Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDY KENOTARIATAN
Jalan Sumatera No. 41 Bandung- Telp.02- 4210243 Fax. 022-
4203002
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
SEMESTER GANJIL T.A. 2020/2021
Nama : Iselda Nur Istiqomah
Nim : 198100004
Mata Kuliah : HUKUM WARIS
Semester : III (TIGA)
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Maret 2021
Waktu : 19.00 – 20.30 WIB
Dosen : F. Davy Gunadi Natanegara, SH,
SpN.
SIFAT UJIAN : OPEN BOOK
Catatan:
1. Lembar Jawaban Ujian diketik dalam kertas HVS.
2. Apabila lembar jawaban Anda lebih dari satu halaman, maka tiap lembar jawaban
diberi nomor halaman di sebelah kanan atas.
3. Lembar jawaban ujian difoto menggunakan CamScanner/scan PDF dan dikirim
dalam satu file PDF (ukuran file pdf Max 5 mb).
4. Lembar Jawaban Ujian yang sudah di-scan dikirim via LMS PRODI
KENOTARIATAN UNPAS paling telat hari Sabtu, 6 Maret 2021 pukul 20.30 WIB.
Lewat dari pukul 20.30 dianggap tidak mengikuti ujian.

Soal. :
1. Hukum waris merupakan keseluruhan peraturan yang mengatur akibat hukum
dari meninggalnya seseorang terhadap harta kekayaannya.
Jelaskan mengenai unsur-unsur pewarisan dan sedikitnya 5 asas-asas
pewarisan menurut hukum waris barat.
2. Seperti kita ketahui surat wasiat adalah suatu akta yang memuat pernyataan
seseorang tentang apa yang dikendakinya agar terjadi setelah ia meninggal
dunia.
Coba saudara jelaskan bentuk surat wasiat secara umum dan apa yang saidara
ketaui mengenai Codicil.
3. Indra semasa hidupnya belum pernah menikah. Pada saat Indra menikah ia
meninggalkan orang tuanya, yaitu Budi dan Susi, tiga orang saudara, yaitu
Agus, Mirna dan Ari. Selain saudaranya tersebut meninggalkan juga dua
keponakannya, yaitu Ira dan Gatot yang merupakan anak dari Irfan, saudara
Indra yang meninggal terlebih dahulu dari Indra.
Harta peninggalan Indra berjumlah Rp.8.000.000.000.-
Siapakah ahli waris Indra dan berapa bagiannya masing-masing
4. Johan dan Ana menikah pada tahun 1970 dengan percampuran harta. Tahun
2017 Johan membuat surat wasiat yang isinya mengangkat temannya yaitu
Asep dan Karin sebagai ahli waris untuk 2/3 bagian Harta Peninggalannya.
Pada tahun 2020 Johan meninggal. Pada saat Johan meninggal harta Johan
dan Ana sebesar Rp.2.6000.00.000.
Apakah isi surat wasiat tersebut dapat dilaksanakan? Selesaikan perhitungan
kasus tersebut di atas.
5. Erik untuk pertama kali menikah dengan Lely pada tahun 1967. Dari
perkawinan tersebut lahir seorang anak bernama Herda. Pada tahun 1975
Herda meninggal dunia. Tahun 1980 Erik menikah dengan Reni dengan
percampuran harta. Ke dalam perkawinan tersebut Erik membawa harta
sebesar Rp.6.500.000.000.- sedangkan Reni membawa harta sebesar
Rp.70.000.000.-. Dari perkawinan tersebut dilahirkan tiga orang anak, yaitu
Hera, Lisa, dan Pongki. Pada tahun 2020 Erik meninggal. Pada saat Erik
meninggal harta berjumlah sebesar Rp.8.200.000.000.-
Bagaimana cara pembagian harta tersebut?

------------------------------------------ selamat bekerja --------------------------------------------

Jawaban
1. Unsur-unsur Pewarisan
Unsur terjadinya pewarisan diperlukan unsurunsur sebagai berikut :

a) Adanya orang yang meninggal dunia (erflater), yang meninggalkan harta


warisan yang disebut pewaris.
b) Adanya orang yang masih hidup (erfgenaam), yaitu orang yang
menurut Undang-undang atau testaman berhak mendapat waris, yang
disebut ahli waris.
c) Adanya benda yang ditinggalkan (erfenis tialatemchap), yaitu segala
sesuatu yang ditinggalkan oleh pewaris pada saat ia meninggal dunia
yang disebut harta warisan, bisa berbentuk aktiva atau passiva.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam unsur-unsur pewarisan
adalah :
 Syarat-syarat yang berhubungan dengan pewaris Untuk terjadinya maka si
pewaris harus sudah meninggal dunia sebagaimana disebutkan pada
pasal 830 KUH Perdata Pewarisan hanya berlangsung karena kematian.
 Syarat-syarat yang berhubungan dengan ahli waris. Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata memperlihatkan beberapa unsur, yaitu sebagai berikut : 1.
Seorang peninggal warisan atau erflater yang pada wafatnya meninggalkan
kekayaan. 2. Seseorang atau beberapa orang ahli waris atau erfgenaam yang
berhak menerima kekayaan yang di tinggalkan. 3. Harta warisan atau
nalatenschap, yaitu wujud kekayaan yang di tinggalkan dan beralih kepada ahli
waris.

Asas-asas hukum waris perdata Dalam hukum waris perdata berlaku asas-asas
yaitu :

 Hanyalah hak-hak dan kewajiban dalam lapangan hukum kekayaan harta


benda yang dapat diwariskan.
 Adanya saisine bagi ahli waris, yaitu sekalian ahli waris dengan
sendirinya secara otomatis karena hukum memperoleh hak milik atas
segala barang, dan segala hak serta segala kewajiban dari seorang yang
meninggal.
 Asas kematian, yaitu pewarisan hanya bisa terjadi karenya meninggalnya
pewaris.
 Asas individual, yaitu ahli waris perorangan, secar pribadi menjadi ahli
waris bukan kelompok ahli waris.
 Asas bilateral, yaitu seseorang bisa mewarisi harta warisaan dari pihak
ayah maupun pihak ibu.
 Asas penderajaatan, yaitu ahli waris yang derajatnya lebih dekat maka
akan menutup ahli waris yang derajatnya lebih jauh dari pewaris.
2. Menurut pasal 931 KUH Perdata,wasiat menurut bentuknya dibedakan menjadi
:
 Wasiat olografis (olografis testament), yaitu suatu wasiat yang ditulis dengan
tangan orang yang yang akan meninggalkan warisan itu sendiri (eigen
handing) dan harus diserahkan pada notaris untuk disimpan (Pasal 932 ayat
1 dan 2 KUH Perdata). Penyerahan ini harus dibuatkan akte yang disebut
akta penyimpanan (akta van depot) yang ditandatangani oleh pembuat
wasiat, notaris dan 2 orang saksi yang menghadiri peristiwa. Penyerahan
kepada notaris dapat dilakukan secara terbuka atau tertutup (dalam
amplop), jika tertutup maka pembukaan dilakukan oleh Balai harta
peninggalan (BHP) dan dibuat proses verbal.
 Wasiat umum (Openbare testament), dibuat oleh notaris (Pasal 938 dan 939
ayat (1) KUH Perdata). orang yang akan meninggalkan warisan menghadap
kepada notaris dan menyatakan kehendaknya. Notaris tersebut akan
menulis dan dihadiri oleh 2 orang saksi.bentuk ini paling banyak dan baik
karena notaris dapat mengawasi isinya dan memberikan nasehat-nasehat
tentang isinya.
 Wasiat rahasia.dibuat oleh pemberinya atau orang lain kemudian
ditandatangani pewaris,dan harus diserahkan sendiri kepada notaris dengan
4 orang saksi,dalam keadaan tertutup dan disegel (Pasal 940 KUH Perdata).
 Menurut Pasal 4 S. 1924 – 556, untuk golongan timur asing bukan tionghoa
(yang baginya tidak berlaku hukum perdata barat) wasiat harus dilakukan
dalam bentuk wasiat umum (openbaar testament). Pada prinsipnya suatu
wasiat harus dibuat dengan bantuan notaris (Pasal 935 KUH Perdata), tetapi
Undang-undang mengenal codicil,yaitu surat wasiat yang dibuat dibawah
tangan,dimana orang yang meninggalkan warisan itu menetapkan hal-hal
yang termasuk pemberian atau pembagian warisan itu sendiri. Codicil
tersebut berisi pengangkatan pelaksana wasiat (executour testamentair),
atau penyelenggara penguburan.
 Wasiat yang dibuat diluar negeri,harus dibuat dengan akta otentik dengan
mengindahkan cara yang berlaku dinegara mana wasiat tersebut dibuat. jadi
harus dalam bentuk wasiat umum (karena harus dengan akta
otentik),kecuali codicil.
3. Sesuai dengan pemnagian waris golongan ketiga, maka apabila lebih dari dua
saudara, harus di keluarkan dulu bangian ayah dan ibunya masing masing ¼
bagian
Maka, Budi = ¼ x 8.000.000.000= 2.000.000.000
Susi= ¼ x 8.000.000.000= 2.000.000.000

Pembagian saudara saudara Indra yaitu Irfan, A dan B adalah sisa dari harta
peninggalan Indra yang telah dikurangi dari kedua orang tuanya tersebut maka dari ½
bagian, dibagi kepada saudara indra tersebut yaitu 8000.000.000-
4.000.000.000=4.000.000.000:4 saudara Maka, Irfan = 1/8 x 8.000.000.000=
1.000.000.000

Agus 1/8 x 8.000.000.000= 1.000.000.000

Mirna = 1/8 x 8.000.000.000= 1.000.000.000

Ari =1/8 x 8.000.000.000= 1.000.000.000

Namun karena irfan telah meninggal dan meninggalkan 2 orang anak yaitu ira dan
gatot, oleh karena itu bagian irfan jatuh kepada ira dan gatot.
Maka, Ira =1/2 x 1.000.000.000 = 500.000.000
Gatot=1/2 x 1.000.000.000 = 500.000.000
4. Surat wasiat atau testamen menurut Pasal 875 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata adalah sebuah akta berisi pernyataan seseorang tentang apa yang
dikehendakinya terjadi setelah ia meninggal, yang dapat dicabut kembali olehnya.
Sehingga dalam kasus tersebut dapat dilaksanakan, cara penghitungannya adalah:
Anna = 1/2 x 2.600.000.000=1.300.000.000
Asep dan karina = 2/3 x 1.300.000.000 = 866.666.666
Sisa harta 433.333.333 karena tidak di jelaskan apakah johan memiliki anak atau
orang tua maka sisa harta tersebut di berikan kepada ana.
5. Pada soal tersebut tidak di jelaskan apakah heri dan leny bercerai, dan tidak
disebutkan harta leny ataupun dalam perkawinan mereka ada perjanjian pisah
harta atau tidak, maka saya ada 2 kemungkinan
Jika Erik dan Reni bercerai maka yang di hitung di sini adalah harta perkawinan
erik dan reni saja, karena di soal yang menyertakan harta adalah erik dan reni, jika
di hitung maka penyelesaiannya sebagai berikut:
Harta bawaan reni harus di pisahkan terlebih dahulu=
8.200.000.000-70.000.000= 8.130.000.000
Masing-masing 3 anak yang masih hidup dan leny mendapatkan ¼ bagian
Reni=¼ x 8.130.000.000= 2.032.500.000
Hera=¼ x 8.130.000.000= 2.032.500.000
Lisa=¼ x 8.130.000.000= 2.032.500.000
Pongki=¼ x 8.130.000.000= 2.032.500.000
Namun Apabila Leny masih menjadi istri dari Erik dan dalam pernikahan mereka
terjadi percampuran harta maka:
harta-harta peninggalannya harus dikurangi harta bersama antara almarhum ayah
Anda dan istri pertama serta istri keduanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 128 KUH Perdata dan Pasal 96 ayat (1) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam (“KHI”)
Harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai istri lebih dari
seorang, masing-masing terpisah dan berdiri sendiri.
Pemilikan harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai istri
lebih dari seorang sebagaimana tersebut ayat (1), dihitung pada saat
berlangsungnya akad perkawinan yang kedua, ketiga atau keempat.

Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama Buku II telah


memberi penjelasan mengenai pembagian harta bersama untuk para istri dalam
poligami. Harta yang diperoleh oleh suami selama dalam ikatan perkawinan dengan
istri pertama, merupakan harta bersama milik suami dan istri pertama. Sedangkan
harta yang diperoleh suami selama dalam ikatan perkawinan dengan istri kedua
dan selama itu pula suami masih terikat perkawinan dengan istri pertama, maka
harta tersebut merupakan harta bersama milik suami istri, istri pertama dan istri
keedua.

Bila terjadi pembagian harta bersama bagi suami yang mempunyai istri lebih dari
satu orang karena kematian, maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

Untuk istri pertama 1/2 dari harta bersama dengan suami yang diperoleh selama
perkawinan, ditambah 1/3 dari harta bersama yang diperoleh suami bersama
dengan istri pertama dan istri kedua . Sehingga yang didapat istri kedua adalah 1/3
dari harta bersama yang diperoleh suami bersama dengan istri pertama dan istri
kedua.

Perhitungannya menjadi:
Lenny = 1/2 x Rp.6.500.000.000.-= Rp. 3.250.000.000
8.200.000.000- 3.250.000.000= Rp. 4.950.000.000
Rp. 4.950.000.000-70.000.000(Harta Bawaan Reni)= 4.880.000.000
1/3 x Rp. 4.880.000.000= 1.626.666.666
Reny = 1/3 x Rp. 4.880.000.000= 1.626.666.666
Ketiga anak reni
Hera= 1/3x1.626.666.666=542.222.222
Lisa= 1/3x1.626.666.666=542.222.222
Pongki= 1/3x1.626.666.666=542.222.222

Anda mungkin juga menyukai