Anda di halaman 1dari 14

Pengertian, Hakikat dan Ruang

Lingkup Hukum Keluarga Islam

Oleh: Ricy Fatkhurrokhman, MHI


Hukum Keluarga
 Hukum Keluarga: Hukum yang mengatur kehidupan
keluarga, yang dimulai dari awal pembenukan keluarga
(Peminangan) sampai dengan berahirnya keluarga
(meninggal atau perceraian), termasuk masalah waris
dan wakaf
 Tujuan : Untuk mengatur hubungan suami, istri dan

anak-anak.
 Batasan keluarga: Keluarga inti (nuclear family);

hubungan antara bapak, ibu, dan anak-anak


Cakupan Hukum Keluarga Islam
1. Perkawinan, mulai dari peminangan
2. Perceraian, proses perceraian dan akibatnya
3. Pengasuhan dan pemeliharaan anak (Hadanah)
4. Perwalian dan pengampuan
5. Kekayaan keluarga (amwal) waris, wasiat, wakaf, dll
Istilah Hukum Keluarga
 Dalam bahasa arab: (Al-ahwal Al-syakhsiyyah, Nidham
al-usrah, Ahkam Zawaj, Munakahat)
 Dalam Bahasa Inggris ( Personal Law, Family Law,

Family Protection, Law of Personal Status, Marriage


Law)
 Dalam Bahasa Indonesia: (Hukum Perkawinan, Hukum

Keluarga, Hukum Perorangan/Pribadi)


Pengelompokan Hukum Islam
Secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Ibadah
2. Muamalah
Secara Rinci ada 7 bagian, yaitu:
3. Ibadah: hubungan Alloh dengan Manusia
4. Hukum Keluarga (al-ahwal al-syakhsiyyah)
5. Muamalah, berkenaan dengan harta, hak, akad (transaksi), dll
6. Hukum kenegaraan
7. ‘Uqubah, keamanan, ketertiban (Pidana)
8. Hukum bilateral dan multilateral
9. Ahlaq (Al-Adab), keutamaan pergaulan dan hubungan manusia dengan
manusia
Cakupan Hukum Keluarga dalam kitab-
kitab fikih
1. Peminangan
2. Syarat dan rukun nikah

3. Mahar

4. Mahram/muhrim

5. Nikah yang sah dan nikah yang tidak sah

6. Poligami

7. Hak dan kewajiban suami istri

8. Nafkah

9. Perceraian

10.Iddah

11.Ruju,

12.Hubungan anak dan orang tua

13.Pemeliharaan dan pendidikan anak

14.Masalah waris
Cakupan Undang-undang No 1 Tahun
1974 tentang perkawinan (14/67)
 Bab I : Dasar perkawinan (pasal 1s/d 5)
 Bab II: Syarat-syarat Perkawinan (pasal 6 s/d 12)
 Ban III : Pencegahan Perkawinan (pasal 13 s/d 21)
 Bab IV : Batalnya Perkawinan (pasal 22 s/d 28)
 Bab V : Perjanjian Perkawinan (pasal 29)
 Bab VI : Hak dan kewajiban suami istri (pasal 30 s/d 34)
 Bab VII : Harta benda dalam perkawinan (pasal 35 s/d 37)
 Bab VIII : Putusnya Perkawinan serta akibatnya (Pasal 38 s/d 41)
 Bab IX : Kedudukan Anak (Pasal 42 s/d 44)
 Bab X : Hak Dan Kewajiban Antara Orang Tua Dan Anak (Pasal
45 s/d 49)
Lanjutan…
 Bab XI : Perwalian (pasal 50 s/d 54)
 Bab XII : Ketentuan-ketentuan umum, yang terdiri dari

4 bagian:
1. Pembuktian asal usul anak (pasal 55)
2. Perkawinan diluar indonesia (pasal 56)
3. Perkawinan campuran (pasal 57 s/d 62)
4. Pengadilan (Pasal 63)
 Bab XIII : Ketentuan Peralihan (pasal 64 s/d 65)
 Bab XIV : Ketentuan Penutup (Pasal 66 s/d 67)
Ayat-ayat Hukum Muamalalah dalam
Al-Qur’an
Sebanyak 228 ayat, terdiri dari:
1. Bidang hukum keluarga, 70 ayat
2. Bidang perdata, 70 ayat
3. Bidang pidana, 30 ayat
4. Bidang peradilan, 13 ayat
5. Bidang perundang-undangan, 10 ayat
6. Didang bilateral dan multilateral, 25 ayat
7. Bidang ekonomi dan kekayaan, 10 ayat
Signifikansi
 Banyaknya jumlah ayat di bidang kluarga, menjadi
indikasi betapa penting Hukum Keluarga, dibanding
hukum yang lain
 Hukum keluarga pasti berhubungan/ berkenaan dengan

setiap manusia, sedangkan hukum yang lain tidak


demikian.
 Sebagai contoh, hukum muamalah pinjam meminjam,

hutang piutang, asuransi, hanya berkenaan/berhubungan


dengan orang yang melakukan transaksi tersebut.
Demikian juga hukum-hukum yang lain, seperti perdata,
pidana, dll
Hakikat Perkawinan
 Akad yang kuat atau akad kebahagiaan (Mitsaqan Ghalidhan)
 Akad Mitsaqan Ghalidhan dalam al-Qur’an digunakan dalam
tiga tempat:
1. Akad perjanjian para nabi dengan Alloh “tugas
Kerasulan” ( al- Ahzab ayat 7)
2. Akad perjanjian tuhan dengan umat yahudi untuk
memuliakan hari sabtu, (untuk tidak bekerja/ mencari
ikan/ melaut, agar untuk istirahat dan beribadah) ( an-
Nisa’ ayat 154)
3. Akad yang menunjukkan ikatan yang kuat dalam
perkawinan, untuk membahagiakan. (an-Nisa’ ayat 21)
Tujuan Perkawinan dalam Nash
1. Memperoleh kehidupan Sakinah, Mawadah dan
Rahmah (ar-Rum ayat 21)
2. Reproduksi/Regenerasi (an-Nahl ayat 72, an-Nisa’
ayat 1, as-Shu’ara ayat 11)
3. Pemenuhan kebutuhan Biologis (al-Baqarah ayat
187, 223, an-Nur ayat 33)
4. Menjaga Kehormatan (an-Nisa’ ayat 24, al-
Mu’minun ayat 5-7)
5. Ibadah
Tujuan Perkawinan menurut Sosiologi
 Sosiologi memandang tujuan perkawinan sebagai
fungsi keluarga.
 Kebutuhan menurut Maslow

1. Kebutuhan Jasmani
2. Kebutuhan Rohani:
a. Safety (Perlindungan)
b. Love and belongnes (Kasih sayang)
c. Esteem (Penghargaan)
Fungsi Keluarga menurut sosiologi
1. Fungsi Reproduksi (Pengatur keturunan)
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Afeksi (Kasih sayang)
4. Fungsi Proteksi (Perlindungan)
5. Fungsi Ekonomi atau unit produksi
6. Fungsi Religius
7. Fungsi Pendidikan
8. Fungsi Rekreasi
9. Fungsi Penentuan status
10. Fungsi Pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai