh BKD.
6. Bagi PNS/CPNS yang melaksanakan tugas belajar, atau ditugaskan secara tetap di
lapangan yang tidak memungkinkan melakukan absensi di OPD/UPTD/UPTB unit
kerjanya diberikan dispensasi tetap untuk tidak melaksanakan absensi sepanjang
masa penugasan.
7. Bagi PNS/CPNS yang terlambat masuk kantor atau pulang lebih
cepat karena ijin, sakit, atau melaksanakan tugas di luar kantor
yang bersangkutan, dibebaskan dari kewajiban melakukan absensi
dengan syarat menyampaikan copy surat perintah/surat tugas/surat
keterangan/menunjukkan buku ijin yang diketahui (ditandatangani)
atasan langsungnya kepada Kepala Subbagian yang menangan
kepegawaian sebagai bukti dispensasi tidak absensi, selanjutnya di
entry oleh petugas pengelola absen pada aplikasi yang disediakan
oleh BKD.
8. Ijin tidak masuk kantor/terlambat masuk kantor/pulang lebih cepat
dapat dibuat dalam bentuk Buku Ijin yang dipegang oleh masing-
masing PNS/CPNS.
9. Ijin tidak masuk kantor/terlambat masuk kantor/pulang lebih cepat
yang ditulis dalam Buku Ijin, kemudian didokumentasikan dalam Buku
Rekapitulasi Ijin yang dikelola oleh Kepala Subbagian yang
menanganai kepegawaian.
10. PNS/CPNS diberikan diperbolehkan untuk melakukan absensi di
unit kerja/OPD lain dengan syarat pegawai tersebut sedang
melaksanakan tugas kedinasan di unit kerja/OPD yang
bersangkutan, yang dibuktikan dengan surat tugas/keterangan yang
diketahui oleh atasan langsungnya dan selanjutnya disampaikan
kepada Kepala Subbagian yang menangani kepegawaian.
11. Sanksi/hukuman atas pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja
dan mentaati ketentuan jam kerja mengacu kepada ketentuan
Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
PENGATURAN WAKTU ABSEN

TM = Terlambat Masuk TMK = Tidak Masuk Kantor


11
PSW = Pulang Sebelum Waktunya/Pulang Lebih Cepat
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No KEWAJIBAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
•16-20 hari kerja •31-35 hari kerja
(penundaan (penurunan pangkat Keterlambat
•5 hari gaji berkala pada pangkat setingkat an masuk
kerja lebih rendah selama 3
selama 1 kerja
(tiga) tahun)
(teguran (satu) tahun) dan/atau
•36-40 hari kerja
lisan) •21-25 hari (pemindahan dalam pulang cepat
•6-10 hari kerja rangka penurunan dihitung
(penundaan jabatan setingkat lebih
Masuk kerja rendah bagi PNS yang secara
kenaikan
kerja dan (teguran menduduki jab. Struk kumulatif
pangkat atau fungsi tertentu)
11 menaati tertulis) selama 1
dan
ketentuan •41-45 hari kerja dikonversi
•11-15 hari (satu) tahun) (pembebasan dari
jam kerja; kerja 7½ jam
•26-30 hari jabatan bagi PNS yg
(pernyata kerja menduduki jab. struk dihitung 1
atau fungsi tertentu) (satu) hari
an tidak (penurunan
•46 hari kerja atau lebih kerja.
puas pangkat pada (pemberhentian dengan
secara pangkat hormat tidak atas Berlaku pd
tertulis) setingkat lebih permintaan sendiri atau Thn yg sdg
rendah selama pemberhentian tidak berjalan.
dengan hormat sbg PNS) 12
1 (satu) tahun)
1. Tim BKD melaksanakan pemeriksaan dan hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan.
2. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan
kerusakan/kehilangan disebabkan Force Majeure
(kebakaran, bencana alam, kerusuhan), maka
perbaikan/penggatian perangkat mesin absensi menjadi
tanggungjawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
3. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan kerusakan
disebabkan faktor teknis/sistem, maka perbaikan mesin
absensi menjadi tanggungjawab BKD.
4. Apabila hasil pemeriksaan menujukan kerusakan/kehilangan, disebabkan faktor
kelalaian/kesengajaan, maka :
a. Jika ditemukan oknum PNS/CPNS yang melakukan
pengrusakan/penghilangan PMA, maka kepada oknum yang bersangkutan
ditetapkan sanksi hukuman disiplin sesuai hasil pemeriksaan Tim Pembina
Disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
b. Jika tidak ditemukan oknum PNS/CPNS yang melakukan
pengrusakan/penghilangan PMA sanksi diberikan kepada seluruh
pegawai di OPD yang bersangkutan, dalam bentuk pemberian nilai
minimal nol (0) pada aspek ketepatan waktu datang dan aspek ketepatan
waktu pulang pada bulan yang bersangkutan.
c. Jika ditemukan bukan oknum PNS/CPNS yang melakukan
perusakan/penghilangan PMA dilakukan proses hukum kepada pihak
penegak hukum.
d. Kepala OPD wajib melakukan perbaikan/penggantian terhadap PMA
yang hilang/rusak karena faktor kelalaian/kesengajaan.
15

Anda mungkin juga menyukai