GAJAH
GAJAH
GAJAH
(OLEH TULUS)
Pemateri:
Nabila Husnayain C0214046
Nimas Karunia Esa C0214048
Nuraini isti Kusumah C0214050
TEORI ROLAND BARTHES
Tanda ?
Petanda ?
Petanda (gajah)
Dalam hal ini dapat dimaknai secara :
Denotatif : gajah adalah binatang menyusui berbelalai, bergading,
berkaki besar, berkulit tebal, berbulu abu-abu (ada juga yang putih),
berdaun telinga lebar, dan hidupnya menggerombol di hutan.
konotatif : gajah dalam hal ini dibuat untuk menunjuk atau
menggambarkan sesosok manusia yang memiliki sikap atau sifat
seperti gajah. Digambarkan besar, maka dalam hal ini mewakili suatu
sifat manusia dimana ia digambarkan memiliki hati yang besar, cita-
cita yang besar, keteguhan yang besar.
Diartikan bahwa gajah hidupnya menggerombol memiliki makna
konotatif bahwa manusia pada dasarnya juga hidup menggerombol
atau sebagai mahluk sosial membutuhkan manusia lain. Dalam lirik
tersebut dimaknai bahwa tokoh dalam lirik tersebut masih
bergerombol dengan kawanan wanita ( gajah betina )
(Semut kecil)
Penulis lagu beranggapan bahwa setidaknya ia masih memiliki waktu yang banyak
dalam hidupnya. Ia bias memanfaatkan dan menggunakan waktu tersebut untuk
berbenah diri memperbaiki segala kekurangan atau keburukan yang ia miliki.
Meskipun kadang seseorang memiliki kelemahan, akan tetapi disisi lain pasti
memiliki kelebihan
Penulis lagu merasa bahagia berkumpul bersama teman wanita ( mungkin dalam hal
tersebut teman laki-laki tidak mau berteman dengannya) tapi penulis masih
bersyukur bias memiliki dan berkumpul dengan kawan lain (wanita).
Paragraf 2
Besar dan berani berperang sendiri
Yang aku hindari hanya semut kecil
Otak ini cerdas kurakit berangka
Wajahmu takkan pernah kulupa
Memiliki keteguhan dan pendirian yang besar serta berani, sehingga
mampu menghadapi semua masalah yang terjadi. Penulis
menganggap bahwa setiap masalah yang ada tidak bernilai besar jika
kita paham cara memposisikannya. Hal tersebut digambarkan hanya
sekecil semut. Maka dari itu penulis menggunakan pikirannya untuk
berpikir positif dalam menanggapi segala haldan masalah yang ada.
Penulis mengingat dan akan terus ingat dengan orang-orang di
sekitarnya ( dalam hal ini dapat diartikan orang-orang yang sering
mengolok-olok penulis) maka penulis tidak akan pernah melupakan
orang-orang tersebut.
Paragraf 3
Waktu kecil dulu mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah, kumarah
Kini baru kutahu, puji di dalam olokan
Mereka ingatku marah
Jabat tanganku panggil aku gajah
Sewaktu kecil dulu banyak orang yang memandang rendah, menjatuhkan,
dan mengejek tokoh penulis. Mereka sering memanggilnya dengan sebutan
gajah, dan saat itu tokoh penulis karena masih berada dalam keadaan anak-
anak sempat marah.
Seiring dengan perkembangan waktu dan umur yang semakin dewasa, kita
dapat berpikir bahwa di dalam hal yang negatif ternyata terdapat hal yang
positif. Hal tersebut dapat kita pikirkan dengan penanggapan pola piker yang
baik dan selalu beranggapan positif. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa segala sesuatu harus kita maknai dengan pikiran positif.
Paragraf 4
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
Seorang teman adalah seorang yang selalu mendoakan kebaikan untuk
temannya. Motivasibahwa kita harus memiliki otak yang cerdas dan harus
tangguh menghadapi segala sesuatu yang terjadi.
Apabila salah satu teman kita sedang dalam keadaan sulit maka kita sebagai
teman wajib membantu satu sama lain.
Tubuh yang digambarkan seperti gajah ( besar, tangguh, berbadan tegap seperti
tameng ) disimbolkan sebagai keadaan yang harus dimiliki oleh seseorang di
mana selalu tangguh dalam menghadapi situasi apapun.
Teman adalah tameng dari segala kesulitan dan masalah yang sedang
menyerang. Maka dari itu seharusnya teman selalu ada untuk membantu dan
melindungi kita.
Paragraf 5
Kecil kita tak tahu apa-apa
Wajar bila terlalu cepat marah
Kecil kita tak tahu apa-apa
Yang terburuk kelak bias jadi yang terbaik
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
Pemikiran anak yang belum dewasa sangat wajar jika belum bias menanggapi
suatu hal dengan baik. Artinya pada saat seperti itu masih menangkap segala
sesuatu tersebut secara mentah-mentah. Ketika disituasikan ke dalam keadaan di
mana hal tersebut berujung kea rah negative, kita sering marah. Begitupun yang
digambarkan tokoh dalam lirik ini menceritakan tentang kemarahan seorang anak
ketika menerima segala sesuatu yang berbau negative tentang dirinya.
Segala sesuatu yang dimaknai buruk saat ini belum tentu bermakna buruk pula
pada masa mendatang. Bias jadi akan menjadi suatu hal yang berubah menjadi
mutiara di masa mendatang. Dengan catatan kita mampu mengolahnya dengan
baik.
Paragraf 6
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
Di dalam setiap ucapan pasti terdapat makna dan doa didalamnya.
Maka dari itu ambillah sisi positifnya. Seorang teman pasti akan
selalu mendoakan kita.
Bayangan tubuh seperti gajah memiliki makna bahwa ia harus cerdas
dan tangguh menghadapi segala sesuatu. Apabila sedang terjatuh,
maka gajah lain (teman) akan membantu kita untuk bangkit lagi.
Tubuh gajah yang sedemikian itu menggambarkan bahwa itu
merupakan symbol sebuah tameng. Tameng dari berbagai hal yang
akan melindungi diri dari segala keadaan diluar.
# kesimpulan isi atau makna cerita dalam lirik lagu :