Anda di halaman 1dari 7

CUT NYA DIEN

Cut Nyak Dien adalah seorang tokoh perempuan hebat Indonesia


yang tak kenal menyerah dalam berjuang melawan penjajah. Cut
Nyak Dien lalu dijuluki sebagai “Ratu Aceh” karena tekadnya yang
kuat dalam melawan kolonial Belanda di Aceh, Indonesia.
Sepanjang masa hidupnya, Cut Nyak Dien terus melakukan
pertempuran dan perlawanan dengan tujuan menggapai cita-cita
bangsa, yaitu terbebas dari kekuasaan penjajah.
 Cut Nyak Dien dan Meletusnya Perang Aceh
 Pada 26 Maret 1873, Belanda memulai perang dengan Aceh. Belanda melalui
armada kapal Citadel van Antwerpen, mulai melepaskan tembakan meriam ke
daratan Aceh. Selanjutnya, pada tanggal 8 April 1873, Belanda di bawah pimpinan
Johan Harmen Rudolf Köhler berhasil mendarat di Pantai Ceureumen dan langsung
menguasai dan membakar Masjid Raya Baiturrahman, Aceh.
 Apa yang dilakukan oleh Belanda tersebut kemudian memicu terjadinya perang Aceh
yang dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan sekitar 3.198
prajurit Belanda. Tetapi, Kesultanan Aceh bisa memenangkan perang pertama
melawan Belanda tersebut dengan tertembaknya Köhler hingga tewas.
 Pada tahun 1874-1880, di bawah kepemimpinan Jenderal Jan van Swieten, wilayah
VI Mukim berhasil diduduki oleh Belanda begitu juga dengan Keraton Sultan yang
akhirnya harus mengakui kekuatan hebat dari kolonial Belanda.
FAKTA-FAKTA MENARIK
TENTANG CUT NYAK DIEN
 Cut Nyak Dien merupakan keturunan bangsawan besar yang berjuang bersama
rakyat
 Menikah di usia yang masih muda, yaitu 12 tahun
 Ikut berjuang melawan penjajah bersama suaminya
 Menikah kedua kali dan tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda
 Cut Nyak Dien terus melakukan perjuangan dalam masa hidupnya
AKHIR HAYAT CUT NYAK
DIEN
 Setelah tertangkap oleh Belanda, Cut Nyak Dien dibawa dan dirawat di Banda Aceh.
Penyakit rabun dan encoknya berangsur sembuh. Namun, malangnya Cut Nyak Dien
dibuang ke tanah Sumedang, Jawa Barat.
 Cut Nyak Dien dibawa ke Sumedang, Jawa Barat, bersama tahanan politik Aceh lain
dan menarik perhatian salah satu orang yaitu bupati Suriaatmaja. Tahanan laki-laki
lainnya juga turut menyatakan perhatian mereka kepada Cut Nyak Dien, namun
tentara Belanda dilarang mengungkap identitas tahanan.
 Cut Nyak Dien ditahan bersama seorang ulama bernama Ilyas dan ulama tersebut
segera menyadari bahwa Cut Nyak Dien merupakan ahli dalam agama Islam. Hal itu
membuat Cut Nyak Dien dijuluki sebagai “Ibu Perbu”.
MAKAM CUT NYAK DIEN
 Cut Nyak Dien meninggal pada 6 November 1908 karena usianya yang sudah tua
dan kondisinya yang sering sakit-sakitan. Setelah itu, Cut Nyak Dien dimakamkan di
daerah pengasingannya di Sumedang. Makam Cut Nyak Dien sendiri baru ditemukan
pada tahun 1959, itu juga karena permintaan Ali Hasan, Gubernur Aceh saat itu.
 Presiden Soekarno melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 106
Tahun 1964 menetapkan Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional pada 2 Mei
1962. Sementara rumah Cut Nyak Dien di Aceh dibangun kembali oleh pemerintah
daerah setempat sebagai simbol perjuangannya di Tanah Rencong. Hingga
sekarang, cerita tentang perjuangan Cut Nyak Dien masih sering diperbincangkan
dan dipelajari sebagai bagian dari sejarah di sekolah-sekolah dan pengetahuan
umum.
UNTUK MENDAPATKAN
INFORMASI LEBIH LANJUT
SILAKAN LIAT VIDIO
BERIKUT
https://youtu.be/fMafHZU9aYU

Anda mungkin juga menyukai