Anda di halaman 1dari 42

Pengantar & Prinsip-Prinsip

HUKUM WARIS ISLAM

Ro’fah Setyowati, S.H., M.H., Ph. D.


FH UNDIP
Muatan Materi
Rasionalitas & Filosofi Hukum Waris Islam
1
Dasar Hukum, Sifat berlakunya Hukum
2 Waris Islam di Indonesia

Keutamaan Kewarisan Islam Dalam Asas dan Pen-


3 erapannya

Garis Hukum, Jenis Ahli Waris dan


4 Bagian-bagiannya menurut KHI
1
Rasionalitas & Filosofi
Hukum Waris Islam
Rasionalitas Hukum Waris Islam
Alasan-alasan Mengenal Hukum Kewarisan Islam

1 2
Filosofi Kehidupan Kewajiban Muslim
Muslim Terhadap Islam

3 4
Fitrah kehidupan Hukum Mempelajari
Manusia Kewarisan Islam
5
Keilmuan, Praktis,
Ekonomis, Yuridis-Normatif.
1
Filosofi Kehidupan Muslim

QS. Ad Dzariyat :56 Manusia perspektif Islam


Ibadah Individu/ Lembaga /
pribadi korporasi
QS. Al-An ‘am : 162

Kaffaah Lillah - TAQWA


QS. Ath Thalaq : 2-3
Falah Barangsiapa bertakwa kepada
QS. Al. Baqarah : 208 Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar.
QS. Al-Qashash : 77 Dan memberinya rezki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya.
MENUJU ISLAM KAFAAH

Way of Belief Way of Worship


Way of Life

A B
C
Shahadah Shahadah A+B
Khitan Khitan
Nikah Nikah Business & Economy
Wafat Wafat Politics & Laws
Family & Social Life
Ibadah Cultural & Entertainment
Passive Muslim Other Rituals Thought & Education
(abangan)
Practising Muslim Holistic Muslim
(santri) (kaafah)
2 KEWAJIBAN MUSLIM TERHADAP ISLAM

• Mengimani (hukum kewarisan) Islam (4:136, 2:147)


• Mengilmui (hukum kewarisan) Islam (9:122)
• Mengamalkan (hukum kewarisan) Islam (9:105)
• Menda’wahkan / memperjuangkan (hukum kewarisan) Islam (5:67,
3;110, 3:104, 3:142
• Sabar (hukum kewarisan) (2: 214, 3:200)
3
Fitrah Kehidupan Manusia
inan Hibah,
P erk aw
Wasiat

Pengasuhan idik an
d
Pen
Status anak Mati
h
La
ir

Waris
Nafkah
Perwalian Harta Bisnis Perjanjian

Kekayaan
8
4
Hukum Mempelajari Kewarisan Islam

Mempelajari Hukum Waris Islam(Faroidh)


untuk diajarkan, adalah fardhu Kifayah.

Membagi harta waris bagi Pewaris Muslim


dengan hukum waris Islam (Faroidh)
adalah fardhu ‘ain.
Rujukan :
1. Syaikh Fadhol ibnu Muhammad AL Hadhromy, Kholashotul Kalam, Saad Ibnu Nashir Nabhan, Surabaya, 1374 H.
2. Afdol, Penerapan Hukum Waris Islam Secara Adil, Airlangga University Press, Surabaya, 2003.
3. Kompilasi Hukum Islam
2.
Dasar Hukum,
Sifat berlakunya
Kewarisan Islam
Di Indonesia
Kedudukan Hukum Waris Islam
Justifikasi Hukum Waris Islam bagi Muslim

“ Allah menerangkan
Allah mensyari'atkan bag- (hukum ini) kepadamu,
imu tentang (pembagian supaya kamu tidak sesat.
pusaka untuk) anak- (Allah menetapkan yang demikian itu se- Dan Allah Maha Mengetahui
anakmu….. Ini adalah bagai) syari'at yang benar-benar dari Al- segala sesuatu”
ketetapan dari Allah. lah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Sesungguhnya Allah Maha Penyantun. (QS. An Nisa : 12) ( QS. An Nisa : 176)
Mengetahui lagi Maha Bi-
jaksana. ” (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ke-
( QS. An Nisa : 11) tentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya
Allah memasukkannya kedalam syurga “Bagilah Harta warisan
yang mengalir didalamnya sungai-sungai, kepada para ahli waris
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itu- menurut kitabullah
(Al Qur’an )
lah kemenangan yang besar. (QS. An Nisa :
13) (HR. Muslim dan Abu Daud)
Konsep Kewarisan masa jahiliyah & Islam
Kaidah Umum :

Ketentuan Kewarisan Jahiliyah: Ketentuan Hukum Waris Islam:


a. Laki-laki yang sanggup mengendarai a. Laki-laki & Perempuan, selalu mendapat
kuda, berperang, merebut harta rampasan bagian tertentu.
perang (anak-anak laki-laki disamakan b. Suami & Istri saling mewaris.
perempuan = td berhak mewaris). c. Perempuan dan kel. garis ibu berhak
b. Perempuan dan garis ibu tdk berhak mewaris.
mewaris, bahkan dapat diwaris. d. Ibu, bpk dan grs keatas mdpt hak me-W
c. Anak angkat laki-laki berhak mewaris walau ada keturunan Lk dl grs kebawah
penuh. e. Ketentuan umum, AW Pr mdpt bgn ½ jml
yg diterima AW Lk.
d. Bapak/Ibu tidak mendapat bagian jk ada
anak laki2. f. Wasiat tdk boleh lbh dr 1/3 jml HP, kec.
seijin para AW.
e. Tidak ada batasan dalam wasiat dan hi-
g. An.angk tdk bhak me-W.dr OT angk.
bah. (KHI-wasiat wajibah)
f. Sumpah saling mewaris tidak dilarang h. Prjnjn/sumpah saling me-W tdk boleh.
DASAR HUKUM
KEWARISAN ISLAM DI INDONESIA

• Pasal II AP UUD 1945 menjadi dasar berlakunya


Hukum Waris Islam, Adat, Barat menurut Tata
hukum Pem. Hindia Belanda berdasar atas Pasal 131 IS
dan pasal 163 IS, selama belum ada pengaturan yang
baru.

PLURALISME HUKUM WARIS DI INDONE-


SIA
Hubungan Hukum Waris dengan hukum Perkawinan

• Hukum waris berkaitan secara sistemik dengan sistem hukum perkawinan


Nasional (UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU No. 7 Tahun
1989 tentang Pengadilan Agama dan Perubahannya
dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan UU No 50/2009).

• Hkm Perkawinan Nasional berbeda dengan prinsip Hukum Barat


(KUHPerdata)

• Hukum waris tidak dapat dipisahkan (berkaitan langsung) dengan


Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Kedudukan Suami Isteri dalam
perkawinan dan Harta Benda Perkawinan.
Berlakunya Sistem Hukum Waris di Indonesia
Sejak Jaman Kolonial Belanda

No Golongan Sistem Hukum Waris

1 Bumiputera (non Muslim) Hukum Adat

2 Bumiputera Muslim Hukum Islam


3 Keturunan Tionghoa dan Eropa Hukum Barat (Stb. 1917– 129)

4 Keturunan Arab (Muslim) Hukum Islam

5 Keturunan India (Muslim) Hukum Adat (Hukum Islam)

Keberlakuan Hukum Kewarisan Islam berdasar pada agama Pewaris


Berlakungan Hukum Waris Islam dan
Lembaga Peradilannya

Waris Islam •Pengadilan Agama


Semua WNI yg Muslim

Waris Adat •Pengadilan Negeri


Selain Islam & tidak tunduk
pada Hkm Barat

Waris Barat • Pengadilan Negeri


Untuk selain Islam & tunduk
pada hukum Barat
PERKEMBANGAN SISTEM HUKUM WARIS DI INDONESIA

• HUKUM WARIS ISLAM


Mengalami perkembangan konsep, khususnya tentang ‘ahli waris
penganti’ dan ‘wasiat wajibah’ berdasar Kompilasi Hukum Islam
(INPRES 1/1991) dan Yurisprudensi.

• HUKUM WARIS ADAT ?


. HUKUM WARIS BARAT ?
Dasar Hukum Kewarisan Islam
HK. POSITIF HK. POSITIF TERTULIS
TIDAK TERTULIS • UUD 1945 PS. 29 (1) : Kebebasan ber-agama
Pasal II AP UUD 1945 : memberlakukan Hukum
Waris Islam, Adat, Barat menurut Tata hukum Pem.
• Al Qur’an Hindia Belanda berdasar atas Pasal 131 IS dan pasal
• Hadits 163 IS, sebelum ada hkm waris nasional.
• UU 7/1989 jo UU 3/2006 TTG. PA jo UU No.
• Hasil Ijtihad
50/2012
• INPRES 1/1991 & KEP.MENAG 154/91 TTG KHI
• YURISPRUDENSI
DASAR KEWARISAN DALAM AL QUR’AN
POKOK PEMBANTU
QS. An Nisa : 7 QS. An Nisa : 1
QS. An Nisa : 8
QS. An Nisa : 11 QS. An Nisa : 9
QS. An Nisa : 12 QS An. Nisa : 33
QS. An Nisa : 176 QS. Al Baqarah : 180
QS. Al Baqarah : 233
QS. Al Baqarah : 240
QS. Al Anfal : 75
QS. Al Ahzab : 4
QS. Al Ahzab : 5
QS. Al Ahzab : 6
QS. Ath Thalaq : 7
3.
Keutamaan Kewarisan
Islam Dalam Asas dan
Penerapannya
Keutamaan Hukum Kewarisan Islam
1. Aspek Keadilan

Menempatkan Perempuan sebagai


“..Bagi anak laki-laki ada hak
Ahli Waris Sederajat dengan Laki-laki
bagian dari harta peninggalan ibu
Kedudukan Anak dan Orang Tua bapak dan kerabatnya, dan bagi
sebagai Ahli Waris Secara Serentak perempuan ada hak bagian (pula)
dari harta peninggalan ibu bapak
dan kerabatnya, baik seikit ataupun
Kedudukan Saudara sebagai Ahli Waris banyak menurut bagian yang dite-
tapkan…”
Suami Istri saling mewaris (QS. An Nisa : 7)

Makna Keadilan :
1. Membagi sama banyak kepada semua pihak
2. Membagi sesuatu dengan prinsip keseimbangan/proporsional (antara pemasukan dan pengeluaran), antara hak dan kewa-
jiban.
Keutamaan Hukum Kewarisan Islam
2. Aspek Kepastian Hukum
Perincian Bagian Tertentu bagi Orang- 1. Dzawil Furud
orang Tertentu dalam Keadaan Tertentu Mendapatkan bagian harta waris yg sdh
ditentukan secara pasti.
Orang Tua selalu mendapatkan bagian (Ps. 176-182 KHI jo Ps 192-193 KHI)
sebagai Ahli Waris 2. Ashobah
Mendapatkan harta waris berupa sisa sete-
lah dikurangi bagian AW dzawil furud
Saudara sebagai Ahli Waris ketika
(menghabiskan sisa harta waris).
Pewaris Kalalah (tidak ada Bapak & Anak)
(Ps. 193 KHI)
3. Ahli Waris Pengganti
Ahli Waris Perempuan selalu Menjadi pengganti dari Ahli Waris yang
mendapatkan bagian tertentu telah meninggal sebelum Pewaris.
(Ps. 185 KHI)
Keutamaan Hukum Kewarisan Islam
3. Aspek Kemanfaatan

Asas hubungan kekerabatan (nasab)


Asas hubungan hukum (perkawinan)
Asas bilateral
Asas ahli waris dan kepemilikan Individual
Asas pembinaan generasi
Asas memelihara hubungan keluarga / kerabat
Asas pewaris tidak boleh merugikan ahli waris
Asas hubungan timbal balik antara pewaris dan ahli waris.
Asas ahli waris prioritas berdasarkan kedekatan hubungan dengan pewaris.
Keutamaan Hukum Kewarisan Islam
4. Aspek Pemulian Perempuan
Hak Kebendaan Perempuan dalam Islam
Menempatkan Perempuan selalu mendap- 1. Sebagai anak: nafkah dari OT.
atkan bagian sebagai Ahli Waris 2. Sebagai anak: waris dari orang tua dan
kerabat.
3. Saat menikah: mahar dari suami.
Kedudukan Anak dan Orang Tua (ibu) 4. Sbg istri: nafkah dari suami.
Selalu sebagai Ahli Waris 5. Sbg Istri: Waris dari suami.
6. Sbh istri: Dapat menggunakan
Perempuan : kekayaan suami semasa hidup. Tidak
ADA HAK, sebaliknya.
7. Sbg Ibu: Nafkah dari anak laki2, jika
TIDAK ADA KEWAJIBAN EKONOMI suami tidak mampu/tidak ada.
Bagian waris secukupnya (1 bagian) 8. Sbg apapun: Bebas melakukan
kontrak/perjanjian, mendapatkan hibah,
Laki-laki, hadiah, dll.
ADA HAK &
ADA KEWAJIBAN EKONOMI
Bagian waris lebih banyak (2 bagian)
Keutamaan Hukum Kewarisan Islam
5. Aspek Fleksibilitas

Asas mengutamakan perdamaian


Asas pewaris tidak boleh merugikan ahli waris
Asas ikhtiyari dalam ijbari (fakultatif dalam imperatif)

Para AW dapat bersepakat melakukan perdamaian dalam pemba-


gian harta warisan, setelah masing-masing menyadari bagiannya”
(Ps. 183 KHI)
Perubahan Paradigma Kewarisan
Filosofi Kewarisan Pra-Islam ke Islam Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang se-
andainya meninggalkan di-
Kewarisan berba- belakang mereka anak-anak
Kewarisan
sis yang lemah, yang mereka
berbasis keluarga
kabilah khawatir terhadap (kese-
jahteraan) mereka. Oleh se-
bab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan
Orientasi hendaklah mereka mengu-
Orientasi menang capkan perkataan yang be-
kesejahteraan
peperangan nar.
keluarga
(QS AN Nisa: 9)
Pembaharuan
Hukum Kewarisan Islam
4.
Garis Hukum,
Jenis Ahli Waris dan
Bagian-bagiannya
mmenurut KHI
Jenis Ahli Waris Menurut KHI
Menurut Kompilasi Hukum Islam

1. Dzawil Furud
Mendapatkan bagian harta waris yg sdh ditentukan secara pasti.
(Ps. 176-182 KHI jo Ps 192-193 KHI)

2. Ashobah
Mendapatkan harta waris berupa sisa setelah dikurangi bagian AW dzawil furud
(menghabiskan sisa harta waris).
(Ps. 193 KHI)

3. Ahli Waris Pengganti


Menjadi pengganti dari Ahli Waris yang telah meninggal sebelum Pewaris.
(Ps. 185 KHI)
Orientasi Kewarisan Islam

 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang


seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
(QS AN Nisa: 9)
KELOMPOK AHLI WARIS
Pasal 174 KHI

(1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari:


a. Menurut hubungan darah:
- golongan laki-laki terdiri dari : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek.
- Golongan perempuan terdiri dari : ibu, anak perempuan, saudara perempuan dari nenek.
b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari : duda atau janda.

(2) Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah,
ibu, janda atau duda.
BAGIAN AW : ANAK, BPK & IBU
AN NISA : 11 (10 grs hk)  (KHI ps. 176-178)
1. Allah menentukan pembagian HW.
2. Seorg An. Lk, 2 bgn An Pr;
3. Jk. hy. Ada An. Pr, 2 org atau lbh, mk mdp 2/3 harta (HW);
4. Jk. An. Pr 1 org, bgnnya ½;
5. Jk ada An, mk Ibu&Bp, msng2 1/6.
6. Jk. tanpa An. dan AW hanya ibu & Bp, mk ibu mdp 1/3. (Bapak Ashobah)
7. Jk. Tanpa An. dan punya bbrp Sdr, mk ibu mdp 1/6;
8. Pembagian HW dilaksanakan setelah dibayarnya wasiat &/hutang PW. (pen-hutang diba-
yarkan terlebih dahulu, baru wasiat)
9. Kamu td mengetahui siapa (Ibu-Bp atau An) yg lbh dekat (byk) manfaatnya bagimu. (ini
menjadi sandaran hukum untuk wasiat wajibah)
10. Ini ketetapan dr Allah. Allah Maha Mengetahui lg Maha Bijaksana.
BAGIAN AW : DUDA, JANDA, SDR SEIBU
AN NISA :12 (8 grs hk.)  (KHI ps. 179-180)
1. Jk. tanpa An, duda mdp ½.
2. Jk. ada An, duda mdp ¼.
3. Jk. tanpa An, janda mdp ¼.
4. Jk.ada An, janda mdp 1/8.
5. Pelaksnn pembgn waris setelah wasiat dan/hutang dibayar. (pen-hutang dibayarkan terlebih
dahulu, baru wasiat)
6. Jk. tanpa Bp dan An (kalalah), punya 1 Sdr Lk (seibu) atau 1 Sdr Pr, mk msng2 mdp 1/6.
7. Jk tanpa Bp dan An (kalalah), Sdr seibu lbh dr seorg, mk bersama mdp 1/3.
8. Pelaksanaan pembagian waris, stlh wasiat & hutang dibayar dg td memberi mudharat kpd AW .
9. Ini mrpkn syari’at yg benar2 dr Allah. Allah Maha Mengetahui lg Maha Penyantun. (pen-hutang
dibayarkan terlebih dahulu, baru wasiat)
BAGIAN AW : SDR LK/PR (Sebapak/Sekandung)
AN NISA : 176  (KHI ps. 181-182)
1. Jk.kalalah, punya 1 Sdr Pr, mdp ½.
2. Jk.kalalah, punya Sdr Lk, mdp sisa seluruh HW.
3. Jk.kalalah, punya 2 Sdr Pr atau lebih, mrk mdp 2/3
4. Jk.kalalah, punya Sdr Lk & Pr, mk Lk mdp 2 bgn Pr.
5. Allah menerangkan hukum ini, supaya tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.

Catatan :
Sdr Lk/Pr, jika tidak disebutkan spesifikasinya, maka dianggap sebagai sekandung (Si/Sb) atau sebapak (Sb).
Saudara sekandung/sebapak/seibu hanya mendapat hak waris jika PW Kalalah
(Tidak ada anak & bapak)

[Sdr terhalang oleh anak & Bapak, tp tidak terhalang oleh ibu]
Jenis Ahli Waris Keterangan Bagian
Anak Perempuan
Dzawil Furud 1 org 1/2 Ringkasan
jk Pewaris tanpa An. Lk2 2 org atau lebih 2/3 (bersama-sama) Bgn Anak,
Ashobah Jk Pewaris ada Anak Laki2 Bersama-sama 2:1
Bapak
Bapak
Dzawil Furud Jk Pewaris ada anak Laki2 1/6
& Ibu
Asobah Jk Pewaris tanpa anak sisa HW
Pewaris hy ada anak Pr. 1/6 + Sisa HW
Ibu
Selalu Dzawil Furud Jk Pewaris tanpa Anak/ 1/3
Jk Pewaris Tanpa anak, tp ada Sdr. hy 1 org. 1/3
Jk Pewaris ada anak 1/6

Jk Pewaris Tanpa Bapak & Anak (kalalah), 1/6


Tp, ada bbrp (2 orang atau lebih)
Saudara (Seibu/Seayah/sekandung).
Duda Jk Pewaris tanpa Anak 1/2
Selalu Dzawil Furud Jk Pewaris ada Anak 1/4
Janda Jk Pewaris tanpa Anak 1/4
Selalu Dzawil Furud Jk Pewaris ada Anak 1/8
Ringkasan Bgn Saudara
Jenis Ahli Waris Keterangan Bagian
Saudara Lk/Pr Seibu 1 org 1/6 (masing-masing)
Selalu Dzawil Furud Jk Pewaris tanpa Anak & Bapak (kalalah)
2 orang atau lebih 1/3 (bersama-sama)
Jk Pewaris tanpa Anak & Bapak (kalalah)
Saudara Perempuan Jk Pewaris Tanpa Anak & Bapak (kalalah),
sekandung/sebapak 1 org ½
Dzawil Furud 2 org atau lebih 2/3 (bersama-sama)
Asobah Jk Pewaris Tanpa Anak & Bapak (kalalah), Sisa HW – bgn Dzawil Furud,
jika bersama Sdr. Laki2 sekandung/sebapak dibagi bersama-sama 2:1
Saudara laki-laki Jk Pewaris tanpa Anak & Bapak (Kalalah), Sisa HW setelah dikurangi
sekandung/sebapak - sendiri bgn Dzawil Furud
Asobah - bersama Saudara Perempuan Sisa HW-bgn Dzawil Furud,
dibagi bersama-sama 2:1
AHLI WARIS ASHOBAH
Menurut Kompilasi Hukum Islam

1. Ashabah Bi Nasabiah = Menjadi ashabah dikarenakan ada pertalian darah/


hubungan darah, antara lain :
a. Anak Laki2
b. Bapak (jk tidak ada anak Laki2)
c. Saudara laki2 Sekandung/Sebapak (jk tdk ada anak Laki2 dan tdk ada Ba-
pak)
2. Ashabah Sababiyah = Menjadi ashabah dikarenakan ada sebab
a. Anak Perempuan, jk bersama2 anak laki2.
b. Sdr Perempuan, jk bersama2 Sdr laki2 Sekandung ataupun seayah, ketika
Pewaris kalalah.
AHLI WARIS PENGGANTI (MAWALI)
(Pasal 185 KHI) :

a. Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada si


pewaris, kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya,
kecuali mereka terhalang karena hukum.

b. Bagian dari ahli waris pengganti tidak boleh melebihi ba-


gian AW yang sederajat dengan yang diganti.
Tugas
Membuat Contoh Bagan Kewarisan

A. Buat Contoh Bagan Masing2 Ahli Waris dalam setiap ke-


dudukan dan atau bilangan yang diterimannya.
B. Dari contoh-contoh yang dibuat, berikan masing-masing
bagian harta waris yang dapat diterima menurut KHI.
Tugas 2
Membuat Bagan Kewarisan

A. Dalam sebuah kecelakaan, terdapat korban meninggal dunia 2 orang. Seorang laki-
laki (B-35 th), disusul kemudian seorang perempuan (Y-65). Keluarga yang
selamat terdiri dari : suami (A), seorang anak laki2 (C), seorang anak perempuan
(D), serta dua orang cucu laki-laki dan perempuan (E dan F) dari B dan istri dari B,
yaitu K. Buat bagan Kewarisannya dan berapa bagian masing-masing keluarga
yang berhak mendapatkan harta waris Y dan harta waris B.
B. X mempunyai seorang ayah, seorang ibu, seorang istri, dua orang anak perempuan
dan dua orang anak angkat laki-laki, serta dua orang saudara laki-laki. Apabila X
meninggal, bagaimana pembagian harta waris X untuk keluarga yang ditinggalkan.
Buatlah bagan kewarisan disertai pembagian yang dimungkinkan menurut KHI.
Kesimpulan
Kewarisan Islam mempunyai keunggulan dalam berbagai aspek, antara lain :
keadilan, kepastian hukum, kemanfaatan, pemuliaan perempuan dan
fleksibilitasnya, baik dalam asas-asas maupun ketentuan-ketentuannya yang
bersifat universal.

Hikmah kewarisan Islam, yaitu:


1. Memberi kedudukan manusia sesuai fitrah penciptaannya secara mulia.
2. Mencegah kesengsaraan atau kemiskinan pada ahli waris.
3. Memberikan balasan jasa kepada ahli waris sesuai paranan.
4. Mencegah penimbunan harta kekayaan yang dilarang oleh Islam.
5. Mengurangi kecenderungan ’serakah’ antara para ahli waris dengan pemba-
gian porsi yang jelas
Jazaakumullaah
Khoiron katsiir

Anda mungkin juga menyukai