Anda di halaman 1dari 32

KETENTUAN BAGIAN

WARISAN UNTUK ANAK,


IBU, AYAH, JANDA, & DUDA
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Pembahasan
◦ Penghitungan bagian warisan untuk anak, ibu, ayah,
janda, dan duda
◦ Tsulutsul Baqi dan Pasal 177 KHI jo. SEMA No. 2
Tahun 1994
◦ Radd dan ‘Awl
PENGHITUNGAN BAGIAN
WARISAN UNTUK ANAK, IBU,
AYAH, JANDA, DAN DUDA
Cara Penghitungan Bagian Warisan
Tentukan ahli waris
Cek  semua harta
Tentukan siapa saja Tentukan ahli waris yang termasuk
harus habis
yang menjadi ahli yang termasuk golongan zul
diberikan kepada
waris golongan zul fara’id qarabat atau
para ahli waris
ashabah
Berikan bagian
Berikan bagian
Bilateral  sisa kepada ahli Apabila ada sisa
warisan untuk
kelompok waris zul  hitung
ahli waris zul
keutamaan qarabat atau dengan radd
fara’id
ashabah

KHI  Apabila lebih /


kelompok tekor  hitung
derajat dengan ‘awl
Bagian Warisan untuk Anak, Ayah, dan
Ibu AHLI WARIS BAGIAN DASAR HUKUM
Anak Anak laki-laki Sisa/terbuka QS 4: 7a PPTAPA
Anak laki-laki dan anak perempuan 2:1 QS 4: 11a Pasal 176 KHI

Anak perempuan dua atau lebih 2/3 QS 4: 11b Pasal 176 KHI
Anak perempuan satu orang 1/2 QS 4: 11c Pasal 176 KHI
Ayah Pewaris meninggalkan anak 1/6 QS 4: 11d Pasal 177 KHI
Pewaris tidak meninggalkan anak Sisa/terbuka QS 4: 11e Pasal 177 KHI jo. SEMA
No. 2/1994
Ibu Pewaris meninggalkan anak 1/6 QS 4: 11d Pasal 178 ayat (1) KHI
Pewaris tidak meninggalkan anak 1/3 QS 4: 11e Pasal 178 ayat (1) KHI

(terdapat ketentuan lain apabila pewaris


tidak meninggalkan anak tapi meninggalkan
saudara  dibahas pada materi bagian
saudara)
Kasus 1
Gambar kasus di bawah ini dan selesaikan pembagian
warisannya!
a. Pewaris meninggalkan ayah, ibu, satu orang anak laki-
laki, dan satu orang anak perempuan
b.Pewaris meninggalkan ayah, ibu, dan dua anak
perempuan
Kedudukan Ayah dalam Patrilineal
1. Zul fara’id
◦ Ayah mendapat 1/6 apabila pewaris meninggalkan anak
◦ QS 4: 11d
2. Ashabah bin nafsih
◦ Ayah mendapat sisa apabila pewaris tidak meninggalkan anak
◦ QS 4: 11e
3. Zul fara’id dan Ashabah
◦ Ayah mendapat 1/6 dan sisa apabila pewaris meninggalkan anak perempuan
atau cucu perempuan melalui anak laki-laki
◦ QS 4: 11d dan Hadis Bukhari Muslim
Ayah sebagai Zul Fara’id dan Ashabah
◦ Ayah = 1/6 zf QS 4: 11d

◦ 1 anak perempuan = ½ zf QS 4: 11c
◦ Pengecekan:
◦ 1/6 + ½ = 4/6  sisa = 1 – 4/6 = 2/6 = 1/3
◦ Sisa diberikan kepada ayah, maka bagian warisan
ayah adalah
◦ 1/6 + 1/3 = 3/6 = ½ zf dan abn QS 4: 11d jo
Hadis Bukhari Muslim

◦ Bagaimana dengan bilateral dan KHI?


AHLI WARIS BAGIAN DASAR HUKUM

Duda Pewaris tidak ½ QS 4: Pasal 179


Bagian meninggalkan anak 12 a KHI

Warisan Pewaris
meninggalkan anak
¼ QS 4:
12b
Pasal 179
KHI
untuk Duda Janda Pewaris tidak ¼ QS 4: Pasal 180
dan Janda meninggalkan anak 12d KHI

Pewaris 1/8 QS 4: Pasal 180


meninggalkan anak 12e KHI
Kasus 2
Gambar kasus di bawah ini dan selesaikan pembagian
warisannya.
a. Pewaris meninggalkan ayah, ibu, satu orang isteri, dan
tiga anak laki-laki
b.Pewaris meninggalkan ibu, suami, dua anak perempuan,
dan dua anak laki-laki
TSULUTSUL BAQI / GARRAWAIN
/ UMARIYATAIN
PASAL 177 KHI JO. SEMA NO.
2/1994
◦ Ijtihad Umar bin Khattab
◦ Tsulutsul baqi adalah 1/3 dari
sisa  mempertahankan Tsulutsul
kedudukan ayah agar tetap
lebih besar dari ibu (2 : 1) Baqi atau
◦ Penghitungan tsulutsul baqi Garrawain
hanya untuk kasus berikut. atau
◦ Pewaris meninggalkan ayah,
ibu, dan duda
Umariyatain
◦ Pewaris meninggalkan ayah,  Patrilineal
ibu, dan janda
◦ Tsulutsul baqi adalah untuk ibu
Kasus a  tsulutsul baqi
◦ ◦ Pewaris  ayah, ibu, duda
◦ Bagian warisan
◦ Duda = ½ zf QS 4: 12 a
◦ Sisa = 1 – ½ (bagian duda) = ½
◦ Ibu = 1/3 x ½ (sisa) = 1/6 zf QS 4: 11e jo. Ijtihad
Umar bin Khattab tentang garrawain
◦ Ayah = sisa  Sisa = 1 – (1/2 + 1/6) = 6/6 – (3/6 +
1/6) = 2/6 = 1/3 abn QS 4: 11e
◦ Pengecekan:
◦ Duda + Ibu + Ayah = 1
◦ ½ + 1/6 + 1/3 = 1
Kasus b  tsulutsul baqi
◦ ◦ Pewaris  ayah, ibu, janda
◦ Bagian warisan
◦ Janda = 1/4 zf QS 4: 12 a
◦ Sisa = 1 – 1/4 (bagian janda) = 3/4
◦ Ibu = 1/3 x 3/4 (sisa) = ¼ zf QS 4: 11e jo. Ijtihad Umar bin
Khattab tentang garrawain
◦ Ayah = sisa  Sisa = 1 – (1/4 + 1/4) = 4/4 – (1/4 + 1/4) =
2/4 = ½ abn QS 4: 11e
◦ Pengecekan:
◦ Janda + Ibu + Ayah = 1
◦ 1/4 + 1/4 + 1/2 = 1
Pasal 177 KHI jo SEMA No. 2 Tahun
1994

Terdapat ketidak-sesuaian ketentuan Pasal 177 KHI dengan


ketentuan dalam al Qur’an lihat QS 4: 11e

Mahkamah Agung memberikan


penjelasan bahwa maksud Pasal 117
Pasal 177 KHI dijelaskan tersebut, ialah Ayah mendapat sepertiga
dalam SEMA No. 2 Tahun bagian bila pewaris tidak meninggalkan
anak, tetapi meninggalkan suami dan ibu,
1994, bahwa: bila ada anak, ayah mendapat seperenam
bagian.
SEMA No. 2 Tahun 1994 yang
menjelaskan isi Pasal 177 KHI mengikuti
ketentuan tsulutsul baqi atau garawain
atau umariyatain yang dianut dalam
system patrilineal
Tsulutsul
Baqi dalam
KHI Isi Pasal 178 ayat (2) KHI juga
menguatkan tsulutsul baqi yang berkaitan
juga dengan Pasal 177 KHI dan SEMA
No. 2 Tahun 1994
Bagaimana Penyelesaian Kasus
Tsulutsul Baqi dalam Bilateral ?
◦ Sistem kewarisan Islam bilateral tidak menggunakan
tsulutsul baqi dalam kasus tsulutsul baqi
◦ Bagian warisan Ibu tetap dihitung dari seluruh harta, bukan
dari sisa harta yang sudah diberikan kepada duda atau
janda
◦ Selesaikan kedua kasus tersebut menurut system kewarisan
Islam bilateral!
RADD & ‘AWL
RADD
◦ Kadangkala, harta warisan tidak habis terbagi untuk
para ahli waris – ada sisa
◦ Radd adalah pengembalian sisa harta warisan secara
berimbang kepada para ahli waris
Rukun Radd
1. Ahli waris seluruhnya zul-fara’id
2. Terjadi Sisa Bagi
3. Tidak ada ahli waris ‘asabah / zul-qarabat
Dasar Hukum Radd
Al-Qur’an: al-Anfal: 75
◦ “...Orang-orang yang mempunyai hubungan darah (ulul-arham)
sebahagiannya lebih dekat (lebih berhak) atas sebahagiannya di dalam
kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Hadis Nabi saw:
◦ Seorang anak perempuan datang menghadap Nabi saw untuk
menanyakan status jariyah (budak) yang telah ia berikan kepada ibunya
dan beberapa hari kemudian ibunya wafat. Nabi menjawab: “Kamu
berhak mendapat pahala dan budak itu kembali kepadamu melalui
warisan.”
◦ Pasal 193
◦ Apabila dalam pembagian harta warisan
di antara para ahli waris dzawil furud
menunjukkan bahwa angka pembilang
Radd dalam lebih kecil dari angka penyebut,
sedangkan tidak ada ahli waris asabah,
KHI maka pembagian harta warisan tersebut
dilakukan secara radd, yaitu sesuai
dengan hak masing-masing ahli waris
sedang sisanya dibagi berimbang di
antara mereka
Perbandingan Ketentuan Radd
Patrilineal Bilateral KHI jo PPTAPA

• Ahli waris yang berhak • Menurut Hazairin  suami • Jika ahli waris terdiri dari
menerima radd adalah isteri tidak berhak menerima dzawil furud dan jumlah
• Ahli waris zul-fara’id radd bagian ahli waris kurang
karena hubungan DARAH • Menurut Sajuti Thalib  dari nilai 1 (satu), maka
saja (nasabiyah) semua ahli waris zul- dilakukan radd. Radd tidak
• Ahli waris zul fara’id karena fara’id, termasuk suami berlaku untuk janda dan
hubungan semenda tidak isteri, berhak menerima duda.
berhak menerima radd  radd (sesuai dengan
JANDA dan DUDA pendapat Usman bin ‘Affan:
qiyas kpd ‘aul).
• Gunakan pendapat Sajuti
Thalib!
Kasus Radd
◦ ◦ Ayah = 1/6 zf QS 4: 11d
◦ Ibu = 1/6 zf QS 4: 11d
◦ Istri = 1/8 zf QS 4: 12e
◦ 1 anak perempuan = ½ zf QS 4: 11c
◦ Pengecekan:
◦ 1/6 + 1/6 + 1/8 + ½ =
◦ 4/24 + 4/24 + 3/24 + 12/24 = 23/24 
ada sisa!
◦ Sisa = 1 – 23/24 = 1/24  radd
Cont’d
Penyelesaian Radd menurut Sistem
Bilateral
◦ Cara menghitung 1 ◦ Cara menghitung 2
◦ Radd diberikan kepada ayah, ibu, isteri, dan 1 anak ◦ Dikurangi dengan mengurangi angka penyebut
perempuan dengan perbandingan menjadi sama dengan angka pembilang, yaitu:
◦ Ayah : ibu : isteri : 1 anak perempuan
◦ 4/24 + 4/24 + 3/24 + 12/24 = 23/24  menjadi
◦ 4 : 4 : 3 : 12
◦ 4/23 + 4/23 + 3/23 + 12/23 = 23/23 = 1
◦ Ayah = 1/6 + (4/23 x 1/24) = 96/552
◦ Maka bagian warisan:
◦ Ibu = 1/6 + (4/23 x 1/24) = 96/552
◦ Ayah = 4/23
◦ Isteri = 1/8 + (3/23 x 1/24) = 72/552 ◦ Ibu = 4/23
◦ 1 anak perempuan = ½ + (12/23 x 1/24) = 288/552 ◦ Isteri = 3/23
◦ Pengecekan ◦ 1 anak perempuan = 12/23
◦ 96/552 + 96/552 + 72/552 + 288/552 = 552/552 = 1
Cont’d
Penyelesaian Radd menurut Patrilineal dan KHI
◦ Dikurangi dengan mengurangi angka penyebut ◦ Maka bagian warisan:
menjadi sama dengan angka pembilang, yaitu: ◦ Ayah = 21/120
◦ 4/24 + 4/24 + 3/24 + 12/24 = 23/24 ◦ Ibu = 21/120
◦ Isteri tidak mendapat radd! ◦ Isteri = 1/8 = 15/120
◦ Maka, yang mendapatkan radd hanya ayah, ◦ 1 anak perempuan = 63/120
ibu, dan 1 anak perempuan dengan ◦ Pengecekan
perbandingan
◦ 21/120 + 21/120 + 15/120 + 63/120 = 120/120
◦ Ayah : ibu : 1 anak perempuan =1
◦ 4 : 4 : 12 = 1 : 1 : 3
◦ Ayah = 1/6 + (1/5 x 1/24) = 21/120
◦ Ibu = 1/6 + (1/5 x 1/24) = 21/120
◦ 1 anak perempuan = ½ + (3/5 x 1/24) = 63/120
‘AWL
◦ Kadangkala, harta warisan yang dibagi untuk
para ahli waris lebih dari 1 (satu) nilainya
◦ ‘Awl adalah pengurangan kelebihan harta
warisan secara berimbang kepada para ahli
waris
◦ Seluruh ahli waris (baik zul fara’id karena
hubungan nasab maupun zul fara’id karena
hubungan semenda) dikurangi bagiannya secara
berimbang
Rukun ‘Awl
1. Ahli waris seluruhnya zul-fara’id
2. Terjadi tekor atau lebih dari 1 (satu)
Pendapat Ali bin Abi Thalib

• Ketika Ali bin Abi Thalib di atas mimbar di


Mesjid Kufah, seseorang bertanya kepadanya
tentang masalah waris yaitu seseorang meninggal
meninggalkan ayah, ibu, tiga anak perempuan,
dan isteri. Kemudian, beliau menjawab agar

Dasar Hukum bagian isteri diberikan sepersembilan


Kitab Undang-Undang Hukum
‘Awl Waris Mesir Pasal 15
• Apabila bagian-bagian ashabul furudh melebihi
harta peninggalan, harta peninggalan dibagi antar
mereka, menurut perbandingan bagian-bagian
mereka dalam mempusakai

Pasal 192 KHI


◦ Ayah = 1/6 zf QS 4: 11d

Kasus ‘Awl ◦ Ibu = 1/6 zf QS 4: 11d


◦ Istri = 1/8 zf QS 4: 12e
◦ 2 anak perempuan = 2/3 zf QS 4: 11b
◦ ◦ Pengecekan:
◦ 1/6 + 1/6 + 1/8 + 2/3 =
◦ 4/24 + 4/24 + 3/24 + 16/24 = 27/24  ‘awl
◦ Harus dikurangi secara berimbang dengan menambah angka
penyebut menjadi sama dengan angka pembilang, yaitu:
◦ 4/27 + 4/27 + 3/27 + 16/27 = 27/27
◦ Bagian warisan masing-masing ahli waris adalah
◦ Ayah = 4/27
◦ Ibu = 4/27
◦ Isteri = 3/27 = 1/9  ingat jawaban Ali bin Abi Thalib!
◦ 2 anak perempuan = 16/27  dibagi dua untuk masing-
masing anak perempuan
TUGAS!
◦ Jelaskan bagaimana ketentuan
bagian warisan untuk cucu menurut
system kewarisan Islam bilateral,
patrilineal, dan KHI! Sebutkan dasar
hukumnya.
TERIMA KASIH WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai