Anda di halaman 1dari 8

1

PORSI / BAGIAN AHLI WARIS DALAM ISLAM

NO AHLI WARIS PORSI KETERANGAN Dalil KHI

1 AYAH 1/6 Jika ada anak atau cucu . An-Nisa’ Pasal;177


ayat 11
1/6 + sisa Jika bersama dengan satu anak /cucu
perempuan/ Ashabah
ashabah Jika tidak ada anak atau cucu

2 Ibu 1/6 Jika ada anak atau cucu , atau dua orang An-Nisa’ Pasal; 178
sdr laki2, atau ada sdr pr kandung, seayah 11
atau seibu saja
1/3 Dari semua harta, jika tidak ada anak An-Nisa’
atau cucu , atau dua orang sdr laki2, atau 11
sdr pr kandung, seayah atau seibu saja
1/3 Dari sisa harta, jika tidak ada ahli waris di
atas dan setelah dikeluarkan bagian suami
atau isteri (masalah gharawain).

3 Suami 1/2 Jika tidak ada anak ata cucu An-Nisa’ Pasal; 179
12
2

1/4 Jika ada anak atau cucu

An-Nisa’ Pasal;180
4 Isteri 1/4 Jika tidak ada anak atau cucu 12
1/8 Jika ada anak atau cucu

5 Anak lk2 Ashabah Sendirian maupun bersama dengan anak An-Nisa’ Pasal;176
pr dengan porsi 2:1 ( 2 utk lk2 dan 1 utk 11 dan
pr). Hadist  01

6 Anak perempuan 1/2 Jika satu orang An-Nisa’ Pasal;176


11
2/3 Jika dua orang atau lebih
Ashabah Bersama dengan anak laki-laki satu orang
atau lebih

7 Sdr perempuan 1/2 Satu orang An-Nisa’ Pasal;182


kandung 12
2/3 Dua orang atau lebih
Ashabah Bersama dengan sdr lk2 kandung, anak2
pr, dan anak2 pr dari anak lk2. (cucu)
Mahjub* Dengan cucu lk2 dari anak lk2, ayah atau
(terhalang) kakek’
3

8 Sdr laki-laki Ashabah Sendirian atau bersama saudara lainnya An-Nisa’ Pasal;182
kandung atau seayah jika tidak ada anak, cucu dari anak laki- 12
laki, dan tidak ada ayah

9 Sdr perempuan 1/2 Jika satu orang An-Nisa’ Pasal;182


seayah 12
1/3 Dua orang atau lebih
Ashabah Bersama dengan sdr lk2 seayah
Mahjub Dengan ; anak, ayah, kakek, sdr lk2
(terhalang) kandung, sdr pr kandung.

10 Saudara seibu 1/6 Satu orang ( lk2 ataupun pr )


(lk2 dan pr)
1/3 Dua orang atau lebih (lk2 & pr).
Mahjub Dengan anak, ayah atau kakek, tetapi
tidak dengan ibu dan nenek.

11 Anak pr dari anak Mahjub Dengan anak lk2, juga 2 org anak pr
lk2
kandung
1/2 Satu orang
2/3 Dua orang atau lebih
1/6 Jika ada anak pr kandung satu orang
Ashabah Bersama dengan cucu lk2 dari anak laki2.
4

12 Kakek (ayah dari 1/6 + sisa Jika bersama dengan ahli waris lainnya
ayah)* dan tidak bersama dengan ahli waris
pokok
1/6 Jika bersama dengan anak lk2 dan cucu
lk2
1/3 atau Jika bersama dengan saudara yg
bagian meninggal, kakek mendapat 1/3 dari
paling semua harta atau berbagi dua dengan
banyak saudara. Tegasnya jika 1/3 bagiannya
lebih banyak untuk kakek, maka baginya
1/3. Jika berbagi dua lebih banyak dari
1/3, maka dia berbagi dua.
1/6 Jika bersama dengan sejumlah dan para
ahli waris lain yang menerima bagian
tertentu, kakek tetap mendapat bagian
yang terbanyak yaitu 1/6 dari seluruh
harta warisan. Jika para ahli waris sudah
menghabiskan bagian tertentu, maka
bagian saudara digugurkan dan kakek
tetap mendapat 1/6 walaupun harus
terjadi aul.
Mahjub Jika ada ayah.
Ashabah Jika tidak ada ahli waris yang pokok.
5

Catatan :

1. Ayah dari ayah disebut dengan kakek sahih, sedangkan ayah dari ibu disebut dengan kakek fasid dan
tidak berhak mendapat warisan.

2. Harta peninggalan sebelum dibagi harus terlebih dahulu diselesaikan masalah hutang piutang pewaris
(yang meninggal), biaya pemakaman dan wasiat yang dibolehkan (bila ada). Di samping itu bila si
mayit meninggalkan istri (janda) atau suami (duda) dan masih terikat perkawinan perlu dipisahkan
lebih dahulu antara harta bawaan (harta yang dipunyai sebelum menikah) dan harta bersama (harta
yang diperoleh setelah pernikahan atau harta gono-gini). Sesuai dengan hukum adat bahwa harta
bersama/gono-gini dibagi menjadi dua bagian, separuhnya adalah milik suami dan separuhnya milik
istri.( KHI: pasal.96 (1) jika terjadi cerai mati, maka separuh harta bersamanya untuk pasangan yg
masih hidup, dan Pasal 97 menyatakan bahwa Duda atau janda cerai masing-masing berhak seperdua
dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain.
3. Harta yang menjadi Harta warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah
digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah
(tajhis), pembayaran hutang dan pemberian kerabat (Pasal 171 butir e KHI ).
4. Kerabat yang tidak memperoleh bagian waris, ANAK ANGKAT atau ORANG TUA ANGKAT, tetapi
dapat memperoleh bagian sebagai HIBAH (ketika pewaris masih hidup) atau sebagai WASIAT
6

WAJIBAH, dan diberi bagian yang tidak boleh lebih dari 1/3 harta warisan sesuai ketentuan pasal 194
s/d 214 KHI.
5. Para ahli waris dapat bersepakat melakukan perdamaian dalam pembagian harta warisan, setelah
masing-masing menyadari bagiannya (pasal 183). Ini berarti bahwa perdamaian dilakukan sesudah harta
warisan dibagi sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

6. Para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat mengajukan permintaan kepada
ahli waris yang lain untuk melakukan pembagian harta warisan. Bila ada diantara ahli waris yang
tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui
Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian warisan. (pasal 188)
7

HAJIB (ORANG YANG MENGHALANGI) DAN MAHJUB (DIHALANGI) DALAM WARISAN


AHLI WARIS TERHALANG OLEH SUMBER KETERANGAN

KAKEK AYAH

NENEK IBU

1.Anak, baik lelaki maupun wanita.


Saudara Seibu 2. Cucu dari anak lelaki, baik lelaki maupun wanita.
3. Bapak
4. Kakek

1.Bapak/ kakek
Saudara Sebapak 2. Anak lelaki
3. Cucu lk 2 dari anak lk2
4. Saudara laki-laki kandung (seibu sebapak).

1.Anak laki-laki
Saudara Kandung 2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak/kakek
4. Terdinding dengan anak perempuan menurut
KHI berdasarkan pendapat Ibn Abbas
8

Anda mungkin juga menyukai