Anda di halaman 1dari 48

Pokok-Pokok

KemenkeuTepercaya

KEBIJAKAN BELANJA
PEMERINTAH PUSAT
PEMBICARAAN PENDAHULUAN
RAPBN TAHUN 2023

◉Jakarta, 17 Juni 2022


OUTLINE
1. PENDAHULUAN

2. BELANJA PEMERINTAH PUSAT

3. BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA

4. BELANJA NON KEMENTERIAN/LEMBAGA


2
1
PENDAHULUAN

3
Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2023

Penyampaian RKP Tahun RAPAT TIM PERUMUS


2023 dan KEM PPKF STEP 01 STEP 06 LAPORAN PANJA BADAN
RAPBN 2023 ANGGARAN
31 Mei 2022 22-23 Juni 2022

Dasar Hukum
Panja Asumsi Dasar,
Kebijakan Fiskal , • UU No.17 Tahun 2003 Panja Kebijakan Transfer
Pendapatan , Defisit dan STEP 02 STEP 05
tentang Keuangan ke Daerah RAPBN 2023
Pembiayaan RAPBN Negara 20 Juni 2022
2023 • UU No. 17 Tahun 2014
13-14 Juni 2022 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD (MD3)

Panja RKP & Prioritas STEP 03 STEP 04 Panja Kebijakan Belanja


Anggaran RAPBN 2023 Pemerintah Pusat
RAPBN 2023
15-16 Juni 2022
17 Juni 2022

4
Pelaksanaan APBN Tahun 2022
Menghadapi kondisi luar biasa akibat meningkatnya risiko global

• Harga komoditas energi & pangan terus naik a.l. akibat perang di Ukraina yang masih
berlangsung & sanksi pada Rusia yang makin intensif
Lonjakan dan tekanan inflasi
tinggi • Disrupsi supply berkepanjangan a.l diperparah Zero Covid-19 policy Tiongkok

• Tekanan inflasi Indonesia meningkat (jika di pass trhough ke administered price)

• Kenaikan suku bunga, termasuk di AS, semakin cepat dan tajam


Kebijakan moneter dan • Volatilitas dan tekanan di pasar keuangan global meningkat
likuiditas makin ketat
• Biaya utang meningkat (baik karena nilai tukar maupun suku bunga)

• Momentum pemulihan global melemah


Potensi Stagflasi dan • Tekanan inflasi global meningkat
meningkatnya
• Efek rambatan (spillover) ke perekonomian domestik (melemahnya
ketidakpastian momentum pemulihan dan naiknya tekanan inflasi domestic)
5
ARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANGNAS 2022
“Semua, kita harus memiliki sense of crisis. Jangan seperti biasanya, jangan business
as usual. Hati-hati, sense of crisis harus ada di kita semuanya, sehingga kita harus
ada perencanaan yang baik, harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi
yang tidak pasti ini”

Presiden Joko Widodo

7 Arahan Presiden
1. Bekerja fokus untuk peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN ) dengan menggunakan potensi
Belanja Barang dan Modal untuk membeli produk dalam negeri.
2. Percepatan proses hilirisasi Industri yang dilakukan di dalam negeri.
3. Peningkatan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan dan energi.
4. Peningkatan investasi yang akan menciptakan lapangan kerja sebanyak - banyaknya.
5. Pemerintah kembali memulai defisit di bawah 3 persen PDB sesuai dengan ketentuan regulasi.
6. Agenda - agenda strategis untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus terus berjalan. dan
7. Mempersiapkan pelaksanaan Pemilu, yang tahapannya dimulai pada bulan Juni tahun 2022.
Sumber: Setkab (diolah)
6
ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2023 UNTUK MENDORONG PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS UNTUK TRANSFORMASI EKONOMI YANG INKLUSIF DAN
BERKELANJUTAN
KUALITAS REFORMASI REVITALISASI EKONOMI
INFRASTRUKTUR HIJAU
SDM BIROKRASI INDUSTRI

Alokasi
Penguatan Peran APBN Sesuai Fungsi
Distribusi Dasarnya
(pasal 3 ayat 4 UU Nomor 17 Tahun 2003)
Stabilisasi

Konsolidasi Fiskal Berkualitas (amanat UU 2/2020)

MOBILISASI PEMBIAYAAN INOVATIF &


SPENDING BETTER
PENDAPATAN SUSTAINABLE
• Efektivitas UU HPP (tax ratio naik); • Efisien dan Produktif • Pengendalian risiko utang
• Optimalisasi PNBP melalui inovasi • Fokus untuk human capital, physical • Meningkatkan peran Swasta, BUMN,
layanan dan reformasi pengelolaan capital, institutional reform, adaptasi BLU, SWF, SMV (Pembiayaan
aset secara produktif dimasa endemi inovatif)
• Antisipasi uncertainty
7
Arah Kebijakan Fiskal 2023
“Peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan”

ARAH KEBIJAKAN ANGGARAN PRIORITAS Regulasi & Insentif

penguatan preventif dan promotif,


Mendukung Transformasi mendorong kemandirian industri sektor 01. Reformasi Birokrasi
Sistem Kesehatan kesehatan, serta penguatan health security Inovasi layanan publik digital, right-sizing
preparedness (organisasi dan ASN), reformasi pensiun untuk
produktivitas dan integritas ASN, reward and
penyempurnaan perlinsos sepanjang hayat punishment untuk birokrasi yang efisien dan
Akselerasi Reformasi (bansos lansia dan konsesi disabilitas), berintegritas
Perlinsos perlinsos adaptif, serta perlinsos
Peningkatan pemberdayaan 02. Refitalisasi Industri
Kualitas Penguatan hilirisasi bernilai tambah tinggi dan
SDM Meningkatkan Kualitas penguatan PAUD, sarpras, link & match, berorientasi ekspor
Pendidikan akses pendidikan, dan kompetensi guru
03. Pengembangan Ekonomi
Hijau
Adaptasi teknologi hijau, pengembangan EBT,
Percepatan infrastruktur dasar (perumahan, air minum, sanitasi) dan transisi energi, dan pengembangan pembiayaan
pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi (ICT, energi, berkelanjutan
infrastruktur konektivitas, IKN)

8
2
BELANJA PEMERINTAH PUSAT

9
Belanja Pemerintah Pusat
Diarahkan untuk peningkatan kualitas belanja (spending better) guna
mendukung penguatan reformasi struktural dan fiskal.

Belanja Pemerintah Pusat, 2018-2022 Kebijakan BPP Tahun 2023:


2,301.6
2,000.7
1,833.0 Mendukung peningkatan kualitas SDM Indonesia yang
1,496.3
01. terampil, produktif dan berdaya saing, melalui:
1,455.3 809.9 1,355.9
773.3 a. peningkatan kualitas pendidikan
608.8 622.9 b. transformasi sistem kesehatan
c. akselerasi reformasi menuju sistem perlindungan sosial
1,059.6 1,190.8 sepanjang hayat dan adaptif
846.6 873.4 945.8

Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur


APBN* 02. pendukung transformasi ekonomi
2018 2019 2020 2021 2022

Meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran program


Belanja K/L Non K/L Total 03. bansos dan subsidi
*) APBN yang telah disesuaikan

Evaluasi BPP 2022: 04.


Meningkatkan efektivitas implementasi reformasi
birokrasi
Telah dilakukan penyesuaian APBN 2022 untuk menjaga pemulihan ekonomi
Melanjutkan efisiensi belanja barang yang bersifat
dan melindungi daya beli masyarakat dengan menjaga APBN tetap sehat dan 05. nonprioritas
sustainable , a.l. melalui:
Meningkatkan sinkronisasi dan penajaman belanja
 Penebalan Perlinsos dimanfaatkan a.l untuk BLT kepada 20,65 juta KPM 06. bantuan pemerintah
dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) Antisipasi dan mitigasi risiko fiskal dalam pelaksanaan
 Penambahan alokasi untuk subsidi energi untuk merespon kenaikan harga 07. APBN, bencana, dan kegiatan
mendesak lainnya.
komoditas energi
10
Perkembangan
Alokasi BPP Menurut Fungsi TA 2019

190.1

400.1
Perkembangan alokasi fungsi terbesar pada tahun 2019 & 2022 155.2

mencerminkan kebijakan Pemerintah untuk mengatasi dampak 11.2


Pelayanan Umum 4.2
pandemi Covid-19 Pertahanan
TA 2019
71.0

115.4
1. Fungsi kesehatan pada tahun 2022 meningkat signifikan (96,5 Ketertiban Keamanan 26.6
16.1 190,1
persen) dibanding tahun 2019 untuk biaya penanganan pandemi
Ekonomi
Covid-19 11,2 400,1148.0
Perlindungan Lingkungan Hidup 155,2 358.4
2. Fungsi perlindungan sosial pada tahun 2022 meningkat 32,4 Triliun Rupiah
persen dibanding tahun 2019 untuk menjaga daya beli Perumahan dan Fasilitas Umum 4,2 TA 2022
masyarakat berpenghasilan rendah di tengah pandemi Covid-19. 71,0 251.7
Kesehatan
115,4
26,6
3. Fungsi pelayanan umum pada tahun 2022 meningkat 56,7 persen Pariwisata
16,1 627.1
dibanding 2019 untuk mendorong birokrasi dan layanan publik 10.6
169.2
Agama 148,0
yang lebih agile, berintegritas, produktif, dan professional 3.7 358,4
Pendidikan
4. Fungsi ekonomi pada tahun 2022 meningkat 11,6 persen dari 139.5
tahun 2019 untuk mendukung pelaksanaan berbagai program Perlindungan Sosial
pemulihan ekonomi. 17.3
14.1
134.6
5. Fungsi pertahanan dan fungsi ketertiban & keamanan pada tahun
2022 meningkat masing-masing sebesar 16,7 persen dan 19,4 400 176.7
persen dari tahun 2019
11
Belanja Pemerintah Pusat
Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional Dalam RKP

Tema RKP Tahun 2023


“Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”
PN 1 PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7
Memperkuat Mengembangkan Meningkatkan Revolusi Mental Memperkuat Membangun Memperkuat
Ketahanan Ekonomi Wilayah untuk Sumber dan Infrastruktur untuk Lingkungan Hidup, Stabilitas
untuk Pertumbuhan Mengurangi Daya Manusia Pembangunan Mendukung Meningkatkan Polhukhankam dan
Berkualitas dan Kesenjangan dan Berkualitas Kebudayaan Pengembangan Ketahanan Transformasi
Berkeadilan Menjamin dan Berdaya Saing Ekonomi dan Pelayanan Bencana, dan Pelayanan
Pemerataan Dasar Perubahan Iklim Publik

Melalui: Melalui: Melalui: Melalui: Melalui: Melalui: Melalui:


1. Bidang Infrastruktur 1. Bidang Infrastruktur 1. Bidang Pendidikan 1. Bidang Pendidikan 1. Bidang Infrastruktur 1. Bidang Pangan 1. Bidang Hankam
2. Bidang Pangan 2. Bidang Kesehatan 2. Bidang Perlinsos
3. Bidang Perlinsos

12
BIDANG PENDIDIKAN

13
Daily
ANGGARAN PENDIDIKAN
Diarahkan untuk peningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing dan mampu
beradaptasi pasca pandemi

Anggaran Pendidikan, 2018-2022


Melalui BPP TKDD Pembiayaan (Rp Triliun)
621,3
473,7 479,6 117,4
460,3
431,7
6,0 18,0 29,0
15,0
290,5
299,2 281,4 270,3
272,2

144,5 155,2 174,2 180,3 213,4

2018 2019 2020 2021 APBN*


2022
*) APBN yang telah disesuaikan

Evaluasi pelaksanaan anggaran pendidikan:


 Anggaran pendidikan dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 9,5 persen per
tahun.
 Anggaran pendidikan dalam penyesuaian APBN tahun 2022 dialokasikan sebesar Rp621,3 triliun atau meningkat 29,5
persen dari realisasi 2021

14
Tantangan dan Kebijakan
Pendidikan
Tantangan dalam bidang Arah Kebijakan Anggaran

pendidikan, a.l: Pendidikan Tahun 2023

• HCI Indonesia masih di bawah rata-rata negara 1. Peningkatan akses pendidikan pada
ASEAN seluruh jenjang pendidikan melalui
• Skor PISA Indonesia belum menunjukkan perluasan wajib belajar dan bantuan
peningkatan signifikan pendidikan
• Rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia lebih
2. Peningkatan kualitas sarpras penunjang
rendah dibanding beberapa negara ASEAN
kegiatan pendidikan terutama di daerah
• Kondisi sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan
masih belum memadai dan merata 3T
• Partisipasi pada PAUD dan PT yang tergolong 3. Penguatan link and match dengan pasar
rendah kerja
• Tingginya tingkat pengangguran lulusan
4. Pemerataan kualitas pendidikan
pendidikan vokasi
5. Penguatan kualitas layanan PAUD

15
BIDANG KESEHATAN

16
ANGGARAN KESEHATAN
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Menuju Cakupan Kesehatan Semesta

Perkembangan Anggaran Kesehatan 2018-2022: Perkembangan Output (Manfaat) 2020-2022:


(Rp Triliun)

Reguler Covid Column1 312.4

255.4 Peserta Layanan Penugasan Tenaga


Penerima Pengendalian Kesehatan secara
188.0
116.4 PBI-JKN Penyakit TB Tim/Individu
172.3
52.4 96,8 jt jiwa 434 layanan* 5.200 orang
109.2 113.6
155,0 94,0 jt jiwa 144 layanan* 8.948 orang
155,0
139.0 96,2 jt jiwa 1.432 layanan 5.867 orang
109.2 113.6 119.9 124.4
* Redifinisi output
melalui RSPP
2018 2019 2020 2021 APBN 2022

*Termasuk BPP dan TKD


Penguatan Edukasi Pemeriksaan sampel obat,
Anggaran kesehatan reguler mengalami peningkatan, namun seiring Kesehatan Reproduksi dan obat tradisional, kosmetik,
dengan kondisi pandemi yang semakin terkendali maka alokasi Gizi bagi Remaja Putri dan suplemen kesehatan
penanganan Covid-19 di TA 2022 cenderung menurun. Anggaran sebagai Calon Ibu
kesehatan tersebut dimanfaatkan a.l. untuk: 31.101 kelompok 60.340 sampel
 Penanganan dan percepatan pemulihan kesehatan pasca pandemi 29.330 kelompok 54.067 sampel
Covid-19; 29.185 kelompok 43.648 sampel
 Peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan sebagaimana Target 2022
kerangka kebijakan reformasi sistem kesehatan; 2021
 Melanjutkan upaya percepatan penurunan stunting 2020
17
TANTANGAN DAN KEBIJAKAN BIDANG KESEHATAN

TANTANGAN BIDANG KESEHATAN


ARAH KEBIJAKAN BIDANG KESEHATAN 2023
1. Kualitas dan akses terhadap pelayanan 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
kesehatan primer dan sekunder, semesta dengan:
laboratorium, dan tenaga kesehatan • Penguatan pelayanan kesehatan primer dan sekunder
belum merata. • Peningkatan upaya promotif-preventif
• Percepatan ketersediaan, kualitas, dan distribusi tenaga kesehatan
2. Prevalensi stunting dan penyakit • Peningkatan manfaat program JKN
katastropik masih tinggi. • Dukungan inovasi dan pemanfaatan teknologi

3. Ketergantungan impor produk bahan 2. Peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB dan kesehatan
baku farmasi dan alat kesehatan. reproduksi, serta pelayanan kesehatan usia lanjut.

4. Keamanan dan mutu produk obat dan 3. Akselerasi penurunan prevalensi stunting, melalui peningkatan
makanan yang beredar, khususnya kualitas dan cakupan intervensi spesifik.
untuk menghadapi tren peredaran
secara daring. 4. Mendukung kemandirian serta peningkatan mutu dan daya
saing farmasi dan alkes.
5. Risiko bencana non alam atau
pandemi. 5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengawasan obat dan
makanan.
18
BIDANG
PERLINDUNGAN SOSIAL

19
AKSELERASI REFORMASI MENUJU SISTEM PERLINSOS SEPANJANG HAYAT DAN ADAPTIF
Mempercepat penurunan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan pembangunan SDM jangka
panjang

PERKEMBANGAN ANGGARAN PERLINDUNGAN SOSIAL CAPAIAN DAN TARGET OUTPUT PRIORITAS, a.l :
Triliun Rupiah
61.5
Program Keluarga Program Kartu Sembako
35.6 Harapan
5.0 -6.0 12.2
10,0 jt KPM 18,8 jt KPM
18,8 jt KPM
10,0 jt KPM
19,4 jt KPM
10,0 jt KPM

498.0 468.3 525.2


293.8 308.4 Subsidi Listrik
Bantuan Langsung
Tunai (BLT) Pedesaan
37,8 juta pelanggan
2018 2019 2020 2021 APBN 38,1 juta pelanggan
8 jt KPM
2022 *)
8 jt KPM 37,0 juta pelanggan
Pembiayaan Column1
*) APBN yang telah disesuaikan 8 jt KPM
Catatan:
 Peningkatan anggaran perlinsos tahun 2020 dipengaruhi oleh pelaksanaan Subsidi LPG Kartu Prakerja
program-program PEN sebagai perlindungan masyarakat untuk mengurangi 8,02 juta Metrik Ton 2,9 jt peserta
dampak pandemi Covid-19
7.5 juta Metrik Ton 5,6 jt peserta
 Anggaran perlinsos 2021-2022 relatif turun dipengaruhi oleh penyesuaian 2022
7.1 juta Metrik Ton 5,6 jt peserta
program-program perlindungan masyarakat dalam rangka PEN seiring dengan 2021
semakin membaiknya kondisi social ekonomi masyarakat 2020
 Penyesuaian tahun 2022 al. untuk penebalan perlinsos, penambahan subsidi
Catatan: Program Perlinsos juga termasuk Program PIP, KIP Kuliah (Anggaran
energi dan non energi
Pendidikan) dan Bantuan iuran PBI JKN (Anggaran Kesehatan)
20
AKSELERASI REFORMASI PERLINSOS DAN PENGENTASAN KEMISKINAN
EKSTREM
Tantangan Bidang Perlindungan Sosial Arah Kebijakan Perlinsos tahun 2023:
- Akurasi data dalam penentuan penerima 1. Perbaikan data dan targeting 3. Penguatan perlinsos
program perlinsos; Perlinsos melalui Registrasi sosial sepanjang hayat
ekonomi Melalui, a.l:
- Sinergi antar program perlinsos masih perlu Melalui, a.l: • Penguatan perlinsos untuk
• Pembangunan dan penyempurnaan kelompok penyandang
ditingkatkan; Regsosek penduduk disabilitas
• Pemeringkatan regsosek dan • Penguatan perlinsos untuk
- Pemberian program perlinsos belum Pemutakhiran secara berkala kelompok Lansia

sepenuhnya disertai dengan kebijakan graduasi 2. Penguatan graduasi dari 4. Mendorong perlindungan
kemiskinan sosial adaptif
Melalui, a.l:
yang terukur dan terstruktur; dan Melalui, a.l:
• Penguatan Program Pemberdayaan untuk
percepatan pengentasan kemiskinan a.l. • Protokol perlinsos yang adaptif
- Diperlukan perlinsos yang lebih adaptif dalam UMi, KUR dan Prakerja sebagai automatic stabilizer di
• Percepatan pengentasan kemiskinan masa krisis
menghadapi situasi krisis di masa depan • Skema pembiayaan adaptif
ekstrem (PKE) dengan perluasan wilayah
sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem melalui Disaster Risk Financing
and Insurance (DRFI)

21
BIDANG
INFRASTRUKTUR

22
PERKEMBANGAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR
Menciptakan pemerataan pembangunan, mendorong daya saing usaha dan iklim investasi

Perkembangan Anggaran Infrastruktur Capaian dan Target Output Prioritas

(Triliun Rupiah) Pembangunan Jalan Pembangunan Jembatan


48.5 550 km 12.000 m
620.0 50
721,29 km 27.708 m
520.0 3.4 0.0
-14.0 0 788 km 26.602 m
-27.3
420.0
-50 Jalur Kereta Api Pembangunan Bandara
320.0 162,96 km’sp 2 unit
-100 219,14 km’sp 1 unit
220.0 394.0 394.1 425.3 102,87 Km’sp 1 unit
365.8
120.0 286.5 -150
Bendungan Sistem Pengelolaan Air Limbah
20.0 -200 25 unit (lanjutan) 249.405 KK
2018 2019 2020 2021 APBN 2022 48 unit (1 baru; 47 lanjutan) 386.813 KK
-80.0 -250
46 unit (lanjutan) 296.797 KK
*Anggaran Infrastruktur % Pertumbuhan
Jargas Bumi Rumah Tangga Rumah Susun & Rumah Khusus
* Realisasi 2021 cenderung tinggi karena adanya relaksasi kontrak proyek dan
100.000 SR 3.875 unit (2.305 Rusun; 1.570 RK)
kegiatan dari belanja K/L yang diselesaikan akhir tahun 2020, namun dibayar di awal
tahun 2021 120.776 SR 10.335 unit (7.024 Rusun; 3.311 RK)
127,864 SR 2.044 unit (1.131 Rusun; 913 RK)
 Anggaran infrastruktur cenderung meningkat setiap tahun (2020
BTS/Lastmile Kapasitas Satelit
mengalami kontraksi, akibat dampak adanya pandemi covid-19).
4.184 Lokasi 25 Gbps
 Pembangunan infrastruktur tahun 2022 diarahkan untuk mendukung 27,27 Gbps
4.197 Lokasi
pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, antara lain melalui 25 Gbps
1,.682 Lokasi
pelaksanaan kegiatan dengan skema padat karya
*Anggaran Infrastruktur termasuk Bel Pem Pusat, TKDD, dan Pembiayaan 2022 2021 2020
Anggaran 23
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2023
Untuk mendukung transformasi ekonomi dan sentra pertumbuhan baru

Tantangan INFRASTRUKTUR DASAR


Arah Kebijakan Anggaran
Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi Infrastruktur 2023
Infrastruktur : Akses Listrik RT
• Mengakselerasi pembangunan
• Penentuan skala prioritas proyek
Perumahan infrastruktur dasar untuk
Infrastruktur dengan keterbatasan Jalan Non Tol pemenuhan layanan dasar;
ketersediaan anggaran (Fiscal Space) Fasilitas Kesehatan
• Pemerataan infrastruktur dan akses
khususnya yang memiliki daya TIK, dalam rangka mendukung
ungkit terhadap pertumbuhan Fasilitas Pendidikan aktivitas ekonomi;
ekonomi; • Pembangunan infrastruktur
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
• Perlunya koordinasi lintas sektor dan PRODUKTIVITAS (KONEKTIVITAS &
pendukung transformasi ekonomi
Pemda dalam mekanisme MOBILITAS) (a.l. Energi, Pangan, Konektivitas dan
pendanaan dan pembangunan Transportasi);
Energi dan Ketenagalistrikan
infrastruktur; • Mendukung penyelesaian Proyek
• Solusi alternatif skema pembiayaan Jalan Akses Utama & Tol Strategis Nasional dan
kreatif (creative financing) terutama Pelabuhan pembangunan IKN secara bertahap
untuk meningkatkan peran Swasta, dan berkelanjutan;
Kereta Api
BUMN/D dan Pemda dalam • Meningkatkan sinergitas dan
mendukung pembiayaan Bandara
integrasi pendanaan antar K/L, Pusat
infrastruktur. Teknologi Informasi dan dan Daerah, dan skema KPBU.
Komunikasi
24
BIDANG KETAHANAN PANGAN

25
ANGGARAN KETAHANAN PANGAN
Diarahkan untuk Peningkatan Ketersediaan, Akses, dan Kualitas Pangan

Perkembangan Output (Manfaat) 2020-2022:


Perkembangan Anggaran Ketahanan Pangan 2018-2022:
(Rp Triliun)

92.3
86.5 85.9 Benih Ikan
80.7 Produksi Produksi yang
74.5 Padi Jagung Disalurkan ke
Masyarakat
57,5 juta Ton 26,0 juta ton 151 juta ekor
54,4 juta Ton 23,0 juta ton 172 juta ekor
54,6 juta ton 22,9 juta ton 232 juta ekor

2018 2019 2020 2021 APBN 2022

*Termasuk BPP dan TKD

Anggaran ketahanan pangan cenderung meningkat dalam beberapa Pembangunan Irigasi Subsidi Pupuk
tahun terakhir, dimanfaatkan a.l. untuk:
15.000 Ha 9,1 juta ton
 Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan
22.958 Ha 7,9 juta ton
 Pengelolaan perikanan dan kelautan 11.236 Ha 8,7 juta ton
 Pembangunan proyek irigasi dan bendungan
Target 2022
 Dukungan bagi petani a.l. subsidi pupuk
2021
2020
26
TANTANGAN DAN KEBIJAKAN BIDANG
KETAHANAN PANGAN
ARAH KEBIJAKAN ANGGARAN KETAHANAN
TANTANGAN BIDANG KETAHANAN PANGAN
PANGAN 2023
1. Produktivitas sektor pertanian, kelautan, dan perikanan
belum optimal. 1. Peningkatan produktivitas komoditas pangan
strategis.
2. Kualitas sumber daya manusia terkait tingkat pendidikan
yang rendah dan usia petani yang menua (aging 2. Mendorong terciptanya SDM pertanian dan
farmers). perikanan yang berdaya saing dengan penguatan
kelembagaan usaha (korporasi), modernisasi, dan
3. Pemanfaatan teknologi serta digitalisasi di sektor
pertanian yang berjalan lambat.
peningkatan penyuluhan.

4. Tata kelola sistem pangan belum optimal, a.l. rantai 3. Mendorong pemanfaatan teknologi dan data, serta
pasok belum terintegrasi hulu-hilir dan sistem budi daya pengembangan iklim inovasi.
belum menerapkan sistem ramah lingkungan.
4. Penguatan sistem logistik pangan nasional dan
5. Daya tampung dan ketersediaan air yang semakin transformasi sistem pangan yang berkelanjutan.
terbatas (kuantitas dan kualitas).

6. Risiko gangguan hama dan penyakit serta perubahan 5. Akselerasi penyelesaian pembangunan infrastruktur


iklim dan kondisi geopolitik yang berpengaruh terhadap sistem irigasi dan bendungan/waduk.
produksi, rantai pasokan, dan stabilitas harga pangan.

27
BIDANG HANKAM

28
Pemerintah Berupaya Menjaga Kebutuhan Anggaran Hukum,
Pertahanan dan Keamanan

Rp Triliun
Perkembangan Bidang Hankam, 2018-2022 % Output Strategis bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan

9.9
-1.2 5.3 10.5 -2.7
350.0

300.0 0.0

250.0 -20.0
Pemeliharaan KRI, Pengadaan/ Pengadaan/
200.0
Pengadaan Dukungan
KAL, Alpung dan penggantian penggantian
-40.0 amunisi kaliber pengadaan
Ranpur/ Rantis pesawat udara kendaraan
150.0 kecil alutsista
-60.0 Matra Laut tempur
100.0
-80.0
50.0
250.1 263.4 291.0 283.2 311.3
0.0 -100.0
2018 2019 2020 2021 APBN 2022

Real

 Anggaran bidang hankam cenderung meningkat  untuk


mendukung kegiatan prioritas di bidang hankam a.l Penyelesaian Patroli Penyelesaian Penyelesaian Almatsus dan
tindak Pidana perbatasan Tindak Pidana
pemenuhan dan pemeliharaan/perawatan almatsus, dan Narkoba Umum
tindak Pidana Sarpras
Laut Terorisme
alpalhankam, serta kegiatan lain dalam rangka menjaga
stabilitas pertahanan dan keamanan nasional

29
Tantangan dan Kebijakan Anggaran Bidang Hukum, Pertahanan
dan Keamanan 2023
Arah Kebijakan bidang Hukum dan Hankam, a.l
Tantangan:
1. Menjaga keutuhan NKRI serta penguatan pertahanan
 Proses kontrak dan loan agreement atas pengadaan dibarengi Confident Building Measures (CBM);
alutsista produksi luar negeri yang belum optimal dan 2. Penanganan kejahatan konvensional, transnasional dan
membutuhkan waktu yang lama. pelanggaran hukum di wilayah laut dan perbatasan, serta
 Berkembangannya teknologi dan kondisi VUCA keamanan perbatasan NKRI terutama Pos Lintas Batas
(volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) atau Negara dan Lokasi Prioritas ;
menghadapi gejolak, ketidakpastian, kompleksitas dan 3. Penguatan prasarana ITE yang mendukung E-Court, E-
keambiguan yang menghinggapi berbagai tatanan litigasi, dan pengungkapan tindak pidana/kejahatan, serta
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. layanan peradilan melalui sidang di luar gedung
 Meningkatnya ketidakpastian perekonomian global peradilan;
yang berdampak pada perekonomian domestik karena 4. Pencegahan dan penanggulangan narkoba, terorisme dan
berpotensi menyebabkan kondisi bidang polhukam konflik sosial;
tidak stabil antara lain karena krisis energi, kenaikan 5. Optimalisasi penindakan Tindak Pidana Korupsi dan
harga pangan dan BBM, serta disrupsi multi sektor Tindak Pidana Pencucian Uang;
 Belum ada mekanisme integrasi dan sharing data 6. Penguatan regulasi keamanan dan ketahanan siber dan
informasi serangan siber antar stakeholder terkait sandi nasional;
 Perkembangan lingkungan strategis bidang Polhukam 7. Peningkatan keamanan, ketertiban masyarakat, serta
menjelang Pemilu Serentak tahun 2024 pelayanan keamanan terutama menjelang Pemilu
serentak 2024.

30
3
BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA

31
BELANJA K/L TAHUN 2023
mendukung konsolidasi fiskal dengan tetap meningkatkan produktivitas untuk
transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan

Belanja K/L 2018 - 2022 Kebijakan umum belanja K/L tahun


(Rp Triliun)
21.3 2023
10.6 3.2 12.4 • Meningkatkan kualitas belanja yang lebih efisien,
efektif, dan produktif
• Meningkatkan kualitas SDM
-20.6 • Pembangunan infrastruktur prioritas
846.6 873.4 1,059.6 1,190.8 945.8 • Melanjutkan reformasi birokrasi
2018 2019 2020 2021 APBN • Mendukung pelaksanaan revitalisasi industri
2022
• Mengembangkan ekonomi hijau
PEN Growth (%)
Hal-Hal Khusus dalam Penyusunan Belanja
K/L TA 2023
• Pada tahun 2020 s.d. 2022, Belanja K/L mendukung
penanganan dampak Pandemi Covid-19
• Mendukung pembangunan IKN
• Pada tahun 2022, didesain lebih fleksibel melalui • Mendukung persiapan Pemilu
kebijakan automatic adjustment untuk mengantisipasi • Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur
kelanjutan kebutuhan penanganan pandemi • Melanjutkan kebijakan automatic adjustment

32
Belanja Pegawai K/L Tahun 2023 untuk mewujudkan
SDM aparatur yang produktif dan berintegritas

Evaluasi Pelaksanaan 2022:


10.0
350.0

7.9
10.0

7.1
1.5
300.0

-1.7
0.0
• Penyesuaian cara kerja baru dengan tetap mempertahankan
250.0
produktivitas
• Melanjutkan pengendalian belanja pegawai namun tetap menjaga
-10.0

200.0

-20.0
daya beli melalui kebijakan Gaji ke-13 dan THR yang terdiri dari
150.0

266.2 Gaji, tunjangan melekat, dan 50%Tunjangan Kinerja (PP16/2022)


231.0 249.2 245.0 248.6 -30.0

100.0

-40.0
50.0

0.0 -50.0

2018 2019 2020 2021 APBN 2022

Belanja Pegawai K/L(triliun rupiah) Growth (%) Kebijakan 2023:

Mendorong efektivitas dan pengendalian belanja pegawai


dengan tetap menjaga daya beli dan konsumsi aparatur
negara
Belanja Pegawai K/L 2018 2019 2020 2021 2022
• Gaji & Tunjangan
156,7 163,6 166,7 168,5 172,1 Melanjutkan reformasi birokrasi sesuai dengan cara kerja
• Tunkin, Honorarium, baru yang lebih efisien dan berbasis teknologi dengan tetap
Lembur, dll 74,3 85,6 78,3 80,1 94,1 mempertahankan produktivitas dan meningkatnya kualitas
pelayanan kepada publik
33
Kebijakan Belanja Barang Tahun 2023 Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Dengan Tetap Mempertimbangkan Prinsip Efisiensi
Evaluasi Pelaksanaan 2022:
Rp Triliun
19.2 (3.8) 26.1 25.6
(36.1) • Melanjutkan kebijakan untuk mendukung kegiatan produktif
dan penanganan covid-19 serta pemulihan ekonomi terutama
pada belanja barang non-prioritas a.l : belanja perjadin, biaya
rapat, dan operasional
528.9 • Masih dilakukan pembatasan sosial pada level I dan
347.2 333.9
421.2
337.9
melanjutkan pola kerja baru yang memanfaatkan IT
• Belanja barang untuk penanganan pandemi Covid-19 sudah
menunjukkan kondisi yang membaik dan terkendali
2018 2019 2020 2021 APBN
2022
Kebijakan 2023:
Belanja Barang Growth (%) • Mendorong efisiensi belanja barang operasional dan
belanja barang non-prioritas sejalan dengan pola kerja
baru dan optimalisasi pemanfaatan IT;
• Penyediaan belanja pemeliharaan untuk menjaga nilai
aset dengan efisien.
• Mendukung efisiensi belanja barang yang diserahkan
kepada Pemda/Masyarakat yang lebih fokus dan sinergi
dengan sumber pendanaan lain dan/atau program
bantuan Pemerintah lainnya.

34
Belanja Modal Tahun 2023 diarahkan untuk penyediaan sarana dan
prasarana digital yang mendukung layanan SPBE serta mendorong
penyelesaian pembangunan infrastruktur dasar secara berkelanjutan
500.0 100.0

450.0 Alokasi Belanja Modal 2018-2022 Evaluasi Pelaksanaan 2022:


(Rp Triliun)
• Upaya percepatan penyelesaian kegiatan lanjutan tahun
400.0 50.0

350.0
25.5
-3.4 7.4 2022 tingkat penyerapan tumbuh positif dibandingkan
-11.8
300.0 0.0

-16.9
250.0

200.0 -50.0
tahun 2019 dan 2020
150.0 • Anggaran tahun 2022 cenderung lebih rendah karena
239.6
100.0
184.1 177.8 190.9 199.2 -100.0

terdapat relaksasi kontrak proyek dan kegiatan yang


diselesaikan akhir tahun 2020, namun dibayar di awal tahun
50.0

0.0 -150.0

2018 2019 2020 2021 APBN 2022


2021
Belanja Modal (triliun rupiah) Growth (%) • Kebijakan untuk mendukung penanganan pandemi dan
pemulihan ekonomi
Uraian 2018 2019 2020 2021 APBN 2022
Tanah 3,5 4,2 23,5 26,7 3,5 * Kebijakan Belanja Modal 2023 :
Peralatan dan Mesin 61,4 60,2 81,1 85,4 61,4

Gedung dan Bangunan 27,2 27,6 23,3 29,5 27,2


1. Prioritas terhadap pengadaan dan perolehan aset tetap yang
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 84,4 74,6 52,5 85,6 84,4
produktif
Modal Lainnya 3,1 6,5 6,1 6,0 3,1 2. Mendukung pendanaan dalam rangka penyelesaian proyek-
BLU 4,6 4,9 4,4 6,4 4,6 proyek strategis dan prioritas secara selektif untuk
JUMLAH 184,1 177,8 190,9 239,6 199,2 meningkatkan produktivitas
RM 129,9 111,7 127,4 169,3 124,3
3. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung prioritas
Non RM 54,2 66,1 63,5 70,4 74,8
nasional secara berkelanjutan
*) belum memperhitungkan pemindahbukuan pengadaan tanah LMAN
35
4
BELANJA NON
KEMENTERIAN/LEMBAGA

36
Subsidi Tahun 2023 Diarahkan Untuk Stabilisasi Harga dan Menjaga Daya
Beli, serta Mendukung UMKM Dan Koperasi

Subsidi, 2018-2022
Tantangan Kebijakan Subsidi
Triliun rupiah)
1. Risiko contingent liabilities dalam Subsidi
400.0 100.0
Energi  kebijakan penyesuaian harga/tarif
30.3 23.4 17.2
belum dapat dilaksanakan sehingga muncul
-7.0 -2.8
kompensasi.
-
350.0

283.7 2. Tingginya harga komoditas yang menyebabkan


-100.0

300.0

242.1 meningkatnya kebutuhan Subsidi dan


-200.0

250.0
74.7
216.9
201.8 196.2 Kompensasi Energi.
-300.0

101.7
200.0

63.4
150.0
64.9
87.4
-400.0

3. LPG dan Solar masih didistribusikan secara


-500.0

terbuka.
208.9
4. Validitas data masyarakat yang berhak
100.0

-600.0

153.5 136.9 140.4


50.0 108.8 -700.0
menerima Subsidi belum akurat.
-

2018 2019 2020 2021 APBN*


-800.0
5. Kebutuhan anggaran akan meningkat seiring
2022 dengan komitmen Pemerintah dalam
memberikan dukungan kepada EBT.
Subsidi Energi Subsidi Non Energi - % Pertumbuhan
6. Implementasi kartu tani dan e-RDKK masih
*) APBN yang telah disesuaikan menghadapi kendala.
37
Subsidi Non Energi Tahun 2023 Diarahkan Untuk Mendorong Produktivitas
Pangan dan Mendukung UMKM dan Koperasi

Kebijakan Subsidi Non Energi


Subsidi Non Energi, 2018-2022
140.0 80.0
Triliun rupiah) Subsidi Pupuk
120.0
60.0 • Menetapkan prioritas jenis komoditas yang mendapatkan Subsidi
101.7 Pupuk
100.0

87.4 40.0 • Pembatasan jenis pupuk bersubsidi dari 6 jenis pupuk menjadi hanya
80.0
34.6 74.7 Urea dan NPK;
63.4 64.9 20.0 • Penerapan skema Subsidi Langsung Pupuk (SLP) kepada petani melalui
16.4
60.0 kartu tani/e-kartu tani/biometrik secara bertahap
2.5 -
40.0
-7.8 Subsidi PSO
20.0
-20.0 Mendukung peningkatan pelayanan umum di bidang transportasi publik (KAI dan
-26.5 PELNI) dan penyediaan informasi publik (LKBN Antara)
-40.0
Subsidi Bunga Kredit Program
-

2018 2019 2020 2021 APBN APBN*


2022 2022
• Memperluas akses permodalan UMKM maupun petani melalui Subsidi Bunga
KUR sebagai usaha meningkatkan daya saing usaha;
• Menyediakan anggaran Subsidi Perumahan untuk mendukung penyediaan
rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
Benih PSO Bunga Kredit Program Pajak . % Pertumbuhan
Subsidi Pajak
Insentif perpajakan melalui Subsidi Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah
*) APBN yang telah disesuaikan (PPh DTP) sebagai stimulus yang diberikan Pemerintah kepada dunia usaha
38
Belanja Non K/L diarahkan untuk pemenuhan kewajiban Pemerintah,
seperti pensiun, serta dukungan infrastruktur dengan skema KPBU

Program Pengelolaan Pembayaran Program Pengelolaan Transaksi Khusus,


Bunga Utang a.l.

1. Memenuhi secara tepat waktu, tepat jumlah untuk 1. Pemenuhan kewajiban Pemerintah terhadap
menjaga kredibilitas pengelolaan utang; dan Pensiunan PNS, TNI, Polri, serta perlindungan
2. Mendorong efisiensi bunga utang melalui sosial bagi ASN, TNI, Polri, berupa Jamkes, JKK,JKM
pemilihan komposisi utang yang optimal, dan 2. Pemenuhan komitmen melalui kontribusi
pendalaman pasar keuangan. Pemerintah Indonesia kepada organisasi/ lembaga
internasional
3. Mendukung percepatan infrastruktur melalui skema
KPBU dalam bentuk fasilitas penyiapan proyek dan
dana dukungan kelayakan proyek termasuk
pemberian dukungan pembangunan IKN

39
Belanja Non K/L juga dimanfaatkan untuk memperkuat tujuan dan
kepentingan nasional , serta antisipasi pelaksanaan APBN

Kebijakan Tahun 2023

Program Pengelolaan Hibah Program Pengelolaan Belanja


Lainnya, a.l.
1. Pemberian hibah internasional dilakukan untuk 1. Antisipasi kegiatan tanggap darurat dan penanggulangan
memperkuat tujuan dan kepentingan nasional bencana;
Indonesia di tataran global. 2. Antisipasi risiko fiskal pada pelaksanaan APBN, baik dari
perubahan asumsi makro dan/atau perubahan kebijakan;
3. Antisipasi dukungan stabilisasi harga pangan dan ketahanan
pangan;
4. Antisipasi keperluan untuk kegiatan mendesak;
5. Dukungan pembayaran kewajiban pemerintah, a.l. untuk
kompensasi harga energi;
6. Dukungan program pengembangan kualitas sumber daya
manusia, a.l. melalui program Kartu Prakerja.

40
PERBAIKAN PERENCANAAN
PENGANGGARAN

41
4
2
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI RSPP
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran telah dilaksanakan sejak TA 2021, terdiri atas Redesain Program,
Redesain Kegiatan, dan Redesain Keluaran (Output)
Redesain Program Redesain Kegiatan Redesain Keluaran
Program tdk lagi mencerminkan tusi Unit - Standardisasi Referensi
Kegiatan tdk lagi disusun dengan
Eselon I, tetapi lebih mencerminkan tugas
fungsi Kementerian/Lembaga. nomenklatur yg identik dgn Unit Kerja Klasifikasi Rincian Output
Eselon II (dua)/Satuan Kerja, namun (KRO) dan satuannya.
Program didesain menjadi Program Generik berdasarkan aktivitas yg dilaksanakan - Rincian Output = Keluaran
(Dukungan Manajemen) dan Program Teknis oleh unit utk menghasilkan keluaran (Output) Riil atau produk
(Spesifik&Lintas K/L) dlm rangka terwujudnya sasaran serta akhir yang dihasilkan oleh
dapat bersifat lintas unit Es II dlm 1 Es Kementerian/Lembaga
Penyederhanaan Jumlah Program semula 428
Program menjadi 102 Program (Program I yg sama. yang bersifat unik dan
Generik, 84 Program Teknis Spesifik, 17 spesifik sehingga
Program Teknis Lintas K/L) Nomenklatur RO dapat
Penetapan Program : SB Menkeu Bappenas No.
berbeda antar K/L
S-375/MK.02/2020 dan B.308/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 tanggal
8 Mei 2020
Pagu Indikatif TA 2021 : SB MK Bappenas Nomor
S-376/MK.02/2020 dan B.310/M.PPN/D.8/PP.04.05/05/2020 tanggal
8 Mei 2020
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran diikuti dengan penguatan Integrasi/Interkoneksi Sistem IT Perencanaan dan Sistem IT Penganggaran

42
Hal-Hal Khusus dalam Penyusunan Renja K/L TA 2023
I. Penguatan Penerapan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)
Melakukan penyempurnaan rumusan informasi kinerja sesuai pedoman penerapan RSPP, meliputi:
1 a. Menyempurnakan rumusan Sasaran Program dan lndikator Kinerja Utama Program, khususnya untuk Program
yang bersifat lintas Unit Eselon l
b. Menyempurnakan rumusan Kegiatan, khususnya untuk Kegiatan yang bersifat lintas Unit Eselon l/ll;
c. Menyempurnakan rumusan Klasifikasi Rincian Output (KRO)/Rincian Output (RO) dan lndikator Kinerjanya
d. Memperbaiki penggunaan KRO yang kurang tepat/kesesuaian RO dengan KRO
e. Melakukan Penandaan (tagging) RO yang bersifat khusus dan spesifik terkait dengan Prioritas
Nasional (PN), Major Project (MP), Proyek Strategis Nasional (PSN), multi-years contract
(MYC) serta anggaran tematik APBN.

2 K/L dalam menyusun Renja K/L TA 2023 secara khusus memperhatikan penggunaan
KRO sbb :
a. Anggaran untuk Belanja Operasional (Belanja Pegawai dan Belanja Barang
Operasional) dialokasikan dengan menggunakan RO Layanan Perkantoran di dalam
KRO Layanan Dukungan Manajemen lnternal;
b. Anggaran utk belanja operasional dan pemeliharaan sarana/prasarana bidang TIK
pada KRO Operations and Maintenance (OM) Sarana/Prasarana Bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Memastikan keselarasan rumusan informasi kinerja dalam Renja K/L dengan target-target
3 kinerja di dalam RKP

43
STANDARISASI PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
SEMULA MENJADI

Kode KRO Nomenklatur KRO Kode KRO KRO Satuan Kode RO Generik Nomenklatur RO Generik

EAA Layanan Perkantoran 994 Layanan Perkantoran


EAG Layanan Hukum 957 Layanan Hukum

EAI Layanan Kehumasan dan Protokoler 958 Layanan Hubungan Masyarakat dan Informasi

EAI Layanan Kehumasan dan Protokoler 959 Layanan Protokoler


Layanan Dukungan Manajemen
EAC Layanan Umum EBA Layanan 962 Layanan Umum
Internal
EAG Layanan Hukum 969 Layanan Bantuan Hukum
EAJ Layanan Data dan Informasi 963 Layanan Data dan Informasi

EAH Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 960 Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal

    956 Layanan BMN


EAD Layanan Sarana Internal 951 Layanan Sarana Internal
EBB Layanan Sarana dan Prasarana Internal Unit
EAE Layanan Prasarana Internal 971 Layanan Prasarana Internal
EAF Layanan SDM 954 Layanan Manajemen SDM
EAM Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal EBC Layanan Manajemen SDM Internal Orang 996 Layanan Pendidikan dan Pelatihan
    968 Layanan Pendidikan Kedinasan
EAB Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 952 Layanan Perencanaan dan Penganggaran
EAL Layanan Monitoring dan Evaluasi Internal 953 Layanan Pemantauan dan Evaluasi
EAN Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Internal 955 Layanan Manajemen Keuangan
EBD Layanan Manajemen Kinerja Internal Dokumen
EAK Layanan Pengawasan Internal 965 Layanan Audit Internal
EAN Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Internal 961 Layanan Reformasi Kinerja
    974 Layanan Penyelenggaraan Kearsipan
UPAYA MEWUJUDKAN SPENDING BETTER
MELALUI REDESAIN OUTPUT (KRO – RO)
Konsepsi RSPP
melalui redesain
output

menghasilkan rumusan output berupa


barang/jasa akhir (real work) yang
dihasilkan pemerintah. memastikan rumusan
output (KRO dan RO)
KRO dan RO disusun dengan mengacu pada
memiliki keterkaitan
jenis intervensi yang dilakukan oleh Implementasi
Pemerintah guna memastikan pencapaian yang jelas dengan
pendekatan logic
sasaran pembangunan OUTCOME program
model
dan kegiatan yang
KRO disusun berdasarkan pengelompokkan didukungnya
atau pengklasifikasian muatan keluaran
(output) yang sejenis/serumpun berdasarkan
sektor/bidang/jenis tertentu secara sistematis

45
UPAYA PENAJAMAN KRO / RO DALAM RANGKA
PENGUATAN SPENDING BETTER

EVALUASI
BERKELANJUTAN PROGRAM
PERUMUSAN DAN DUKUNGAN Standarisasi / simplifikasi
PENGGUNAN MANAJEMEN rumusan KRO/RO program
KRO/RO dukman • pengurangan jumlah KRO
dari semula 14 menjadi 4
• Standarisasi penempatan
RO dalam KRO tertentu
PROGRAM
TEKNIS
Evaluasi atas 20 KRO tematik dengan
• Perumusan deskripsi KRO secara
alokasi terbesar dan menjadi perhatian
lebih jelas;
masyarakat misalnya KRO Bantuan
• Standarisasi rumusan RO untuk
Keluarga, KRO Bantuan Masyarakat, KRO
memudahkan pengelompokan,
Bantuan Lembaga dan KRO Prasarana
mudah dipahami dan
Bidang konektivita
mencerminkan produk akhir .
46
STANDARISASI PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
SEMULA MENJADI

Kode KRO Nomenklatur KRO Kode KRO KRO Satuan Kode RO Generik Nomenklatur RO Generik

EAA Layanan Perkantoran 994 Layanan Perkantoran


EAG Layanan Hukum 957 Layanan Hukum

EAI Layanan Kehumasan dan Protokoler 958 Layanan Hubungan Masyarakat dan Informasi

EAI Layanan Kehumasan dan Protokoler 959 Layanan Protokoler


Layanan Dukungan Manajemen
EAC Layanan Umum EBA Layanan 962 Layanan Umum
Internal
EAG Layanan Hukum 969 Layanan Bantuan Hukum
EAJ Layanan Data dan Informasi 963 Layanan Data dan Informasi

EAH Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 960 Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal

    956 Layanan BMN


EAD Layanan Sarana Internal 951 Layanan Sarana Internal
EBB Layanan Sarana dan Prasarana Internal Unit
EAE Layanan Prasarana Internal 971 Layanan Prasarana Internal
EAF Layanan SDM 954 Layanan Manajemen SDM
EAM Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal EBC Layanan Manajemen SDM Internal Orang 996 Layanan Pendidikan dan Pelatihan
    968 Layanan Pendidikan Kedinasan
EAB Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 952 Layanan Perencanaan dan Penganggaran
EAL Layanan Monitoring dan Evaluasi Internal 953 Layanan Pemantauan dan Evaluasi
EAN Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Internal 955 Layanan Manajemen Keuangan
EBD Layanan Manajemen Kinerja Internal Dokumen
EAK Layanan Pengawasan Internal 965 Layanan Audit Internal
EAN Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Internal 961 Layanan Reformasi Kinerja
    974 Layanan Penyelenggaraan Kearsipan

47
TERIMA KASIH

48

Anda mungkin juga menyukai