Anda di halaman 1dari 5

PT.

ADIARTHA SWABUANA
Jl. Pluit Karang Timur No. 103 Block B 8 Timur -.Jakarta Utara 14450
Telp : (62 21) 6631903, Fax. (62 21) 6615203, E-mail : adsoperation@aswabuana.com

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU


No : ................./HRD-ADS/PKWT/VII/2022

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah masing-masing Pihak yaitu :

I. Nama : WINARNI
Jabatan : HR Manager
Alamat : Jl. Pluit Karang Timur No.103- Jakarta

Bertindak untuk dan atas nama PT. Adiartha Swabuana yang dalam perjanjian ini selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

II. Nama : WIDIANTORO


Tempat & tgl lahir : Bojonegoro, 30 Juni 1997
Status Perkawinan : Lajang
Alamat sesuai KTP : Sekaran RT.004/002 Sekaran, Kasiman, Bojonegoro – Jawa Timur.
Emergency Call : ……………………………………….. a/n : …………………………………

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi dan atau selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PASAL 1
PEMERIKSAAN KESEHATAN (MCU)

1. Setiap pekerja yang akan bekerja wajib melakukan test kesehatan "Medical Check Up" (MCU) yang akan
dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai standard ketentuan dari pihak klien
yang telah ditentukan dan akan diperpanjang secara berkala setiap 1(satu) tahun sekali jika diperlukan.
2. Apabila hasil test kesehatan PIHAK KEDUA dinyatakan tidak lulus/Unfit, maka PIHAK PERTAMA tidak
dapat melanjutkan/mempekerjakan PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA membiayai biaya "Medical Check Up", apabila hasil pemeriksaan tersebut terdapat kendala
penyakit yang diharuskan konsultasi ke Dokter spesialis maka seluruh biaya konsultasi tersebut menjadi
tanggungan PIHAK KEDUA.
4. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri serta ingin mendapatkan hasil test kesehatannya (MCU) maka
PIHAK KEDUA wajib mengganti seluruh biaya pemeriksaan yang telah dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
JANGKA WAKTU

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berlaku mulai tanggal …..……./…………/ 2022 s/d ………./………/ 2022
dengan ketentuan Perjanjian Kerja ini dapat berakhir sewaktu-waktu dengan catatan antara lain sbb :

a. Berakhirnya kontrak antara Perusahaan dengan Klien pengguna jasa dan pemberi kerja/adanya penghentian
project dari pihak KLIEN pengguna jasa/selesainya pekerjaan tertentu.
b. PIHAK KEDUA mengajukan pengunduran diri dan wajib melampirkan surat pernyataan pengunduran diri
selambat-lambatnya 30(tigapuluh) hari sebelum masa undur diri tiba.
c. PIHAK KEDUA dianggap tidak mampu/tidak cakap dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atau
diperintahkan oleh atasan berwenang dan atas permintaan pihak Klien.
d. Dengan berakhirnya Perjanjian Kerja ini maka PIHAK PERTAMA tidak memiliki kewajiban dan dalam
bentuk apapun terhadap PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan pengakhiran Perjanjian Kerja ini selain
daripada hal-hal yang telah tercantum pada Perjanjian Kerja ini.

2. PIHAK KEDUA diterima bekerja di Perusahaan dengan tempat penerimaan di Jakarta untuk dipekerjakan
dilokasi kerja milik klien pemberi kerja pada lepas pantai Natuna area dengan Jabatan sebagai
"ROUSTABOUT".
3. PIHAK PERTAMA berhak sewaktu-waktu memindahkan tempat penugasan PIHAK KEDUA ke tempat lokasi
kerja lain sesuai jabatan dan tugas tanggung jawab pekerjaan nya bilamana PIHAK KEDUA diperlukan atas
permintaan “KLIEN” dan atau sesuai kebutuhan operasional Perusahaan.
4. PIHAK KEDUA tidak diijinkan untuk merangkap/melakukan Hubungan Kerja dengan Pihak lain selama terikat
Perjanjian Kerja dengan PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA memahami, mengerti dan menyetujui untuk menjaga kerahasiaan segala data Perusahaan dan
Klien Perusahaan bahwa dalam bentuk apapun data yang diperoleh sehubungan dengan penempatan tugas
pekerjaannya pada “KLIEN” adalah informasi milik Klien dan bersedia tidak akan, dan kapanpun dalam bentuk
apapun tanpa ijin atau persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA /pihak KLIEN.

PASAL 3
JADWAL DAN WAKTU KERJA

Jadwal dan Waktu Kerja PIHAK KEDUA ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan kebutuhan
operasional pihak KLIEN Perusahaan (pemberi kerja dan pengguna jasa) dengan peraturan dan ketentuannya
sebagai berikut :

1. Jadwal Kerja normal PIHAK KEDUA bekerja dilokasi ditetapkan selama (4-4) atau disebut 4(empat) minggu
bekerja dilokasi dan diikuti 4(empat) minggu waktu istirahat di rumah.
2. Waktu Kerja di lokasi ditentukan 12(duabelas) jam sehari termasuk 1(satu) jam waktu istirahat dan atau waktu
kerja dapat melebihi waktu kerja normal yang diatur oleh atasan berwenang sesuai dengan tanggung jawab
pekerjaan yang ditugaskan.
3. PIHAK KEDUA harus hadir kerja tepat waktu sesuai jadwal keberangkatan yang telah di tetapkan oleh PIHAK
PERTAMA/KLIEN menuju lokasi kerja.
4. Dalam hal hari minggu dan hari libur nasional yang bertepatan pada waktu kerja yang ditetapkan Perusahaan
maka hari libur tersebut dianggap sebagai hari kerja biasa atau hari kerja normal sesuai dengan ketentuan yang
diatur pada PERMEN NO.4 TH 2014.

PASAL 4
PENGUPAHAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan Gaji sebagai imbalan upah Kerja yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA
dengan Perincian sebagai berikut :

a) Upah Offshore per hari (gross) = Rp 430.000,-(terbilang)


(upah tersebut sudah termasuk biaya training sertifikasi, Cuti, THR dan Kompensasi Pengakhiran Kontrak)

2. PIHAK KEDUA mendapatkan tambahan upah selama perjalanan Rig towing dari Indonesia ke Vietnam sebesar
Rp 375.000,- per hari namun sebaliknya PIHAK KEDUA tidak berhak atas upah tambahan selama perjalanan
Rig towing dari Vietnam ke Indonesia.
3. Pembayaran Gaji di lakukan dengan sistim transfer yang akan dilakukan setiap tanggal 15-20 bulan berikutnya
dengan penerima upah sebagai berikut :

Bank & No. Rekening :


Nama Penerima :
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :

4. Perhitungan Upah berdasarkan bukti TimeSheet kerja asli, nyata yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh
atasan atau pengawas yang berwenang dilokasi kerja sebagai dasar pembayaran gaji.
5. Pembayaran gaji dilakukan dengan sitim transfer melalui bank yang di tunjuk oleh Perusahaan.
6. PIHAK KEDUA yang bekerja melebihi jadwal kerja normal tetap diperhitungkan dengan upah harian normal.
7. Apabila PIHAK KEDUA mengalami sakit maka harus membuktikan dengan surat keterangan dokter asli resmi.
8. PIHAK KEDUA dikenakan iuran Pajak penghasilan penuh (Pph21) yang menjadi kewajiban PEKERJA yang
akan dipotongkan dari gaji kemudian disetorkan ke kantor perpajakan sesuai peraturan yang berlaku.

PASAL 5
BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL ( BPJS )

1. PIHAK PERTAMA mengikutsertakan PIHAK KEDUA sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi
beberapa program antara lain sebagai berikut :

a) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


b) Jaminan Kematian (JKM)
c) Jaminan Hari Tua (JHT)
d) Jaminan Pensiun (JP)
2. PARA PIHAK mempunyai kewajiban membayar iuran premi program Jaminan Hari Tua (JHT) dengan iuran
sebesar 3,7% ditanggung PIHAK PERTAMA dan iuran premi sebesar 2% ditanggung PIHAK KEDUA setiap
bulan dan disetorkan ke kantor BPJS Ketenagakerjaan sesuai peraturan yang berlaku.
3. PIHAK PERTAMA mendaftarkan PIHAK KEDUA sebagai kepesertaan BPJS Kesehatan sebagai Jaminan
perawatan Kesehatan keluarga yaitu istri sah dan maksimal 3(tiga) anak kandung dengan batasan usia
21(duapuluhsatu) tahun belum menikah, pada plafon kelas I dan dalam hal ini PIHAK PERTAMA mempunyai
kewajiban membayar iuran premi sebesar 4%, dan PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban membayar iuran
sebesar 1% setiap bulan sesuai peraturan yang berlaku.
4. PARA PIHAK mempunyai kewajiban membayar iuran premi program Jaminan Pensiun (JP) dengan iuran
sebesar 2% ditanggung PIHAK PERTAMA, dan iuran 1% ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
5. Dalam hal Jaminan Sosial tersebut diatas segala bentuk ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan secara
procedural mengenai benefit daripada program BPJS tersebut adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
dengan lembaga BPJS yang bersangkutan yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 6
ALAT PELINDUNG DIRI, SERTIFIKASI

1. PIHAK KLIEN menyediakan perlengkapan alat pelindung diri (APD) pakaian kerja sebagai alat pelindung diri
yang wajib digunakan pada saat bekerja untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3L)
2. PIHAK KEDUA dilarang memperjualbelikan alat pelindung diri (APD) pada orang lain, bilaman diketahui
memperjualbelikan maka PIHAK PERTAMA dapat menjatuhi sanksi-sanksi perusahaan yang berlaku.
3. PIHAK KEDUA wajib memiliki training sertifikasi dasar Kelautan "Basic Sea Survival" dan kompetensi
DIKLAT MIGAS lainnya yang menjadi persyaratan wajib kerja yang ditentukan sesuai kebutuhan Perusahaan.
4. Bertanggung jawab atas keaslian dokumen sertifikat yang dilampikan ke Perusahaan, jika ada unsur pemalsuan
sertifikat yang disyaratkan maka PIHAK KEDUA dapat diberikan sanksi perusahaan yang berlaku.
5. Apabila selama Perjanjian Kerja berlangsung PIHAKK PERTAMA memberikan pelatihan training terhadap
PIHAK KEDUA maka wajib melaksanakan pekerjaan selama jangka waktu berlakunya sertifikat, sebaliknya
jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum jangka waktu sertfikat atau tidak memberikan loyalitas kerja
dengan Perusahaan maka wajib mengganti rugi seluruh biaya training yang telah dikeluarkan Perusahaan.

PASAL 7
PENGAKHIRAN HUBUNGAN KERJA (P.H.K)

PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Hubungan Kerja terhadap PIHAK KEDUA dengan alasan antara lain sbb :

a. Berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian Kerja yang telah diperjanjikan atau hal yang tercantum di Perjanjian ini
b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu dan atau adanya penghentian pekerjaan dari pihak klien.
c. Performance/Kinerja PIHAK KEDUA dinilai kurang baik dan atau dianggap tidak mampu/tidak cakap dalam
melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan oleh pihak atasan yang berwenang dilokasi kerja.
d. PIHAK KEDUA mengundurkan diri wajib memberikan surat pengunduran diri selambat-lambatnya
30(tigapuluh) hari sebelum tanggal undur diri tiba atau sampai mendapat pengggantinya jika diharuskan dan
dalam hal ini PIHAK KEDUA tidak berhak mendapatkan Kompensai Pengakhiran Kontrak dan sebaliknya
PIHAK KEDUA tidak ada kewajiban untuk membayarkan sisa masa kontrak sesuai yang telah di perjanjikan
dalam Perjanjian Kerja ini.
e. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran kerja dan telah diberikan Surat Peringatan Pertama sampai dengan
Peringatan Ketiga secara tertulis tetapi tidak dapat menunjukan perbaikan.
f. Dalam hal PIHAK KEDUA diputuskan Hubungan Kerjanya sebelum Jangka Waktu Perjanjian Kerja berakhir
karena tindakan pelanggaran dianggap fatal dan telah diberikan Surat Peringatan Pertama sampai Peringatan
Terakhir secara tertulis dan dalam hal ini PIHAK KEDUA menyetujui untuk tidak menuntut Kompensasi PHK
yang ditetapkan.
a. PIHAK KEDUA mangkir/tidak masuk selama 5(lima) hari berturut-turut tanpa ada keterangan yang jelas dan
perusahaan telah melakukan observasi namun tidak mendapatkan hasil yang jelas.
b. Melakukan Perkelahian dan tindakan kriminal di tempat kerja sehingga mengganggu aktivitas pekerjaan.
c. Melakukan mogok kerja sehingga mengganggu jalannya proyek pekerjaan sehingga merugikan perusahaan
d. Memprovokasi/membuat issue-issue yang tidak jelas kebenarannya dan tidak dapat dipertanggung jawabkan
terhadap perusahaan dan atau klien perusahaan.
e. PIHAK KEDUA dianggap tidak Cakap/tidak mampu dalam melakukan tugas pekerjaan yang diberikan.
f. Melakukan Penipuan, Pencurian dan Penggelapan barang / uang milik Perusahaan atau milik klien Perusahaan
atau milik teman sekerja .
g. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan atau klien Perusahaan atau
kepentingan Negara.
h. Mabuk minuman keras yang memabukan, madat, memakai obat bius atau menyalahgunakan obat - obatan
terlarang atau obat – obatan perangsang lainnya yang dilarang oleh Peraturan perundang – undangan.
i. Melakukan Perbuatan asusila dan atau melakukan Perjudian di tempat kerja.
j. Mengancam atau Menerror atau melakukan tindakan penganiayaan terhadap keluarga Perusahaan atau PIHAK
PERTAMA atau klien Perusahaan.
k. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan, klien Perusahaan atau mencemarkan nama baik
Perusahaan, Klien Perusahaan.
l. Menyerang, mengintimidasi/ menipu Perusahaan, klien Perusahaan/teman sekerja dan memperdagangkan barang
terlarang baik dalam lingkungan Perusahaan maupun diluar lingkungan Perusahaan.
m. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan atau
klien perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan dan atau klien Perusahaan.
n. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau Pengusaha dan atau klien Perusahaan dalam
keadaan bahaya di tempat kerja.
o. Memancing di lokasi atau area kerja yang telah dilarang dan membahayakan pekerja
p. PIHAK KEDUA menolak untuk di Pindahkan tempat kerjanya ke tempat kerja yang lain.
q. MEROKOK ditempat yang berbahaya atau mudah terbakar atau bertuliskan “Dilarang Merokok”.
r. PIHAK KEDUA meninggal Dunia.
s. PIHAK KEDUA sakit berkepanjangan dan atau telah melebihi jangka waktu selama 1(satu) tahun.
t. Hal – hal tindakan pelanggaran lainnya lain yang belum tercantum dalam Perjanjian Kerja ini akan disesuaikan
dengan ketentuan peraturan Perusahaan dan Perundangan yang berlaku.

PASAL 8
KEADAAN BENCANA ALAM

Dalam hal kejadian/keadaan memaksa bencana alam yang terjadi dilokasi kerja seperti gempa bumi, huru hara,
peperangan, kerusuhan pengeboman dan atau kejadian alam lainnya yang tidak memungkinkan untuk dapat
mewujudkannya kembali suatu pekerjaan maka PARA PIHAK dibebaskan/ Perjanjian Kerja ini tidak sah dan
batal secara otomatis berakhir demi hukum.

PASAL 9
PROSEDURE PENYELESAIAN MASALAH

1. Bilamana timbul permasalahan antara kedua belah Pihak, maka PARA PIHAK sepakat akan menyelesaikannya
secara musyawarah dengan atasan yang berwenang atau Pimpinan Perusahaan (Bipartit).
2. Bilamana penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai sepakat untuk mufakat maka dapat dilanjutkan
dengan cara meminta bantuan mediator (Tripartit) pada wilayah provinsi setempat.
3. Apabila setelah bantuan mediator tidak juga menghasilkan kata sepakat maka dapat dilanjutkan ke Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI) di wilayah setempat.
4. Jika keputusan (PHI) tidak dapat diterima oleh PARA PIHAK maka PARA PIHAK dapat mengajukan banding
sampai ke pengadilan tertingi Mahkamah Agung untuk dapat dilakukan peninjauan kasasi kembali.

Demikian Perjanjian Kerja ini dibuat alam keadaan sadar, sehat jasmani rohani tanpa ada unsur paksaan dari
pihak manapun dan berkekuatan hukum.

Di buat di : Jakarta,……...…/……...…/2022
PT. Adiartha Swabuana PIHAK KEDUA

Materai 10.000

WINARNI WIDIANTORO.
HR. Manager Roustabout

Anda mungkin juga menyukai