• Kedaan umum : penampilan, cara berdiri, berjalan
dan kesadaran • Tinggi badan dan berat badan (n : >45 kg dg kenaikan 6 – 13 kg) • Vital sign : TD,Nadi,RR : – Tensi (N : 110/80 – 140/90 mmHg, ingat tanda pre eklampsi / eklampsi) – Nadi (N : 60 – 100 x/menit) – Pernapasan (N : 20 – 24 x/menit) – Suhu (N: 36,5 – 37,5 o C) HEAD TO TOE
• Rambut : mudah rontok ?
• Muka : inspeksi adanya edema palpebra, anemia dan icterus serta adanya cloasma gravidarum • Leher : inspeksi dan palpasi adanya pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis • Dada : inspeksi bentuk dada, auskultasi suara nafas dan suara jantung • Payudara : inspeksi kebersihan dan penonjolan puting, dan periksa pengeluaran colostrums Abdomen : inspeksi bentuk dan pembesaran uterus serta adanya bekas luka operasi atau trauma Punggung : adakah deformitos, skoliosis, kifosis, lordosis Ekstremitas : adakah edema, varices, dan kelainan anatomis (pincang, dll) serta reflek patella Genetalia : inspeksi adanya iritasi, fluor albus, dan tanda penyakit kelamin INSPEKSI PERASAT LEOPOLD Leopold I: Menentukan tinggi fundus dan bagian apa yang terdapat pd fundus Cara : Kedua tangan dikanan dan dikiri perut ibu, secara pelan menyusuri ke arah kepala sampai menemukan bagian fundus. Tentukan TFU untuk memperkirakan usia kehamilan (selain cara ini dapat juga mengukur tinggi fundus uteri dengan meteran pita untuk menentukan taksiran berat janin dan usia kehamilan) Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan.Jika terasa keras melenting kepala dan jika lunak dan tidak mudah digoyangkan berarti bokong • Leopold II : – Menentukan letak punggung bayi • Cara : kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri- kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin. • Leopold III : – Untuk menentukan bagian bayi yang terendah • Cara : satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi. Jika terasa keras melenting kepala dan jika lunak dan tidak mudah digoyangkan berarti bokong • Leopold IV Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri- kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) • Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). • Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec: tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram. Auskultasi DENYUT JANTUNG JANIN • Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. • Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit. • Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin). Selamat Belajar