KemenkeuTepercaya
KEBIJAKAN BELANJA
PEMERINTAH PUSAT
PEMBICARAAN PENDAHULUAN
RAPBN TAHUN 2023
3. BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA
3
Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2023
Dasar Hukum
Panja Asumsi Dasar,
Kebijakan Fiskal , • UU No.17 Tahun 2003 Panja Kebijakan Transfer
Pendapatan , Defisit dan STEP 02 STEP 05
tentang Keuangan ke Daerah RAPBN 2023
Pembiayaan RAPBN Negara 20 Juni 2022
2023 • UU No. 17 Tahun 2014
13-14 Juni 2022 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD (MD3)
4
Pelaksanaan APBN Tahun 2022
Menghadapi kondisi luar biasa akibat meningkatnya risiko global
• Harga komoditas energi & pangan terus naik a.l. akibat perang di Ukraina yang masih
berlangsung & sanksi pada Rusia yang makin intensif
Lonjakan dan tekanan inflasi
tinggi • Disrupsi supply berkepanjangan a.l diperparah Zero Covid-19 policy Tiongkok
7 Arahan Presiden
1. Bekerja fokus untuk peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN ) dengan menggunakan potensi
Belanja Barang dan Modal untuk membeli produk dalam negeri.
2. Percepatan proses hilirisasi Industri yang dilakukan di dalam negeri.
3. Peningkatan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan dan energi.
4. Peningkatan investasi yang akan menciptakan lapangan kerja sebanyak - banyaknya.
5. Pemerintah kembali memulai defisit di bawah 3 persen PDB sesuai dengan ketentuan regulasi.
6. Agenda - agenda strategis untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus terus berjalan. dan
7. Mempersiapkan pelaksanaan Pemilu, yang tahapannya dimulai pada bulan Juni tahun 2022.
Sumber: Setkab (diolah)
6
ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2023 UNTUK MENDORONG PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS UNTUK TRANSFORMASI EKONOMI YANG INKLUSIF DAN
BERKELANJUTAN
KUALITAS REFORMASI REVITALISASI EKONOMI
INFRASTRUKTUR HIJAU
SDM BIROKRASI INDUSTRI
Alokasi
Penguatan Peran APBN Sesuai Fungsi
Distribusi Dasarnya
(pasal 3 ayat 4 UU Nomor 17 Tahun 2003)
Stabilisasi
8
2
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
9
Belanja Pemerintah Pusat
Diarahkan untuk peningkatan kualitas belanja (spending better) guna
mendukung penguatan reformasi struktural dan fiskal.
190.1
400.1
Perkembangan alokasi fungsi terbesar pada tahun 2019 & 2022 155.2
115.4
1. Fungsi kesehatan pada tahun 2022 meningkat signifikan (96,5 Ketertiban Keamanan 26.6
16.1 190,1
persen) dibanding tahun 2019 untuk biaya penanganan pandemi
Ekonomi
Covid-19 11,2 400,1148.0
Perlindungan Lingkungan Hidup 155,2 358.4
2. Fungsi perlindungan sosial pada tahun 2022 meningkat 32,4 Triliun Rupiah
persen dibanding tahun 2019 untuk menjaga daya beli Perumahan dan Fasilitas Umum 4,2 TA 2022
masyarakat berpenghasilan rendah di tengah pandemi Covid-19. 71,0 251.7
Kesehatan
115,4
26,6
3. Fungsi pelayanan umum pada tahun 2022 meningkat 56,7 persen Pariwisata
16,1 627.1
dibanding 2019 untuk mendorong birokrasi dan layanan publik 10.6
169.2
Agama 148,0
yang lebih agile, berintegritas, produktif, dan professional 3.7 358,4
Pendidikan
4. Fungsi ekonomi pada tahun 2022 meningkat 11,6 persen dari 139.5
tahun 2019 untuk mendukung pelaksanaan berbagai program Perlindungan Sosial
pemulihan ekonomi. 17.3
14.1
134.6
5. Fungsi pertahanan dan fungsi ketertiban & keamanan pada tahun
2022 meningkat masing-masing sebesar 16,7 persen dan 19,4 400 176.7
persen dari tahun 2019
11
Belanja Pemerintah Pusat
Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional Dalam RKP
12
BIDANG PENDIDIKAN
13
Daily
ANGGARAN PENDIDIKAN
Diarahkan untuk peningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing dan mampu
beradaptasi pasca pandemi
14
Tantangan dan Kebijakan
Pendidikan
Tantangan dalam bidang Arah Kebijakan Anggaran
• HCI Indonesia masih di bawah rata-rata negara 1. Peningkatan akses pendidikan pada
ASEAN seluruh jenjang pendidikan melalui
• Skor PISA Indonesia belum menunjukkan perluasan wajib belajar dan bantuan
peningkatan signifikan pendidikan
• Rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia lebih
2. Peningkatan kualitas sarpras penunjang
rendah dibanding beberapa negara ASEAN
kegiatan pendidikan terutama di daerah
• Kondisi sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan
masih belum memadai dan merata 3T
• Partisipasi pada PAUD dan PT yang tergolong 3. Penguatan link and match dengan pasar
rendah kerja
• Tingginya tingkat pengangguran lulusan
4. Pemerataan kualitas pendidikan
pendidikan vokasi
5. Penguatan kualitas layanan PAUD
15
BIDANG KESEHATAN
16
ANGGARAN KESEHATAN
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Menuju Cakupan Kesehatan Semesta
3. Ketergantungan impor produk bahan 2. Peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB dan kesehatan
baku farmasi dan alat kesehatan. reproduksi, serta pelayanan kesehatan usia lanjut.
4. Keamanan dan mutu produk obat dan 3. Akselerasi penurunan prevalensi stunting, melalui peningkatan
makanan yang beredar, khususnya kualitas dan cakupan intervensi spesifik.
untuk menghadapi tren peredaran
secara daring. 4. Mendukung kemandirian serta peningkatan mutu dan daya
saing farmasi dan alkes.
5. Risiko bencana non alam atau
pandemi. 5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengawasan obat dan
makanan.
18
BIDANG
PERLINDUNGAN SOSIAL
19
AKSELERASI REFORMASI MENUJU SISTEM PERLINSOS SEPANJANG HAYAT DAN ADAPTIF
Mempercepat penurunan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan pembangunan SDM jangka
panjang
PERKEMBANGAN ANGGARAN PERLINDUNGAN SOSIAL CAPAIAN DAN TARGET OUTPUT PRIORITAS, a.l :
Triliun Rupiah
61.5
Program Keluarga Program Kartu Sembako
35.6 Harapan
5.0 -6.0 12.2
10,0 jt KPM 18,8 jt KPM
18,8 jt KPM
10,0 jt KPM
19,4 jt KPM
10,0 jt KPM
sepenuhnya disertai dengan kebijakan graduasi 2. Penguatan graduasi dari 4. Mendorong perlindungan
kemiskinan sosial adaptif
Melalui, a.l:
yang terukur dan terstruktur; dan Melalui, a.l:
• Penguatan Program Pemberdayaan untuk
percepatan pengentasan kemiskinan a.l. • Protokol perlinsos yang adaptif
- Diperlukan perlinsos yang lebih adaptif dalam UMi, KUR dan Prakerja sebagai automatic stabilizer di
• Percepatan pengentasan kemiskinan masa krisis
menghadapi situasi krisis di masa depan • Skema pembiayaan adaptif
ekstrem (PKE) dengan perluasan wilayah
sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem melalui Disaster Risk Financing
and Insurance (DRFI)
21
BIDANG
INFRASTRUKTUR
22
PERKEMBANGAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR
Menciptakan pemerataan pembangunan, mendorong daya saing usaha dan iklim investasi
25
ANGGARAN KETAHANAN PANGAN
Diarahkan untuk Peningkatan Ketersediaan, Akses, dan Kualitas Pangan
92.3
86.5 85.9 Benih Ikan
80.7 Produksi Produksi yang
74.5 Padi Jagung Disalurkan ke
Masyarakat
57,5 juta Ton 26,0 juta ton 151 juta ekor
54,4 juta Ton 23,0 juta ton 172 juta ekor
54,6 juta ton 22,9 juta ton 232 juta ekor
Anggaran ketahanan pangan cenderung meningkat dalam beberapa Pembangunan Irigasi Subsidi Pupuk
tahun terakhir, dimanfaatkan a.l. untuk:
15.000 Ha 9,1 juta ton
Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan
22.958 Ha 7,9 juta ton
Pengelolaan perikanan dan kelautan 11.236 Ha 8,7 juta ton
Pembangunan proyek irigasi dan bendungan
Target 2022
Dukungan bagi petani a.l. subsidi pupuk
2021
2020
26
TANTANGAN DAN KEBIJAKAN BIDANG
KETAHANAN PANGAN
ARAH KEBIJAKAN ANGGARAN KETAHANAN
TANTANGAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
PANGAN 2023
1. Produktivitas sektor pertanian, kelautan, dan perikanan
belum optimal. 1. Peningkatan produktivitas komoditas pangan
strategis.
2. Kualitas sumber daya manusia terkait tingkat pendidikan
yang rendah dan usia petani yang menua (aging 2. Mendorong terciptanya SDM pertanian dan
farmers). perikanan yang berdaya saing dengan penguatan
kelembagaan usaha (korporasi), modernisasi, dan
3. Pemanfaatan teknologi serta digitalisasi di sektor
pertanian yang berjalan lambat.
peningkatan penyuluhan.
4. Tata kelola sistem pangan belum optimal, a.l. rantai 3. Mendorong pemanfaatan teknologi dan data, serta
pasok belum terintegrasi hulu-hilir dan sistem budi daya pengembangan iklim inovasi.
belum menerapkan sistem ramah lingkungan.
4. Penguatan sistem logistik pangan nasional dan
5. Daya tampung dan ketersediaan air yang semakin transformasi sistem pangan yang berkelanjutan.
terbatas (kuantitas dan kualitas).
27
BIDANG HANKAM
28
Pemerintah Berupaya Menjaga Kebutuhan Anggaran Hukum,
Pertahanan dan Keamanan
Rp Triliun
Perkembangan Bidang Hankam, 2018-2022 % Output Strategis bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan
9.9
-1.2 5.3 10.5 -2.7
350.0
300.0 0.0
250.0 -20.0
Pemeliharaan KRI, Pengadaan/ Pengadaan/
200.0
Pengadaan Dukungan
KAL, Alpung dan penggantian penggantian
-40.0 amunisi kaliber pengadaan
Ranpur/ Rantis pesawat udara kendaraan
150.0 kecil alutsista
-60.0 Matra Laut tempur
100.0
-80.0
50.0
250.1 263.4 291.0 283.2 311.3
0.0 -100.0
2018 2019 2020 2021 APBN 2022
Real
29
Tantangan dan Kebijakan Anggaran Bidang Hukum, Pertahanan
dan Keamanan 2023
Arah Kebijakan bidang Hukum dan Hankam, a.l
Tantangan:
1. Menjaga keutuhan NKRI serta penguatan pertahanan
Proses kontrak dan loan agreement atas pengadaan dibarengi Confident Building Measures (CBM);
alutsista produksi luar negeri yang belum optimal dan 2. Penanganan kejahatan konvensional, transnasional dan
membutuhkan waktu yang lama. pelanggaran hukum di wilayah laut dan perbatasan, serta
Berkembangannya teknologi dan kondisi VUCA keamanan perbatasan NKRI terutama Pos Lintas Batas
(volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) atau Negara dan Lokasi Prioritas ;
menghadapi gejolak, ketidakpastian, kompleksitas dan 3. Penguatan prasarana ITE yang mendukung E-Court, E-
keambiguan yang menghinggapi berbagai tatanan litigasi, dan pengungkapan tindak pidana/kejahatan, serta
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. layanan peradilan melalui sidang di luar gedung
Meningkatnya ketidakpastian perekonomian global peradilan;
yang berdampak pada perekonomian domestik karena 4. Pencegahan dan penanggulangan narkoba, terorisme dan
berpotensi menyebabkan kondisi bidang polhukam konflik sosial;
tidak stabil antara lain karena krisis energi, kenaikan 5. Optimalisasi penindakan Tindak Pidana Korupsi dan
harga pangan dan BBM, serta disrupsi multi sektor Tindak Pidana Pencucian Uang;
Belum ada mekanisme integrasi dan sharing data 6. Penguatan regulasi keamanan dan ketahanan siber dan
informasi serangan siber antar stakeholder terkait sandi nasional;
Perkembangan lingkungan strategis bidang Polhukam 7. Peningkatan keamanan, ketertiban masyarakat, serta
menjelang Pemilu Serentak tahun 2024 pelayanan keamanan terutama menjelang Pemilu
serentak 2024.
30
3
BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA
31
BELANJA K/L TAHUN 2023
mendukung konsolidasi fiskal dengan tetap meningkatkan produktivitas untuk
transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan
32
Belanja Pegawai K/L Tahun 2023 untuk mewujudkan
SDM aparatur yang produktif dan berintegritas
7.9
10.0
7.1
1.5
300.0
-1.7
0.0
• Penyesuaian cara kerja baru dengan tetap mempertahankan
250.0
produktivitas
• Melanjutkan pengendalian belanja pegawai namun tetap menjaga
-10.0
200.0
-20.0
daya beli melalui kebijakan Gaji ke-13 dan THR yang terdiri dari
150.0
100.0
-40.0
50.0
0.0 -50.0
34
Belanja Modal Tahun 2023 diarahkan untuk penyediaan sarana dan
prasarana digital yang mendukung layanan SPBE serta mendorong
penyelesaian pembangunan infrastruktur dasar secara berkelanjutan
500.0 100.0
350.0
25.5
-3.4 7.4 2022 tingkat penyerapan tumbuh positif dibandingkan
-11.8
300.0 0.0
-16.9
250.0
200.0 -50.0
tahun 2019 dan 2020
150.0 • Anggaran tahun 2022 cenderung lebih rendah karena
239.6
100.0
184.1 177.8 190.9 199.2 -100.0
0.0 -150.0
36
Subsidi Tahun 2023 Diarahkan Untuk Stabilisasi Harga dan Menjaga Daya
Beli, serta Mendukung UMKM Dan Koperasi
Subsidi, 2018-2022
Tantangan Kebijakan Subsidi
Triliun rupiah)
1. Risiko contingent liabilities dalam Subsidi
400.0 100.0
Energi kebijakan penyesuaian harga/tarif
30.3 23.4 17.2
belum dapat dilaksanakan sehingga muncul
-7.0 -2.8
kompensasi.
-
350.0
300.0
250.0
74.7
216.9
201.8 196.2 Kompensasi Energi.
-300.0
101.7
200.0
63.4
150.0
64.9
87.4
-400.0
terbuka.
208.9
4. Validitas data masyarakat yang berhak
100.0
-600.0
87.4 40.0 • Pembatasan jenis pupuk bersubsidi dari 6 jenis pupuk menjadi hanya
80.0
34.6 74.7 Urea dan NPK;
63.4 64.9 20.0 • Penerapan skema Subsidi Langsung Pupuk (SLP) kepada petani melalui
16.4
60.0 kartu tani/e-kartu tani/biometrik secara bertahap
2.5 -
40.0
-7.8 Subsidi PSO
20.0
-20.0 Mendukung peningkatan pelayanan umum di bidang transportasi publik (KAI dan
-26.5 PELNI) dan penyediaan informasi publik (LKBN Antara)
-40.0
Subsidi Bunga Kredit Program
-
1. Memenuhi secara tepat waktu, tepat jumlah untuk 1. Pemenuhan kewajiban Pemerintah terhadap
menjaga kredibilitas pengelolaan utang; dan Pensiunan PNS, TNI, Polri, serta perlindungan
2. Mendorong efisiensi bunga utang melalui sosial bagi ASN, TNI, Polri, berupa Jamkes, JKK,JKM
pemilihan komposisi utang yang optimal, dan 2. Pemenuhan komitmen melalui kontribusi
pendalaman pasar keuangan. Pemerintah Indonesia kepada organisasi/ lembaga
internasional
3. Mendukung percepatan infrastruktur melalui skema
KPBU dalam bentuk fasilitas penyiapan proyek dan
dana dukungan kelayakan proyek termasuk
pemberian dukungan pembangunan IKN
39
Belanja Non K/L juga dimanfaatkan untuk memperkuat tujuan dan
kepentingan nasional , serta antisipasi pelaksanaan APBN
40
PERBAIKAN PERENCANAAN
PENGANGGARAN
41
4
2
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI RSPP
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran telah dilaksanakan sejak TA 2021, terdiri atas Redesain Program,
Redesain Kegiatan, dan Redesain Keluaran (Output)
Redesain Program Redesain Kegiatan Redesain Keluaran
Program tdk lagi mencerminkan tusi Unit - Standardisasi Referensi
Kegiatan tdk lagi disusun dengan
Eselon I, tetapi lebih mencerminkan tugas
fungsi Kementerian/Lembaga. nomenklatur yg identik dgn Unit Kerja Klasifikasi Rincian Output
Eselon II (dua)/Satuan Kerja, namun (KRO) dan satuannya.
Program didesain menjadi Program Generik berdasarkan aktivitas yg dilaksanakan - Rincian Output = Keluaran
(Dukungan Manajemen) dan Program Teknis oleh unit utk menghasilkan keluaran (Output) Riil atau produk
(Spesifik&Lintas K/L) dlm rangka terwujudnya sasaran serta akhir yang dihasilkan oleh
dapat bersifat lintas unit Es II dlm 1 Es Kementerian/Lembaga
Penyederhanaan Jumlah Program semula 428
Program menjadi 102 Program (Program I yg sama. yang bersifat unik dan
Generik, 84 Program Teknis Spesifik, 17 spesifik sehingga
Program Teknis Lintas K/L) Nomenklatur RO dapat
Penetapan Program : SB Menkeu Bappenas No.
berbeda antar K/L
S-375/MK.02/2020 dan B.308/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 tanggal
8 Mei 2020
Pagu Indikatif TA 2021 : SB MK Bappenas Nomor
S-376/MK.02/2020 dan B.310/M.PPN/D.8/PP.04.05/05/2020 tanggal
8 Mei 2020
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran diikuti dengan penguatan Integrasi/Interkoneksi Sistem IT Perencanaan dan Sistem IT Penganggaran
42
Hal-Hal Khusus dalam Penyusunan Renja K/L TA 2023
I. Penguatan Penerapan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)
Melakukan penyempurnaan rumusan informasi kinerja sesuai pedoman penerapan RSPP, meliputi:
1 a. Menyempurnakan rumusan Sasaran Program dan lndikator Kinerja Utama Program, khususnya untuk Program
yang bersifat lintas Unit Eselon l
b. Menyempurnakan rumusan Kegiatan, khususnya untuk Kegiatan yang bersifat lintas Unit Eselon l/ll;
c. Menyempurnakan rumusan Klasifikasi Rincian Output (KRO)/Rincian Output (RO) dan lndikator Kinerjanya
d. Memperbaiki penggunaan KRO yang kurang tepat/kesesuaian RO dengan KRO
e. Melakukan Penandaan (tagging) RO yang bersifat khusus dan spesifik terkait dengan Prioritas
Nasional (PN), Major Project (MP), Proyek Strategis Nasional (PSN), multi-years contract
(MYC) serta anggaran tematik APBN.
2 K/L dalam menyusun Renja K/L TA 2023 secara khusus memperhatikan penggunaan
KRO sbb :
a. Anggaran untuk Belanja Operasional (Belanja Pegawai dan Belanja Barang
Operasional) dialokasikan dengan menggunakan RO Layanan Perkantoran di dalam
KRO Layanan Dukungan Manajemen lnternal;
b. Anggaran utk belanja operasional dan pemeliharaan sarana/prasarana bidang TIK
pada KRO Operations and Maintenance (OM) Sarana/Prasarana Bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Memastikan keselarasan rumusan informasi kinerja dalam Renja K/L dengan target-target
3 kinerja di dalam RKP
43
STANDARISASI PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
SEMULA MENJADI
Kode KRO Nomenklatur KRO Kode KRO KRO Satuan Kode RO Generik Nomenklatur RO Generik
EAI Layanan Kehumasan dan Protokoler 958 Layanan Hubungan Masyarakat dan Informasi
EAH Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 960 Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal
45
UPAYA PENAJAMAN KRO / RO DALAM RANGKA
PENGUATAN SPENDING BETTER
EVALUASI
BERKELANJUTAN PROGRAM
PERUMUSAN DAN DUKUNGAN Standarisasi / simplifikasi
PENGGUNAN MANAJEMEN rumusan KRO/RO program
KRO/RO dukman • pengurangan jumlah KRO
dari semula 14 menjadi 4
• Standarisasi penempatan
RO dalam KRO tertentu
PROGRAM
TEKNIS
Evaluasi atas 20 KRO tematik dengan
• Perumusan deskripsi KRO secara
alokasi terbesar dan menjadi perhatian
lebih jelas;
masyarakat misalnya KRO Bantuan
• Standarisasi rumusan RO untuk
Keluarga, KRO Bantuan Masyarakat, KRO
memudahkan pengelompokan,
Bantuan Lembaga dan KRO Prasarana
mudah dipahami dan
Bidang konektivita
mencerminkan produk akhir .
46
STANDARISASI PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
SEMULA MENJADI
Kode KRO Nomenklatur KRO Kode KRO KRO Satuan Kode RO Generik Nomenklatur RO Generik
EAI Layanan Kehumasan dan Protokoler 958 Layanan Hubungan Masyarakat dan Informasi
EAH Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 960 Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal
47
TERIMA KASIH
48