Anda di halaman 1dari 12

LOGO

BENTANG LAHAN
Pengertian Bentanglahan

 Istilah bentanglahan berasal dari kata


landscape (Inggris) atau landscap
(Belanda) atau landschaft (Jerman), yang
secara umum berarti pemandangan. Arti
pemandangan mengandung dua aspek,
yaitu aspek visual dan aspek estetika pada
suatu lingkungan tertentu (Zonneveld,
1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM,
1996).
Ada beberapa penulis yang memberikan
pengertian tentang bentanglahan seperti
berikut ini:
 Bentanglahan merupakan suatu gabungan bentuklahan (landform).
Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah
bukit atau sebuah lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan-
kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan seperti
suatu daerah perbukitan yang bervariasi bentuk dan ukurannya
dengan aliran air sungai disela-selanya (Tuttle, 1975 dalam Tim
Fakultas Geografi UGM, 1996).
 Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri
atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan
interdependensi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan
batuan, tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, laut tepi – pantai,
energi, manusia yang secara keseluruhan membentuk satu
kesatuan (Surastopo Hadisumarno, 1982 dalam Tim Fakultas
Geografi UGM, 1996).
 Lanskap merupakan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup : bentuklahan, tanah, vegetasi, dan
atribut-atribut yang dipengaruhi oleh manusia (Vink, 1983 dalam
Tim Fakultas Geografi UGM, 1996). Bentanglahan ini berhubungan
dengan bentuk menyeluruh dari suatu daerah, desa, atau kota,
serta mencakup kenampakan alami dan kenampakan binaan,
sehingga muncul istilah bentanglahan alami dan bentanglahan
budaya.
Anasir dan Faktor Bentanglahan

 Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka


dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan.
Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air,
batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia.

 Berdasarkan kedelapan anasir bentanglahan tersebut dapat


diketahui, bahwa faktor-faktor penentu terbentuknya
bentanglahan terdiri atas :
 faktor geomorfik (G),
 faktor litologik (L),
 faktor edafik (E),
 faktor klimatik (K),
 faktor hidrologik (H),
 faktor oseanik (O),
 faktor biotik (B), dan
 faktor antropogenik (A).
Analisis dan Klasifikasi Bentanglahan

 Kembali ke definisi bentanglahan dari Tuttle


(1957 dalam Tim Fakultas Geografi UGM, 1996)
di muka, bahwa lanskap merupakan kombinasi
atau gabungan dari bentuklahan. Untuk
mengadakan analisis bentanglahan diperlukan
suatu unit analisis yang lebih rinci. Dengan
mengacu pada definisi bentanglahan tersebut,
maka dapat dimengerti, bahwa unit analisis yang
sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu,
untuk menganalisis dan mengklasifikasi
bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka
kerja bentuklahan.
 Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang
memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari
proses alam dan struktur geologis pada material batuan
dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Dari
pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
 B = f (T, P, S, M, K)………………………………(2)
 Notasi dalam rumus (2) tersebut adalah : B = bentuklahan,
T = topografi, P = proses alam, S = struktur geologis, M =
material batuan, dan K = ruang dan waktu kronologis.
 Oleh karena itu untuk menganalisis bentanglahan lebih
sesuai dengan berdasarkan unit bentuklahan, maka
klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika
didasarkan pada unit-unit bentuklahan yang menyusunnya.
 Verstappen (1983) telah mengklasifikasi
bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi
sepuluh klas utama. Kesepuluh klas bentuklahan
utama itu adalah sebagai berikut ini : (1)
Bentuklahan asal struktural, (2) Bentuklahan asal
vulkanik, (3) Bentuklahan asal denudasional, (4)
Bentuklahan asal fluvial, (5) Bentuklahan asal
marine, (6) Bentuklahan asal glasial, (7)
Bentuklahan asal aeolian, (8) Bentuklahan asal
solusional, (9) Bentuklahan asal organik, dan
(10) Bentuklahan asal antropogenik.
BENTANG ALAM DAN PROSES
PEMBENTUKANNYA

 Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk


muka bumi yang terjadi baik oleh kekuatan alam
di bawah permukaan bumi (tektonik) maupun
yang di permukaan bumi (angin, es, air, ombak,
dan sebagainya) disebut GEOMORFOLOGI.
Kenampakan di bumi dapat dibagi menjadi tiga:
 Kenampakan orde I, contoh : Benua, Samudra.
 Kenampakan orde II, yang bersifat pembentukan
bentang alam, misalnya: dataran, perbukitan,
pegunungan, gunung.
 Kenampakan orde III, yang bersifat merusak
walaupun perusakan tersebut juga bersifat
membangun (pembentukan bentang alam).
Kenampakan orde I

 Merupakan kenampakan muka bumi yang


sangat luas dan terdiri dari benua dan
samudra. Yang termasuk benua tidak
terdiri dari pulau-pulau dan daratan saja
tetapi juga paparan benua (continental
shelves), seperti pada lempeng-lempeng
bumi.
Kenampakan orde II

 Merupakan orde pembentukan bentang


alam yang disebabkan oleh gaya/kekuatan
di bawah permukaan bumi. Kekuatan
tersebut disebut epirogenesa,
(pembentukan pegunungan).
 Contoh kenampakan orde II :
 • Plain dan Plateau,
 • Pegunungan, dan
 • Gunung api
3. Kenampakan Orde III

 Merupakan bentuk perusakaan (destruktif).


Berbagai bentuk perusakan dapat diklasifikasikan
berdasarkan tenaga pengangkutnya ("agen").
Empat agen yang penting adalah :
 • air (terutama sungai)
 • ombak
 • angin
 • es

 Sesungguhnya walaupun orde III ini bersifat


merusak tetapi juga membangun.
 Ada tiga bentuk-bentuk yang dihasilkan, yaitu
bentuk sisa (residual), bentuk-bentuk hasil erosi,
dan bentuk hasil pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai