Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAMOTAN
Jalan Raya Lasem – Pamotan Km 1,9 Pamotan
Telp. (0295) 4552669 Kode Pos 59261

PEDOMAN
UPAYA KESLING DI PUSKESMAS PAMOTAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan meningkatkan kesadaran,
kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi seluruh masyarakat supaya bisa tercipta
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut sangat perlu adanya
dukungan partisipasi aktif masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri sehingga masyarakat dapat menjadi subyek dalam pembangunan
kesehatan
Penyakit berbasis lingkungan antara lain ISPA dan Diare masih mendominasi
penyakit menular di Indonesia. Dikecamatan Pamotan penyakit berbasis lingkungan
masih menjadi urutan pertama 10 besar penyakit. Realita ISPA dan Diare masih
menjadi urutan teratas 10 besar penyakit berbanding lurus dengan masih buruknya
kualitas lingkungan yang ada.
Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan di Kecamatan Pamotan perlu
diadakan Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar serta Kegiatan
Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan.
Agar lebih optimal Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
serta Kegiatan Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan lebih difokuskan
pada: a). Cakupan rumah sehat, b). Cakupan penduduk yang mengkonsumsi air minum
yang layak, c). Cakupan akses sanitasi/jamban sehat, d). Cakupan desa yang
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), e). Cakupan penyelenggara
air minum yang memenuhi syarat, f). Cakupan tempat-tempat umum memenuhi syarat,
g). Cakupan tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat dan h). Pengolahan limbah

B. Tujuan
Meningkatkan keberhasilan Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi
Dasar serta Kegiatan Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan di Puskesmas
Pamotan sehingga mampu mengurangi angka kejadian penyakit berbasis lingkungan.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua pemangku kepentingan terkait untuk
bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan Upaya Kesling di Puskesmas Pamotan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih
dan Sanitasi Dasar serta Kegiatan Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal dan Indikator Capaian Program
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pamotan yaitu : a). Cakupan rumah sehat, b).
Cakupan penduduk yang mengkonsumsi air minum yang layak, c). Cakupan akses
sanitasi/jamban sehat, d). Cakupan desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM), e). Cakupan penyelenggara air minum yang memenuhi syarat, f).
Cakupan tempat-tempat umum memenuhi syarat, g). Cakupan tempat pengelolaan
makanan memenuhi syarat, h). Pengolahan limbah.

E. Batasan Operasional
a. Cakupan rumah sehat
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi;
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga;
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan;
Kesehatan Perumahan adalah kondisi fisik, kimia dan biologik di dalam
rumah, di lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal;
Rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah Rumah yang memenuhi
syarat kesehatan sesuai hasil dari pembinaan.
Pembinaan adalah kegiatan kunjungan rumah untuk memeriksa kesehatan
lingkungan rumah dengan menggunakan istrumen Kartu Rumah;
Rumah yang dibina adalah rumah yang menjadi sasaran pembinaan.

b. Cakupan penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas layak
Penduduk adalah orang - orang yang berada dalam suatu wilayah yang
terikat oleh aturan - aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu dengan yang
lain secara terus menerus .
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas layak
adalah jumlah penduduk yang akses terhadap air minum berkualitas (layak) seperti
Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum,
terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung,
sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan
kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air
kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata
air tidak terlindung.
c. Prosentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak
Fasilitas sanitasi yang layak adalah (Jamban Sehat) Fasilitas pembuangan
tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus
mata rantai penularan penyakit, dilengkapi dengan tanki septic (septic
tank)/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak
leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah.
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat adalah Perbandingan
jumlah penduduk yang menggunakan jamban sehat dengan jumlah penduduk yang
menggunakan jamban di salah satu wilayah kecamatan/ kabupaten/ kota dalam
periode waktu 6 bulan.

d. Cakupan desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem perundangan nasional dan berada di
daerah kabupaten/kota.
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah Pendekatan untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
(BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah
tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Desa melaksanakan STBM adalah desa yang sudah melakukan pemicuan
minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural Leader, dan telah
mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total.
Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100 % penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM.

e. Cakupan penyelenggara air minum yang memenuhi syarat


Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air minum yang
memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi.
Penyelenggara air minum adalah badan usaha milik negara (BUMN)/
badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha
perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melak ukan
penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air
minum isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air.

f. Cakupan tempat-tempat umum memenuhi syarat


Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat atau sarana yang
diselenggarakan pemerintah/ swasta atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat yang meliputi sarana kesehatan (rumah sakit,
puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel
(bintang dan non bintang).
TTU sehat adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
g. Cakupan tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) : Usaha pengelolaan makanan yang
meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum,
kantin, dan makanan jajanan.
Jumlah TPM : TPM yang terdaftar dan tercatat diwilayah kerja puskesmas
dan didukung dengan aspek legal hukum baik yang memenuhi persyaratan
maupun yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi.

h. Pengolahan Limbah
1. Baku mutu limbah cair
Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang dianggap
aman bagi kesehatan, yang merupakan ambang batas yang ditolerir dan
diukur dengan indikator :
a) BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter
b) COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter
c) TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
d) PH : 6-9
2. Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan
Limbah padat berbahaya adalah sampah pada akibat proses pelayanan
yang mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang dapat
menularkan penyakit dan/atau dapat mencederai, antara lain :
a) Sisa jarum suntik
b) Sisa ampul
c) Kasa bekas
d) Sisa jaringan
Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola sesuai dengan aturan dan
pedoman yang berlaku.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Upaya
Kesling mulai dari Kepala Puskesmas, Koordinator UKP, Koordinator UKM, dan
seluruh karyawan. Pengelola Upaya Kesling merupakan koordinator dalam
penyelenggaraan kegiatan Upaya Kesling di Kecamatan Pamotan.
Pelaksanaan Upaya Kesling perlu melibatkan sektor terkait yaitu: MUSPIKA,
TP PKK, BPMPKB, UPT DISDIK, DISTANAK, SIE PMD Kecamatan Pamotan, LSM,
PEMDES, dan sektor terkait lainnya dengan kesepakatan peran masing-masing dalam
pelaksanaan Upaya Kesling.

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam suatu Puskesmas rawat inap menyiapkan 1 orang tenaga Kesehatan Lingkungan
agar dalam Puskesmas tersebut dapat terselenggara dengan baik.

C. Jadwal Kegiatan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan disepakati dan
disusun bersama  lintas program serta lintas sektor terkait.
1. Jadwal kegiatan di dalam ruang
Melakukan konseling klinik sanitasi.
2. Jadwal kegiatan di luar ruang
a. Pemantauan tempat-tempat umum
b. Pemantauan pengelolaan makanan
c. Pemantauan sumber air bersih
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang :
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Upaya Kesling dilakukan oleh Pengelola
Upaya Kesling yang menempati Ruang UKM di gedung Rawat Jalan Puskesmas Pamotan.

ALMARI

MEJA
KURSI

KURSI
PINTU

B. Standar Fasilitas
1. Sanitarian KIT
2. Form Inspeksi Sanitasi Sarana Kesling
3. Blangko Klinik Sanitasi
4. Register Klinik Sanitasi
5. Maket Rumah Sehat
6. Lembar balik penyakit berbasis lingkungan
7. Leaflet
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengawasan Perumahan dan Lingkungan


1. Petugas Penanggung Jawab
Pengelola Program Kesling
2. Perangkat Kerja
a. Sanitarian KIT
b. Form IS Rumah Sehat
c. Alat transportasi
3. Tata Laksana Pengawasan Perumahan dan Lingkungan
a. Persiapan
1) Pendataan sasaran
2) Surat tugas / pemberitahuan
3) Instrumen Pemeriksaan Rumah sehat dan sarana sanitasi
4) Alat Tulis
5) Alat tranportasi
b. Pelaksanaan
1) Mengunjungi sasaran rumah yang telah ditentukan
2) Mencatat penyimpangan dari persyaratan sanitasi dlm Instrumen pemeriksaan
rumah sehat &sarana sanitasi
3) Memberikan saran - saran kepada pemilik rumah
4) Bila diperlukan diambil sampel airnya
c. Pencatatan dan pelaporan
1) Dicatat data sasaran meliputi nama KK dan alamat
2) Dicatat penyimpangan persyaratan sanitasi dan saran perbaikan.
3) Rekapitulasi hasil pemeriksaan yang sudah dilaksanakan
4) Dilaporkan ke tingkat Kabupaten / DKK

B. Surveilan Kualitas Air


1. Petugas Penanggung Jawab
Pengelola Program Kesling
2. Perangkat Kerja
a. Sanitarian KIT
b. Form IS SAB
c. Alat transportasi
3. Tata Laksana Surveilan Kualitas Air
a. Pemetaan adalah akses sarana air dan sanitasi.
b. Inspeksi sanitasi adalah pengamatan terhadap kondisi sarana air, sanitasi, dan
lingkungan sekitarnya.
c. Analisis adalah data hasil yang diperoleh dari inspeksi sanitasi dianalisis
d. Rekomendasi dari hasil analsis dibuat rekomendasi untuk perbaikan sarana yang
ditujukan langsung kepada masyarakat atau penyelenggara sarana.
e. Realisasi tindak lanjut adalah setiap rekomendasi yang telah disampaikan perlu
dilakukan pendampingan realisasinya di lapangan.
f. Pelaporan adalah semua hasil kegiatan tersebut di atas dibuat rekapitulasi dalam
bentuk laporan.
g. Bantuan Teknis dilakukan untuk perbaikan sarana air dan sanitasi secara langsung
kepada masyarakat.
h. Monitoring dan Evaluasi dilakukan untuk mengukur pencapaian target yang
ditetapkan oleh setiap program.
i. Pembinaan dilakukan untuk mentransfer pengetahuan kepada masyarakat secara
langsung maupun tidak langsung tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

C. Peningkatan Akses Sanitasi / Jamban


1. Petugas Penanggung Jawab
Pengelola Program Kesling
2. Perangkat Kerja
a. Alat transportasi
b. Alat dan bahan pemicuan
c. Form Monitoring akses jamban
d. Lembar balik sarana jamban
e. Promosi TTG pembuatan jamban cor dalam
3. Tata Laksana Peningkatan Akses Sanitasi
a. Pengelola KESLING dan pelaksana program KESLING mengidentifikasi dan
menentukan peserta yang akan di undang.
b. Pengelola KESLING dan pelaksana program KESLING menentukan Fasilitator
yang akan di undang.
c. Pengelola KESLING dan pelaksana program KESLING membuat undangan
untuk peserta dan fasilitator.
d. Pengelola KESLING memohon tanda tangan Kepala Puskesmas dan meminta
nomer surat kepada Tata Usaha.
e. Pelaksana program KESLING yang ditunjuk mengedarkan surat undangan
kepada peserta sesuai dengan daftar yang di undang dan kepada fasilitator.
f. Pengelola program KESLING menyiapkan bahan pembelajaran yang
diperlukan.
g. Pengelola program KESLING menentukan metode pelaksanaan yang akan
digunakan.
h. Pengelola KESLING dan pelaksana program KESLING mempersiapkan
ruangan yang akan digunakan sesuai dengan setting yang sudah di tentukan.
i. Pada saat pelaksanaan, Pelaksana Program KESLING yang ditunjuk
menyiapkan administrasi dan mempersilahkan peserta mengisi daftar hadir yang
dipersiapkan.
j. Pengelola Program KESLING memimpin pertemuan Pemberdayaan
Masyarakat.
k. Pengelola Program KESLING mempersilahkan Kepala Puskesmas memberikan
sambutan (bila diperlukan)
l. Pelaksana Program KESLING yang ditunjuk memyampaikan tujuan dan materi
pertemuan.
m. Fasilitator yang ditunjuk menggali pengetahuan peserta tentang masalah
kesehatan dan faktor resiko yang berhubungan dengan Program KESLING .
n. Fasilitator yang ditunjuk menggali kemauan peserta dalam menyelesaikan
masalah kesehatan utama dan faktor resiko yang berhubungan dengan Program
KESLING .
o. Fasilitator yang ditunjuk menggali kemampuan peserta dalam menyelesaikan
masalah dan faktor resiko yang berhubungan dengan program KESLING .
p. Peserta pertemuan membuat kesepakatan dari hasil pertemuan bila perlu disusun
rekomendasi.
q. Pelaksana program KESLING yang ditunjuk sebagai notulis, mencatat semua
hasil pertemuan.
r. Notulis membacakan hasil pertemuan dan kesepakatan – kesepakatan yang di
ambil dan Pengelola KESLING menutup pertemuan.
s. Pengelola KESLING melapor kepada Kepala Puskesmas hasil pertemuan dengan
buku laporan / konsultasi kepada Kepala Puskesmas.
t. Kepala Puskesmas menerima laporan dengan member rekomendasi / arahan dan
menandatangani pada buku / konsultasi.
u. Pengelola dan Pelaksana Program KESLING melaksanakan kegiatan sesuai
yang direkomendasikan / arahan dan di catat dalam kegiatan harian

D. Cakupan TTU memenuhi syarat


1. Petugas Penanggung Jawab
Pengelola Program Kesling
2. Perangkat Kerja
a. Sanitarian KIT
b. Form IS TTU
c. Alat Transportasi
3. Tata Laksana Pengawasan TTU
a. Persiapan
1) Pendataan sasaran
2) Surat tugas / pemberitahuan
3) Instrumen Pemeriksaan TTU
4) Alat Tulis
5) Alat tranportasi
b. Pelaksanaan
1) Mengunjungi sasaran TTU yang telah ditentukan
2) Mencatat penyimpangan dari persyaratan sanitasi dalam
Instrumen pemeriksaan TTU
3) Memberikan saran - saran kepada pengelola TTU
4) Bila diperlukan diambil sampel airnya

c. Pencatatan dan pelaporan


1) Dicatat data sasaran meliputi nama TTU, alamat, jumlah
karyawan.
2) Dicatat penyimpangan persyaratan sanitasi dan saran
perbaikan.
3) Rekapitulasi hasil pemeriksaan yang sudah dilaksanakan
4) Dilaporkan ke tingkat Kabupaten / DKK

E. Cakupan TPM memenuhi syarat


1. Petugas Penanggung Jawab
Pengelola Program Kesling
2. Perangkat Kerja
a. Sanitarian KIT
b. Form IS TPM
c. Alat Transportasi
3. Tata Laksana Pengawasan TPM
a. Persiapan
1) Pendataan sasaran
2) Surat tugas / pemberitahuan
3) Instrumen Pemeriksaan TPM
4) Alat Tulis
5) Alat tranportasi
b. Pelaksanaan
1) Mengunjungi sasaran TPM yang telah ditentukan
2) Mencatat penyimpangan dari persyaratan sanitasi dalam Instrumen
pemeriksaan TPM
3) Memberikan saran - saran kepada pengelola TPM
4) Bila diperlukan diambil sampel airnya
c. Pencatatan dan pelaporan
1) Dicatat data sasaran meliputi nama TPM, alamat, jumlah karyawan
2) Dicatat penyimpangan persyaratan sanitasi dan saran perbaikan.
3) Rekapitulasi hasil pemeriksaan yang sudah dilaksanakan
4) Dilaporkan ke tingkat Kabupaten / DKK

F. Pengolahan Limbah
1. Petugas Penanggung Jawab
Pengelola Program Kesling
2. Perangkat Kerja
Sanitarian KIT
3. Tata Laksana Pengelolaan Limbah
Langkah Kerja Pengelolaan limbah klinis di Puskesmas Rawat Inap
a. Pemisahan
1) Memisahkan alur limbah cair dari masing-masing unit dengan
2) Membuatkan peresapan khusus di masing - masing unit
3) Memisahkan limbah padat sesuai golongannya.
b. Penampungan
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi
dari ruang pengobatan di tampung pada bak sampah yang dilengkapi
dengan pelapis kantong plastic.

C. Pemusnahan
Golongan A
1. Semua jaringan tubuh, placenta dan lain-lain ditampung pada bak
limbah klinis, kemudian dimusnahkan dengan incinerator.
2. Perkakas laboratorium yang terinfeksi dimusnahkan dengan incenerator
Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges ditampung dalam bak tahan benda tajam BAB V
dan bila sudah penuh diikat untuk selanjutnya dimusnahkan di incenerator
Golongan C
Sampah klinis yang berasal dari unit patologi kimia, haematologi dan
post-partum, dibuat dalam kode pencegahan infeksi dalam laboratorium
klinis dan ruang post-partum dan selanjutnya dimusnahkan dengan
incenerator.
Golongan D
Limbah bahan kimia dimusnahkan dengan dikubur
Golongan E
Pembuangan limbah klinis golongan E dialirkan keperesapan di masing-
masing unit dan sampah yang tidak dapat dibuang melalui saluran air
hendaknya disimpan dalam bak
sampah klinis dan dimusnahkan dengan incenerator.

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Upaya Kesling direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesling perlu diperhatikan
keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesling perlu diperhatikan
keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan terhadap risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator upaya Kesling
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan dan pembinaan Upaya Kesling dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan Kegiatan Upaya Kesling tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.

Mengetahui, Pamotan, 2 Januari 2016


Kepala UPT Puskesmas Pamotan Pelaksana Program Kesling
dr. Wulansari Endah D. Kukuh Eko Setiawan
NIP. 19720723 200212 2 003 NIP. 19810104 200604 1 015

Anda mungkin juga menyukai