Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No. 01.10/CV TETES EMBUN/PKWT/2022

Pada hari ini SABTU, tanggal 1 OKTOBER 2022, di JL. JALAN MARGORUKUN NO 10, DESA/KELURAHAN SIDOARUM, KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN
SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (selanjutnya disebut “Perjanjian”)
oleh dan antara :

1. ANANG EFFENDI, BANTUL, Laki-laki, Umur 38 Tahun, 8 Januari 1984, beralamat di COKROBEDOG RT 007 RW 012, DESA SIDOARUM, KECAMATAN
GODEAN, KABUPATEN SLEMAN, sesuai dengan yang tertera pada kartu identitas (KTP) 3404020801840002. Bertindak dalam kedudukannya selaku
DIREKTUR CV TETES EMBUN, yang berkantor di JL. JALAN MARGORUKUN NO 10, DESA/KELURAHAN SIDOARUM, KECAMATAN GODEAN,
KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, dari dan oleh karena itu secara sah bertindak untuk dan atas nama CV TETES
EMBUN (selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”).

2. ASMARANI SUKWAN ERYAWAN, PARE-PARE, Laki-laki, Umur 45 Tahun, 21 October 1976, beralamat di PLEBENGAN RT 003, KEL. SIDOMULYO, KEC.
BAMBANG LIPURO, BANTUL, sesuai dengan yang tertera pada kartu identitas (KTP) 3402052110760001, dalam hal untuk dan atas nama sendiri
selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”).

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama akan disebut sebagai “PARA PIHAK” dan masing-masing disebut “PIHAK”.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan dan menyatakan hal-hal sebagai berikut:

a. PIHAK PERTAMA, membutuhkan tenaga karyawan sesuai dengan pengalaman, keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA
untuk membantu PIHAK PERTAMA;

b. PIHAK KEDUA, memiliki pengalaman, keahlian dan pengetahuan sesuai syarat dan kriteria yang diminta PIHAK PERTAMA untuk menangani
pekerjaan sebagai :
SPRINTER C;

c. PIHAK KEDUA setuju untuk memberikan tenaga dan jasanya kepada PIHAK PERTAMA.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri membuat Perjanjian dengan ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut :

BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1

PENEMPATAN

1) PIHAK PERTAMA dengan ini menempatkan PIHAK KEDUA sebagai SPRINTER C dan PIHAK KEDUA dengan ini menerima penempatan tersebut
(selanjutnya disebut “Pekerjaan”).

2) Apabila dipandang perlu, PIHAK PERTAMA dapat dan berhak menempatkan PIHAK KEDUA pada bagian lain sesuai dengan kompetensi PIHAK
KEDUA atau kebutuhan PIHAK PERTAMA, penempatan mana berdasarkan Perjanjian ini telah disetujui dan diketahui sepenuhnya oleh PIHAK
KEDUA.

3) PIHAK KEDUA sepakat dan setuju bahwa penempatan, mutasi dan rotasi adalah sepenuhnya wewenang PIHAK PERTAMA oleh karena itu PIHAK
KEDUA harus mentaati dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Pasal 2 JANGKA WAKTU


Perjanjian ini berlaku untuk 2 Bulan, terhitung sejak tanggal 01 November 2022 sampai dengan tanggal 31 December 2022 dan dapat ditinjau kembali
sesuai dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA dengan ketentuan dan syarat-syarat yang disepakati PARA PIHAK.

1) Perjanjian ini berakhir demi hukum bertepatan dengan berakhirnya Jangka Waktu dan karenanya PIHAK PERTAMA tidak mempunyai kewajiban
memberikan pesangon, ganti rugi atau kompensasi.
1
Pasal 3 HARI DAN JAM KERJA

1) PIHAK KEDUA wajib bekerja sesuai dengan ketentuan hari dan jam kerja yang berlaku di Perusahaan. Untuk karyawan yang bekerja selain di
Kantor Pusat, pengaturan mengenai hari dan jam kerja tersebut disesuaikan dengan kondisi lapangan atau sesuai kebutuhan operasional
Perusahaan yang di tetapkan oleh Manager masing – masing.

2) PIHAK KEDUA wajib mentaati disiplin kerja dengan melakukan absensi secara jujur. Karyawan yang absensinya diketahui diisi oleh orang lain,
maka baik kepada karyawan yang diabsenkan maupun yang membantu mengabsenkan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan perusahaan, dan bagi karyawan yang absensinya diisikan ataupun mengisikan orang lain akan dianggap mangkir.

3) Pelanggaran terhadap absensi dan aturan mengenai waktu kerja lainnya dapat mengakibatkan dikeluarkannya Surat Peringatan 2 (berlaku
tingkatan Surat Peringatan jika sudah mendapatkan Surat Peringatan 2 sebelumnya) dan sanksi administratif sampai dengan berakhirnya
Perjanjian Kerja.

4) Jika karyawan datang terlambat 3 kali atau berturut-turut dalam 1 bulan maka akan diberikan sanksi berupa Surat Teguran dengan catatan
jumlah keterlambatan tidak melebihi 30 menit, namun jika keterlambatan hingga 30 menit dan atau lebih dari 3 kali akumulasi dan atau
berturut-turut dalam 1 bulan tanpa ada kejelasan dan alasan yang dapat di terima maka akan di berikan Surat Peringatan berlaku peningkatan
(Up Grading) jika karyawan melakukan kesalap han yang sama.

5) Jika karyawan datang terlambat kembali setelah diterimakan Surat Teguran dan atau akumulasi 5 kali dalam periode 1 bulan dan atau datang
terlambat hingga 30 menit dihari kerja maka akan diberikan sanksi berupa Surat Peringatan dan koreksi ke upah.

6) Punishment keterlambatan akan berpengaruh terhadap uang kehadiran dan atau koreksi penerimaan upah dengan ketentuan keterlambatan 1
menit akan di koreksi sebesar Rp. 2.000,- dan berlaku akumulasi dikarenakan perusahaan telah memberikan waktu toleransi kehadiran max 5
menit setelah ketentuan jam masuk kerja. Untuk pemberian punishment di hitung setelah waktu toleransi masuk kerja 5 menit.

7) Apabila menurut PIHAK PERTAMA terdapat pekerjaan dan tugas yang mendesak yang harus diselesaikan, PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan
pekerjaan dan tugas tersebut pada hari sesuai permintaan PIHAK PERTAMA.

8) Dalam kondisi tertentu, dimana PIHAK PERTAMA membutuhkan kehadiran PIHAK KEDUA pada hari libur untuk menyelesaikan pekerjaan yang
harus diselesaikan, maka PIHAK KEDUA harus bersedia untuk hadir dikantor dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

9) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak masuk kerja satu hari atau lebih baik dikarenakan izin urusan yang lain atau kepentingan pribadi, maka PIHAK
KEDUA pada hari mulai tidak masuk kerja wajib memberikan surat keterangan berikut data pendukung atau bukti untuk izin tersebut kepada
PIHAK PERTAMA atas ketidakhadirannya melalui (surat, telepon, pesan text) pemberitahuan alasan tidak masuk karena:

a. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja karena sakit, maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter yang
merawatnya selambat-lambatnya 2x24 jam dengan dilengkapi diagnosa, copy resep dokter, serta kuwitansi pembayaran berobat. Apabila
termasuk dalam peserta BPJS Kesehatan dapat melampirkan foto copy kartu BPJS Kesehatan.
a. Apabila PIHAK KEDUA Memenuhi panggilan pihak berwajib, harus menyerahkan salinan surat panggilan yang dimaksud.

10) Kelalaian PIHAK KEDUA untuk memberikan surat keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) diatas merupakan tindakan mangkir dan
terhadap kemangkiran tersebut PIHAK PERTAMA berhak untuk memotong Upah PIHAK KEDUA untuk setiap hari kemangkiran.

11) Menyimpang dari ketentuan Pasal 2 Perjanjian, bila hari kemangkiran tersebut melebihi dari 5 (lima) hari kerja secara berturut-turut tanpa
pemberitahuan dan bukti yang sah, maka pada hari ke-2 akan dikirimkan surat panggilan tertulis 1 (pertama). Jika pada hari ke-4 tetap tidak ada
konfirmasi terkait karyawan tersebut, maka akan di kirimkan surat panggilan ke-2 (kedua). Apabila pada hari ke-5 tetap tidak didapatkan
konfirmasi terkait karyawan tersebut, maka sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan, karyawan yang bersangkutan dikualifikasikan
mengundurkan diri atau mangkir dan PIHAK PERTAMA berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini serta PIHAK PERTAMA tidak wajib untuk
memberikan pesangon, ganti rugi atau kompensasi.

12) Dalam hal PIHAK KEDUA mangkir selama 1 (satu) hari atau lebih di hari kerja baik secara berurut maupun tidak berurut, maka PIHAK PERTAMA
berhak memberikan sanksi disiplin secara tertulis dan sanksi administratif kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan Peraturan Perusahaan.

2
Pasal 4 UPAH

1) Sebagai imbalan atas pemberian tenaga dan jasa dari PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan membayar kepada PIHAK KEDUA Upah perbulan
sesuai dengan yang telah disepakati.

2) Pajak Penghasilan/Pph 21 yang timbul atas pengupahan ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

3) Pembayaran Upah akan dilakukan tanggal 8 setiap bulannya dan dilakukan dengan cara transfer kepada PIHAK KEDUA.

4) Dalam hal waktu penerimaan Upah, dapat terjadi pemunduran ataupun pemajuan waktu pembayaran, disesuaikan dengan waktu sedia
pembayaran perbankan.

5) Apabila karyawan tidak masuk kerja karena kepentingan pribadi atau sakit tidak disertai Surat Keterangan Doker lengkap masa berlaku “ no work
no pay”.
Pasal 5 TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN PELAPORAN

1) Uraian tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan penempatan PIHAK KEDUA akan dijelaskan dibagiannya masing-masing
dan akan menjadi kewajiban PIHAK KEDUA untuk melaksanakannya.

2) Terhadap Pekerjaan yang diterimanya, PIHAK KEDUA wajib untuk membuat laporan harian, mingguan dan bulanan yang diminta oleh atasan atau
unit kerja lain.

BAB 2 KETENTUAN KHUSUS Pasal 6


HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 1)

Berdasarkan Perjanjian ini PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban :

a. Membayar upah kepada PIHAK KEDUA dalam jumlah sesuai dengan yang telah disepakati dan pada waktu yang telah ditentukan dalam
Perjanjian ini.

b. Mendaftarkan PIHAK KEDUA dalam program BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi (jaminan hari tua, jaminan kematian dan jaminan
kecelakaan kerja) dan BPJS Kesehatan untuk (jaminan kesehatan).

c. Memberikan hak-hak PIHAK KEDUA sebagaimana yang telah disepakati.

2) Berdasarkan Perjanjian ini PIHAK PERTAMA mempunyai hak :

a. Meminta prestasi kerja atau kinerja yang baik dari PIHAK KEDUA selama bekerja berdasarkan Perjanjian ini, standar kinerja yang telah
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.

b. Mengenakan sanksi kepada PIHAK KEDUA yang tidak sesuai dengan tata tertib dan peraturan perusahaan.

c. Menuntut ganti kerugian kepada PIHAK KEDUA terhadap kerusakan/kehilangan barang milik PIHAK PERTAMA yang menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

d. Atau atasan langsung PIHAK KEDUA untuk memberikan instruksi atau perintah kerja kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan mekanisme aturan
dan ketentuan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA.

e. Memindahtugaskan dan/atau melakukan mutasi, rotasi, promosi, dan demosi atas PIHAK KEDUA demi kepentingan Perusahaan. Dalam hal
PIHAK KEDUA menolak untuk tidak memenuhi kewajiban tersebut dan sudah diberikan peringatan tetap tidak melaksanakannya, maka
dianggap mengundurkan diri.

f. Untuk tidak memperpanjang Perjanjian dan/atau mengakhiri Perjanjian secara sepihak tanpa memberikan pesangon, ganti rugi atau
kompensasi kepada PIHAK KEDUA dan/atau mengubah ketentuan periode kerja dalam Perjanjian ini.

3
Pasal 7
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 1)

Berdasarkan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban :

a. Menjalankan dan melaksanakan Perjanjian ini dengan baik.

b. Melaksanakan dengan baik dan penuh tanggungjawab setiap tugas yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA maupun atasan langsung PIHAK
KEDUA.

c. Wajib bekerjasama dengan sebaik-baiknya sesama rekan kerja, atasan langsung maupun dengan pekerja lainnya sehingga pelaksanaan
tugastugas yang diberikan tersebut dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

d. Wajib memberikan informasi yang sebenar-benarnya terkait identitas diri dan update identitas.

e. (i) menjaga nama baik, citra dan reputasi PIHAK PERTAMA;


(ii) mematuhi, mentaati dan tunduk terhadap semua peraturan tata tertib dan/atau prosedur aturan yang telah ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya;dan (iii) mentaati dan melaksanakan setiap
kebijakan dan seluruh ketentuan yang berlaku.

f. Mengganti kerugian barang dan asset milik PIHAK PERTAMA yang berada dibawah tanggung jawabnya apabila hilang atau rusak diakibatkan
dengan adanya kelalaian dan/atau kesengajaan PIHAK KEDUA, oleh karenanya PIHAK KEDUA wajib menjaga dan memelihara sebaik-baiknya
seluruh barang dan asset milik PIHAK PERTAMA yang berada dibawah tanggung jawabnya.

g. Bertanggung jawab segala akibat yang ditimbulkannya karena menyalahgunakan jabatan wewenang dan pekerjaannya dan PIHAK PERTAMA
tidak akan turut bertanggung jawab atas akibat tersebut.

h. Fokus terhadap pekerjaannya oleh karenanya PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan lain/bekerja pada pihak lain
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

i. Pada saat Perjanjian tidak dilanjutkan dan/atau Perjanjian berakhir, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan kartu tanda pengenal (id card)
dan/atau seluruh barang inventaris milik PIHAK PERTAMA yang dipercayakan kepada PIHAK KEDUA.

j. Untuk alasan yang dapat dipertanggung jawabkan untuk tidak masuk kerja (berhalangan hadir) maka diwajibkan bagi PIHAK KEDUA untuk
mengajukan surat izin tidak masuk kerja kepada atasan atau Bagian HRD selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelumnya, kecuali untuk alasan
kematian keluarga dan sakit keras, pemberitahuan harus sudah diterima paling lambat 2 (dua) hari setelah hari tidak masuk kerja melalui
pemberitahuan surat menyurat biasa sesuai regulasi yang ada di HRD selambat-lambatnya pada saat karyawan tersebut tidak masuk bekerja
melalui pesan elektronik..

k. PIHAK KEDUA wajib melengkapi data diri untuk pemenuhan pemberkasan sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku

2) Berdasarkan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA mempunyai hak :

a. Atas upah dalam jumlah yang telah disepakati dan diberikan pada waktu yang diperjanjikan dalam Perjanjian ini.

b. Atas fasilitas yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada PIHAK KEDUA dengan mengacu kepada ketentuan peraturan menteri dan/atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

d. Hak cuti tahunan sebagaimana yang telah diatur dan ditetapkan oleh ketentuan perusahaan dengan jumlah cuti setelah dikurangi cuti
bersama dan sakit keterangan dokter.

e. Mendapatkan fasilitas jaminan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

4
Pasal 8

IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

1) Karyawan berhak mendapat izin meninggalkan pekerjaan atau tidak masuk kerja dengan mendapat upah penuh untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Pernikahan karyawan yang bersangkutan 3 (tiga) hari

b. Pernikahan anak kandung karyawan 2 (dua) hari

c. Khitanan/Baptisan anak kandung karyawan 2 (dua) hari

d. Istri karyawan melahirkan/keguguran kandungan 2 (dua) hari

e. Kematian keluarga karyawan, orang tua, mertua, menantu, saudara kandung 2 (dua) hari

f. Kematian anggota keluarga dari karyawan yang berada dalam satu rumah 1 (satu) hari

2) Memenuhi panggilan pengadilan dan pihak yang berwajib, dapat diberikan sesuai dengan waktu yang di butuhkan.

3) Kepada karyawan yang meninggalkan pekerjaannya diwajibkan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada pimpinan kerja dan personalia dalam
waktu minimal 10 (sepuluh) hari sebelumnya, kecuali hal yang mendesak dan alasan dapat diterima oleh perusahaan dibuktikan dengan surat
keterangan dari instansi terkait.

4) Perusahaan dapat mempertimbangkan permohonan izin lain (diluar ayat 1 pada pasal ini) yang diajukan terlebih dahulu, tanpa mendapat upah.
Karyawan yang meninggalkan pekerjaan tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari pimpinan kerja. Karyawan tersebut dianggap MANGKIR dan
mendapat sanksi pelanggaran.

Pasal 9 ISTIRAHAT TAHUNAN

1) Setiap karyawan yang sudah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus dengan penandatanganan kontrak kerja langsung
12 bulan (bukan akumulatif) berhak mendapatkan istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat gaji.

2) Perhitungan 1 (satu) tahun masa kerja dimulai sejak dari tanggal di terima sebagai karyawan di perusahaan.

3) Istirahat tahunan periode perhitungan adalah dari ulang tahun tanggal masuk kerja pertama kali.

4) Tata cara pengambilan istirahat adalah sebagai berikut:

a. Karyawan yang akan menggunakan hak istirahat tahunan diwajibkan mengajukan permohonan kepada personalia dengan persetujuan atasan
langsung dan pengantinya sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelumnya.
b. Apabila karyawan mengajukan istirahat kurang dari 10 (sepuluh) hari dan tidak disetujui oleh atasannya akan dianggap MANGKIR tanpa
mengurangi hak istirahat tahunannya dan karyawan akan diberikan sanksi atas pelanggaran ini, kecuali dalam hal keadaan mendesak dan
alasan diterima oleh perusahaan dan disetujui oleh atasannya.

5) Istirahat tahunan hanya dapat diambil dengan ketentuan 1 (satu) dari kerja dalam 1 bulan berjalan tidak boleh digabung dengan izin/off dalam
pengambilannya.

6) Apabila dipandang perlu adanya penundaan terhadap pelaksanaan istirahat tahunan karyawan untuk menjamin kelangsungan produktifitas kerja
perusahaan, sesuai peraturan perundangan yang berlaku penundaan paling lama ditentukan 6 (enam) bulan sejak lahirnya hak pemohon atas
istirahat tahunannya.

7) Hak istirahat tahunan dianggap gugur, bilamana dalam periode tahunannya sejak lahirnya hak tersebut karyawan yang bersangkuran tidak
menggunakan haknya bukan karena alasan yang diberikan oleh perusahaan.

5
Pasal 10

TINDAKAN DISIPLIN 1) Jenis sanksi pelanggaran tata tertib dan aturan bekerja

sebagai berikut: a. Teguran lisan;

b. Teguran tertulis;
c. Surat Peringatan 1;
d. Surat Peringatan 2;
e. Surat Peringatan 3;
f. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

2) Dalam hal terjadi pelanggaran oleh PIHAK KEDUA terhadap kewajiban dan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini, PIHAK
PERTAMA atau wakilnya dan/atau atasannya langsung dapat memberikan peringatan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA sebanyak 3 (tiga) kali.

3) PIHAK PERTAMA dapat mengambil tindakan disiplin terhadap pelanggaran tata tertib perusahaan dan disiplin kerja, hasil evaluasi kerja tertulis
PIHAK KEDUA, dalam bentuk Surat Peringatan ke I (pertama) dengan masa pemutihan selama 6 (enam) bulan, Surat Peringatan ke II (kedua)
dengan masa pemutihan selama 6 (enam) bulan, Surat Peringatan ke III (ketiga)/terakhir dengan masa pemutihan selama 6 (enam) bulan,
Skorsing dengan masa pemutihan 1 (satu) bulan dan sampai dengan Pengakhiran Perjanjian Kerja.

4) Besaran sanksi administratif dan koreksi ke upah atas Surat Peringatan yaitu:

a. Surat Peringatan 1 : Rp. 100.000,-


b. Surat Peringatan 2 : Rp. 300.000,-
c. Surat Peringatan 3 : Rp. 500.000,-

5) Surat Peringatan seperti tersebut pada ayat (3) diatas dapat diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara tidak urut, didasarkan
atas penilaian besar kecilnya kesalahan PIHAK KEDUA yang diatur dalam Peraturan Perusahaan PIHAK PERTAMA.

6) Surat Peringatan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, tetap berlaku sah, walaupun PIHAK KEDUA menolak tanda tangan
dalam surat tersebut.

7) Dalam hal masa berlaku suatu sanksi belum habis, masih terjadi pelanggran terhadap tata tertib dan aturan kerja, maka masa berlaku sanksi yang
baru dihitung sejak tanggal dikeluarkannya sanksi baru.

8) Apabila PIHAK KEDUA terbukti secara sah melakukan pelanggaran hukum baik tindak pidana dan/atau perdata hingga mengakibatkan kerugian
bagi PIHAK PERTAMA, maka hal tersebut menjadi tanggungjawab sepenuhnya PIHAK KEDUA dan bersedia diberhentikan secara sepihak.

Pasal 11

EVALUASI KERJA

1) PIHAK PERTAMA dapat memberlakukan adanya evaluasi kerja secara berkala kepada PIHAK KEDUA yang dilakukan secara test tertulis dan
penilaian (appraisal) hasil kerja, yang fungsinya bertujuan untuk peninjauan kualitas sumber daya manusia di lingkungan kerja CV TETES EMBUN.

2) Dalam hal PIHAK KEDUA dinyatakan tidak lulus dalam evaluasi, maka PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA
dan PIHAK KEDUA sepakat menyatakan bahwa tidak ada tuntutan, gugatan, ganti rugi baik secara perdata maupun hubungan industrial dan/atau
upaya hukum lainnya kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 12 KERAHASIAAN

1) Menjaga kerahasian PIHAK PERTAMA baik dalam bentuk lisan maupun tulisan agar tidak diketahui oleh pihak lain kecuali untuk kepentingan
negara, hukum dan/atau telah mendapatkan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dilarang untuk membocorkan, atau
memberitahukan segala rahasia yang diketahuinya karena pekerjaannya atau jabatan yang diembannya seperti data, keterangan, penggandaan,
modifikasi atau pengungkapan dari informasi atau dokumen-dokumen milik PIHAK PERTAMA kepada pihak ketiga manapun untuk alasan dan
kepentingan apapun.

6
2) PIHAK KEDUA berjanji untuk melindungi PIHAK PERTAMA dari dan terhadap kerugian atau kewajiban yang timbul dari tuntutan apapun akibat
dari penyalahgunaan logo, merk dagang atau pelanggaran hak-hak kepemilikan dari informasi dan/atau bahan-bahan yang diberikan kepada
PIHAK KEDUA atau penggunaan dari informasi atau bahan-bahan tersebut.

3) Ketentuan dalam ayat (1) dan (2) pasal ini, PIHAK KEDUA wajib menjaga kerahasiaan dari setiap informasi dan pengetahuan yang didapatnya
selama bekerja pada PIHAK PERTAMA dan akan tetap berlaku meskipun PIHAK KEDUA sudah tidak terikat hubungan kerja lagi dengan PIHAK
PERTAMA.

BAB 3 KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1) Selain Jangka Waktu yang telah diatur dalam pasal 2 Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Perjanjian secara sepihak sebelum tanggal
berakhirnya Perjanjian ini tanpa kewajiban memberikan imbalan, pesangon, ganti rugi atau kompensasi apapun kepada PIHAK KEDUA, atas sisa
jangka waktu yang diperjanjikan dalam hal :

1.a. PIHAK KEDUA berdasarkan penilaian Atasan dengan melakukan evaluasi yang ternyata tidak mampu memenuhi kualifikasi kerja, tidak
sesuai dengan kompetensi dan standar kerja, dan nilai kinerja (performance) yang dipersyaratkan PIHAK PERTAMA seperti : tidak
mencapai target kerja, tidak menunjukan tanggung jawab yang diembannya, tidak menyampaikan laporan tugas yang diminta oleh
Atasan serta melakukan banyak kesalahan dalam bekerja dan/atau telah melakukan pelanggaran yang sudah dikenakan teguran lisan,
surat teguran dan/atau surat peringatan seperti pelanggaran keterlambatan dan kehadiran (indisipliner) yang diminta oleh Atasan /
PIHAK PERTAMA.

1.b. PIHAK KEDUA pada masa kontraknya mengajukan pengunduran diri (resign) yang kemudian disetujui oleh atasannya / PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK PERTAMA juga bersedia tidak akan meminta kepada PIHAK KEDUA mengenai pembayaran Sisa Kontrak Kerjanya.

1.c. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran berat, seperti :

1.c.1. Penipuan, pencurian, dan penggelapan barang/uang milik custumer dan/atau PIHAK PERTAMA, rekan kerja atau atasan PIHAK
KEDUA;
1.c.2. Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan sistem dan prosedur yang
berlaku, sehingga menimbulkan kerugian material dan/atau nama baik PIHAK PERTAMA;
1.c.3. Melakukan tindakan dan/atau memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan PIHAK PERTAMA
termasuk atasan atau kepentingan negara;
1.c.4. melakukan perjudian, mabuk-mabukan, minum-minuman keras, madat, memakai obat bius atau menyalahgunakan
obatobatan terlarang atau obat-obatan perangsang lainnya di lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja dan/atau
berada dalam kondisi di bawah pengaruh alkohol pada saat bekerja;
1.c.5. Melakukan perbuatan yang menyimpang dari kepatutan atau kesusilaan di lingkungan kerja;
1.c.6. Mengunggah / mengupload di media sosial manapun / apapun perihal bentuk kekecewaan di dalam bekerja yang tertuju
kepada Perusahaan / PIHAK PERTAMA / Atasannya yang menimbulkan dampak negatif seperti penghasutan, provokatif, dan
meresahkan (membuat kondisi tidak kondusif) para karyawan yang lain sehingga membuat para karyawan lain terpengaruh
untuk tidak bekerja secara produktif;
1.c.7. Terlibat dan/atau melakukan perbuatan melawan hukum tindakan-tindakan kejahatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan berlaku, baik didalam maupun diluar lingkungan kerja;
1.c.8. Menyerang, menganiaya, menghina, mengintimidasi atau mengancam secara fisik maupun mental Atasan atau keluarganya,
rekan kerja atau keluarganya;
1.c.9. Membujuk PIHAK PERTAMA, Atasan, atau rekan kerja untuk melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum
kepatutan dan kesusilaan;
1.c.10. Melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun terhadap teman sekerja atau atasan;
1.c.11. Dengan ceroboh atau sengaja merusak dan/atau membanting dan/atau menghilangkan barang milik PIHAK PERTAMA
maupun barang milik customer PIHAK PERTAMA, sehingga menimbulkan kerugian materiil maupun immateriil;
1.c.12. Secara sengaja atau tidak sengaja merusak atau membiarkan diri sendiri, Atasan, PIHAK PERTAMA atau rekan kerjanya dalam
keadaan bahaya;
1.c.13. Memberitahu atau membocorkan rahasia PIHAK PERTAMA atau mencemarkan nama baik PIHAK PERTAMA yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara;
1.c.14. Melakukan kesalahan yang sama bobotnya setelah mendapatkan Surat Peringatan terakhir yang masih berlaku;
1.c.15. Tanpa alasan yang sah menolak melakukan pekerjaan yang diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA atau atasannya langsung;
7
1.c.16. Tanpa alasan yang dapat diterima, menolak bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA, Atasan langsung atau rekan kerjanya;
1.c.17. Memiliki, menjual, mengagunkan, menggadaikan, menyewakan barang-barang dan/atau dokumen dan/atau uang dan/atau
surat-surat berharga milik PIHAK PERTAMA secara tidak sah;
1.c.18. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahan/atasan/sesama pekerja atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerja;dan
1.c.19. Mengeluarkan kata-kata yang memiliki muatan pencemaran nama baik, norma kesusilaan, penghinaan, makian, ancaman,
kekerasan terhadap Perusahaan atau atasan pimpinan kerja dan teman sekerja secara langsung dan/atau secara tertulis
dan/atau mengirimkan pesan informasi elektronik dan/atau melalui media sosial.
1.c.20. Tidak menginformasikan maupun memperbarui identitas diri, sehingga dianggap telah memberikan pelaporan yang tidak
sebenarnya dan/atau pelaporan palsu kepada PIHAK PERTAMA.
1.c.21. Ditahan pihak yang berwajib karena terlibat tindak pidana.
1.c.22. Didapati karyawan yang tidak atau dengan sengaja memberikan identitas diri tidak sebenarnya, tidak memberikan update
identitas diri terbaru yang mana dapat menimbulkan database karyawan tidak sama atau identitas palsu.
1.c.23. Setiap karyawan yang dengan maksud dan telah dibuktikan atau kedapatan secara terang-terangan melakukan kerja rangkap
atau bekerja pada perusahaan lain atau terikat kerja dengan pekerjaan diluar dari CV TETES EMBUN, akan diberhentikan
secara langsung oleh perusahaan.

2) Yang dimaksud pada ayat (1) poin 1.a. pasal ini PIHAK KEDUA sepakat dan bersedia tidak akan meminta kepada PIHAK PERTAMA mengenai
pembayaran atas Sisa Jangka Waktu Kontrak Kerjanya dan/atau Perjanjian berakhir lebih cepat dari waktu yang di Perjanjikan, maka PKWT putus
demi hukum (berakhir) sehingga tidak ada timbul kewajiban PIHAK PERTAMA untuk membayar ganti rugi atas sisa jangka waktu yang di
Perjanjikan.

3) Selain berakhirnya jangka waktu yang dinyatakan dalam ayat (1) pasal ini hubungan kerja dapat berakhir dalam hal :

3.a. PIHAK KEDUA meninggal dunia;


3.c. PIHAK KEDUA berkeinginan atau mengehendaki untuk mengakhiri Perjanjian sebelum jangka waktu yang di Perjanjikan, dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum tanggal mulai pengunduran
diri.
3.d PIHAK KEDUA tidak dapat melengkapi data diri sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku, sebagaimana yang telah disebutkan
pada pasal 7 ayat 1 huruf K dalam perjanjian ini

4) PIHAK PERTAMA akan melakukan penilaian kinerja PIHAK KEDUA sebelum berakhirnya Perjanjian dan akan diputuskan apakah akan diangkat
sebagai karyawan tetap, perpanjangan masa kontrak atau dihentikan kontraknya.
5) Apabila selama bekerja pada PIHAK PERTAMA ternyata timbul kerugian yang disebabkan kelalaian/kesengajaan atau tindakan penipuan (fraud)
dilakukan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA bersedia dikenakan tuntutan ganti rugi sepenuhnya serta berkewajiban untuk menyelesaikan
masalah kepada pihak yang berwajib.
6) Dengan berakhirnya atau tidak dilanjutkannya hubungan kerja maka PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan haknya terhadap semua hak yang
timbul dari hubungan kerja yang ada dalam bentuk apapun juga terhadap PIHAK PERTAMA.

BAB 4 LAIN-LAIN Pasal 14 FORCE MAJEURE


1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu kejadian atau keadaan yang terjadi karena hal-hal diluar kemampuan Para Pihak untuk
mencegahnya yaitu yang disebabkan oleh pelaksanaan undang-undang, peraturan-peraturan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi, topan/badai, hujan yang luar biasa, peperangan, huru-hara, keributan,
blokade, perselisihan perburuhan, pemogokan massal dan wabah penyakit, yang secara langsung ada hubungannya dengan Perjanjian Kerjasama
ini.
2) Dalam hal timbulnya keadaan kahar, pihak yang mengalami keadaan kahar wajib memberitahukan kepada Pihak lainnya secara tertulis dalam
kurun waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah terjadinya keadaan kahar tersebut dengan disertai bukti yang dapat diterima oleh
pihak yang tidak mengalami keadaan kahar, dan bilamana perlu harus menyertakan bukti-bukti yang sah dan asli dari instansi atau badan yang
berwenang untuk itu.
3) Atas pemberitahuan pihak yang mengalami keadaan kahar, maka pihak yang tidak mengalami keadaan kahar dapat menyetujui atau menolak
keadaan kahar tersebut secara tertulis dalam kurun waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya pemberitahuan dari pihak
yang mengalami keadaan kahar.

8
4) Apabila keadaan kahar ditolak oleh pihak yang tidak mengalami keadaan kahar, maka syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian
Kerjasama ini tetap berlaku dan mengikat kedua belah Pihak.

5) PARA PIHAK sepakat melakukan tindakan apapun untuk upaya pencegahan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh Force Majeure seminimal
mungkin.
Pasal 15 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1) Perselisihan yang timbul akibat Perjanjian ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk mencapai mufakat dengan atau tanpa
adanya kehadiran dari Pengusaha ataupun Pihak Ketiga dalam mediasi.
2) Apabila penyelesaian secara musyawarah belum dapat menyelesaian perselisihan Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatas, maka dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk memilih domisili hukum yang umum dan tetap serta tidak berubah di Pengadilan Hubungan
Industrial Wilayah Yogyakarta.
Pasal 16 KORESPONDENSI
Pemberitahuan atau surat menyurat dialamatkan kepada :

PIHAK PERTAMA : ANANG EFFENDI


COKROBEDOG RT 007 RW 012, DESA SIDOARUM, KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN

PIHAK KEDUA : ASMARANI SUKWAN ERYAWAN

PLEBENGAN RT 003, KEL. SIDOMULYO, KEC. BAMBANG LIPURO, BANTUL

Pasal 17 PENUTUP
1) Perjanjian ini ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA pada tanggal sebagaimana disebutkan diawal Perjanjian.
2) Perjanjian ini terlepas dan tidak berhubungan dengan perjanjian sebelumnya.
3) Demikian Perjanjian ini dibuat dengan sebenarnya, dimengerti dan disetujui semua pihak tanpa ada paksaan dari pihak manapun serta dilakukan
dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


Materai
Rp. 10.000

(ANANG EFFENDI) (ASMARANI SUKWAN ERYAWAN)

Anda mungkin juga menyukai