Anda di halaman 1dari 8

SURAT No.

Dok
PERJANJIANKERJA Revisi / Edisi
WAKTU TERTENTU /
KARYAWAN KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU


Nomor : .........../DKM/HRD-HO/............/20.....

Kami yang bertanda tangan dibawah ini ;

1. Nama Perusahaan : PT. DWIPA KHARISMA MITRA

Tempat Kedudukan : Jl. Medan Blok CIII No.3 Unit Usaha Kawasan Marunda PT (Persero)
Kawasan Berikat Nusantara Jakarta Utara 14150.

Dalam hal ini diwakili oleh YOSSY FERDIAN SH, Jabatan Manager HRD, bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan, selanjutnya disebut PIHAK KESATU (Perusahaan).

2. Nama : ………………………….

Tempat, tgl. Lahir : …………………………..

Alamat : …………………………..

……………………………..

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu ( PKWT) ini disebut sebagai “PIHAK KEDUA” (Pekerja).

Kedua belah pihak dengan ini menyatakan bahwa Pihak Pertama menerima Pihak Kedua sebagai karyawan
perusahaan Pihak Pertama dengan status Karyawan Kerja Waktu Tertentu dan Pihak Kedua menyatakan
bersediaan untuk bekerja di perusahaan Pihak Pertama dengan status Karyawan Kerja Waktu Tertentu.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dan tunduk dalam suatu Perjanjian sebagaimana diatur
dalam Undang – Undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang disebut sebagai
“Perjanjian Kerja Waktu Tertentu” dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

Masa Berlaku Perjanjian Kerja

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ini berlaku selama 1 (satu) tahun yang dimulai tanggal
…………… (Satu mei dua ribu empat belas) dan berakhir tanggal ……………… (Tiga puluh april dua ribu
lima belas),

Pasal 2

Penempatan Pihak Kedua

Pihak Kedua akan ditempatkan sebagai ……………………….. PT. DWIPA KHARISMA MITRA Kantor
Cabang Jakarta, Jalan Medan Blok C-III No.3, Unit Usaha Kawasan Marunda, Jakarta Utara secara umum
bertanggung jawab kepada ……………………...
No. Dok
SURAT
PERJANJIANKERJA WAKTU Revisi / Edisi
TERTENTU / KARYAWAN
KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut

Pasal 3
Pengalih Tugasan Karyawan antar Departemen

Untuk pendayagunaan tenaga kerja serta untuk mencapai tujuan operasional Perusahaan secara
efisien dan menyeluruh, perusahaan berwenang untuk mengangkat, menempatkan, dan / atau
mengalihtugaskan karyawan dari satu bagian ke bagian yang lain dalam Perusahaan.

Pasal 4
Pengalih Tugasan Karyawan Antar Cabang

1. Perusahaan berwenang untuk mengalih tugaskan karyawannya dari dan ke cabang yang lain
yang masih tergabung dalam PT.Dwipa Kharisma Mitra demi pemanfaatan tenaga kerja serta
tercapainya tujuan operasional Perusahan secara efisien dan menyeluruh.
2. Seorang karyawan yang telah dialih tugaskan ke cabang lain dalam kelompok Perusahaan PT.
Dwipa Kharisma Mitra secara administratif wajib mengikuti peraturan yang berlaku di
PT.Dwipa Kharisma Mitra
3. Ketentuan yang bersifat proseduril dan administratif tentang pengalihtugasan ini diatur
tersendiri dalam Surat Keputusan Direksi.
4. Pengalihtugasan di atas dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan karyawan yang
bersangkutan.
5 Apabila dalam pengalih tugasan karyawan tersebut menolak untuk dialih tugaskan sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan, dengan sendirinya dianggap karyawan
tersebut mengundurkan diri dengan dasar menolak perintah kerja.
6. Setiap pengalihtugasan karyawan antar perusahaan ditetapkan dengan Surat Keputusan dan
diumumkan sebelum tanggal pelaksanaan.

Pasal 5
Waktu dan Kehadiran Kerja
1. Waktu kerja adalah waktu, dimana pada jam dan hari kerja karyawan wajib hadir dan
melakukan tugas pekerjaan di tempat tertentu yang ditetapkan Perusahaan.
2. Penetapan waktu kerja di dasarkan kepada kebutuhan - kebutuhan Perusahan melalui
penerapan keputusan manajemen dengan memperhatikan peraturan perundang - undangan
yang berlaku.
3. Berdasarkan ketentuan di atas, waktu kerja dalam perusahaan diatur sebagai berikut :
a. Karyawan Day Time :

Hari Senin s/d Jum’at : jam 08.00 s/d 16.30 WIB.


Istirahat / makan siang : Selama 1 jam (yang diambil antara jam 12.00 s/d 13.00).
Hari Sabtu : Jam 09.30 s/d 12.00 WIB
b. Karyawan Shift :
Shift Pagi : jam 07.00 s/d 15.30 WIB.
Shift Sore : jam 14.30 s/d 23.00 WIB.
Shift Malam : jam 21.30 s/d 06.00 WIB.
No. Dok
SURAT
PERJANJIANKERJA WAKTU Revisi / Edisi
TERTENTU / KARYAWAN
KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut

Untuk istirahat makan diatur sebagai berikut :

Shift Pagi : jam 12.00 s/d 13.00 WIB.


Shift Sore : jam 18.00 s/d 19.00 WIB.
Shift Malam : jam 24.00 s/d 01.00 WIB.

Untuk waktu istirahat / makan diatur secara bergiliran.

3. Jam istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja.


4. Setiap karyawan/ti harus mempergunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya.
5. Karyawan/ti yang akan meninggalkan lingkungan perusahaan pada waktu jam istirahat,
bukan karena urusan perusahaan harus dengan seijin atasannya.
6. Untuk jenis pekerjaan tertentu dan atau giliran kerja beregu (shift) selain seperti yang
ditetapkan sesuai pasal 12 ayat (3) huruf (b), waktu dan hari kerja diatur tersendiri dengan
tetap mengindahkan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
7. Jam - jam kerja yang dilakukan karyawan atas perintah atasan diluar ketentuan waktu
kerja diatas dihitung sebagai jam kerja lembur dengan batas tertinggi 54 (lima puluh
empat) jam kerja dalam 1 (satu) minggu. Lembur hanya diperhitungkan bagi karyawan
golongan I (satu) s/d golongan III (tiga) - pelaksana. Setiap karyawan wajib hadir dan
mulai bekerja pada waktu yang telah ditetapkan Perusahaan.
8. Karyawan wajib mentaati kehadirannya dengan alat yang telah disediakan oleh Perusahaan
atau mengisi daftar hadir pada setiap masuk ke dan pulang dari tempat kerja.
9. Keterlambatan masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja berakhir
atau ketidakhadiran sehari penuh dianggap sebagai pelanggaran tata - tertib, kecuali
dengan izin atasan langsung karena alasan - alasan yang dapat diterima.
10. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit atau karena alasan lain yang dapat diterima
perusahaan, wajib memberitahukan selambat - lambatnya sebelum / pada saat jam kerja
dimulai, pada hari yang bersangkutan, baik lisan maupun tertulis kepada atasannya
langsung. Dalam hal ini perusahaan berhak menunjuk pihak / orang yang berkompeten
untuk mengunjungi dan / atau memeriksa.
Apabila ketidak hadiran karena :
a. Sakit, 2 (dua) hari kerja atau lebih, karyawan diwajibkan membawa Surat Keterangan
Dokter paling lambat setelah ia masuk kerja kembali.
b. Untuk alasan lainnya, karyawan diwajibkan membuat pemberitahuan tertulis
sebelumnya.
11. Setiap karyawan yang berkepentingan mendesak diperbolehkan tukar shift dengan pekerja
lain yang sama posisi dan kualifikasinya, dengan persetujuan tertulis dari pekerja
pengganti dan atasannya, serta dilaporkan kepada departemen Personalia.
12. Karyawan diwajibkan mengenakan pakaian seragam untuk bekerja yang sopan, rapi dan
sesuai selama berada dalam lingkungan kerja.
No. Dok
SURAT
PERJANJIANKERJA WAKTU Revisi / Edisi
TERTENTU / KARYAWAN
KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut

Pasal 6

Ketentuan Upah

Untuk pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Kedua, Pihak Pertama memberikan upah kepada
Pihak dengan perincian sebagai berikut :

- Upah : Rp 1.741.300,-
- LDA : Rp 700.000,-
Total Rp 2.441.300,- ( Belum termasuk potongan Pph 21, Jamsostek 2% )

Pasal 7

Dengan telah diberikan upah tersebut diatas maka, berlaku juga term condition sbb :
- Upah tsb diatas sudah termasuk uang makan dan uang transport.
- Upah tsb diatas adalah gaji kotor dan masih dikenakan pajak sesuai term yang berlaku.
- Diberikan Off pada hari sabtu satu kali dalam 1 bulan

Pasal 8
Pemotongan Upah dan Denda

1. Pemotongan Pajak Penghasilan


Menurut pasal 4 ayat 1 huruf a UU No.36/2008 tentang Pajak Penghasilan, “Yang menjadi objek pajak
adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, termasuk:

   “Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang
ini”
Jadi, perusahaan wajib melakukan pemotongan pajak penghasilan dari gaji kotor karyawannya. Jumlah
pajak penghasilan yang harus dipotong, besarnya tergantung dari :
•    Jumlah penghasilan kotor  karyawan
•    Status perkawinan (single, menikah, jumlah anak)
•    Adanya penghasilan yang tidak boleh dikenakan pajak penghasilan
2. Pemotongan Pembayaran Iuran Jaminan Sosial (BPJS Tenaga Kerja & Kesehatan) Pemotongan
upah pekerja karena suatu pembayaran terhadap negara atas iuran keanggotaan/peserta untuk suatu
dana yang menyelenggarakan jaminan sosial dan ditetapkan dibebankan iuran sebesar 2% dari gaji
pokok per bulan untuk mengikuti program BPJS Ketenaga Kerjaan dan sisa iuran sebesar 5.27%
dibebankan pada Pihak Pertama yang akan ditagihkan kepada PT.Dwipa Kharisma Mitra (Pasal 22
ayat 2 PP No. 8 Tahun 1981).
Serta untuk BPJS Kesehatan dibebankan 4,% dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4%
dibayar oleh Pemberi Kerja / PT. Dwipa Kharisma Mitra ; dan 0,5% dibayar oleh Peserta. Namun
mulai 1 Juli 2015, pembayaran iuran 5% dari Gaji atau Upah per bulan itu menjadi 4% dibayar oleh
Pemberi Kerja, dan 1% oleh Peserta.•    

No. Dok
SURAT
3.     Pemotongan Lainnya
•    Pemotongan upah karena absen tanpa alasan yang jelas
Secara hukum, apabila pekerja tidak bekerja, maka upah tidak dibayar (Pasal 93 ayat 1 UU
No.13/2003).
•     Pemotongan upah karena pekerja melakukan pelanggaran
Pemotongan upah mengenai denda atas pelanggaran yang dilakukan pekerja dikarenakan
kelalaian atau kesengajaan.
. Pasal 9
Program BPJS

1. Pihak Pertama akan mengikutsertakan Pihak Kedua pada program JAMSOSTEK sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan karenanya biaya pengobatan / kesehatan Pihak Kedua
disediakan sejalan dengan program tersebut. Sesuai dengan Peraturan Ketenagakerjaan yang
berlaku pada saat Perjanjian ditandatangani oleh para pihak (MENAKER No.5/MEN/1993,
tgl 27 Feb 1993).
2. Pihak Kedua dibebankan iuran sebesar 2% dari gaji pokok per bulan untuk mengikuti
program BPJS Ketenaga Kerjaan dan sisa iuran sebesar 5.27% dibebankan pada Pihak
Pertama yang akan ditagihkan kepada PT.Dwipa Kharisma Mitra
3. Pihak Kedua juga dibebankan iuran BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan dibawah ini :
BPJS Kesehatan dibebankan 4,% dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4% dibayar oleh
Pemberi Kerja / PT. Dwipa Kharisma Mitra ; dan 0,5% dibayar oleh Peserta. Namun mulai 1 Juli
2015, pembayaran iuran 5% dari Gaji atau Upah per bulan itu menjadi 4% dibayar oleh Pemberi
Kerja, dan 1% oleh Peserta.

Pasal 10

Setiap Karyawan/ti yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti tahunan yang lamanya 12 (dua belas) hari kerja dan tidak dapat dipecah-pecah
menjadi jangka waktu kurang dari 3 (tiga) hari kerja.

Dan apabila Pihak Kedua mengambil cuti lebih dari 12 (dua belas hari) maka kelebihan cuti ini akan
dipotong dari gaji Pihak Kedua sesuai dengan memorandum dir no.2/009.

Pasal 11
Disiplin dan Tata Tertib Kerja

1. Harus telah hadir / berada ditempat tugas sebelum jam kerja dimulai dan demikian pula pada
waktu pulang meninggalkan pekerjaan sesudah jam kerja berakhir.
2. Wajib mengisi daftar hadir baik pada waktu masuk atau pulang kerja, apabila tidak mengisi daftar
hadir dian ggap mangkir.
3. Wajib mengikuti dan mematuhi semua petunjuk-petunjuk atau instruksi-instruksi yang diberikan
atasannya atau Pimpinan Perusahaan

No. Dok
SURAT
PERJANJIANKERJA WAKTU Revisi / Edisi
TERTENTU / KARYAWAN
KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut
4. Wajib menjaga serta memelihara dengan baik semua milik / inventaris Perusahaan dan segera
melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan atau atasannya apabila mengetahui hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian Perusahaan
5. Wajib berpakaian seragam lengkap, rapih, bersih, bersikap dan bertingkah laku sopan, ramah dan
memberikan pelayanan yang baik terhadap semua karyawan dan tamu yang datang serta berperilaku
jujur, tertib dan bertanggung jawab.
6. Tidak dibenarkan untuk bekerja rangkap / partimer diluar jam kerja atau kerja di Perusahaan lain.
7. Tidak dibenarkan minum-minuman beralkohol, berjudi dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang
(NARKOBA) ditempat tugas atau sedang bertugas.
8. Tidak dibenarkan meninggalkan tempat tugas tanpa memberitahu atasan terlebih dahulu.
9. Apabila ada keperluan yang mendesak, maka harus segera memberitahukan kepada atasan atau
management perusahaan.
10 Apabila tidak masuk kerja karena sesuatu hal misalnya sakit harus dilampirkan surat keterangan
sakit dari dokter, atau hal lain maka harus segera memberitahukan kepada bagian personalia dan
atasan langsung serta apabila memungkinkan menyiapkan teman sekerja agar menggantikan posisi
tugasnya.

Untuk pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib kerja, Pihak Pertama akan memberikan peringatan,
dan apabila peringatan dimaksud masih dilanggar oleh Pihak Kedua, maka Pihak Pertama akan
memutuskan hubungan kerja dengan Pihak Kedua sebelum jangka waktu perjanjian kerja berakhir
tanpa memberikan ganti rugi apapun kepada Pihak Kedua.

Pasal 12

Pihak Pertama akan memutuskan hubungan kerja dengan Pihak Kedua sebelum jangka waktu perjanjian
kerja berakhir tanpa memberikan pesangon atau ganti rugi apapun apabila Pihak Kedua melakukan
perbuatan :
1. Pencurian,penggelapan, pemalsuan surat berharga, penipuan atau tindak pidana lainnya yang
merugikan Perusahaan.
2. Penganiayaan terhadap pengusaha atau pimpinan perusahaan atau sesama karyawan.
3. Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohan milik / inventaris perusahaan
4. Memikat, membujuk atau menghasut keluarga pengusaha atau sesama karyawan untuk
melakukan atau berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau melakukan tindak pidana atau
kejahatan
5. Memberikan keterangan palsu atau memalsukan surat-surat (ijasah dan lain sebagainya) pada
waktu melamar pekerjaan.
6. Mabuk, berjudi atau berkelahi ditempat kerja.
7. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau rahasia rumah tinggal pengusaha atau
pimpinan perusahaan.
8. Perbuatan a-susila ditempat kerja.

No. Dok
SURAT
PERJANJIANKERJA WAKTU Revisi / Edisi
TERTENTU / KARYAWAN
KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut
Pasal 13
Berakhirnya Kontrak Kerja

(1) Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) berakhir sebelum jangka waktu berakhir
apabila:
1. Pihak Kedua meninggal dunia atau karena alasan apapun semata-mata menurut Pihak Pertama
layak diterima. Dalam kasus ini, Pihak Pertama tidak diwajibkan memberikan ganti rugi
apapun kepada Pihak Kedua.
2. Batas waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berakhir atau habisnya pekerjaan yang di
sepakati
3. Adanya putusan pengadilan dan atau penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
4. Diakhiri oleh salah satu Pihak (Pihak Pertama atau Pihak Kedua) karena adanya keadaan
memaksa.
5. Tidak mencapai target sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama.
6. Dikualifikasikan sebagai Pengunduran diri secara Sukarela adalah apabila Pihak Kedua,
mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil dengan patut dan tertulis sebanyak 2
(dua) kali.
7. Bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dapat diakhiri oleh salah satu pihak apabila dalam
waktu 2 (dua) minggu dan atau 14 (empat belas) hari kerja PIHAK KEDUA dengan sengaja
dan atau atas kelalaiannya tidak memberitahukan dan atau menghadap PIHAK PERTAMA
maka Perjanjian Kerja Waktu Tertentu akan berakhir dengan sendiri sesuai dengan batas waktu
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang telah disepakati, tanpa ada perpanjangan kontrak kerja
dan atau perubahan status dari PKWT menjadi PKWTT

(2) Dengan berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang diakhiri oleh salah satu pihak, maka
kewajiban Pihak Pertama akan putus secara material pada hari dan tanggal ditetapkan.

(3) Apabila oleh karena satu dan lain hal Pihak Kedua hendak memutuskan hubungan kerja sebelum
perjanjian kerja berakhir, maka Pihak Kedua harus memberitahukan kepada Pihak Pertama secara
tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu sebelum pemutusan terjadi. Jika pemutusan perjanjian
kerja ini terjadi maka Pihak Kedua tidak mempunyai hak untuk meminta ganti rugi, pesangon atau
kompensasi lain dalam bentuk apapun juga.

Pasal 14

Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam per

janjian kerja ini akan diatur kemudian dengan berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-
undangan ketenaga kerjaan atau kebiasaan yang berlaku.
No. Dok
SURAT
PERJANJIANKERJA WAKTU Revisi / Edisi
TERTENTU / KARYAWAN
KONTRAK Tgl. Terbit
Review berikut

Pasal 15

Bilamana terjadi perselisihan maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.

Pasal 16
Ketentuan Penutup

1. Segala sesuatu yang belum diatur di perjanjian ini, akandisesuaikan dengan aturan perusahaan yang
berlaku.
2. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materai asli untuk perusahaan dan copy
untuk Pihak II.

Demikian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT) antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua ini
dibuat, disetujui oleh kedua belah pihak dalam kondisi sehat lahir dan bathin tanpa paksaan atau tekanan
dari pihak manapun juga dan ditanda tangani dalam rangkap dua bermaterai dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama. untuk saling mentaati dan menjalankan hak dan kewajibannya.
.

Jakarta, 01 Mei 2014


PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

YOSSY FERDIAN ……………………


HRD Manager

Anda mungkin juga menyukai