Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN

WARIS
SAUDARA

HUKUM KEKELUARGAAN DAN


KEWARISAN ISLAM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


INDONESIA
ISI
• Pengertian Kalalah

• Dasar Hukum Bagian Warisan Saudara dalam al Qur’an

• Perubahan Ketentuan Bagian Warisan Saudara

• Bagian Warisan Saudara

• Penghitungan Bagian Warisan Saudara


PENGERTIAN KALALAH
• Saudara tampil menjadi ahli waris apabila Pewaris KALALAH

• Bilateral-Hazairin
Kalalah adalah pewaris tidak meninggalkan anak laki-laki dan anak perempuan
beserta keturunannya baik laki-laki maupun perempuan
• Patrilineal-Syafi’I
Kalalah adalah pewaris tidak meninggalkan anak laki-laki, cucu (keturunan)
laki-laki melalui anak laki-laki, dan ayah telah meninggal lebih dulu dari
pewaris
• KHI merupakan penggabungan dari pengertian kalalah menurut system kewarisan
Islam Bilateral-Hazairin dan system kewarisan Islam Patrilineal-Syafi’i
Kalalah adalah pewaris meninggal tanpa meninggalkan anak/keturunan dan
ayah telah meninggal lebih dulu dari pewaris (Pasal 181 & 182 KHI)
CONT’D
Saudara dalam kelompok ahli waris:
• Kelompok Derajat Ketiga: mewaris bersama janda/duda, kakek nenek pihak ayah, dan
kakek nenek pihak ibu
• Kelompok Keutamaan Kedua: mewaris bersama janda/duda, ayah, dan ibu
DASAR HUKUM: QS An Nisa ayat 12 garis hukum g
dan h
g. Jika ada seorang laki-laki atau seorang perempuan diwarisi secara punah (kalalah), sedangkan
baginya ada seorang saudara laki-laki atau seorang saudara perempuan, maka setiap mereka itu
memperoleh seperenam
h. Jika ada seorang laki-laki atau seorang perempuan diwarisi secara punah (kalalah), sedangkan
baginya ada saudara-saudara yang jumlahnya lebih dari dua orang, maka mereka bersekutu
(syaraka) untuk sepertiga
DASAR HUKUM: QS An Nisa ayat
176
a. Mereka minta fatwa kepada engkau hai Muhammad (mengenai
kalalah), katakanlah bahwa Allah memberi fatwa kepada kamu
mengenai (arti) kalalah itu ialah jika seseorang celaka (meninggal
dunia) tidak ada baginya walad (atau mawali walad)
b. Kalau bagi orang yang meninggal kalalah itu ada seorang saudara
perempuan, maka bagi saudara perempuan itu seperdua harta
peninggalannya
c. Kalau bagi orang yang meninggal kalalah itu ada saudara laki-laki,
maka saudara laki-laki itu yang mewarisi seluruh hartanya
DASAR HUKUM: QS An Nisa ayat
176
d. Kalau bagi orang yang meninggal kalalah itu ada saudara
perempuan dua orang (atau lebih) maka bagi keduanya (bagi
mereka) dua pertiga harta peninggalan
e. Dan jika bagi orang yang meninggal kalalah itu ada saudara-
saudara yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, maka
bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang
saudara perempuan
f. Allah menerangkan ketentuan tersebut kepada kamu agar kamu
tidak tersesat (mengenai pengertian kalalah dan pembagian
warisan apabila terjadi pewarisan dalam hal kalalah itu), dan Allah
itu mengetahui segala sesuatunya
BAGIAN WARIS
SAUDARA DALAM KHI
• Bagian waris untuk saudara dalam KHI  Pasal 181 dan
Pasal 182
• Isi ketentuannya mengikuti ketentuan menurut system
kewarisan Islam Patrilineal-Syafi’i yaitu:
• Pasal 181  sama dengan QS An Nisa ayat 12
untuk Saudara Seibu
• Pasal 182  sama dengan QS An Nisa ayat 176
untuk Saudara Sekandung dan Saudara Seayah
• Dengan adanya Yurisprudensi dan Buku II PPTAPA,
ketentuan bagian waris untuk saudara berubah yaitu tidak
membedakan saudara sekandung, saudara seayah, dan
saudara seibu  dianut dalam system kewarisan
Bilateral-Hazairin
PERUBAHAN KETENTUAN
BAGIAN SAUDARA DALAM BUKU
II PPTAPA
• PASAL 181 digunakan untuk
• Jika ibu masih hidup
• Berlaku untuk semua saudara (sekandung, seayah, dan seibu)

• PASAL 182 digunakan untuk


• Jika ibu sudah meninggal lebih dulu dari pewaris
• Berlaku untuk semua saudara (sekandung, seayah, dan seibu)
BAGIAN WARISAN SAUDARA  IBU MASIH HIDUP

AHLI WARIS BAGIAN WARISAN DASAR HUKUM


Saudara perempuan 1 orang 1/6

Saudara lelaki 1 orang 1/6 Pasal 181 KHI dan Buku II


PPTAPA / QS An Nisa ayat 12
Dua atau lebih saudara laki- 1/3 bersyarikah
laki dan/atau perempuan
BAGIAN WARISAN SAUDARA  IBU SUDAH MENINGGAL

AHLI WARIS BAGIAN WARISAN DASAR HUKUM


Saudara perempuan 1 1/2
orang
Saudara perempuan dua 2/3 bersama
Pasal 182 KHI dan Buku
orang atau lebih
II PPTAPA / QS An Nisa
Saudara laki-laki Bagian terbuka/sisa ayat 176
Saudara laki-laki dan 2 : 1 dari bagian
saudara perempuan terbuka/sisa
Keterangan Pasal 181 KHI jo Pasal 182 KHI jo
PPTAPA / QS An PPTAPA / QS An Nisa:
Nisa: 12 176

Penggunaan Ibu masih hidup Ibu sudah meninggal lebih


dulu dari Pewaris

Satu saudara perempuan 1/6 1/2


PERBANDINGAN
Dua saudara perempuan 1/3 bersyarikah 2/3
BAGIAN atau lebih
WARISAN
Satu saudara laki-laki 1/6 Sisa
SAUDARA
DALAM KHI jo. Saudara laki-laki lebih dari 1/3 bersyarikah Sisa
satu
BUKU II PPTAPA Saudara laki-laki dan 1/3 bersyarikah Sisa = 2:1
saudara perempuan
AHLI WARIS BAGIAN DASAR
WARISAN HUKUM
Ibu  jika ada 1/3
seorang saudara atau
BAGIAN tidak ada saudara
Pasal 178 ayat
WARISAN IBU (1) KHI / QS An
BERDASARKAN Ibu  jika ada dua 1/6 Nisa ayat 11
atau lebih saudara
JUMLAH pewaris
SAUDARA
Hajib dan Mahjub Saudara
dalam KHI jo PPTAPA
• HAJIB  Saudara (sekandung, seayah, dan
seibu) menghijab paman dan bibi pihak ayah
dan ibu beserta keturunannya
• MAHJUB  Saudara dihalangi oleh anak laki-
laki dan keturunannya, anak perempuan dan
keturunannya, dan ayah
• Saudara mewaris bersama kakek, nenek,
janda/duda, dan ibu
KASUS 1

Gambar dan selesaikan dua kasus kewarisan berikut ini


dengan para Ahli Waris:
a. Ibu dan Seorang Saudara Sekandung Laki-laki
b. Ibu, Dua Saudara Laki-laki Sekandung dan Dua Saudara
Perempuan Sekandung
KASUS 2

a b

A B C DE F A B C

c d

E B A D F E B A C DF
TUGAS
Baca ketentuan Hibah dan Wasiat dalam KHI, KHES, dan Buku II PPTAPA
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai