Anda di halaman 1dari 73

Nanang Kusworo, ST, MKM

Staf Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga


Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul
Istilah-istilah :
STBM: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
ODF : Open Defecation Free
Stop BABS : Stop Buang Air Besar Sembarangan
Claim ODF : sudah menyatakan ODF tetapi belum di
verifikasi
Verifikasi : kegiatan pengecekan di lapangan
Deklarasi : Pengumuman kepada khalayak
JSP : Jamban Sehat Permanen
JSSP : Jamban Sehat Semi Permanen
Mengapa sanitasi menjadi penting
bagi Kita???
• Kematian anak berusia di
bawah 3 tahun 19% atau
sekitar 100.000 anak
meninggal karena diare
setiap tahunnya – Profil
Indonesia, 2003
• Kerugian ekonomi sekitar
2,4% dari GDP atau US$ 13
per bulan per rumah
tangga (Studi ADB 1998)
• Buruknya SANITASI
merugikan Indonesia
sebesar Rp 56 Triliun atau
2.3% dari GDP indonesia
(Economic Impact of
Sanitation, WSP World
Bank, 2008)
AKU SUDAH
BERUBAH
PERILAKU DARI
BABS KE STOP
BABS
Rencana Pemerintah Indonesia

UNIVERSAL ACCESS
100% AKSES SANITASI
TAHUN 2019
Semua orang punya
akses ke toilet
Apa sih Universal Access 100%?
SANI
TASI
Air Persamp Semuanya:
Limbah
85% 15% 20% ahan 80%
pakai pakai didaur ulang diangkut ke
8 tanki septik perpipaan TPA
5%

1
5%
Basic improved sanitation
(Cubluk , Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dll)
Menuju Universal Access
Ditahun 2020-2030,
penduduk di Indonesia akan lebih banyak yang berusia
produktif

SANITASI
SEKOLAH
Harus ada perubahan
perilaku sejak dini
Peran Kita Menuju Universal Access

Lingkungan sehat

Perubahan
Perilaku
+ AGENT OF
CHANGE
=
UNTUK LINGKUNGAN
DAN DIRI SENDIRI
UNTUK MASYARAKAT
Kerangka Pikir STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan
yang berkaitan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output:
① Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui peningkatan demand dan
supply
② Menekan kerugian ekonomi nasional akibat buruknya kondisi sanitasi (total
kerugian Rp. 58 triliun per tahun)

Pilar 1: Pilar 3:
Pilar 2: PAM-RT Pilar 4: Pilar 5:
Stop
CTPS (Pengelolaa Pengelola Pengelola
BABS
(Cuci n Air Minum an an Limbah
(Buang Air dan
Tangan Sampah Cair
Besar makanan
Pakai Rumah Rumah
Sembaran Rumah
Sabun) Tangga Tangga
gan) Tangga)

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling environment)
41
S.T.B.M.
( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop


BABS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan makanan
Rumah Tangga (PAM-RT)
4. Pengelolaan sampah dengan aman
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
dengan aman
Mengembangkan
Pendekatan Sanitasi Total

Sanitasi Total adalah kondisi ketika suatu komunitas :


 Tidak Buang Air Besar (BAB) sembarangan.
 Mencuci tangan pakai sabun
 Mengengelola air minum dan makanan yang aman
 Mengelola sampah dengan benar.
 Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Sanitasi total mentargetkan semua masyarakat dan fokus


pada perubahan perilaku kolektif daripada target fisik
dan subsidi

43
44
Definisi dan Batasan
STOP BABS / CLTS ( Awal )
Pendekatan pemberdayaan masyarakat utk
menganalisa keadaan dan resiko pencemaran
lingkungan yang disebabkan buang air besar/ berak/
ngising ditempat terbuka dan membangun
WC/jamban/kakus/jumbleng/cubluk tanpa
subsidi/bantuan dari luar.

•SEMUA (100 %) MASY. BUANG AIR BESAR DI


JAMBAN/KAKUS/WC (YG MEMENUHI SYARAT )
HASIL YANG DIINGINKAN
ODF ( OPEN DEFECATION FREE ) ,
TIDAK ADA MASYARAKAT YANG
BUANG AIR BESAR DI TEMPAT
TERBUKA / SEMBARANG TEMPAT ( DI
KEBUN, SUNGAI, SEMAK2, PANTAI ).
47
CTPS di 5 Tatanan

CTPS di CTPS di
Sekolah Tempat-tempat Umum

CTPS di
Rumah Tangga

CTPS di CTPS di
Tempat Kerja Institusi Kesehatan
48
Minyak tanah

Merebus air ...


Kayu bakar

Merebus air ...


Air sumur ber-bakteri
Mentah ...

Air tanpa diolah diminum


Mentah ...

49
Alternatif PAM RT

SODIS Merebus Air Klorinasi cair/padat


(Solar Disinfection)

Bubuk Pemurni Air (PUR) Saringan Pasir Saringan Keramik 50


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Sampah
Ancaman
atau
Potensi ? “
51
PARADIGMA BARU PENGELOLAAN SAMPAH

TIMBULAN
REDUCE DI RUMAH TANGGA

REUSE SAMPAH RECYCLE

RESIDU Angkut TPA

Olah /
Layak Buang
manfaatkan
52
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
BERBASIS MASYARAKAT ( 3 R )

Pemberdayaan Masyarakat untuk


Perubahan Perilaku dalam
Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dengan Metode Pemicuan.

53
Genangan limbar cair selokan tersumbat

Suatu upaya untuk mencegah limbah cair rumah tangga


mencemari lingkungan, menjadi media berkembang biak
vektor penyakit bahkan diupayakan agar limbah cair ru-
mah tangga bisa dimanfaatkan kembali. (Konservasi SDA)54
Masyarakat
sudah
mempraktek

Tangga Perubahan Perilaku


kan perilaku
Hygienes
sanitasi
secara
permanen

• Terjadinya peningkatan
kualitas sarana sanitasi.
• Terjadinya perubahan
perilaku hygienes
lainnya di masyarakat.
• Adanya upaya

aku pamasaran dan promosi

ril sanitasi.

Pe
• Adanya pemantauan dan
evaluasi
an
b ah • 100 % masyarakat sudah
an
eru berubah perilakunya
dengan status ODF un
g
P k
an
(terverifikasi).
ing
ai • Adanya rencana untuk
iL
k merubah perilaku s
g Hygienes lainnya. i ta
an n
Sa
• Adanya aturan dari
R masyarakat untuk
s
menjaga status ODF
lita
• Adanya pemantauan dan a
• Adanya proses verifikasi secara berkala Ku
pemicuan
tan
• Adanya Komite/”Natural
leaders” gka Diterbitkan oleh: Sekretariat STBM

n
• Adanya Rencana Aksi
ni
• Adanya pemantauan
terus menerus
Pe
• Tersedianya supply
STBM Skala Kabupaten (District-Wide)
Pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui STBM berbasis
kabupaten / district wide dengan karakteristik:
 Pemerintah kabupaten sebagai koordinator pelaksanaan
STBM secara keseluruhan,
 Lokasi program: di seluruh desa di kabupaten secara
bertahap;
 Pelaksanaan: mengoptimalkan struktur institusi yang ada di
kabupaten;
 Pembiayaan: mengoptimalkan berbagai sumber pembiayaan
(APBD, BOK, anggaran kecamatan, desa, swasta, termasuk
anggaran swadaya masyarakat);
 Keterlibatan pihak luar: proyek termasuk PAMSIMAS,hanya
memberikan dukungan berupa bantuan teknis dan dana awal
untuk demonstrasi strategi pelaksanaan. Swasta dapat
menjadi mitra pelaksana program.
KENAPA STBM MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SKALA KABUPATEN?
BUKTI KEBERHASILAN PENDEKATAN
STBM SKALA KABUPATEN
Bukti Keberhasilan Pendekatan Skala Kabupaten
Posisi Kondisi Pilar 1 STBM
(Stop Buang Air Besar Sembarangan )
sampai 27 Juli 2017

75 Desa dan 17 Kecamatan sudah verifikasi dan


deklarasi
Sudah di verifikasi dari Tim STBM Propinsi
4 Kecamatan sampel : Imogiri, Sedayu, Dlingo,
Bambanglipuro
Contoh Data Kecamatan ODF
1. Kec Bantul : 18 Oktober 2014
2. Kec Jetis : 9 Januari 2015
3. Kec Sewon : 30 Juni 2015
4. Kec Banguntapan : 30 Juni 2015
5. Kec Piyungan : 10 Desember 2013

www.stbm-indonesia.org
Kegiatan yang sedang berjalan
Pilar 1 STBM

Persiapan monitoring dan evaluasi rutin per 6 bulanan


dari Tim Pembina Propinsi dan Rencana Deklarasi
tingkat kabupaten
Proses Verifikasi

1. Tim Kab bertemu dengan 2. Menuju dukuh 3. Tim melakukan


Camat setempat sasaran, bertemu kegiatan verifikasi
pak lurah dan pak dirumah warga, dengan
dukuh sampling semua RT
dikunjungi
Hasil Evaluasi Tim Propinsi
Bantul dinyatakan memenuhi persyaratan telah
melaksanakan Pilar 1 STBM : Stop Buang Air Besar
Sembarangan, dengan beberapa catatan.
Administrasi harus dilengkapi
Siap dipantau per 6 bulanan
Silahkan melaksanakan Deklarasi Tingkat Kabupaten
Rencana Kegiatan Penerapan
5 Pilar STBM di Bantul
Rencana Lokasi
1. Panggungharjo Sewon
2. Srimartani Piyungan
3. Desa Bantul
4. Tamanan Banguntapan
5. Desa Banguntapan

Sudah ODF, ada kelompok pengelola sampah, ada kelompok pengelola air minum
Progress
Sudah dilaksanakan kegiatan sosialisasi pada tanggal 23
Mei 2017 di Gedung Farmasi Kab
Sudah dilaksanakan kegiatan persiapan pemicuan pada
tanggal 24 Juli 2017 di Puskesmas Sewon 2
Persiapan untuk Pemicuan 5 Pilar di masing-masing desa
Persiapan monitoring dan evaluasi berjenjang mulai dari
Tingkat Kecamatan, Kab dan prop
Target : Akhir Tahun 2017 sudah di laksanakan evaluasi
tingkat Prop
Didapatkan hasil kegiatan Desa STBM tahun 2017
Perlu koordinasi tingkat kab
DLH : Pengelolaan sampah dan limbah
Pemberdayaan Masyarakat : Peran serta masyarakat
Muspida Kodim Polres : Kegiatan kemasyarakatan
yang dilaksanakan di wilayah
Bappeda : penganggaran kegiatan
DPUPKP : Pembangunan sarana
PDAM, Pamaskarta : Pengelolaan air minum
Dinas Pertanian Ketahanan pangan : Pengelolaan
makanan
Kemenag : penyebarluasan informasi
PKK : peran kader
Perlu Koordinasi dengan wilayah
Sosialisasi 5 Pilar STBM
Pilar 1 ( Stop BABS ) tetap dipantau kondisi riil dilapangan
setiap 6 bulanan
Kegiatan Administrasi STBM harus lengkap ( koordinasi
puskesmas setempat )
KOORDINASI PUSKESMAS, KECAMATAN, MUSPIKA,
DESA, DUSUN
Bukti kegiatan harus ada
Sistem Verifikasi akan berjalan
Verifikasi Desa  oleh Kecamatan,
 Verifikasi Kecamatan  Oleh Kabupaten,
Verifikasi Kabupaten  Oleh Propinsi
2017
Deklarasi Kab Bantul Stop Buang Air Besar
Sembarangan
5 Desa STBM

Anda mungkin juga menyukai