Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nafla Shahada

Nim : 1223010091
Kelas/Jurusan : 3C/ Hukum Keluarga
Tugas UTS Kewarisan

1. Pewarisnya adalah seorang Ayah

Ahli Waris Bagian Dasar Hukum


Anak Angkat 1/3 karena sebagai bagian Pasal 209 KHI
Laki-laki wasiat wajibah
Saudara 2/3 (ashabah bi al nafsi) Q.S An-nisa 176
Kandung Laki- karena saudara laki-laki Pasal 174 huruf (a)
laki sekandung sebagai ahli Pasal 182 KHI
waris pengganti
Permasalahan.

Seorang laki laki meninggal ( Pewaris). Isterinya telah meninggal lebih dahulu. tidak mempunyai
keturunan. Akan tetapi mengangkat anak (laki laki). Oleh Pewaris dibuatkan akte Kelahiran atas
nama suami isteri tersebut sedangkan masyarakat dan keluarga tau

Pada waktu meninggalnya ada saudara laki lakinya satu orang yg masih hidup ( ahli waris).Pewaris
meninggalkan harta warisan berupa tanah darat. sawah yg didapat dari warisan orang tuanya ( harta
bawaan).Merasa saudaranya pewaris sebagai ahli waris, maka terjadilah keributan dengan sang anak
angkat karena si anak angkat mempunyai hak waris sebagai anak kandung karena punya akte
kelahiran. Sehingga tidak mau membagikan harta tersebut kepada si Paman ( saudara kandung
Pewaris).

Analisa.

Yang meninggal disebut Pewaris. Ahli. Warisnya adalah saudara kandung satu satunya.
Permasalahannya terhadap anak angkat yg dibuatkan akte kelahirannya. Oleh ustaz dan pemuka
masyarakat setempat sudah diupayakan didamaikan tapi tidak berhasil. Ditinjau dari hukum
kewarisan karena tidak punya anak kandung maka saudara kandung laki laki adalah sebagai ahli
waris nya yg berhak atas peninggalan/tirkah pewaris.

Kendala dalm penyelesaian masalah ini adalah si abak angkat merasa sebagai anak kandung, dan
tidak mau membagi dengan paman ( sdr kandung pewaris). Solusinya agar harta warisan tersebut
bisa dibagi adalah saudara laki laki tersebut mengajukan Pembatalan akte Kelahiran si anak angkat
tersebut ke Pengadilan Negeri kemudian mengajukan Gugatan Waris ke Pengadilan Agama ( pasal
188 KHI) Barulah harta warisan bisa dibagikan kepada mustahiq.

2. Beberapa Tahap dalam penentuan harta waris:


A. Dimulai dengan mendata pewaris yang diperoleh semasa hidupnya adalah berupa
- Harta bawaan
- Harta Bersama
B. Mendata Hutang pewaris jika ada
- Wasiat pewaris yang harus dilaksanakan
- Menghitung biaya pelaksaan jenazah
C. Setelah diketahui jumlah harta warisan, baru harta bisa dibagi setelah dilunasi segala
hutanng dan wasiat yang harus di keluarkan.

Itu yang disebut dengan harta waris yang dibagikan kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan
Faraidh. Di indonesia sudah diatur dalam buku II Hukum Kewarisan mulai dari pasal 171 s/d 214 KHI.

3. Harta Bawaan + ½ Jumlah Harta Bersama = Total – Hutang


Rp 3.850.000.000 + Rp 2.325.000.000 = Rp 6.125.000.000 – Rp 425.000.000 =
Rp 5.750.000.000
Jadi total harta yang diwariskan ada Rp 5.750.000.000

Anda mungkin juga menyukai