Anda di halaman 1dari 55

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


BALAI BESAR GURU PENGGERAK
PROVINSI JAWA TENGAH

INSPIRASI PEMBELAJARAN
YANG MENGUATKAN NUMERASI

5 JP
Narasumber

Nama : …………

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Tujuan Pembelajaran
1. Peserta mampu menentukan CP untuk dilakukan
penguatan numerasi.
2. Peserta mampu menentukan tuntutan numerasi CP.
3. Peserta mampu menentukan aktivitas numerasi yang
dapat disematkan dalam pembelajaran.
4. Peserta mampu menentukan alat (tool) atau terminologi
matematika yang digunakan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Langkah Kegiatan

45
45 menit
menit
Diskusi dan
Pembukaan Paparan Presentasi Penutupan
Penguatan
10 menit 120 menit 5 menit

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


BRAINSTORMING

1. Mengapa numerasi penting?


2. Apa yang sudah Saudara lakukan untuk
meningkatkan kemampuan numerasi
siswa?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


KONSEP NUMERASI
Numerasi sering kali diartikan secara sempit sebagai
keterampilan yang hanya melibatkan kecakapan
dengan angka dan berhitung menggunakan kertas dan
pensil atau mencongak sehingga penggunaan
kalkulator dianggap sebagai bukti seseorang tidak
memiliki numerasi.
Namun, definisi “keterampilan dasar” dari numerasi
semacam ini sudah ketinggalan zaman di dunia abad
ke-21 yang kaya akan data dan teknologi (Goos, dkk.,
2014)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Numerasi adalah kemampuan untuk mengaplikasikan konsep dan
keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis
dalam berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya, di
rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat
dan sebagai warga negara (Kemendikbud, 2017).

Selain itu, numerasi juga termasuk kemampuan untuk


menganalisis dan menginterpretasi informasi kuantitatif yang
terdapat di sekeliling kita yang ditampilkan dalam berbagai bentuk
(grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil
analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan
(Kemendikbud, 2017).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Menjadi numerat, yaitu memiliki keterampilan
numerasi yang baik, melibatkan lebih dari
sekadar menguasai matematika dasar saja,
tetapi dapat menghubungkan matematika
yang dipelajari di sekolah dengan situasi di
luar sekolah yang juga membutuhkan
pemecahan masalah dan penilaian kritis
dalam nonmatematika, sebagaimana model
Numerasi Abad ke-21 dengan 5 (lima)
dimensinya berikut:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Model Numerasi
Abad ke-21

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Seorang numerat membutuhkan pengetahuan matematika yang
melingkupi konsep, keterampilan dan strategi pemecahan masalah,
serta kemampuan untuk membuat taksiran.
Karena numerasi berhubungan dengan penggunaan
matematika dalam dunia nyata, seseorang perlu menjadi
numerat dalam beragam konteks. Konteks merupakan
aspek dari kehidupan seseorang di mana masalah
ditempatkan.
Selain pengetahuan dan konteks, menjadi numerat juga berarti memiliki
disposisi (atau sikap) yang positif, yaitu kemauan dan kepercayaan diri ketika
menyelesaikan permasalahan, baik secara mandiri maupun berkolaborasi
dengan orang lain, dan dengan luwes dan mudah beradaptasi menerapkan
pengetahuan matematika yang dimilikinya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Situasi numerasi sering kali membutuhkan alat yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan masalah, termasuk alat fisik, alat
representasi, dan alat digital.

Keempat dimensi di atas berlandaskan pada


orientasi kritis yang menuntut seorang numerat
bukan saja mengetahui dan menggunakan metode
yang efisien, namun juga menilai kelayakan dari
hasil yang didapat dan menyadari kegunaan
penalaran matematika untuk menganalisis situasi
dan mengambil kesimpulan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Dimensi numerasi mencakup:

1. Memberikan perhatian pada konteks kehidupan nyata;


2. Menerapan pengetahuan matematika dalam menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari;
3. Menggunaan alat fisik, representasi dan digital untuk membantu
dalam penyelesaian masalah;
4. Meningkatan sikap positif (disposisi) terhadap penggunaan
matematika untuk memecahkan masalah yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari; dan
5. Memiliki orientasi kritis untuk menginterpretasi hasil matematika
dan membuat keputusan berdasarkan bukti.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dari model tersebut terlihat jelas bahwa kemampuan
numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika.
Kompetensi matematika dapat dipikirkan sebagai
kemampuan seseorang untuk bertindak secara sesuai
dalam respons terhadap tantangan matematika tertentu
pada situasi tertentu (Niss & Højgaard, 2019).

Meskipun keduanya berlandaskan pada pengetahuan


dan keterampilan yang sama, perbedaannya terletak
pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Mari kita cermati tayangan video berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=ZInc2i_8NDM

Durasi waktu video: 06.29 menit

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


1. Apa komentar Saudara tentang video tersebut?
2. Apa yang bisa Saudara terapkan pada
pembelajaran di sekolah?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


PENGUATAN NUMERASI
UNTUK MAPEL MATEMATIKA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Tuntutan Numerasi Mapel Matematika
Melibatkan pengetahuan dan kapasitas untuk memanfaatkan keterkaitan
ide-ide matematika (baik dalam satu topik maupun antar topik).
.
Penguatan numerasi di matematika dapat dilakukan dengan melihat
mata pelajaran lain sebagai menyediakan konteks yang bermakna di
mana konsep matematika dapat diperkenalkan atau dikembangkan.

Tantangan Guru Matematika:


Memberikan perhatian khusus pada bagaimana
matematika digunakan di luar kelas matematika,

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Penguatan Numerasi
pada Matematika

Penalaran Matematika dan Proses Pemecahan Masalah


Pada umumnya, kegiatan pembelajaran matematika yang terjadi di kelas
dimulai oleh guru menyampaikan konsep matematika, biasanya langsung
memberikan definisi dan rumus, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan
beberapa contoh soal dan penyelesaiannya, dan kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan memberikan latihan soal yang mirip dengan contoh soal.
🡪 HARUS DIUBAH

Agar peserta didik menjadi numerat, penekanan harus diberikan


kepada penalaran matematika sebagai aspek inti numerasi dan
diejawantahkan melalui proses pemecahan masalah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Proses Pemecahan Masalah (OECD, 2021):

Economic Co-operation and Development (OECD, 2021)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Proses Pemecahan Masalah:
1. Merumuskan (Formulate)
Peserta didik berusaha mengenali aspek dari masalah
kontekstual yang dapat diabstraksi dan disajikan ke
dalam bentuk matematika untuk diselesaikan

2. Mengerjakan (Employ)
Setelah merumuskan masalah dalam bentuk
matematis, peserta didik mengaplikasikan konsep,
fakta, prosedur dan penalaran matematika untuk
menyelesaikan masalah untuk memperoleh hasil dan
menemukan solusi matematika

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


3. Menafsirkan dan Mengevaluasi (Interpret and Evaluate)

peserta didik diberi kesempatan untuk merefleksikan solusi


matematika, hasil atau kesimpulan dan menafsirkannya kembali
ke konteks masalah kehidupan nyata yang memulai proses
pemecahan masalah. Ini melibatkan penerjemahan solusi
matematika atau penalaran kembali ke dalam konteks masalah
dan menentukan apakah hasilnya masuk akal dalam konteks
masalah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Contoh yang menggambarkan proses pemecahan
masalah matematika:
Masalah:
.

Sebuah kota memutuskan untuk memasang lampu jalan di


sebuah taman berbentuk segitiga kecil sehingga menerangi
seluruh taman. Di manakah lampu harus ditempatkan?

Masalah ini dapat diselesaikan dengan ketiga proses pemecahan


masalah yang telah dijelaskan di atas sebagai berikut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


1. Merumuskan: Masalahnya adalah untuk mengetahui lokasi lampu
jalan yang dapat menerangi seluruh taman. Taman dapat
direpresentasikan sebagai segitiga dan cahaya dapat dianggap
sebagai lingkaran dengan pusat di lokasi lampu jalan.
2. Menemukan lokasi pusat lingkaran
. yang merupakan lingkaran luar
segitiga.
3. Mengerjakan: Lingkaran dengan pusat sebagai titik perpotongan dari
garis sumbu dua sisi adalah lingkaran luar segitiga.
4. Menafsirkan dan Mengevaluasi: Penting untuk merefleksikan solusi
dan memahami solusi dalam konteksnya. Misalkan salah satu sudut
taman segitiga tumpul, maka lampu jalan mungkin berada di luar taman
atau apa yang harus dilakukan jika banyak tanaman/pohon yang
menghalangi cahaya dan lain sebagainya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Pengembangan numerasi melalui penalaran matematika dan proses pemecahan
masalah terjadi dalam konteks yang menantang atau masalah yang muncul dari
kehidupan sehari-hari. Konteks dapat dipilih dari kehidupan personal, pekerjaan,
sosial-budaya, dan ilmiah/akademik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


.

Selain konteks, terdapat tiga level kompleksitas kognitif yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan kemampuan numerasi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Level Kognitif

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Tahap-tahap Pengembangkan Materi Penguatan Numerasi
dalam Pembelajaran Matematika

Langkah-langkah yang
dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan
aktivitas pembelajaran
matematika:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan aktivitas pembelajaran matematika:
1. Tahap Pendahuluan: analisis kebutuhan dan konteks, kajian literatur, pengembangan
kerangka konseptual atau teoritis dari konten yang akan dikembangkan;
.
2. Tahap Pembuatan Prototipe: desain dari prototipe awal sampai prototipe yang sudah
valid dan praktis;
- Menentukan Konten Matematika Berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP);
- Menentukan Konteks yang Sesuai;
- Menentukan Kompleksitas Level Kognitif;
- Merancang Proses Pembelajaran (Merumuskan, Mengerjakan, Menafsirkan dan
Mengevaluasi)
- Merancang Kegiatan Penutup

3. Tahap Asesmen: prototipe yang sudah valid dan praktis, diujicobakan pada satu kelas,
untuk mengetahui efek yang berpotensi dari aktivitas yang sudah dikembang tersebut.
Seperti terhadap kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Penilaian Numerasi
Penilaian dapat dilakukan melalui penilaian formatif yang dilakukan secara
aktif, terencana, terus menerus dan sistematis untuk mengumpulkan bukti
pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan
. capaian pembelajaran
peserta didik. Guru kemudian dapat menyesuaikan pendekatan
pembelajaran menjadi lebih baik memenuhi kebutuhan belajar dari peserta
didik yang teridentifikasi.

Contoh-contoh soal ada di:

https://pusmendik.kemdikbud.go.id/

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Silakan dicoba…

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Silakan dicoba…

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


PENGUATAN NUMERASI
UNTUK NONMATEMATIKA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Tuntutan Numerasi Lintas Mapel
Penguatan numerasi lintas mata Pelajaran esensinya adalah
melihat mata pelajaran lain memberikan kesempatan untuk
menerapkan keterampilan dan . pengetahuan matematika
yang telah dipelajari peserta didik melalui kegiatan yang
bermakna.

Guru mata pelajaran selain matematika berusaha mencari


peluang untuk memunculkan pengalaman matematika dari
berbagai aktivitas peserta didik. Ini dilakukan dengan
menemukan tuntutan numerasi (numeracy demand) dalam mata
pelajaran yang diajarnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


NUMERASI LINTAS MATA PELAJARAN

Guru dapat menciptakan berbagai jenis kesempatan belajar


numerasi melalui hal berikut.
1. Mengidentifikasi aspek atau unsur numerasi yang dapat
dilakukan penguatan dalam mata pelajaran selain matematika.
2. Merancang pengalaman dan peluang belajar yang mendukung
penerapan pengetahuan dan keterampilan matematika umum
peserta didik dalam mata pelajaran selain matematika.
3. Menggunakan istilah dan terminologi matematika dengan tepat
di mata pelajaran nonmatematika (Goos, dkk., 2020).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Pada saat guru nonmatematika turut memerhatikan numerasi dalam
mata pelajaran lintas kurikulum sebenarnya dapat meningkatkan
pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

Ketika seorang guru IPS ketika turut melatih peserta didik dalam
membaca dan menginterpretasi data yang disajikan melalui grafik
(misalnya, grafik distribusi kekayaan dan kekuasaan) dengan baik,
maka akan membantu peserta didik juga dalam memahami konsep
yang sedang diajarkan dalam mata pelajaran tersebut, yaitu
mengenai ketidakmerataan distribusi kekayaan dan kekuasaan yang
terjadi di masyarakat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Langkah Pengembangan Aktivitas Penguatan
Numerasi di Pembelajaran Nonmatematika

1. Memilih CP untuk dilakukan penguatan numerasi.


2. Menentukan tuntutan numerasi untuk CP tersebut.
Misalnya pengaruh interaksi antarruang dan pengaruhnya
terhadap ekonomi dapat memperkuat numerasi yang
berkaitan dengan analisis data dan representasi grafik
dengan menampilkan data mengenai kegiatan ekspor-impor
bahan tertentu

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


3. Menentukan aktivitas numerasi yang dapat disematkan
dalam pembelajaran.
Merancang kegiatan numerasi yang dapat disematkan/
ditanamkan ke dalam rancangan aktivitas pembelajaran yang
sudah ada atau rancangan aktivitas pembelajaran baru.
4. Menetapkan alat (tools) matematika dan istilah (terminologi)
matematika yang digunakan dalam aktivitas.
Untuk melengkapi aktivitas penguatan numerasi, guru juga perlu
memikirkan apakah ada alat matematika tertentu yang
dibutuhkan, misalnya menggunakan spreadsheet untuk
mengolah dan membandingkan data yang disajikan, serta istilah
atau terminologi matematika yang digunakan. A
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
CONTOH NUMERASI
PADA BEBERAPA MATA PELAJARAN

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Ilmu Pengetahun Alam (IPA)

Numerasi dibutuhkan dalam sains ketika


peserta didik mengajukan hipotesis
berdasarkan generalisasi yang dibuat dari
data yang ada, mengembangkan ketepatan
dalam mengukur dan menafsirkan data,
mengidentifikasi pola di alam dan perilaku
dan menggunakan rumus dan penghitungan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(PJOK)
Numerasi dalam pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan muncul ketika, misalnya peserta
didik menggunakan penomoran, pola, dan
urutan dalam aktivitas fisik dan ketika mereka
menunjukkan pemahaman tentang hubungan
antara waktu, ruang dan jarak untuk
menganalisis prestasi fisik, serta ketika peserta
didik membandingkan teknik dan alat
pengukuran tertentu untuk tujuan yang berbeda
dan menganalisis data dan statistik terkait
masalah kesehatan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Seni Budaya
Numerasi terlihat dalam seni ketika, misalnya, peserta didik
mendesain produk menggunakan pengurutan dan pola,
pengukuran yang akurat dan pengertian bentuk, ukuran, dimensi,
dan perspektif. Mengumpulkan, menafsirkan, dan menganalisis
data dalam kaitannya dengan pemirsa, dan perilaku pengguna
adalah contoh lain dari numerasi dalam seni

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Bahasa Asing

Numerasi dibutuhkan dalam bahasa


asing ketika peserta didik menggunakan
dan memahami pola, keteraturan dan
hubungan di dalam bahasa. Ketika
peserta didik mengembangkan
pemahaman konsep seperti waktu,
bilangan dan ruang dalam budaya yang
berbeda.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Bahasa Indonesia

Numerasi dibutuhkan dalam bahasa Indonesia ketika peserta


didik menggunakan grafik dan tabel pada presentasi lisan
dan tulisan untuk mendukung argumen atau memanfaatkan
pemahaman spasial pengaturan untuk memahami dan kritik
tata letak dan konstruksi teks.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Numerasi dibutuhkan pada ilmu pengetahuan sosial ketika peserta
didik menggunakan dan memahami konsep waktu, saat peserta
didik menggunakannya pola, lokasi dan kemampuan spasial dalam
membuat dan memahami peta, dan peserta didik mengumpulkan
dan menganalisis data untuk pengambilan keputusan sosial.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Contoh Video Praktik Baik Numerasi dalam Pembelajaran IPA

https://www.youtube.com/watch?v=AFX0Ko82L0M

Durasi waktu video: 24.01 menit (dapat ditonton setelah penjelasan, sebagai tambahan referensi)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


CONTOH PENGUATAN NUMERASI
PADA AKTIVITAS

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Menggabungkan Kata dan Angka dalam Percakapan

Desi, tolong bagikan buku ini satu satu ke semua temanmu ya…

Ibu akan bagikan 20 buku untuk kalian


semuanya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Menerapkan Konsep Matematika dalam Berbagai Kegiatan

Mengaplikasikan informasi numerik ke


dalam kegiatan yang dekat dengan
keseharian siswa.

Contoh:
Pada saat siswa berangkat ke sekolah,
mereka diminta untuk menghitung
berapa jumlah penjual buah yang
mereka lihat atau menghitung berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk
sampai ke sekolah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Menggunakan pendekatan yang meliputi semua bidang matematika, seperti
cara berpikir, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep.

- Dalam mengembangkan cara berpikir, siswa harus mengetahui


terlebih dahulu masalah apa yang disajikan
- Untuk penyelesaiannya, siswa menggunakan informasi-informasi
yang mereka ketahui dari masalah yang ada.
- Setelah mengetahui pemecahan masalahnya, siswa
menggunakan cara tersebut untuk membangun pemahaman
mereka tentang konsep-konsep tertentu yang ada di kehidupan
sehari-hari.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Contoh:
Guru meminta siswa membagikan permen secara merata ke teman-temannya.

Dari perintah itu, siswa berpikir berapa jumlah teman dan berapa jumlah permen
yang ada dan bagaimana cara membagikannya secara adil.

Setelah menentukan cara terbaik, mereka dapat menjalankan


rencana dan memecahkan masalahnya. Ketika permen berhasil
dibagikan secara merata ke setiap temannya, artinya siswa
telah menyelesaikan permasalahannya, kemudian
merefleksikannya.

Cara seperti ini membangun pemahaman cara berpikir


matematis.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Meningkatkan Kemampuan Numerasi melalui Permainan
Permainan menjadi media belajar yang efektif untuk mengembangkan
berbagai kemampuan siswa, termasuk numerasi.

Permainan yang dapat digunakan diantaranya:


- Teka-teki
- Permainan bola
- Permainan tradisional
- Permainan ke luar kelas (Siswa diajak ke luar kelas untuk
mengumpulkan daun-daun kering di sekitar sekolah, siswa diminta
mengurutkan berdasarkan ukuran, warna, tingkat kekeringan, dst. Lalu
mereka diminta untuk membandingkan yang lebih besar, lebih kecil,
sama dengan).
- Dll.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Diskusi Kelompok
Lembar Kerja
Petunjuk:
1. Bekerjalah dalam kelompok beranggotakan 5 (lima) orang.
2. Tugas:
a. Memilih CP untuk dilakukan penguatan numerasi mata pelajaran
nonmatematika.
b. Menentukan tuntutan numerasi untuk CP tersebut.
c. Menentukan aktivitas numerasi yang dapat disematkan dalam
pembelajaran.
d. Menentukan alat/tool atau lembar kerja terminologi matematika
yang digunakan.
3. Presentasikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Presentasi Hasil Diskusi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai