Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANGGA PRAYUDA

NIM : 042661771

MAKUL : HKUM4408

TUGAS 3

Kasus  1

Cababa adalah seorang anak tunggal keturunan bangsawan kaya raya dengan total kekayaan
sebesar 10 triliun rupiah, saat ayahnya meninggal dunia diketahui ternyata ayahnya memiliki
seorang istri siri dengan dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Tidak hanya
itu, diwakili oleh pengacaranya, yang berdasarkan surat wasiat diketahui ayah cababa telah
mewakafkan 30% hartanya untuk pembangunan rumah ibadah dan panti asuhan. serta
menghibahkan 15% dari harta yang dia miliki kepada anak perempuannya dari hasil nikah siri. Dari
kejadian ini cababa tidak terima dan menempuh jalur hukum untuk masalah ini. Hingga berita ini
turun masih sementara dilakukan upaya mediasi oleh pengadilan di peradilan agama.

1. Siapa saja yang masuk dalam kategori ahli waris berdasar kajian hukum yang berlaku.
2. Berapa jumlah yang seharusnya diterima masing-masing dari ahli waris yang ada dalam
kasus tersebut?

Kasus  2

Hermawan diketahui memperoleh hibah dari laki-laki bernama ahmad. Diketahui bahwa ahmad
hidup sebatangkara dan di rawat oleh hermawan. Sebelum meninggal, ahmad melalui pengacaranya
membuat akta dengan menghibahkan tanahnya seluas 5.000 m2 serta mewakafkan 7000 m2 dari
total 20.000 m2 luas tanah yang dimilikinya kerpada hermawan. Sepeninggal ahmad ternyata
diketahui bahwa dia memiliki ahli waris yakni 2 orang anak laki-laki yang melayangkan gugatan ke
pengadilan agama makassar terkait hibah dan wakaf yang dibuat ahmad mengingat mereka ahli
waris hanya mendapatkan kurang dari ½ bagian dari total tanah warisan peninggalan orangtuanya.
Setelah gugatan diterima langsung dilakukan proses acara peradilan dengan putusan
memenangkan gugatan tergugat. Namun belakangan ternyata putusannya dinyatakan batal demi
hukum.

Silahkan analisis kasus di atas, kemudian kemukakan pendapat terkait peristiwa yang ada berdasar
asas serta dasar hukum yang relevan?
JAWABAN

1. Anak sah dan anak dari pernikahan sirih. Pewarisan terhadap anak dari hasil perkawinansiri
sangat berbeda dalam dua sudut hukum. Meskipun sama-sama dapat mewaris sebagaianak
sah, tetapi bagian warisnya berbeda. Dalam hukum perdata, bagian warisnya dibagirata.
Sedangkan dalam hukum Islam, anak hasil perkawinan siri dihitung sebagai
anak sah. Bagian anak perempuan adalah ⁄ apabila ia anak satu-satunya, dan ⁄ apabila ada
lebihdari satu anak perempuan. Sedangkan bagian anak laki-laki adalah seluruh sisa
hartawarisan yang telah dibagi dengan ahli waris lainnya. Apabila anak laki-laki
mewaris bersama anak perempuan, maka bagian anak lakilaki tersebut adalah dua kali anak  p
erempuan. Pada dasarnya anak dari hasil perkawinan siri dapat dikategorikan dalamanak yang
disahkan karena ayah biologisnya menikahi ibu biologisnya secara agama sehingga
seharusnya bagian warisnya pun disamakan dengan anak dari perkawinan yangsah.
Pembagian warisan anak sah adalah sama rata, yaitu satu banding satu. Anak
sahmerupakan golongan I dan memiliki sifat menutup golongan yang lebih jauh.
Kedudukana n a k d a r i p e r k a w i n a n s i r i i n i s e b a g a i a n a k y a n g d i s a h k a n
dipatahkan dengan
adanyakeharusan mencatatkan pernikahan baru dia bisa diakui Negara se
b a g a i   a n a k   s a h sebagaimana diatur dalam undangundang nomor 1 tahun 1974, sehingga
berlakulah asaslex specialis derogate legi generalis. Meskipun anak hasil perkawinan
siri diakui secarasah dalam hukum Islam dan mendapat bagian yang sama dengan
anak sah, tetapi hal initi dak berlaku di Indonesia. Hukum Islam yang diberlakukan
di Indonesia tetap ti dak mengakui adanya perkawinan siri, sehingga anak tersebut
hanya bisa mewarisi hartaibunya, bukan ayahnya. Apabila ia tetap ingin mewarisi
harta ayahnya, bisa tetap
dibagi berdasar acauan pembagian yang ada, tetapi apabila ada sengketa hanya bisa diselesaik
anm e l a l u i   j a l u r   k e k e l u r a g a a n   k a r e n a   a n a k   h a s i l   p e r k a w i n a n   s i r i   j u g a   ti d a k  
m e m i l i k i kedudukan apapun dalam hukum yang berlaku di Indonesia

2. Hitung Bagian Harta Waris yang Diperoleh Setiap Ahli Waris

Setelah itu, hitung bagian waris yang diperoleh masing-masing ahli waris, dengan rumus berikut:

a. Bagian Ayah (Kakek Anda)

Sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bagian ayah sudah ditentukan, yaitu berhak
atas 1/6 bagian dari harta waris.
 
b. Bagian Anak

Dikarenakan Anda selaku anak merupakan ahli waris asabah, maka perlu dihitung terlebih
dahulu besaran harta waris yang tersisa setelah dikurangi dengan bagian ahli waris dzul
faraid, dengan rumus berikut:
 

Dalam kasus Anda, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Sehingga, sisa harta waris yang berhak dibagi kepada ketiga anak pewaris ialah 5/6 bagian dari
harta waris.
 
Selanjutnya, hitung bagian masing-masing anak.
Diketahui bahwa:
A = Anak perempuan
B = Anak laki-laki (1)
C = Anak laki-laki (2)

Sehingga bagian masing-masing, sebagaimana yang kami jelaskan sebelumnya, yaitu: A = 1, B =


2, dan C = 2.
Kemudian, besaran bagian tersebut dijumlahkan sebagai penyebut, sehingga masing-masing
anak mendapat bagian sebagai berikut:

Setelah itu, kalikan bagian masing-masing dengan sisa harta waris tadi, sehingga hasilnya
sebagai berikut:
 
Dengan demikian, bagian masing-masing ahli waris dalam kasus Anda adalah sebagai berikut:
Ayah (kakek Anda)             : 1/6 bagian;
Anak perempuan                 : 1/6 bagian;
Anak laki-laki (1)                 : 2/6 bagian;
Anak laki-laki (2)                 : 2/6 bagian.

3.

Anda mungkin juga menyukai