Pertemuan Ke 11 Kewarisan Dalam Agama Islam
Pertemuan Ke 11 Kewarisan Dalam Agama Islam
DALAM AGAMA
ISLAM
MUHAMMAD AZANI
Hukum Kwarisan Islam dan Permasalahannya
Hukum Kewarisan Yang Belaku di Indonesa
BERAG A M A
ISLAM
hubungan darah
hubungan perkawinan BERAG A M A
tidak terhalang karena hukum untuk menjadi
ISLAM ahli
waris
PENGERTIAN HARTA PENINGGALAN:
KHI
harta benda yang menajdi miliknya
hak- maupun
haknya
Garis-Garis Hukum Kewarisan Islam
dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa Ayat 7,
Ayat 11, Ayat 12, Ayat 33, Ayat 176
Tabel Garis-Garis Hukum Kewarisan Islam
(Neng Djubaedah)
Q. 4 : 7 b. c. d.
a. Anak lelaki mewarisi Aqrabaun lelaki: Anak perempuan Aqrabun
HW ayah ibu mewarisi aqrabun lelaki mewarisi ayah perempuan
dan perempuan dan ibunya mwarisi aqrabun lelaki
dan perempuan
Q.4:11 b. Dua anak Peremp c. Satu orang anak d. Ayah Ibu bersama e. Pewaris tanpa Anak: f. Pewaris Tanpa Anak,
a. Anak Lelaki:Anak atau lebih = 2/3 (Psl Premp = ½ (Psl 176 Anak = msg2 1/6 (Psl Ibu = 1/3 (Psl 178 KHI) tapi Ada Saudara, Ibu =
Peremp = 2: 1 (Psl 176 KHI) 177 KHI jo. SEMA No. 1/6 (Psl 178 KHI)
176 KHI) KHI) 2/1994, Psl. 178 KHI)
Q.4:12 b. Duda = ¼ jika d. Janda = ¼ jika Pwrs e. Janda = 1/8 jk Pwrs g. Pwrs kalalah: satu Jika SDR LEBIH dari 2
a. Duda = ½, jika Pewaris Ada Anak (Psl. TANPA ANAK (Psl. 180 Ada Anak (Psl. 180 KHI) SDR lelaki atau satu SDR Orang bersyarikah = 1/3
Pewaris Tanpa 179 KHI) KHI) Peremp masing2 (Psl. 181 KHI)
Anak (Psl. 179 1/6 (Psl. 181 KHI)
KHI)
Q.4:176 b. Satu SDR Peremp = c. SDR Lelaki = seluruh d. DUA SDR PEREMP e. SDR LELAKI: SDR
½
a. Pengertian kalalah (Pasal 182 KHI) HW (Pasal 182 KHI) atau Lebih = 2/3 (Pasal PEREMP = 2:1 (Pasal
(P. 182 KHI) 182 KHI)
181, P 182 KHI)
Golongan/Kelompok Keutamaan Ahli
Waris menurut Hazairin
Golongan/Kelompok Keutamaan Ahli Waris menurut
Hazairin (Oleh Neng Djubaedah)
No. Kelompok Ahli Waris Sumber Hukum
I. Kel. Keutamaan Ke-1: Q. 4: 11a, 11b, 11c;
(i) Anak dan mawalinya (Q.4:11 jo. 33); Q.3: 11d;
(ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); Q.4: 33a;
(iii)Janda, Duda (Q.4:12) Q.4: 12a,
12d
II. Kel. Keutamaan Ke-2: Q.4: 12g, 12h;
(i) Saudara dan Mawalinya (Q.4:12, 176 jo. 33b): Q.4: 176;
(ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); Q.4: 33b;
(iii)Janda; Duda (Q.4:12) Q.4: 12b, 12e
III. Kel. Keutamaan. Ke-3: Q.4: 11f;
(i) Ayah, Ibu (Q.4:11); Q.4: 12b, 12e
(ii) Janda; Duda (Q.4:12).
IV. Kel. Keutamaan. Ke-4: Q.4: 12b,
(i) Janda; Duda (Q.4:12): 12e Q.4:
(ii) Mawali Ayah (Q.4:11e): 11e
(iii)Mawali Ibu (Q.4:11e).
Contoh Kasus Kewarisan: Pewaris meninggalkan
Ibu, Ayah, Isteri, Seorang Anak Perempuan
Contoh Kasus Kewarisan: Pewaris meninggalkan
Ibu, Ayah, Suami, Seorang Anak Perempuan dan
Seorang Anak Laki-laki
Kedudukan Anak Angkat
Kedudukan Anak Hasil Zina
Kedudukan Anak Mula’nah
Kedudukan Anak Hasil Nikah Siri
Kedudukan Anak Syubhat
Atas
Harta Peninggalan Orang Tua
Pengertian Anak
Wasiat dan Hibah
dalam
Kompilasi Hukum
Islam
Terjemah Q.s Al-Maidah Ayat 106: Saksi
dan Wasiat
Garis Hukum Q.s. Al-Maidah Ayat 106: Saksi
dan Wasiat
Q.s. Al-Baqarah Ayat 180:
Menurut Abu Daud dan Ulama Salaf: “Q.s.
Al-Baqarah Ayat 180 dasar hukum wasiat
hukumnya “wajib” dilaksanakan kepada kedua
oang tua dan kerabat-kerabat dekat yang karena
sesuatu hal tidak dapat menjadi ahli waris.”
Q.s. Al-Baqarah Ayat 180
Menurut Abu Daud dan Ulama Salaf, bahwa Q.s. Al-Baqarah Ayat 180
dasar hukum wasiat hukumnya “wajib” dilaksanakan kepada kedua
orang tua dan kerabat-kerabat dekat yang karena sesuatu hal tidak dapat
menjadi ahli waris, dengan alasan:
1. Bersifat umumuridu bihil-khushush, yaitu kewajiban berwasiat
kepada kedua orang tua dan kerabat, baik berhak sebagai ahli waris
atau tidak. Namun Kalangan ini berpendapat bahwa Q.s. Al-
Baqarah Ayat 180 telah dinaskh oleh ayat-ayat kewarisan.
Meskipun demikian, kewajiban berwasiat kepada kedua orang tua dan
kerabat bersifat khusus, yaitu bagi mereka yang tidak berhak
menerima harta warisan. (Fatchur Rahman. Ilmu Waris, h. 53)
Q.s. Al-Baqarah Ayat 180
Namun, menurut Fatchur Rahman, baik Q.s.2: 180 itu bersifat umumuridu
bihil-khushush maupun sudah dinaskh oleh ayat-ayat kewarisan dalam
Al- Quran dan hadis Rasulullah saw, mengenai kewajiban berwasiat
kepada kedua orang tua atau kerabat yang tidak berhak menjadi
ahli waris, misal, karena agama berbeda, atau adanya tindak pidana
pembunuhan, maka Q.s. 2: 180 tetap berlaku. (Fatchur Rahman. Ilmu
Waris, h. 53)
Q.s. Al-Baqarah Ayat 181: Larangan
Mengubah Wasiat
Q.s. Al-Baqarah Ayat 182: Ishlah
(Perdamaian) Atas Pemberian Wasiat.
Hadis Rasulullah saw tentang Wasiat
Hadis Rasulullah saw tentang Wasiat cont’d
Wasiat dan Wasiat Wajibah dalam
Kompilasi Hukum Islam
Wasiat dalam Kompilasi Hukum ISlam
Wasiat dalam Kompilasi Hukum ISlam
Wasiat Wajibah Anak Angkat dan Orang Tua
Angkat dalam Kompilasi Hukum ISlam
Hibah dalam Kompilasi Hukum ISlam
Hibah dalam Kompilasi Hukum Islam
Hibah dalam Kompilasi Hukum Islam
Hak dan Kedudukan Anak Angkat, Anak Hasil
Zina, Anak Mula’nah atas Harta Peninggalan Ibu
dan Laki-laki sebagai Ayah Biologis
Anak Angkat dan Orang Tua Angkat dapat
Salaing Memberi Wasiat
Kedudukan Anak Hasil Zina dan Orang
Tuanya
Kedudukan Anak Mula’nah dan Orang
Tuanya
Kedudukan Anak Mula’nah dan Orang Tuanya,
ternyata Anak Kandung Ayah: Pengakuan
terhadap Anak Sah.
Hak dan Kedudukan Anak Hasil Nikah
Siri dan Anak Syubhat Atas Harta
Peninggalan Orang Tua
Anak Hasil Nikah Siri dan Anak Syubhat
dengan Orang Tuanya