Anda di halaman 1dari 58

HUKUM KEWARISAN

ISLAM BAGIAN
WARISAN KAKEK
NENEK
NENG DJUBAEDAH SABTU 5 DESEMBER 2020, SENIN 31 MEI 2021, SENIN 4
OKTOBER 2021
1. SISTEM KEWARISAN BILATERAL -
HAZAIRIN

PENGERTIAN
vKakek adalah orang tua laki-laki dari ayah dan ibu serta garis ke atas dari
pihak ayah dan pihak ibu
vKakek adalah MAWALI ibu dan atau ayah
BESAR WARISAN
vBesar warisan KAKEK adalah TERBUKA (Q.4:11e)
vKAKEK mawali IBU = BAGIAN TERBUKA dari yang diterima IBU (Q.4:11e)
vKAKEK mawali AYAH = BAGIAN TERBUKA dari yang diterima AYAH
(Q.4:11e)
Kelompok
Keutamaan Ahli
Waris Hazairin dan
Kelompok Derajat
Ahli Waris KHI –
MA-RI
1. KHI
Golongan/Kelompok Derajat Ahli Waris menurut
KHI jo. Pedoman PTAPA-MA 2013: Hasil Kajian
Penulis (Neng Dj)
No. Kelompok Ahli Waris Sumber Hukum
I. Kel. Derajat Ke-1: Pasal 176 jo. Pasal 185 KHI
(i) Anak dan Keturunannya; Pasal 179 KHI; Pasak 180 KHI
(ii) Duda/Janda; Pasal 177 jo. SEMA No. 2/1994; Pasal 178 KHI
(iii) Ayah dan Ibu.

II. Kel. Derajat Ke-2: Pasal 176 jo. Pasal 185 KHI
(i) Anak dan Keturunannya; Pasal 179 KHI; Pasak 180 KHI
(ii) Duda/Janda; Kakek – Nenek: Yurisprudensi MA – RI
(iii) Kakek Nenek pihak Ayah dan Kakek Nenek pihak Ibu

III. Kel. Derajat Ke-3: Pasal 179 KHI; Pasak 180 KHI
(i) Duda/Janda; Kakek – Nenek: Yurisprudensi MA – RI
(ii) Kakek Nenek pihak Ayah dan Kakek Nenek pihak Ibu; Pasal 181; Pasal 182 KHI jo. Yurisprudensi MA _
(iii) Saudara (Sekandung, Seayah, Seibu) dan/atau RI
keturunannya
IV. Kel. Derajat Ke-4: Pasal 179 KHI; Pasak 180 KHI
(i) Duda/Janda; Paman – Bibi: Yurisprudensi MA – RI
(ii) Paman/Bibi dan/atau Keturunannya pihak Ayah Catatan: Penulis tidak sependapat atas Yuriprudensi MA
mewarisi bagian Ayah; – RI, karena dapat bersumber kepada Qur’an, Sunnah,
Mazhab Shahabi, atau Ijma’. Karena itu, penulis lebih
(iii) Paman/Bibi dan/atau Keturunannya pihak Ibu mewarisi mengikuti Hazairin atau Syafi’i)
bagian Ibu;
Penjelasan Kelompok Derajat Ahli Waris
menurut KHI jo. Pedoman PTAPA-MA 2013

• Mahkamah Agung tidak menjelaskan apa pengertian kelompok derajat ahli


waris dan bagaimana penerapannya.
• Setelah penulis (Neng Djubaedah) pelajari, terdapat perbedaan yang
mendasar antara kelompok keutamaan ahli waris Hazairin dan kelompok
derajat ahli waris menurut KHI jo. MA – RI (2013).
1. Perbedaan ciri utama dalam masing-masing kelompok.
2. Perbedaan kedudukan hukum dan besar bagian waisan bagi kakek –
nenek pihak ayah maupun kakek – nenek pihak ibu.
3. Kedudukan hukum dan besar bagian warisan bagi paman – bibi pihak ayah
dan paman – bibi pihak ibu.
Ciri Utama dalam Kelpmpok Derajat Ahli
Waris menurut KHI jo. Pedoman PTAPA-MA
2013 berdasarkan kajian Penulis

1. Kelompok derajat ahli waris pertama terdiri dari anak pewaris dan
keturunannya, ibu, ayah, janda, dua. Ciri utama kelompok derajat
ahli waris pertama adalah ibu dan ayah. Apabila ibu dan ayah ttelah
tiada, maka tampil kelompok derajat ahli waris kedua.
2. Kelompok derajat ahli waris kedua terdiri dari anak pewaris dan
keturunannya, janda, duda, kakek – nenek pihak ayah dan kakek –
nenek pihak ibu. Ciri utama dari kelompok derajat ahli waris kedua
adalah anak dan keturunan pewaris. Apabali anak dan keturunan
pewaris tidak ada, maka tampil kelompok derajat ahli waris ketiga.
Ciri Utama dalam Kelpmpok Derajat Ahli
Waris menurut KHI jo. Pedoman PTAPA-MA
2013 berdasarkan kajian Penulis
3. Kelompok derajat ahli waris ketiga terdiri dari janda, duda, kakek –
nenek pihak ayah, kakek – nenek pihak ibu, saudara pewaris
(sekandung, seayah, seibu) dan keturunannya. Ciri utama dari
kelompok derajat ahli waris ketiga adalah , kakek – nenek pihak ayah,
kakek – nenek pihak ibu, saudara pewaris (sekandung, seayah, seibu)
dan keturunannya. Apabila, kakek – nenek pihak ayah, kakek – nenek
pihak ibu, saudara pewaris (sekandung, seayah, seibu) dan
keturunannya telah tiada tampil kelompok derajat ahli waris
keempat.
4. Kelompok derajat ahli waris keempat terdiri dari janda, duda. Paman
– bibi pihak ayah dan paman – bibi pihak ibu dan atau keturunannya.
Kedudukan Hukum dan Besar Bagian Waisan bagi Kakek
– Nenek Pihak Ayah dan Kakek – Nenek Pihak Iibu
berdasarkan Kajian Penulis atas Kelompok Derajat Ahli
Waris menurut Pedoman PTAPA-MA 2013
• KHI juncto MA – RI 2013 melakukan ijtihad sendiri mengenai besar bagian bagi
kakek – nenek pihak ayah dan kakek – nenek pihak ibu. Menurut KHI jo. MA – RI 2013
berkedudukan sebagai ahli waris yang tidak ditentukan bagiannya (‘asabah) (Buku
Pedoman MA- RI, 2013, hal.162). Kakek – nenek pihak ayah dan kakek – nenek pihak
ibu berkedudukan sebagai ahli waris pengganti.
• KHI juncto MA – RI 2013 menentukan kakek – nenek pihak ayah sebagai ahli waris
pengganti ayah mendapat bagian warisan ayah dan dibagi sama rata, kakek –
nenek pihak ayah sebagai ahli waris pengganti ibu mendapat bagian warisan ibu
dan dibagi sama rata.
• Penulis lebih memilih Hazairin yang menentukan besar bagian kakek - nenek
berdasarkan Q. An-Nisa ayat 11 huruf f, atau berdasarkan Syafi’i yang mendasarkan
besar bagian kakek – nenek kepada Hadis Rasulullah saw yang disampaikan Sahabat
Abu Bakar Siddiq, dll.
Kedudukan Hukum dan Besar Bagian Warisan bagi
Paman – Bibi Pihak Ayah dan Paman – Bibi Pihak Ibu
Kajian Penulis atas Kelompok Derajat Ahli Waris
menurut Pedoman PTAPA-MA 2013

• Kasus kewarisan Aws bin Shamit (asbabun-nuzul Q. An-Nisa ayat


7, 11, 12): Suwaidun dan Arfathah adalah saudara sepupu
pewaris (Aws bin Shamit), mereka satu kakek. Hadis Rasulullah
saw yang menentukan Suwaidun dan Arfathah sebagai ‘sabah.
• Apabila anak-anak perempuan mewaris bersama saudara
perempuan sepupu pewaris, jika diqiyaskan kepada hadis
Rasulullah saw yang disampaikan Ibnu Mas’ud, maka bibi
berkedudukan sebagai ‘asabah maal-ghairi.
Kedudukan Hukum dan Besar Bagian Warisan bagi
Paman – Bibi Pihak Ayah dan Paman – Bibi Pihak Ibu
Kajian Penulis atas Kelompok Derajat Ahli Waris
menurut Pedoman PTAPA-MA 2013

• Menurut ajaran Patrilineal Syafi’I, paman – bibi pihak ayah (‘am


– ‘ammah) yang berkedudukan sebagai ahli waris ‘asabah.
• Hukum kewarisan Islam ajaran Patrilineal Syafi’I, menentukan
paman – bibi pihak ibu (khal – khalah) berkedudukan sebagai
dzawil arham.
• Dzawil arham dapat berkedudukan sebagai ahli waris apabila
pewaris tidak meninggalkan ahli waris ‘asabah dan ahli waris
dzawil furud karena hubungan darah.
Kedudukan Hukum dan Besar Bagian Warisan bagi
Paman – Bibi Pihak Ayah dan Paman – Bibi Pihak Ibu
Kajian Penulis atas Kelompok Derajat Ahli Waris
menurut Pedoman PTAPA-MA 2013

• MA-RI nampaknya mengikuti Hukum kewarisan Islam ajaran


bilateral Hazairin: mendudukkan paman – bibi pihak ibu sebagai ahli
waris mawali ibu mewarisi bagian ibu. (Hazairin, h. 40 – 41),
• bagian ibunya ibu (nenek) mendapat 1/3 bagian ibu (1/3 x 1/3 = 1/9).
• Ibunya nenek mendapat 1/3 x 1/9 atau 1/3 x 1/3 x 1/3 = 1/27.
• Anaknya nenek, paman dan bibi dari pihak ibu, mendapat bagian
sebesar bagian nenek, yaitu 1/27, dengan pembagian 2 : 1 (paman :
bibi).
2. HAZAIRIN
SISTEM KEWARISAN BILATERAL - HAZAIRIN

PENGERTIAN
vKakek adalah orang tua laki-laki dari ayah dan ibu serta garis ke atas dari
pihak ayah dan pihak ibu
vKakek adalah MAWALI ibu dan atau ayah
BESAR WARISAN
vBesar warisan KAKEK adalah TERBUKA (Q.4:11e)
vKAKEK mawali IBU = BAGIAN TERBUKA dari yang diterima IBU (Q.4:11e)
vKAKEK mawali AYAH = BAGIAN TERBUKA dari yang diterima AYAH
(Q.4:11e)
Golongan/Kelompok Keutamaan Ahli Waris
menurut Hazairin
No. Kelompok Ahli Waris Sumber Hukum
I. Kel. Keutamaan Ke-1: Q. 4: 11a, 11b, 11c;
(i) Anak dan mawalinya (Q.4:11 jo. 33); Q.3: 11d;
(ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); Q.4: 33a;
(iii) Janda, Duda (Q.4:12) Q.4: 12a, 12d
II. Kel. Keutamaan Ke-2: Q.4: 12g, 12h;
(i) Saudara dan Mawalinya (Q.4:12, 176 jo. 33b): Q.4: 176;
(ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); Q.4: 33b;
(iii) Janda; Duda (Q.4:12) Q.4: 12b, 12e
III. Kel. Keutamaan. Ke-3: Q.4: 11f;
(i) Ayah, Ibu (Q.4:11); Q.4: 12b, 12e
(ii) Janda; Duda (Q.4:12).
IV. Kel. Keutamaan. Ke-4: Q.4: 12b, 12e
(i) Janda; Duda (Q.4:12): Q.4: 11e
(ii) Mawali Ayah (Q.4:11e):
(iii) Mawali Ibu (Q.4:11e).
Pengertian Golongan/Kelompok Keutamaan
Ahli Waris menurut Hazairin

• Kelompok Keitamaan, atau garis pokok keutamaan, menurut


Hazairn, adalah suatu garis hukum yang yang menentukan
perikutan keutamaan antara golongan-golongan ahli waris
dalam keluarga pewaris, dalam arti golongan (kelompok)
yang satu lebih diutamakan dari yang lain dengan akiabt
bahwa sesuatu golongan belum diperhitungkan jika masih
ada golongan/kelompok yang lebih utama.
Kelompok Keutamaan Ahli Waris menurut Hazairin

Anak-anak, lelaki dan


perempuan sebagai
zawil-furud atau zul- ibu, ayah sebagai zawil- Janda/dua sebagai zawil-
Keutamaam Pertama:
qarabat, beserta furud (Q.4:11d); furud (Q.4:12)
mawalinya (Q.4:11a, b, c,
jo. Q.4:33);

Saudara lelaki dan


Perempuan sebagai
Ayah sebagai zul-qarabat
zawil-fueud atau zul- Ibu sebagai zawil-furud
Keutamaan Kedua: dalam hal kalalah
qarabat, beserta (Q.4:11f jo. 12, 176;
(Q.4:12g, 12h);
mawalinya (Q.4:12, 176
jo. 33);

Janda /Duda sebagai


zawil-furud ((Q.4:12).
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS
MENURUT HAZAIRIN

Ibu sebagai Ayah sebagai Janda /Duda


Keutamaan
zawil-furud zul-qarabat sebagai zawil-
Ketiga:
(Q.4:11e); (Q.4:11e); furud ((Q.4:12).

Janda /Duda Mawali untuk


Keutamaan Mawali untuk
sebagai zawil- Ayah
Keempat: Ibu (Q.4:11e);
furud ((Q.4:12); (Q.4:11e).
Cara Penerapan Kelompok Keutamaan Ahli Waris
menurut Hazairin

1 2
Menurut Hazairin, Kelompok Keutamaan Kelompok Keutamaan Kedua terdiri dari
pertama terdiri dari anak dan saudara )sekandung, seayah, seibu) dan
mawalinya, ayah, ibu, janda duda. Ciri mawalinya (ahli waris penggantinya,
utama dari Kelompok Keutaan pertama keturunannya), ibu, ayah, janda, duda.
adalah anak dan mawalinya (ahli waris Ciri utama kelompok keutamaan kedua
pengganti, keturunanya). Apabila anak ialah saudara dan mawalinya. Apabila
dan mawalinya tidak ada, maak tampil saudara dan mawalinya tidak ada, maak
kelompok keitamaan kedua, tampil kelompok keutaam ketiga.
3.
Kelompok Keutamaan Ketiga terdiri dari ibu, ayah, janda,
Cara duda. Ciri utama kelompok keutamaan ketiga ialah ibu
dan ayah pewaris. Apabila ibu dan ayah pewaris tidak ada,
Penerapan maka tampil kelompok keutamaan keempat.

Kelompok
Keutamaan
Ahli Waris 4.
menurut Kelompok keutamaan keempat terdiri dari kakek – nenek

Hazairin
mawali ayah, kakek-nenek mawali ibu, dan seterusnya
dalam garis lurus ke atas dan ke samping, baik dari pihak
kakek – nenek pihak ayah maupun kakek – nenek pihak
ibu, seperti paman, bibi pewaris, saudara sepupu pewaris
dan mawalinya.
Gambar Kewarisan Kelompok Keutamaan Keempat:
Bagian Warisan Kakek Nenek menurut Hazairin (h. 41)

AM MA

a
A M

P b c

d
Penjelasan Gambar Kasus Kewarisan Mawali
Kakek – Nenek Pihak Ayah dan Pihak Ibu
• MA = kakek mawali ibu = 2/3 x 1/3 (bagian ibu).
• AM = nenek mawali ayah = 1/3 x 2/4 (bagian ayah)
• a = bibi pewaris melalui = 1/4 x 1/3 x 1/3)
• b = saudara sepupu perempuan pewaris, anak perempuan dari
saudara laki-laki ibu pewaris = ½ x 1/3 x 1/3
• c = saudara sepupu laki-laki pewaris, anak laki-laki dari saudara
perempuan ibu pewaris = 1/4 x 1/3 x 1/3
• d = kemenakan perempuan pewaris melaui ayah pewaris, cucu
saudara laki-laki seayah dari ayah pewaris = 2/3 x 2/3.
Keterangan Lain Kedudukan Ahli Waris
• a =1/4 (bibi pewaris melalui ibu mendapat bagian anak perempuan mewaris
Bersama seorang saudara perempuan dan seorang saudara laki-laki yang
telah meninggal dunia terlebih dahulu dari pewaris) x 1/3 (bagian ibu) x 1/3
(bagiannenek mawali ibu = saufara perempuan kandung ibu)
• b = ½ (saudara sepupu pewaris melalui saudara laki-laki ibu (mawali ibu) =
saudara laki-laki kandung ibu) x 1/3 x 1/3
• c = 1/4 (bibi pewaris melalui ibu mendapat bagian anak perempuan mewaris
Bersama seorang saudara perempuan dan seorang saudara laki-laki yang
telah meninggal dunia terlebih dahulu dari pewaris) x 1/3 (bagian ibu) x 1/3
(bagiannenek mawali ibu = saudara perempuan kandung ibu )
• d = 2/3 x 2/3 (kemenakan pewaris melalui ayah pewaris)
Gambar Kewarisan Bagian Warisan Paman – Bibi Pihak
Ayah dan Paman – Bibi Pihak Ibu menurut Hazairin (h.
41)
a b

c d

k e

f i

g h P Dj
Penjelasan Gambar Kasus Kewarisan Mawali
Kakek – Nenek Pihak Ayah dan Pihak Ibu

• Dj = (janda suami tanpa anak) = ¼;


• f = kakek mawali ibu = 2/3 x 1/3
• d = kakek buyut mawali ibu, ayahnya dari nenek melalui ibu
= 2/3 x 1/3 x 1/3
• i = saudara laki-laki seibu dari ibu = 1/3 x 1/3 x 1/3.
• y = saudara laki-laki sepupu dari ibu tidak daapt tampil
sebagai ajli waris, karena ayahnya i, yaitu y, masih hidup.
Lanjutan Penjelasan Gambar Kewarisan
Kakek – Nenek
• Bagian ayah (jika masih hidup) = 1 = 12/12 – (1/3 (bagian warisan ibu ) + ¼
(bagian warisan Dj, isteri) = 12/12 (3/12 + 3/12) = 12/12 - /12 = 5/13.
• c = nenek buyut mawali ayah melalui ibunya ayah = 1/3 x 1/3 x 5/12.
• e = saudara perempuan seibu darinenek melalui ayah = 2/3 x 1/3 x 5/12.
• g = kemenakan laki-laki sepupu, cucu kkemenakan laki-laki dari ayah, atau cucu
laki-laki saudara perempuan seayah dari ayah = 2/3 x 2/3 x 2/3 x 5/12.
• h = kemenakan perempuan sepupu, cucu kkemenakan perempuan dari ayah,
atau cucu perempuan saudara perempuan seayah dari ayah = 1/3 x 2/3 x 2/3 x
5/12.
• k = saudara laki-laki seibu dari kakek melalui ayah = 1/3 x 1/3 x 5/12.
• a b = kakek – nenek buyut, ayah ibu dari nenek buyut c tidak dapat tampil
sebagai ahli waris karena ada buyut c.
Tabel Perbandingan Kelompok Keutamaan Ahli Waris
manurut Hazairin & Kelompok Derajat Ahli Waris KHI jo.
Pedoman PTAPA-MA 2013

KEL KEUTAMAAN AHLI WARIS: HAZAIRIN KEL DERAJAT A W: MAHKAMAH AGUNG

1. Kel. Keutamaan Ke-1: (i) Anak dan mawalinya 1. Kel. Derajat Ke-1: (i) Anak dan Keturunannya;
(Q.4:11 jo. 33); (ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); (iii) Janda; (ii) Duda/Janda; (iii) Ayah dan Ibu.
Duda (Q.4:12)
2. Kel. Keutamaan Ke-2: (i) Saudara dan 2. Kel. Derajat Ke-2: (i) Anak dan Keturunannya;
Mawalinya (Q.4:12, 176 jo. 33b): (ii) Ayah, Ibu (ii) Duda/Janda; (iii) Kakek Nenek pihak Ayah dan
(Q.4:11); (iii) Janda; Duda (Q.4:12) Kakek Nenek pihak Ibu

3. Kel. Keutamaan. Ke-3: (i) Ayah, Ibu (Q.4:11); (ii) 3. Kel. Derajat Ke-3: (i) Duda/Janda; (ii) Kakek
Janda; Duda (Q.4:12). Nenek pihak Ayah dan Kakek Nenek pihak Ibu; (iii)
Saudara (Sekandung, Seayah, Seibu) dan/atau
keturunannya
4. Kel. Keutamaan. Ke-4: (i) Janda; Duda (Q.4:12): 4. Kel. Derajat Ke-4: (i) Duda/Janda; (ii)
(ii) Mawali Ayah (Q.4:11e): (iii) Mawali Ibu Paman/Bibi dan/atau Keturunannya.
(Q.4:11e).
3. SYAFI’I
SISTEM KEWARISAN PATRILINEAL – SYAFI’I

PENGERTIAN
1. KAKEK SHAHIH
“kakek yang hubungan nasabnya dengan si mati (pewaris, pen.)
tanpa diselingi oleh orang perempuan” (Fatchur Rahman)
2. KAKEK GHAIRU SHAHIH
“kakek yang hubungan nasabnya dengan si mati (pewaris, pen.)
dengan diselingi oleh orang perempuan
Kakek Shahih dan Kakek
Ghairu Shahih
A B C D E F G H

I K M O
J L N P

Q S
R T

U
V
BAGIAN WARISAN KAKEK MENURUT SYAFI’I:
SUMBER BUKU PAK SAJUTI THALIB
KAKEK BERSAMA:
ANAK SDARA SDR ASBAH + SDR Z.F + Z.F SDR, di AWL
ASABAH Z.F SELAIN SDR SELAIN SDR antaranya Z.F

1/6 HW 1/6HW 1/6 HW


1/3 HW 1/3 HW
muqasamah muqasamah muqasamah K = 1/3
SDR PEREMP
SEAYAH = 1/6

1/3 SISA SISA K = 1/3


2 SDR PR KND =
2/3
SDR SEAYAH = 0
Kedudukan Kakek

KAKEK SHAHIH menduduki kedudukan AYAH apabila


tidak ayah dan saudara laki-laki dan saudara perempuan
sekandung atau seayah
KAKEK SHAHIH:
(i) TIDAK DAPAT MENGHIJAB SAUDARA
SEKANDUNG/ SEAYAH;
(ii)MENGHIJAB SAUDARA SEIBU
Besar Bagian Warisan Kakek

1. 1/6
2. 1/3
3. MUQASAMAH atau
4. 1/3 dari SISA
5. SISA

Bagian Kakek adalah yang menguntungkan baginya


a. Kakek Bersama Anak

KAKEK Bersama ANAK = 1/6, zul-fara’d.


KAKEK merangkap ASABAH BINAFSIHI, jika
bersama ANAK PEREMPUAN atau CUCU
PEREMPUAN melalui ANAK LELAKI. (Abu
Bakar Siddiq, Ibnu‘Abbas, Ibnu Umar)
Contoh

1. Kakek bersama 1 anak perempuan


2. Kakek bersama 2 anak perempuan
3. Kakek bersama 1 cucu perempuan melalui anak laki-laki
4. Kakek bersama 1 anak laki-laki
5. Kakek bersama 1 cucu laki-laki melalui anak laki-laki
b. Kakek Bersama Saudara yang Asabah

1. KAKEK = SAUDARA (MUQASAMAH),


atau
2. KAKEK = 1/3 (Ali Bin Abi Thalib, Zaid
Bin Sabit)
Contoh

1. Kakek bersama 1 saudara laki-laki sekandung


2. Kakek bersama 1 saudara lelaki dan 4 saudara
perempuan
3. Kakek bersama 2 saudara laki-laki sekandung, 1
saudara laki-laki seayah, dan 1 saudara perempuan
seayah
c. Kakek Bersama Saudara Asabah dan
Ahli Waris Zul Faraid: Ibu, Janda / Duda

a. KAKEK = 1/3 SISA setelah dibagikan kepada AHLI


WARIS ZUL-FARA’ID, atau
b. KAKEK = 1/6 (dengan kemungkinan saudara
‘asabah tidak mendapat apa-apa)
c. Kakek = Muqasamah
Contoh

1. Kakek bersama 1 saudara lelaki sekandung, suami, dan ibu


2. Kakek bersama suami dan saudara lelaki sekandung
d. Kakek Bersama Saudara Zul Fara’id dan
Ibu, Janda / Duda

1. KAKEK = MUQASAMAH
2. KAKEK = 1/6, atau
3. KAKEK = SISA (Zaid Bin Sabit)
Contoh

1. Kakek bersama 1 Saudara perempuan sekandung, suami,


dan ibu
2. Kakek bersama suami dan 1 saudara perempuan
sekandung
e. Kakek Bersama Saudara di antaranya Zul
Fara’id

KAKEK berhak sekurang-kurangnya 1/3 sisa besar


(harta warisan), dalam hal:
(i) SAUDARA SEAYAH mendapat 1/6 atau
(ii)SAUDARA SEAYAH mendapat nihil / tidak
mendapat bagian warisan
Contoh

a. Kakek = 1/3, bersama Saudara PEREMPUAN SEKANDUNG = ½, maka


Saudara PEREMPUAN SEAYAH = maksimal 1/6 (takmilah); atau
b. Kakek = 1/3 , bersama dua SAUDARA PEREMPUAN SEKANDUNG = 2/3,
dan SAUDARA PEREMPUAN SEAYAH = tidak mendapat apa-apa = 0.
c. Kakek bersama saudara perempuan saja, Kakek = ‘ASABAH, sisa = 1/3
(Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit , Ali bin Abi Thalib) (FR: 288).
d. KAKEK = 1/3 HW, bersama 2 SAUDARA PEREMPUAN sekandung = 2/3;
dan saudara lelaki seayah dan/atau Saudara lelaki seayah dan Saudara
perempuan seayah = 0, asabah = tidak ada sisa
f. Kakek Bersama Saudara atau Ahli Waris
lain yang Zul Fara’id à ‘AWL

• KAKEK bersama saudara atau ahli waris lain


yang kedudukannya semuanya sebagai ZUL-
FARA’ID yang jumlahnya AWL, maka KAKEK
pun di-AWL-kan.
Contoh

• Kakek bersama suami dan 5 saudara perempuan sekandung

• KAKEK = 1/6; è 1/8 (Awl);


• SUAMI = ½ = 3/6 è 3/8 (Awl);
• 5 saudara perempuan sekandung = 2/3 = 4/6 è 4/8 (Awl).
• è Terjadi AWL = 1/6+1/2 (3/6) + 2/3 (4/6) =8/6.
BAGIAN WARISAN
UNTUK NENEK
1. SISTEM KEWARISAN KHI
KHI tidak menentukan bagian warisan untuk kakek dan nenek
Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku II
ØKakek dan nenek dari pihak ayah mewarisi bagian dari ayah, masing-
masing berbagi sama.
ØKakek dan nenek dari pihak ibu mewarisi bagian dari ibu, masing-
masing berbagi sama.
ØKakek dan nenek termasuk dalam kelompok derajat:
§ Kedua: Bersama suami/istri, anak dan/atau keturunannya.
§ Ketiga: Bersama suami/istri, saudara (sekandung, seayah, seibu)
dan/atau keturunannya.
Ahli Waris yang Menghijab Kakek dan
Nenek

1. Ayah menghijab kakek dan nenek yang


melahirkannya.
2. Ibu menghijab kakek dan nenek yang
melahirkannya.
2. SISTEM KEWARISAN BILATERAL -
HAZAIRIN

PENGERTIAN
vNenek adalah orang tua perempuan dari ayah dan ibu serta garis ke
atas dari pihak ayah dan pihak ibu
vNenek adalah MAWALI ibu dan atau ayah
BESAR WARISAN
vBesar warisan NENEK adalah 1/3 (Q.4;11e)
vNENEK mawali IBU = 1/3 BAGIAN yang diterima IBU, z.f. (Q.4;11e)
vNENEK mawali AYAH = 1/3 BAGIAN yang diterima AYAH, z.f. (Q.4;11e)
Ahli Waris yang Menghijab Nenek

• Nenek termasuk dalam kelompok keutamaan keempat


• Nenek tidk daapt tampil sebagai Ahli Wwaris apabila ada:
1. Ayah
2. Ibu
3. Saudara
4. Anak
3. SISTEM KEWARISAN PATRILINEAL –
SYAFI’I
• 1. Nenek Shahihah
• “leluhur perempuan (nenek) yang dipertalikan kepada si mati (pewaris, pen.) tanpa
memasukkan kakek ghairu shahih” (Fatchur Rahman)
• “setiap nenek yang dipertalikan nasabnya dengan si mati (pewaris, pen.) oleh
perempuan, seperti Ibu dari Ibunya Ibu, atau oleh laki-laki, seperti Ibu dari
Bapaknya Bapak, atau oleh perempuan dan kemudian oleh laki-laki, seperti Ibu dari
Ibunya Bapak” (Syaikh Muhammad As Syarbiny Al Khathib)
• “nenek yang dipertalikan nasabnya kepada si mati (pewaris, pen.) oleh seorang
‘ashabah atau oleh dzawil furudh perempuan” (sebagian ulama)
• “Nenek shahihah ialah Ibu salah seorang kedua orang tua atau ibu kakek shahih
betapa tinggi mendakinya” (Kitab Undang-undang Hukum Warisan Mesir, Pasal 14)
Cont’d

• 2. Nenek Ghairu Shahihah à zul arham


• “… adalah leluhur perempuan yang dipertalikan nasabnya
kepada si mati (pewaris, pen.) dengan memasukkan kakek
ghairu shahih, seperti ibu dari bapaknya ibu dan ibunya ibu
dari bapaknya ibu, atau leluhur perempuan yang
dipertalikan nasabnya kepada si mati (pewaris, pen.) bukan
oleh ashabah atau ashhabul furudh” (Fatchur Rahman)
Nenek Shahihah dan Nenek
Ghairu Shahihah
A B C D E F G H

I K M O
J L N P

Q S
R T

U
V
Besar Bagian Warisan Nenek à zul faraid

1. Satu orang nenek = 1/6


§ HR Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah “Telah berkata
Mughirah bin Syu’bah: “Saya hadir waktu Rasulullah saw beri
kepada nenek itu seperenam” dan Muhamad bin Maslamah
telah berkata seperti Mughirah”
§ HR Abu Daud dan An Nasai “Warta dari Buraidah ra yang
menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw menjadikan
bagian seperenam untuk nenek, (dengan syarat) bila tidak
didapati ibu bersamanya”
Cont’d
2. Lebih dari satu orang nenek = 1/6 bersama-sama à mutahadziyat
(sederajat)
§ Hadis à Abu Bakar ra dari Al Mughirah dan Muhammad bin Maslamah
mengetahui bahwa Rasulullah saw pernah memberikan warisan 1/6
kepada seorang nenek. Kemudian Umar ra à tidak memberikan warisan
lainnya kepada nenek lainnya selain yang 1/6 itu.
§ Hadis dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal “Telah berkata ‘Ubaidah bin
Shamit: Sesungguhnya Nabi saw telah hukumkan buat dua nenek,
seperenam dari pusaka (dibagi dua) antara mereka
Ahli Waris yang Menghijab Nenek

1. Ibu à menghijab nenek melalui pihak ibu dan pihak ayah


2. Ayah à hanya menghijab nenek melalui pihak ayah, tidak
menghijab nenek melalui pihak ibu
3. Kakek shahih à hanya menghijab nenek melalui pihak ayah,
kecuali kakek shahih (bapaknya bapak) tidak dapat
menghijab ibunya bapak
4. Nenek yang dekat menghijab nenek yang jauh
Contoh
1. Pewaris meninggalkan ahli waris: satu anak perempuan, satu cucu
perempuan melalui anak laki-laki, ibu dari ibunya ibu, dan ibu dari
bapaknya ibu
2. Pewaris meninggalkan ahli waris: suami, ibu, satu saudara laki-laki seibu,
satu saudara laki-laki sekandung, dan ibunya ibu
3. Pewaris meninggalkan ahli waris: isteri, ibu, satu saudara perempuan
sekandung, ibunya bapak, dan ibu dari ibunya bapak
4. Pewaris meninggalkan ahli waris: dua cucu perempuan melalui anak laki-
laki, ibunya ibu, bapak, dan ibunya bapak
5. Pewaris meninggalkan ahli waris: bapak, satu anak laki-laki, ibunya bapak,
dan ibu dari ibunya ibu
WASSALAM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai