Anda di halaman 1dari 42

Ukuran Nilai Pusat

Statistika Bisnis
Pertemuan ke- III

Oleh : Sunlip Wibisono

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS JEMBER
A. Pengertian Nilai Pusat
• Nilai pusat / tendensi nilai pusat merupakan nilai tunggal yang
dapat mewakili dari keseluruhan nilai dalam data
• Dianggap sebagai nilai rata-rata. Karena merupakan hasil
pembagian dari keseluruhan dari data
• Sehingga, jika keseluruhan data diurutkan dari yang terkecil maka nilai
rata-rata tersebut cenderung berada tepat ditengah
B. Jenis-jenis Ukuran Nilai Pusat
1. Rata-rata (mean)
• Mean adalah nilai rata-rata dari keseluruhan data yang ada
• Rata-rata dari populasi bersimbol µ (miu)
• Rata-rata hitung dari sampel bersimbol x̅ (eks bar)
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐭𝐚
Rata-rata hitung =
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐭𝐚

a. rata-rata data tunggal


Data=
∑ 𝑿
7,6,3,4,8, x̅ = 𝒏 = 𝟑𝟔
𝟔 =6
8
• Jika masing-masing X1, X2, … memiliki f1, f2, … , fn maka:

x̅ =
∑f 𝑿
=
f1𝑿f1++ff2𝑿+2,+f fn𝑿n=6
∑ 𝒇 1 2, n

Data=3,4,3,2,5,1, ∑f 𝑿 𝟓𝟎
4,5,1,2,6,4,3,6,1 x̅ = 𝒏 =15=3,3

• Jika f1 memiliki rata hitung m1, dan f2 memiliki rata hitung m2, … dan
fk memiliki mn, maka:

x̅ =
∑f m
=
f1𝒎1f++f2f𝒎+2,f+fk𝒎n=6
∑ 𝐟 1 2, k
b. rata-rata (mean) data
berkelompok
1. Metode biasa
Contoh: perhatikan tabel 1 ini
Berat Banyak Berat (kg) Titik Frekuensi fX
(kg) Mahasiswa (f) tengah (X) (f)
60-62 10 60-62 61 10 610
63-65 25 63-65 64 25 1600
66-68 32 66-68 67 32 2144
69-71 15 69-71 70 15 1050
72-74 18 72-74 73 18 1314
Jumlah - 100 6718
∑f 𝑿
x̅ = , 𝟔𝟕𝟏𝟖 = 67,18
∑ 𝒇 𝟏𝟎𝟎
2. Metode simpangan rata-
rata
• Jika M = rata-rata hitung sementara, biasanya diambil dari
titik
tengah kelas modus
M= rata hitung sementara,
∑ 𝒇𝒅 d = X-M
x̅ = 𝑴 +
∑ 𝒇 X = titik tengah interval kelas
f = frekuensi kelas

• Contoh:
berdasarkan soal tabel 1 sebelumnya, maka
penyelesaiannya:
Berat badan (X) (f) d= X-M fd
(kg)
60-62 61 10 -6 -60
63-65 64 25 -3 -75
66-68 67 32 0 0
69-71 70 15 3 45
72-74 73 18 6 108
Jumlah - 100 0 18

∑ 𝒇𝒅
x̅ = 𝑴 + ∑𝒇
𝟏𝟖
= 67+ =67,18
𝟏𝟎𝟎
3. Metode
coding
∑ 𝒇𝒖 M= rata hitung sementara,
x̅ = 𝑴 + 𝑪 𝐱
∑𝒇 C = panjang
kelas u = 0, ±1,
±2,
=… 𝒅
, d = X-M
𝑪
 Contoh:
Berdasarkan tabel 1. tentukan mean menggunakan metode
coding! Diketahui
𝑹
i= , sehingga
𝒌
𝒅
u=
𝟑
Penyelesaian:
Berat (X) (f) d= X-M u fu
badan (kg)
60-62 61 10 -6 -2 -20
63-65 64 25 -3 -1 -25
66-68 67 32 0 0 0
69-71 70 15 3 1 15
72-74 73 18 6 2 36
Jumlah - 100 0 0 6

∑ 𝒇𝒖 M= tebakan; C =klas interval, X = titik tengah


x̅ = 𝑴 + 𝑪 𝐱
∑ 𝒇
𝟔
= 67+3 x = 67,18
𝟏𝟎𝟎
2. Median
 Median adalah data tengah dari data yang telah diurutkan
 Median adalah rata-rata jika dilihat dari posisi urutan
 Disimbolkan Md / Me

a. Median data tunggal


• Jika data ganjil, maka diambil data paling tengah Me = 𝑿𝒏+𝟏
𝟐
Contoh: 4,3,2,6,7,5,8 Me =𝑿𝒏+𝟏 =𝑿𝟕+𝟏 =X4 =5
urut: 2,3,4,5,6,7,8 . n= 7
𝟐
𝟐
• Jika data genap, merupakan hasil bagi dua data yang berada di
tengah
𝑿𝒏 +𝑿𝒏+𝟐
Me = 𝟐 𝟐
Contoh : 11, 5, 7, 4, 8, 14, 9, 12
Diurutkan: 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14 . n =
8
𝑿 𝟐𝒏 +𝑿 𝒏+𝟐 𝑿𝟖 +𝑿𝟖+𝟐
Me = 𝟐 𝟐 𝟐
𝟐 = 𝟐

=
𝑿𝟒 +𝑿𝟓 =
𝟖+𝟗 = 8,5
𝟐 𝟐
b. Median data berkelompok
 Digunakan rumus
Me = Median
S TkB = tepi
Me = TkB + Ci kelas bawah
𝒇𝑴 n = jumlah frekuensi
fM = frekuensi kelas median
S= nomer fM – fK sebelumnya
fM = frekwensi median
No. fM = ½ n
Berat badan (kg) (X) (f) Tkb FK
Contoh 2
49,5 0
50 - 55 52,5 2
55,5 2

56 - 61 58,5 12
61,5 14
62 - 67 64,5 10
67,5 24
68 - 73 70,5 19
73,5 43
74 - 79 76,5 16
79,5 59
80 - 85 82,5 9
85,5 68
86 - 91 88,5 7
91,5 75
92 - 97 94,5 5
97,5 80
Jumlah - 80
Median(Me) data berkelompok

N0 FM = ½ n = ½x 80 = 40 ; Ci = 55,5 – 49,5 = 6 ;
S = 40 – 24 = 16 ; FM = 19
Jadi Me = 67,5 + 6x 16 / 19 = 72,553
3. Modus
• Yaitu nilai yang paling sering muncul dalam data
• Disimbolkan Mo
• Sejumlah data bisa tidak memiliki modus, satu modus, dua modus atau
lebih
a. Modus data tunggal
Contoh: 2,3,4,4,3,3,3,5,6,7. Mo = 3 Mo=4
1,2,4,4,7,9,11,11,14 . Mo = 4 dan 11
b. Modus data berkelompok
• Nilai modus berada pada kelas dengan frekuensi
terbesar
• Kelas yang memiliki modus disebut kelas modus
𝒅𝟏 Mo = modus
Mo = Tkb + .C
Tkb = tepi bawah kelas modus
𝒅𝟏+𝒅𝟐
𝒅𝟏 = selisih kelas frekuensi
dengan kelas sebelumnya
𝒅𝟐 =selisih frekuensi kelas
modus dengan kelas
setelahnya
C = panjang interval kelas
Contoh: Penyelesaian:
Berdasarkan tabel 1. Tkb = 65,5 𝒅𝟏 = 32-25= 7
berikut 𝒅𝟐 = 𝟑𝟐 − 𝟏𝟓 = 𝟏𝟕 C=3
Berat Banyak
(kg) Mahasiswa (f)
Mo = L+ 𝒅𝟏 .C
𝒅𝟏+𝒅𝟐
60-62 10
= 65,5 + 𝟕
63-65 25 𝟕+𝟏𝟕 . 3
=66,375
66-68 32
69-71 15
72-74 18
Berat badan (kg) (X) (f) Tkb FK

49,5 0
50 - 55 52,5 2
55,5 2

56 - 61 58,5 12
61,5 14
62 - 67 64,5 10
67,5 24
68 - 73 70,5 19
73,5 43
74 - 79 76,5 16
79,5 59
80 - 85 82,5 9
85,5 68
86 - 91 88,5 7
91,5 75
92 - 97 94,5 5
97,5 80
Jumlah - 80
Contoh 2

d1 = FM0 – Fseb = 19 – 10 = 9 d2 = 19 - 16 = 3 Tkb = 67,5 C = 6


9
Jadi Mo = 67,5 + 6x = 72
9+3
4. Ukuran-ukuran Yang Lain
a. Fraktil
Adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah terurut menjadi
beberapa bagian
1. Kuartil (Q)
 Adalah fraktil yang membagi data menjadi empat bagian yang
sama
 Kuartil ada tiga jenis, yaitu Q1, Q2, Q3.
 Q2 sama dengan median
a. Kuartil
tunggal
𝒊(𝒏+𝟏)
Qi = nilai ke 𝟒 , i= 1,2,3

Contoh:
Data = 2,6,8,5,4,9,12 (7+𝟏)
Q1 = nilai ke = 2,yaitu 4
Tentukan Q2 dan Q3? 𝟒

Data urut= 2,4,5,6,8,9,12 𝟐(𝟕+𝟏)


Q2 = nilai ke 𝟒 = 4, yaitu 6
n=7
𝟑(𝟕+𝟏)
Q3 = nilai ke 𝟒 = 6, yaitu 9
b. Kuartil data berkelompok
S
Qi = TkB + C
𝒇Qi
Tkb = tepi kelas bawah
n= jumlah semua frekuensi
S = No Qi – FK seb
No Qi = no kuartil ,No Q1 = ¼ N
No Q2 = ½ N dan N0 Q3 = ¾ N
C = panjang interval kelas
= frekuensi kelas kuartil
fQi
Dari contoh 2

Q1=? ;Q2 = ? Q3 = ?

Q1 No Q1 = 1/4 x80= 20; S = 20 – 14= 6; FQ1 = 10,Tkb = 61,5; C = 6


Jadi Q1 = 61,5 + 6x 6/10 = 65,1

Q2 NoQ2 = 1/2N= ½x80 = 40; S = 40 – 24 = 16; Tkb= 67,5; C = 6;FQ2= 19


Jadi Q2 = 67,5 + 6x 16/ 19 = 72,55
NoQ3 = ¾ N= 3/4x80 = 60; S = 60 – 57 = 3; Tkb= 79,5; C = 6;FQ3= 9
Q3 Jadi Q2 = 79,5 + 6x 3/ 9 = 80,166
2. Desil
Nilai yang membagi data yang urut menjadi sepuluh bagian yang
sama
a. Desil data
𝒊(𝒏+𝟏)
tunggal Di = nilai ke 𝟏𝟎 , i=
1,2,3
b. Desil data
berkelompok
Di = desil ke-i
S Tkb = tepi kelas bawah N=
Di = Tkb + C 𝒇Di
jumlah semua frekuensi
S = N o Di- F K s eb , N o D1 =
1/ 10 N ; N o D5= 5/ 1 0 N d s t
C = panjang interval kelas

= frekuensi kelas desil


fDi
Contoh desil data berkelompok: Tentukan D1 ,D5 dan D7 dari tabel berikut
Berat badan(kg) (f) FK

0
D1=? NoD1 = 1/10 N = 1/10 x 80 = 8; S= 8 – 2 = 6
50 - 55 2 Tkb = 55,5 ; C = 6; FD1= 12
2
Jadi D1 = 55,5 + 6 x 6/12 = 58,5
56 - 61 12
14 D5=? NoD5 = 5/10 N = 5/10 x 80 = 40; S= 40 – 24 = 16
62 - 67 10 Tkb = 67,5 ; C = 6; FD5= 19
24 Jadi D5= 67,5 + 6 x 16/19= 72,553
68 - 73 19 D7=? NoD7 = 7/10 N = 7/10 x 80 = 56; S= 56 –43 = 13
43 Tkb = 73,5 ; C = 6; FD7= 16
74 - 79 16 Jadi D7 = 73,5 + 6 x 13/12 = 80
59
80 - 85 9
68
86 - 91 7
75
92 - 97 5
80
Jumlah 80
b. Rata-rata ukur (rata-rata geometris)
1. rata-rata ukur data
tunggal
 Jika setiap dua data berurutan adalah tetap, lebih baik
maka
menggunakan rata-rata ukur bukan rata-rata
hitung 𝒏
G = 𝑿𝟏 . 𝑿𝟐 . , … x 𝑿𝒏
atau
𝟏
log G = 𝒏 (𝒍𝒐𝒈 𝑿 𝟏 + 𝒍𝒐𝒈 𝑿𝟐 + … + 𝒍𝒐𝒈 𝑿𝒏 )

Contoh: tentukan G dari


2,4,8,16,32
Jawab: G!= 𝟐 x 𝟒 x 𝟖 x 𝟏𝟔 x 𝟑𝟐
𝟐

𝟐
=G= 𝟑𝟐𝟕𝟔𝟖 = 8
Atau dgn cara log sbb
log G = 1/ 5 ( log 2 + log 4 + log 8 +
log 16 + log 32)
= 1/ 5 (0,301+0,602+ 0,903 +
1,204 + 1,505)= 0,903 G= anti
lognya = 8
2. rata-rata ukur data
berkelompok Dihitung
menggunakan rumus:

∑ (𝒇 . 𝒍𝒐𝒈
log G =
𝑿)
∑ 𝒇
Contoh:
Hasil ukuran suatu daun
3. Persentil
Adalah fraktil yang membagi data urut menjadi seratus bagian
sama
a. Persentil data
tunggal 𝒊(𝒏+𝟏 20 21 22 24 26 26 27 30 31 31
Pi = nilai ) , i= 1,2, 33 35 35 35 36 37 37 38 38 40
𝟏𝟎𝟎
ke … 41 41 42 43 44 46 47 48 49 50
a. Persentil data Tentukan P10 ? n = 30 .
berkelompok
S Pi = nilai ke 𝒊(𝒏+𝟏) ,
Pi = Tkb + C 𝒇Pi 𝟏𝟎𝟎
P10 = nilai ke 𝟏𝟎(𝟑𝟎+𝟏)
𝟏𝟎𝟎
= nilai ke 3,1
P10 = X3 + (X4 - X3)
= 22 + ( 24-
22) = 22,2
Pi = persentil ke-i
Tkb = tepi kelas bawah N= jumlah semua
frekuensi
S = NoPi- FK seb, NoP1= 1/100 N;
NoP50= 5/100 N dst
C = panjang interval kelas

= frekuensi kelas persentil


fPi
Contoh persentil data berkelompok: Tentukan P25 , P50
dan P75 dari tabel berikut
Berat badan(kg) (f) FK

50 - 55 2
2 P25=? NoP25 = 25/100 N = 25/100 x 80 = 20; S= 20 – 14 = 6
Tkb = 61,5 ; C = 6; FP25= 10
56 - 61 12 Jadi P25 = 61,5 + 6 x 6/10 = 65,1
14
62 - 67 10 P50=? No50 = 50/100 N = 5/100 x 80 = 40; S= 40 – 24 = 16
24
Tkb = 67,5 ; C = 6; FP50= 19
68 - 73 19
43 Jadi P50= 67,5 + 6 x 16/19= 72,553
74 - 79 16 P75=? NoP75 = 75/100 N = 75/100 x 80 = 60; S= 60 –59 = 1
59 Tkb = 79,5 ; C = 6; FP75= 9
80 - 85 9 Jadi P75 = 79,5 + 6 x 1/9 = 80,1666
68
86 - 91 7
75
92 - 97 5
80
Jumlah 80
3. rata-rata ukur untuk gejala pertumbuhan


P =P (1+ ) 𝒕 Dimana
t 0
𝟏𝟎𝟎 Pt = keadaan akhir pertumbuhan
P0 = keadaan awal atau permulaan
atau
pertumbuhan
x̅ = rata-rata
pertumbuhan setiap waktu
𝒕 t = satuan
waktu r = tingkat
𝐏𝐭 bunga
r=
𝐏𝟎−𝟏
c. rata-rata harmonis
1. rata-rata harmonis data tunggal
𝒏 𝒏
RH =
∑𝟏 = 𝟏 + 𝟏 + ….+ 𝟏
𝑿 𝑿𝟏 𝑿𝟐 𝑿𝒏
Contoh: Tentukan RH dari 2 5 7 9 12
𝟓
RH = = 𝟒, 𝟖𝟐
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝟐+ 𝟓+ 𝟕+ +
𝟏𝟐
𝟗
2. rata-rata harmonis data berkelompok
∑ 𝒇
RH =
∑𝒇
𝑿
Contoh:

𝟏𝟎𝟎
RH = = 𝟔𝟕, 𝟕𝟓
𝟏,𝟒𝟕𝟔
d.Rata rata kwadrat

1. Data tunggal(Rk)
Rk =
√ ∑ X2
N

Xi : 10 , 8 , 12, 14 , 20 , 16
Contoh:
Xi2: 100,64,144 ,196 ,400, 256 1160

Jadi Rk =
√ 1160

6
=
13,90

2 Data berkelompok
Rk = √ ∑FiX2
N
Berat badan (X) (F) (X)2 F.X2
(kg)

50 - 55 52,5 2 2756,25 2x2756,25

56 - 61 58,5 12 3422,25 12x3422,25

62 - 67 64,5 10 4160,25 10x4160,25

68 - 73 70,5 19 4970,25 dst AA


74 - 79 76,5 16 5852,25
Rk =√ ∑FiX=2 =
√ N
80 - 85 82,5 9 6806,25 N
86 - 91 88,5 7 7832,25 436986= 73,907
92 - 97 94,5 5 8930,25
√ 80
Jumlah - 80 44730 AA
C. Sifat-sifat Mean, Median, dan Modus
1. Sifat mean
• Nilai mean dipengaruhi observasi
• Mean dapat menyimpang jauh, karena adanya data ekstrem
• Mean tidak dapat dihitung pada distribusi dengan kelas
terbuka
• Mean dapat dimanipulasi secara aljabar
2. Sifat Median
• Median dipengaruhi oleh banyaknya
• observasi
Median tidak dipengaruhi nilai pengamatan, tidak
sehingga
terpengaaruh bilangan ekstrem
• Median digunakan pada distribusi kelas terbuka,
dapat berada pada
median kecuali
kelas terbuka tersebut
• Median didefinisikan dan diinterpretasikan
• Median lebih terpengaruh oleh fluktuasi
sampling
3. Sifat Modus
• Bisa ada atau tidak ada
• Dapat ditempatkan pada distribusi dengan kelas terbuka
• Letaknya sebenarnya sulit ditentukan, sehingga bersifat
• taksiran
Tidak didasarkan pada nilai pengamatan, tetapi pada
pemusatan
titik
• Tidak dapat digunakan ntuk perhitungan secara aljabar
lebih lanjut
• Kalah populer dari mean dan median
D. Hubungan Mean, Median, dan Modus
Hubungan ketiganya adalah:
a. Jika mean, median, dan modus
bernilai sama kurva
maka
berbentuk simetris x̅ = Mo = Me

b. Jika mean lebih besar dari median


dan lebih besar dari modus maka
kurva condong ke kanan
c. Jika mean lebih kecil dari median Mo Me x̅
dan lebih kecil dari modus maka
kurva mencong ke kiri

x̅ Me Mo
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai