Pada hari ini Selasa, 19 Maret 2024 di Karawang, oleh dan diantara pihak-pihak:
2. Muhammad Yusuf : tempat dan tanggal lahir : Karawang , 27 Juni 1998 yang
Ferdians beralamat di Johar Timur RT/RW : 001/009, Kel. Adiarsa
Timur, Karawang Timur , Kab. Karawang, Jawa Barat sesuai
dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor :
3215262706980005 yang dikeluarkan di Karawang Timur
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“PKWT”), yang untuk selanjutnya
dalam hubungan hukum ini disebut “Perjanjian” dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Maksud dan Tujuan
Perjanjian ini adalah Perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dan PIHAK
PERTAMA sepakat untuk mempekerjakan PIHAK KEDUA menjadi Pekerja untuk Waktu
Tertentu dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menjadi Pekerja Waktu Tertentu dari PIHAK
PERTAMA.
Pasal 2
Tugas dan Tempat Bekerja
(1) PIHAK KEDUA bekerja pada PIHAK PERTAMA sebagai tenaga kerja waktu tertentu yang
ditugaskan di Perum Peruri Karawang dan/atau Jakarta dengan identitas dan penugasan
sebagai berikut :
a. Nomor Pokok : K449
b. Tempat Penugasan : Seksi Khazanah Produk Akhir
(2) Pekerjaan-pekerjaan yang wajib dilakukan PIHAK KEDUA adalah melakukan pekerjaan
sebagaimana dimuat dalam uraian tugas dan/atau instruksi atasan langsung di tempat
penugasan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
(3) PIHAK PERTAMA berhak memberikan tugas dan pekerjaan lain di tempat lain selain yang
disebut dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini.
Pasal 3
Jangka Waktu
(1) Jangka Waktu Perjanjian ini berlangsung sejak tanggal 20 Maret 2024 sampai dengan 31
Mei 2024.
(2) Apabila diperlukan, Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan pemberitahuan paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya Perjanjian.
(3) Apabila dikarenakan kondisi/alasan tertentu, PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum
selesainya jangka waktu perjanjian ini, maka wajib menyampaikan surat pengunduran diri
secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pengunduran diri
dilakukan.
Pasal 4
Evaluasi Kinerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja
(1) PIHAK PERTAMA setiap saat dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja PIHAK KEDUA
dan melakukan evaluasi kebutuhan tenaga kerja untuk waktu tertentu setiap bulan.
(2) Hasil Evaluasi dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi pertimbangan bagi PIHAK PERTAMA
terhadap kelanjutan hubungan kerja sampai dengan pemutusan Perjanjian secara sepihak
oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 5
Upah Kerja dan Cara Pembayaran
(1) PIHAK KEDUA mendapat upah setiap bulan sebesar Rp 5.257.834,- (lima juta dua ratus
lima puluh tujuh ribu delapan ratus tiga puluh empat rupiah) yang dibayarkan pada tanggal
25.
(2) Dalam hal terdapat ketentuan pemerintah yang mengatur mengenai upah minimum, dan
apabila besaran upah yang tercantum pada ayat (1) kurang dari ketentuan tersebut kedua
belah pihak sepakat menyesesuaikan perjanjian kerja ini dengan mempergunakan nilai
upah sesuai ketentuan pemerintah sebagai dasar pemberian upah dari PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA.
(3) Pembayaran upah bulanan sebagaimana ayat (1) Pasal ini dilakukan melalui Rekening
Bank Mandiri atau BSI atas nama PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA yang masa kerjanya minimal 12 bulan akan mendapatkan Tunjangan Hari
Raya (THR) sebanyak 1 (satu) kali upah sedangkan PIHAK KEDUA yang masa kerjanya
kurang dari 12 bulan besarannya dihitung secara proporsional.
(5) PIHAK KEDUA tidak berhak mendapatkan upah/penghasilan lain selain upah bulanan.
(6) Pajak atas upah dimaksud dalam ayat (1) ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
Pembayaran Kompensasi
(1) PIHAK KEDUA mendapatkan uang kompensasi setelah berakhirnya perjanjian ini dan
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA pada proses penggajian bulan berikutnya.
(2) Uang kompensasi diberikan kepada PIHAK KEDUA yang telah mempunyai masa kerja
paling sedikit 1 (satu) bulan.
(3) Besaran uang kompensasi diberikan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Masa kerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus, diberikan sebesar 1
(satu) bulan upah terakhir;
b. Masa kerja selama 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan,
dihitung secara proporsional dengan perhitungan : (masa kerja/12) x 1 (satu) bulan
upah terakhir;
c. Masa kerja selama lebih dari 12 (dua belas) bulan, dihitung secara proporsional dengan
perhitungan : (masa kerja/12) x 1 (satu) bulan upah terakhir.
Pasal 7
Hari dan Jam Kerja serta Istirahat
(1) Hari dan Jam Kerja serta waktu istirahat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Perusahaan.
(2) Catatan kehadiran PIHAK KEDUA dibuktikan dengan hasil pencatatan kartu pas PIHAK
KEDUA pada mesin pencatat kehadiran dan/atau media lain yang ditetapkan pada saat
masuk dan pulang kerja.
(3) Ketentuan kehadiran dan pemotongan upah akibat tidak terpenuhinya jam kerja disamakan
dengan ketentuan yang berlaku bagi karyawan PIHAK PERTAMA.
(4) Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk bekerja dengan pemberitahuan kepada atasan namun
hak cutinya habis, upahnya dipotong secara proporsional sejumlah hari tidak masuk bekerja
dibulan berjalan.
Pasal 8
Hari Libur
Hari libur adalah hari Sabtu, Minggu dan hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pasal 9
Lembur dan Gilir
(1) PIHAK KEDUA yang bekerja di luar jam kerja atau hari kerja normal atas dasar
kepentingan PIHAK PERTAMA yang didasarkan pada instruksi dan/atau ijin tertulis dari
Kepala Divisi maka diberikan upah tambahan berupa upah lembur dengan perhitungan per
jam sebesar 1/173 x 100% x upah.
(2) PIHAK KEDUA yang bekerja dengan sistem gilir per minggu diberikan premi gilir sebesar
Rp 12.000,- per jam yang perhitungannya mengacu sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA.
(3) PIHAK KEDUA yang bekerja dalam satu formasi gilir tidak berhak mendapatkan premi gilir.
(4) Pembayaran upah lembur dan/atau premi gilir dilakukan pada saat penerimaan
pembayaran upah kerja bulan berikutnya.
(5) Jam kerja lembur dan/atau gilir sama dengan ketentuan jam kerja lembur dan/atau gilir bagi
karyawan PIHAK PERTAMA.
(6) Pelaksanaan Kerja lembur dan/atau gilir yang dimaksud di atas diatur sesuai dengan
ketentuan yang diberlakukan PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA
(1) PIHAK PERTAMA berkewajiban :
a. Membayarkan upah PIHAK KEDUA.
b. Menanggung pajak atas upah.
c. Membayarkan upah lembur dan/atau premi gilir kepada PIHAK KEDUA.
d. Memberikan penjelasan mengenai Peraturan yang berlaku di Perusahaan.
Pasal 11
Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban :
a. Menjaga dan menjunjung tinggi kehormatan serta martabat Negara, Perusahaan, Direksi
dan Karyawan.
b. Melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh PIHAK PERTAMA.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA
melalui Kepala Unit Kerja/atasan langsung dimana PIHAK KEDUA ditugaskan.
d. Melaksanakan tugas dan pekerjaan lain sesuai kebutuhan.
e. Melaksanakan kerja lembur dan/atau gilir yang diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA
melalui atasan Unit Kerja terkait.
f. Memberikan keterangan dengan jujur.
g. Menerima PHK secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA apabila memenuhi ketentuan
pada Pasal 10 ayat (2) huruf g Perjanjian ini.
h. Menggunakan sarana K3 yang ada serta menghindari larangan-larangan yang berlaku di
PERUM PERURI.
i. Bersedia untuk digeledah setiap saat oleh petugas yang ditunjuk oleh Perusahaan
dimana PIHAK KEDUA ditugaskan.
j. Menaati segala ketentuan perundangan yang berlaku dan Peraturan yang berlaku di
Perusahaan.
(2) PIHAK KEDUA berhak :
a. Menerima upah dari PIHAK PERTAMA.
b. Menerima upah lembur dan/atau premi gilir dari PIHAK PERTAMA.
c. Mendapatkan penjelasan mengenai Peraturan dan/atau Ketentuan yang berlaku di
PIHAK PERTAMA.
Pasal 12
Wajib Menjaga Rahasia
(1) PIHAK KEDUA wajib menjaga rahasia PIHAK PERTAMA kepada siapa pun juga baik
selama perjanjian ini berlangsung maupun sesudah berakhir, kecuali hal tersebut diwajibkan
oleh hukum.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA melanggar ayat (1) Pasal ini PIHAK PERTAMA berhak
menggunakan segala upaya hukum terhadap PIHAK KEDUA, baik secara perdata maupun
pidana.
Pasal 13
Cuti
(1) PIHAK KEDUA berhak atas cuti selama 1 (satu) hari kerja dalam 1 (satu) bulan setelah
bekerja 1 bulan secara terus menerus;
(2) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur tersendiri oleh PIHAK KEDUA
atas persetujuan atasan dengan mempertimbangkan kepentingan PIHAK PERTAMA;
(3) Cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) gugur apabila PIHAK KEDUA tidak menggunakan hak
tersebut sampai dengan akhir jangka waktu Perjanjian ini;
(4) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menjalani cuti disebabkan karena pekerjaan yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA akan diberikan kompensasi berupa
uang secara proporsional setelah perjanjian kerja untuk waktu tertentu berakhir.
(5) PIHAK PERTAMA dapat memberikan Cuti Permisi kepada PIHAK KEDUA dengan tetap
mendapatkan upah penuh yang di akibatkan kondisi sebagai berikut :
a. Menghadiri pemakaman anggota keluarga PIHAK KEDUA, yaitu : suami/istri, anak,
orang tua, mertua, kakak/adik yang meninggal dunia maksimal 2 (dua) hari kerja;
b. Musibah kebakaran, bencana alam dan sejenisnya maksimal 2 (dua) hari kerja.
(6) Apabila PIHAK KEDUA ijin tidak bekerja karena menjalani proses persalinan atau gugur
kandungan maka upahnya tidak dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 14
Fasilitas Pemeliharaan Kesehataan
Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagai berikut :
(1) PIHAK PERTAMA selama masa Perjanjian menyediakan fasilitas pemeliharaan kesehatan
melalui program BPJS Kesehatan.
(2) Apabila PIHAK KEDUA belum mempunyai kartu BPJS Kesehatan, maka PIHAK KEDUA
wajib mengurus kartu BPJS Kesehatan.
(3) PIHAK PERTAMA menanggung seluruh biaya perawatan dan/atau pengobatan rumah sakit
yang diakibatkan kecelakaan dalam dinas dengan kelas yang sudah diatur sesuai dengan
peraturan yang berlaku, tidak berlaku diluar akibat tersebut.
(4) Fasilitas pemeliharaan kesehataan ini berlaku bagi PIHAK KEDUA dan tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain.
Pasal 16
Pemutusan Hubungan Kerja
(1) Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, PIHAK
PERTAMA berhak memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA tanpa perlu
peringatan terlebih dahulu apabila ternyata PIHAK KEDUA melakukan satu dan/atau lebih
perbuatan-perbuatan yang disebut berikut ini :
a. Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang milik PIHAK PERTAMA/teman
sekerja atau Pihak lainnya ;
b. Menjadi tersangka pada suatu tindak pidana kejahatan;
c. Memberikan keterangan palsu sehingga merugikan PIHAK PERTAMA/Kepentingan
Negara;
d. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukan, madat, memakai obat bius atau
menyalahgunakan obat-obatan terlarang lainnya yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan, di tempat kerja atau di tempat-tempat yang ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA;
e. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat kerja;
f. Menyerang, mengintimidasi atau menipu PIHAK PERTAMA/teman sekerja dan
memperdagangkan barang terlarang baik di dalam maupun di luar lingkungan
PIHAK PERTAMA;
g. Melakukan tindakan atau perbuatan membalas dendam, memfitnah, menyebarkan isu
negatif dan mengadu domba, yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi karyawan
dan/atau pekerja lain atau Perusahaan;
h. Melakukan perbuatan yang mencemarkan kehormatan dan/atau pemalsuan yang
berakibat merugikan sesama karyawan dan/atau Perusahaan sehingga berakibat
timbulnya kerugian bagi Perusahaan;
i. Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar
PIHAK PERTAMA/Keluarga Karyawan atau Karyawan PIHAK PERTAMA ;
j. Membujuk Karyawan PIHAK PERTAMA untuk melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan hukum dan kesusilaan;
k. Dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan barang-barang
atau dokumen-dokumen milik atau yang berada dalam penguasaan PIHAK PERTAMA
menjadi rusak dan dapat merugikan PIHAK PERTAMA;
l. Dengan sengaja, walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya;
m. Membongkar/membocorkan rahasia PIHAK PERTAMA;
n. Dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu;
Pasal 17
Teguran
(1) PIHAK PERTAMA berhak melakukan Teguran pertama yang sekaligus merupakan Teguran
terakhir, jika PIHAK KEDUA melakukan salah satu perbuatan tersebut di bawah ini :
a. Menolak menaati perintah atau penugasan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA,
sedangkan perintah itu sesuai dengan maksud perjanjian kerja ini;
b Dengan sengaja atau lalai melakukan perbuatan yang mengakibatkan terjadinya
gangguan terhadap pelaksanaan Perjanjian ini;
c. Tidak cakap melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh PIHAK PERTAMA.
(2) PIHAK KEDUA yang tidak mengindahkan Teguran sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
Pasal ini maka PIHAK PERTAMA berhak memutuskan hubungan kerja dengan
memperhatikan ketentuan undang-undang yang berlaku dan PIHAK KEDUA tidak berhak
atas uang pesangon/uang penghargaan masa kerja dan/atau ganti rugi.
Pasal 18
Sanksi
(1) PIHAK KEDUA yang tidak masuk bekerja pada hari kerja tanpa adanya keterangan yang
jelas dianggap “tidak masuk kerja tanpa ijin (mangkir)”.
(2) PIHAK KEDUA yang tidak masuk bekerja 5 (lima) hari kerja berturut-turut atau lebih tanpa
ijin dan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri.
(3) PIHAK KEDUA yang tidak masuk bekerja tanpa ijin dan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akumulatif lebih dari 7 (tujuh) hari kerja per bulan, dapat
diberhentikan secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak berhak atas
uang pesangon/uang penghargaan masa kerja dan/atau ganti rugi.
(4) Upah PIHAK KEDUA akan dipotong secara proporsional dalam hal :
a. Tidak masuk bekerja tanpa memberi kabar atau tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
b. Dalam 1 (satu) bulan tidak masuk bekerja karena sakit lebih dari 5 (lima) hari kerja.
Pasal 19
Penyelesaian Perselisihan
(1) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka akan diselesaikan dengan
musyawarah kekeluargaan untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan pada lembaga yang berwenang di bidang ketenagakerjaan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 20
Lain-lain
(1) Untuk penjatuhan sanksi terhadap PIHAK KEDUA akibat pelangaran-pelanggaran disiplin
karyawan baik berupa peringatan dan/atau pemutusan hubungan kerja, PIHAK PERTAMA
dapat menggunakan Peraturan Disiplin Karyawan PIHAK PERTAMA dan/atau Peraturan
Perusahaan lainnya yang berlaku.
(2) Sepanjang tidak diatur dalam Perjanjian ini secara khusus maka semua Peraturan
Perusahaan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA yang relevan dianggap berlaku bagi
PIHAK KEDUA.
(3) Apabila ada pertentangan pengaturan antara Perjanjian ini dan Peraturan Perusahaan
maka Perjanjian ini yang akan diberlakukan, sedangkan Peraturan Perusahaan akan
melengkapi Perjanjian ini.
(4) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur lebih lanjut dengan kesepakatan
para pihak dan dituangkan dalam Addendum.
Demikianlah Perjanjian ini ditanda tangani pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut diatas
oleh PARA PIHAK dan dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing berbunyi sama dan bermeterai
cukup serta dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.