Anda di halaman 1dari 26

Manajemen klinik

dr. Nurna Fauziah, M.Kes


PEMBAHASAN
01 Pendahuluan

02 Kebijakan dan
Peraturan terkait Klinik
03 Penyelenggaraan Klinik
01
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat


dan/atau tempat yang digunakan untuk
1 menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat

Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses


2 fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan


3 ditetapkan oleh Pemerintah, sedangkan ketentuan
perizinan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
4
JENIS FASILITAS KESEHATAN
(PP 47 tahun 2016)

1. Praktik Mandiri Tenaga 7. Apotek


Kesehatan
8. Optikal
2. Puskesmas
9. Fasilitas pelayanan
3. Klinik kedokteran untuk
4. Rumah Sakit kepentingan hukum
5. Unit Transfusi Darah 10. Fasyankes Tradisional
6. Laboratorium Kesehatan
02
Kebijakan dan Peraturan terkait Klinik
Klinik
 Fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan yang menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau
spesialistik secara komprehensif
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Penggolongan Usaha Klinik

Kemampua Penyelenggaraa Status


n n Pelayanan Penanaman
Pelayanan Modal

Klinik Klinik
PMDN
Pratam Rawat
a Jalan

Klinik
KLI Klinik Rawat PMA
Utama Inap

9
JENIS PELAYANAN DI KLINIK Pelayanan
Pengobatan &
Tindakan Medis Pelayanan
Pelayana
kesehatan
n
PELAYANAN PROMOTIF & Radiologi
gigi & mulut

PREVENTIF DI KLINIK
Pelayanan Pelayanan
Kegiatan Kefarmasia
yang n persalinan
KIE kepada Konseling Deteksi mendukung
pasien & klg medik dini program
nasional
PELAYANAN
KURATIF &
Pelayanan REHABILITATI Pelayanan
Laboratorium
F DI KLINIK gawat
darurat

Pelayanan Pelayanan
rehabilitasi
Gizi
medik dasar
Pelayanan
rehabilitasi
Pelayanan
medik
rujukan pecandu
NAPZA
TATA KELOLA KLINIK

UU No 36 Tahun 2009 PP No 47 Tahun 2016


• Pimpinan penyelenggaraan • Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki sistem tata kelola
harus memiliki kompetensi manajemen dan tata kelola
manajemen kesehatan pelayanan kesehatan atau klinis
perseorangan yang dibutuhkan yang baik
TATA KELOLA KLINIK

PMK No 9 Tahun 2014 PMK No 14 Tahun 2021


Klinik memiliki kewajiban untuk • Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
menyusun dan melaksanakan peraturan wajib memiliki sistem tata kelola
internal klinik. Peraturan internal klinik manajemen dan tata kelola
merupakan kebijakan tertulis dari
pelayanan kesehatan atau klinis
pemilik klinik yang memuat bagaimana
tata kelola manajemen dan pelayanan
yang baik
kesehatan di klinik diselenggarakan
DASAR HUKUM PELAKSANAAN REGISTRASI KLINIK
UU N0.23 tahun 2014
Urusan Pemerintah Pusat : Penyelenggaraan registrasi,
1 akreditasi, dan standardisasi fasilitas pelayanan kesehatan
publik dan swasta (Lampiran)

PP No. 5 Tahun 2021


Salah satu kewajiban perizinan berusaha untuk Klinik
2 Pemerintah maupun Swasta adalah melakukan Registrasi
Klinik dimana jangka waktunya 3 bulan (Lampiran II)

Permenkes No. 14 Tahun 2021


3 Registrasi Klinik dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan sejak Sertifikat Standar Usaha Klinik diperoleh
(Lampiran Standar Usaha Klinik).

Aplikasi Penyelenggaraan REGISTRASI KLINIK


4 1. https://registrasifasyankes.kemkes.go.id/
2. https://dfo.kemkes.go.id/ 13
03
Penyelenggaraan Klinik
Klinik Pratama
Klinik Pratama adalah Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik dasar. Klinik Pratama tidak mengkhususkan diri.

Tenaga medis pemberi pelayanan di Klinik Pratama dapat


dokter, dokter spesialis di bidang layanan primer, dan/ atau
dokter gigi

Klinik Pratama dapat berupa Klinik Rawat Jalan atau Klinik


Rawat Inap disesuaikan dengan pemenuhan persyaratannya

Klinik Pratama hanya dapat melakukan bedah kecil (minor)


tanpa anestesi umum dan/atau spinal

16
Permenkes No.14 Tahun 2021
Klinik Utama
Klinik Utama adalah Klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medis spesialistik atau pelayanan medik dasar dan
spesialistik. Klinik Utama dapat mengkhususkan diri.

Tenaga medis pemberi pelayanan di Klinik Utama dapat


dokter spesialis dan/atau dokter gigi spesialis, dan dapat
ditambah dokter dan/atau dokter gigi sesuai jenis pelayanan
di klinik.

Klinik Utama dapat berupa Klinik Rawat Jalan atau Klinik


Rawat Inap disesuaikan dengan pemenuhan persyaratannya

Klinik Utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali tindakan


bedah yang: (1) menggunakan anastesi umum dengan inhalasi
dan/atau spinal; (2) operasi sedang yang beresiko tinggi; atau (3)
operasi besar. Klasifikasi bedah kecil, sedang, dan besar
ditetapkan oleh Organisasi Profesi yang bersangkutan

17
PENGELOLAAN
KLINIK

TATA KELOLA • TATA KELOLA PELAYANAN


MANAJEMEN DI KLINIK KESEHATAN DI KLINIK
1. Pengorganisasian Klinik 1. Kredensial dan Rekredensial di
2. Pengelolaan SDM di Klinik Klinik
3. Pengelolaan Keuangan di
2. Mitra Bestari
Klinik
4. Pengelolaan Fasilitas dan 3. Mutu Pelayanan Kesehatan di
Keselamatan di Klinik Klinik
5. Pengelolaan Kerja Sama 4. Penegakan Etika dan Disiplin
terkait Profesi Tenaga Medis dan tenaga
Klinik Kesehatan di Klinik
PENGORGANISASIAN KLINIK

PENANGGUNG JAWAB KLINIK Struktur organisasi Klinik


 KLINIK PRATAMA: Dokter, paling sedikit terdiri dari:
dokter spesialis di bidang  Penanggung jawab Klinik yang
layanan primer, atau dokter juga merupakan pimpinan Klinik
gigi  Penanggung jawab
 KLINIK UTAMA: Dokter kegawatdaruratan, dan
spesialis, atau dokter gigi  Penanggung jawab
spesialis kefarmasian
 Dapat merangkap sebagai
pemberi pelayanan di Penanggung jawab kegawatdaruratan
Klinik di Klinik Pratama adalah dokter
 Harus memiliki Surat Izin Penanggung jawab kegawatdaruratan
Praktik (SIP) di Klinik, dan di Klinik Pratama gigi dan mulut adalah
dapat merangkap sebagai dokter gigi atau dokter gigi spesialis
pemberi pelayanan
 Hanya dapat menjadi Penanggung jawab kefarmasian di
penanggung jawab untuk satu Klinik adalah apoteker
Klinik 19
 Harus WNI
PENGELOLAAN SDM DI KLINIK
1. Perencanaan dan Pemenuhan SDM
a. Rekrutmen SDM
b. Peningkatan Kompetensi SDM
2. Pengangkatan SDM di Klinik
3. Orientasi dan Penugasan SDM di Klinik
c. Orientasi Umum
d. Penugasan & Orientasi Khusus
4. Evaluasi Kinerja SDM di Klinik
e. Berdasarkan kualitas hasil kerja
f. Berdasarkan kuantitas target klinik
g. Berdasarkan perilaku kerja
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL DI KLINIK
SDM Klinik Pratama SDM Klinik Utama
Paling sedikit dapat dengan pilihan : Paling sedikit memiliki 2 dokter
 2 dokter spesialis atau 2 dokter gigi spesialis
 2 dokter spesialis di
bidang
layanan primer SDM Klinik Utama yang menyelenggarakan
 1 dokter dan 1 dokter spesialis di pelayanan medik spesialistik dan pelayanan
bidang layanan primer medik spesialistik gigi dan mulut
 2 dokter gigi.
Paling sedikit memiliki 1 dokter spesialis
dan 1 dokter gigi spesialis
SDM Klinik Pratama yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar
dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut  Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus memiliki STR
Paling sedikit dapat dengan pilihan : dan SIP
 2 dokter atau dokter spesialis di bidang layanan  Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di Klinik, tenaga
primer dan 1 dokter gigi medis dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
 1 dokter, 1 dokter spesialis di bidang dan kompetensi yang dimiliki.
layanan primer, dan 1 dokter gigi  Klinik dapat memiliki tenaga non kesehatan untuk mendukung
 2 dokter gigi dan 1 dokter atau dokter spesialis operasional penyelenggaraan Klinik sesuai dengan kebutuhan
bidang layanan primer (administrasi, pekarya, satpam, dan lain- lain)
21
SDM KLINIK DENGAN RAWAT INAP

SDM Klinik yang menyelenggarakan rawat inap


Paling sedikit terdiri atas:
1. Klinik Pratama: Dokter, Dokter gigi, dan/atau Dokter Spesialis di bidang layanan
primer (memenuhi paling sedikit jumlah minimal)
2. Klinik Utama: Dokter Spesialis dan/atau Dokter Gigi Spesialis (memenuhi paling
sedikit jumlah minimal)
3. Tenaga kesehatan lain, paling sedikit meliputi:
a. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
b. Tenaga Keperawatan;
c. Tenaga Gizi
d. Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik
e. Tenaga Nonkesehatan

22
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL DI KLINIK
 Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang tenaga medis
dan tenaga kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan tertentu dalam suatu
periode waktu.
 Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk
menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis.
 Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan
yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.

Penetapan Kewenangan
Klinis
Penerbitan
Kesimpulan
Penilaian Rekomendasi
Kewenangan Klinis Kewenangan Klinis
Permohonan
Kredensial/
Rekredensial 24
Mekanisme Kredensial/Rekredensial di Klinik
MITRA BESTARI
 Mitra bestari adalah sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis
profesi yang sama, memiliki reputasi dan kompetensi sesuai dengan
profesinya masing–masing.
Mitra bestari dapat dilibatkan dalam:
1. Membantu proses kredensial/rekredensial.
2. Sebagai tindak lanjut hasil kredensial/rekredensial apabila
ada tenaga kesehatan yang hasil penilaiannya disetujui di
bawah supervisi sehingga memerlukan
asistensi/pendampingan (proctoring) dari mitra bestari dalam
proses pemberian pelayanan kesehatan.
 Apabila tidak tersedia mitra bestari, klinik harus memberikan
pemantapan/peningkatan kompetensi seperti program magang, orientasi,
pelatihan atau berbagai bentuk kegiatan lainnya.

25
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK
 Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di klinik diawali dengan
adanya dukungan pengelolaan klinik meliputi:
1. Komitmen manajemen dalam peningkatan mutu, dan
2. Tersedianya uraian tugas SDM yang bertanggung
jawab
terhadap mutu klinik.
 Upaya peningkatan mutu ini dilakukan dengan cara:
1. Perencanaan Program Mutu
2. Pelaksanaan Program Mutu
3. Pemantauan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja Mutu
a. Pemantauan dan Pengendalian Mutu
1) Pengukuran dan Pelaporan Indikator Mutu Klinik
2) Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
3) Pelaporan
b. Penilaian Mutu:kejadian infeksi (Insiden Rate HAIs)
audit internal
4. Peningkatan Mutu Berkesinambungan  Akreditasi klinik
26
• Akreditasi dilaksanakan secara berkala paling sedikit 3 (tiga)
tahun sekali.
• Setiap Klinik yang telah memperoleh izin operasional dan telah
beroperasi paling sedikit 2 (dua) tahun wajib mengajukan
permohonan akreditasi.
• Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen pelaksana
akreditasi yang membidangi fasilitas pelayanan kesehatan.
PENEGAKAN ETIKA DAN DISPLIN PROFESI TENAGA MEDIS DAN
TENAGA KESEHATAN DI KLINIK

Tujuan :
PELANGGARAN DISIPLIN TINDAKAN DISIPLIN
1 Melindungi pasien dari tenaga medis
PROFESI
1. Kewenangan klinis 1. Peringatan tertulis dan
2. Penatalaksanaan kasus 2. Limitasi (reduksi) tenaga kesehatan yang memberikan
3. Pelanggaran disiplin profesi kewenangan klinis
3. Bekerja di bawah supervisi pelayanan kesehatan yang tidak
4. Penggunaan obat dan alkes
yang tidak sesuai standar dalam waktu tertentu memenuhi syarat dan tidak layak di
profesi 4. Pencabutan kewenangan
klinis sementara atau klinik
5. Ketidakmampuan bekerja
sama dengan tenaga lain selamanya 2.Memelihara danmeningkatkan mutu
sehingga membahayakan
pasien profesionalisme tenaga medis dan
tenaga
27
kesehatan di klinik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai