0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan pendekatan untuk meningkatkan perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. STBM terdiri atas 5 pilar utama yaitu menghentikan buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, serta pengelolaan limbah cair.
Dokumen tersebut membahas tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan pendekatan untuk meningkatkan perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. STBM terdiri atas 5 pilar utama yaitu menghentikan buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, serta pengelolaan limbah cair.
Dokumen tersebut membahas tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan pendekatan untuk meningkatkan perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. STBM terdiri atas 5 pilar utama yaitu menghentikan buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, serta pengelolaan limbah cair.
Apa itu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat? STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
Program Nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah
tangga, sehingga program ini adalah program yang berbasis masyarakat, dan tanpa memberikan subsidi sama sekali bagi rumah tangga Siapa saja yang berperan penting dalam STBM? Pemimpin Wilayah Warga Setempat Tokoh Masyarakat Petugas Kesehatan Puskesmas setempat Kader Kesehatan Kenapa harus melakukan STBM? Apa saja STBM itu?
STBM terdiri dari 5 pilar, diantaranya :
Stop buang air besar sembarangan;
Cuci tangan pakai sabun; Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga; Pengelolaan sampah rumah tangga; Pengelolaan limbah cair rumah tangga. Pilar 1
STOP Buang Air Besar Sembarangan !!!
Bagaimana yang dikatakan STOP BAB Sembarangan?
Tidak mengalirkan atau membuang tinja ke sungai
Tidak mengalirkan atau membuang tinja di empang
Tidak membuang tinja dengan membuat lubang di tanah
Memiliki jamban sehat yang dialirkan ke tanki septik
(septic tank) Bagaimana jamban yang sehat?
Tidak mencemari sumber air (jarak sumber air dengan tanki septik lebih dari 10 meter
Septik tank kedap air (air tidak meresap ke dalam tanah)
Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
Lantai kedap air
Tersedia air bersih
Bagaimana jamban sehat yang aman?
Aman ketika tinja tidak mencemari sumber air;
Aman ketika tinja tidak terjamah lalat (tertutup);
Aman ketika orang yang menggunakan jamban itu
tidak kejeblok/jatuh/terpeleset (konstruksi kuat);
Aman ketika orang yang menggunakan tidak merasa
khawatir diintip orang lain. Sistem Pembuangan Air Limbah Domestik
SISTEM SETEMPAT SISTEM KOMUNAL SISTEM TERPUSAT
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah yang melayani suatu skala lingkungan (20- kawasan atau Pengolahan air limbah 150 rumah) dengan perkotaan. Sistem ini yang digunakan oleh menggunakan IPAL dan sudah dilengkapi satu rumah. Contoh : perpipaan serta dengan pengolahan tanki septik, uplow digunakan secara lumpur tinja, sehingga filter, biofill bersama. Lumpur tidak perlu disedot. tinja HARUS disedot. Contoh: Solo dan DKI Contoh : Sanimas Jakarta Cara Perawatan Jamban yang Baik
Siram sedikit air ke dalam lubang jamban sebelum BAB, untuk
mengurangi resiko kotoran menempel pada lubang
Setelah BAB siram dengan air sampai bersih
Jangan buang punting rokok, plastik, pembalut, tisu, popok dan
sejenisnya ke dalam jamban
Rutin membersihkan jamban
Selalu cuci tangan pakai sabun setelah BAB.
Pilar 2
Cuci Tangan Pakai Sabun
Mengapa Harus Cuci Tangan Pakai Sabun? Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di Negara- Negara berkembang Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10 kali lebih besar dari pada mereka yang tinggal di daerah kaya Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, dan praktik CTPS dapat mencegah 1 juta kematian tersebut di atas Praktik CTPS setelah ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum menjamah makanan dapat menurunkan hampir separuh kasus diare, dan sekitar seperempat kasus ISPA Praktik CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, dan orang dengan HIV/AIDS Penting DIINGAT!!!
Sabun dalam CTPS berfungsi bukan untuk mematikan kuman,
namun untuk melarutkan/melunturkan kuman yang ada di tangan sehingga dapat digelontor oleh air.
Ketika mencuci tangan di tempat umum, keringkan tangan
dengan tisu /sapu tangan /lap bersih, hindari mesin hand drier karena biasanya jarang dibersihkan sehingga mengandung kuman Verifikasi STBM
Tidak ada tinja manusia terlihat di sekitar rumah, got, sungai,
ataupun empang Menggunakan WC leher angsa yang terhubung ke tanki septik Tinja bayi atau lansia (jika ada) dibuang ke dalam kloset yang terhubung dengan tanki septik Setiap orang di dalam rumah menggunakan WC Tersedia air bersih untuk membersihkan diri dan cuci tangan pakai sabun Lumpur tinja disedot secara berkala dan diolah di IPLT