Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

Nomor : …. /PKWT/…./X/2023

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Pihak Perusahaan
Nama Perusahan :
Alamat Perusahaan :

Dalam hal ini diwakili oleh


Nama :
Jabatan :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT/CV………….., berdasarkan SK
Direksi PT/CV………. Nomor : ……….. tanggal ……….. 2023.

2. Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Pendidikan Terakhir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. Handphone :
No. KTP :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya dalam Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan
secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.

Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di lingkungan PT/CV……….


maka dibuat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara PIHAK PERTAMA
dengan PIHAK KEDUA sepakat sebagai berikut:

Pasal 1
PENEMPATAN DAN LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA akan memperkerjakan PIHAK KEDUA sebagai pekerja
Kantor/Proyek yang ditempatkan dilokasi kerja yaitu PT/CV……… dengan
status/kedudukan sebagai pekerja waktu tertentu (tidak tetap) dan ditempatkan sebagai
………….
2. PIHAK KEDUA bersedia menerima dan melaksanakan tugas pekerjaannya dengan
sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggungjawab.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
1 of 7
3. Ruang lingkup tugas/pekerjaan yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA dituangkan dalam bentuk surat penugasan dan uraian tugas/pekerjaan
(Job Description) yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
4. Surat penugasan dan uraian tugas sebagaimana tersebut dalam ayat 3 pasal ini
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan lampiran yang tidak terpisahkan
dengan perjanjian ini.
5. PIHAK KEDUA diterima bekerja sebagai pekerja Kontrak/Waktu Tertentu.
6. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan dilokasi kerja PT/CV……… yang sewaktu-waktu
dapat dipindahkan serta menerima tugas tambahan baru untuk membantu Unit
Bisnis/Unit Kerja lain dilingkungan PT/CV……….

Pasal 2
JANGKA WAKTU KESEPAKATAN KERJA
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ini berlaku untuk jangka waktu …….. bulan,
terhitung sejak ditandatangani yaitu tanggal ……… sampai dengan tanggal ………..

Pasal 3
WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT
1. PIHAK KEDUA bersedia mengikuti jam kerja yang diatur PT/CV……….
2. Waktu kerja ditentukan 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh) jam seminggu.
3. Sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di PT/CV………, PIHAK KEDUA
bersedia bekerja secara bergiliran (shift) apabila diperlukan.

Pasal 4
PENGHASILAN DAN FASILITAS
1. PIHAK KEDUA berhak atas upah/imbalan per bulan (all in) sebesar : Rp …….
(……….) yang dibayarkan pada setiap akhir bulan.
2. Yang dimaksud “all in” adalah upah/imbalan sudah termasuk uang lembur.
3. Selain dari gaji pada ayat 1 (satu) diatas, PIHAK PERTAMA memberikan
bantuan/fasilitas kepada PIHAK KEDUA berupa :
a. BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA
4. Tunjangan Hari Raya (THR).
a. Bagi pekerja/pegawai yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus
menerus akan mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar 1 (satu) bulan
upah;
b. Bagi pekerja/pegawai yang telah bekerja kurang dari 12 (dua belas) bulan
akan diberikan Tunjangan Hari Raya (THR) yang besarannya dihitung secara
proporsional.
c. Bagi pekerja/pegawai yang bekerja kurang dari 1 (satu) bulan tidak mendapat
Tunjangan Hari Raya (THR).
5. Pembayaran gaji dilaksanakan secara bulanan pada setiap akhir bulan.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
2 of 7
6. Segala Pajak yang timbul ditanggung oleh pekerja yang bersangkutan kecuali Pajak
Penghasilan (PPh. Ps.21) atas Gaji.

Pasal 5
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA wajib untuk melaksanakan hak-hak PIHAK KEDUA
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan 5 Kesepakatan Kerja ini.
2. User/Perusahaan pengguna jasa PIHAK KEDUA menyediakan alat-alat kerja yang
diperlukan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 6
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas yang penuh tanggungjawab dan sebaik-
baiknya sesuai dengan petunjuk PIHAK PERTAMA dan atau perintah atasannya.
2. PIHAK KEDUA wajib untuk mentaati dan melaksanakan semua peraturan dan tata
tertib PIHAK PERTAMA maupun yang berlaku dilokasi kerja PT/CV……….
3. PIHAK KEDUA wajib mengganti kerugian yang diderita oleh PIHAK PERTAMA
ataupun PT/CV………atas kehilangan dan/atau kerusakan barang ataupun asset yang
terbukti dilakukan dan diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan bekerja pada Perusahaan lain dengan cara atau
maksud apapun tanda seijin tertulis dari PIHAK PERTAMA selama jangka waktu
pelaksanaan perjanjian ini.
5. PIHAK KEDUA tidak menuntut fasilitas/hak/kesejahteraan lain selain yang telah
ditentukan/ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dan/atau PT/CV……….

Pasal 7
TATA TERTIB DAN DISPLIN KERJA
1. PIHAK KEDUA wajib mengisi daftar hadir setiap hari kerja sesuai dengan yang telah
ditentukan.
2. PIHAK KEDUA harus sudah berada di lokasi kerja 5 (lima) menit sebelum pekerjaan
dimulai dan dilarang meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya kecuali mendapat
ijin dari atasannya di Perusahaan pengguna jasa PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib memelihara kerjasama dan saling menghormati satu sama lain
demi terciptanya keharmonisan kerja.
4. PIHAK KEDUA dilarang bersenda gurau dalam melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat dihindari sedini mungkin resiko kecelakaan kerja dan/atau kekeliruan dalam
melaksanakan pekerjaan.
5. PIHAK KEDUA wajib menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang telah
disediakan sesuai dengan sifat pekerjaan.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


3 of 7
6. PIHAK KEDUA wajib mematuhi perintah atasannya dalam pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari di Kantor/lapangan yang belum diatur secara lengkap dalam kesepakatan
ini.

Pasal 8
CUTI
1. PIHAK KEDUA yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus,
berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja, dengan catatan cuti tersebut
dapat dilaksanakan apabila PIHAK KEDUA telah bekerja minimal 6 (enam) bulan.
2. Cuti tahunan tersebur pada ayat 1 pasal ini dapat diambil/digunakan sekaligus atau
secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan pekerja.
3. Hak cuti tahunan menjadi gugur apabila PIHAK KEDUA tidak
mengambil/menggunakannya paling lambat 6 (enam) bulan pertama pada tahun
berikutnya.

Pasal 9
TIDAK MASUK KERJA TANPA UPAH
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas (mangkir) atau
tanpa alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan maka upahnya tidak dibayarkan
untuk hari-hari tidak bekerja tersebut sesuai dengan azas “Tidak Bekerja Tidak
Dibayar” kecuali undang-undang menetapkan lain.
2. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pemotongan upah/imbalan PIHAK
KEDUA yang ditempatkan di PT/CV………, apabila PIHAK KEDUA tidak masuk
kerja tanpa keterangan yang dapat diterima, kecuali dengan keterangan yang dapat
dibuktikan sedang menjalani perawatan inap, atau berobat jalan berdasarkan Surat
Keterangan Dokter. Pemotongan yang dilakukan adalah sebesar 38.636,- per hari
ketidakhadiran sampai dengan maksimal 25% dari Gaji/Penghasilan.

Pasal 10
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
1. Hubungan kerja PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berakhir/putus dengan
sendirinya demi hukum dengan berakhirnya waktu yang telah diperjanjikan dalam
kesepakatan ini.
2. PIHAK KEDUA meninggal dunia, menderita sakit berkepanjangan, mengundurkan
diri.
3. Dengan berakhirnya hubungan kerja tersebut PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban
memberikan kompensasi serta alasannya kepada PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak akan menuntut kompensasi serta alasan Pihak Perusahaan
apabila telah berakhir waktu yang telah disepakati dalam kesepakatan ini.
5. Apabila salah satu pihak ternyata mengakhiri hubungan kerja ini sebelum waktu yang
diperjanjikan berakhir, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja tersebut
diwajibkan untuk memberikan ganti kerugian kepada PIHAK PERTAMA/ User/
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
4 of 7
PIHAK KEDUA sebesar upah PIHAK KEDUA sesuai perhitungan sampai waktu
seharusnya hubungan kerja berakhir (pasal 62 Undang-undang No. 13 tahun 2003).
6. Pengecualian dari ketentuan tersebut dalam ayat 4 (empat) adalah apabila putusnya
hubungan kerja karena kesalahan berat dan/atau pelanggaran berat terhadap peraturan
yang berlaku di PT/CV……… maupun peraturan yang berlaku di PIHAK
PERTAMA.

Pasal 11
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan PIHAK
KEDUA sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku tanpa uang pesangon dan ganti
rugi, dalam hal PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran berat sebagaimana diatur
dalam Peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku (Pasal 158 Undang-
undang No. 13 tahun 2003), serta peraturan yang berlaku antara lain sebagai berikut :
a. Penipuan, pencurian, penggelapan dan atau mengambil barang milik
perusahaan atau teman kerja tanpa ijin.
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
Perusahan atau kepentingan negara.
c. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat
bius/narkoba atau menyalahgunakan obat-obat terlarang.
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian ditempat kerja.
e. Menyerang, megintimidasi atau menipu Perusahaan atau teman sekerja dan
memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan Perusahaan
maupun diluar lingkungan Perusahaan.
f. Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar
Perusahaan atau teman sekerja.
g. Membujuk teman sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
secara hukum atau kesusilaan serta peraturan perundangan yang berlaku.
h. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik perusahaan.
i. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan diri atau teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya.
j. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan dan perusahaan tempat
PIHAK KEDUA ditempatkan atau mencemarkan nama baik perusahaan dan
atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan.
k. Tidak masuk kerja tanpa ijin atau keterangan yang sah atau mangkir selama 5
(lima) hari kerja atau lebih dalam kurun waktu 1 (satu) bulan, baik yang
dilakukan secara berturut-turut ataupun tidak.
l. Hal-hal yang yang sepatutnya dikenakan sanksi PHK sebagaimana diatur
dalam peraturan perusahaan dan atau peraturan perundangan yang berlaku.
2. Ganti rugi sebagaimana yang dimaksud Pasal 12 ayat 1 diberikan hanya berupa
upah/gaji PIHAK KEDUA yang belum dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA sebelum
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
5 of 7
3. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk memutuskan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu ini apabila kinerja dan hasil kerja PIHAK KEDUA dinilai tidak memenuhi
apa yang ditugaskan kepada ybs.

Pasal 12
PENGUNDURAN DIRI
1. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum jangka waktu kesepakatan
kerja berakhir karena sebab apapun, maka PIHAK KEDUA wajib membayar ganti
rugi kepada PIHAK PERTAMA sebesar sisa bulan dikalikan gaji perbulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1, terhitung pada saat mengundurkan diri
sampai dengan jangka waktu kesepakatan kerja berakhir.
2. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis perihal
pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengunduran diri.

Pasal 13
PERPANJANGAN WAKTU
1. Perjanjian kerja ini tidak dimaksudkan untuk menjadikan PIHAK KEDUA sebagai
Pegawai Tetap di Perusahaan tempat PIHAK KEDUA ditempatkan ataupun di
Perusahaan dan/atau PIHAK PERTAMA.
2. Apabila PIHAK PERTAMA bermaksud untuk melakukan perpanjangan masa
berlakunya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini maka akan terlebih dahulu
disampaikan kepada PIHAK KEDUA paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
berakhirnya perjanjian ini.
3. Perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dilakukan sesuai dengan
Kesepakatan kedua belah pihak.
4. Perpanjangan jangka Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dilakukan melalui
Amandemen Perjanjian Kerja ini.

Pasal 14
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi permasalahan/perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah
mufakat.
2. Apabila jalan musyawarah mufakat tidak berhasil mencapai kata sepakat, maka kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui perantara Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi setempat.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


6 of 7
Pasal 15
LAIN-LAIN
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dan apabila
dianggap perlu untuk melakukan perubahan akan terlebih dahulu dibicarakan antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara musyawarah.
2. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan pada Perjanjian Kerja ini, maka akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Pasal 16
PENUTUP
1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dibuat dan ditandatangani bersama dan telah
dipahami oleh kedua belah pihak serta dengan kesadaran penuh dan tanpa ada unsur
paksaan dari pihak manapun untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan tidak ada janji-janji, syarat-syarat atau
pengertian lain apapun selain apa yang tercantum dalam perjanjian ini.
3. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-
masing sama bunyinya, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama 1(satu) rangkap
dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap dipegang oleh PIHAK
KEDUA.

Demikian, Perjanjian Kerja ini dibuat dan ditandatangani pada tanggal ……… 2023 yang
disebutkan diatas untuk dilaksanakan dan dipatuhi.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

(…………………..) (…………………..)

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


7 of 7

Anda mungkin juga menyukai