Anda di halaman 1dari 19

Pengendalian Risiko

M. Adi Wicaksono
Risk Control (Pengendalian Risiko)
1. Risk Avoidance (menghindari risiko)
2. Risk Retention (menerima risiko) pasrah, accept all risk
3. Risk Reduction (mengurangi risiko) accept partial risk
4. Risk Sharing (membagi risiko)
5. Risk Transfer (memindah risiko)
6. Combination (kombinasi)
-1-
Risk Avoidance
(menghindari risiko)
Menghindari Risiko

Ialah cara yang paling mudah dilakukan adalah


menghindari resiko sama sekali.

Contoh:

1. Untuk menghindari risiko kecelakaan, maka seseorang


tidak naik kendaraan.

2. Untuk menghindari risiko finansial dalam suatu


investasi, maka seseorang memutuskan untuk tidak
berinvestasi.

3. Untuk menghindari risiko bisnis, maka seseorang


menghindari bisnis.
Penghindaran Risiko

Salah satu cara menghindari risiko murni adalah


menghindari keputusan yang mengandung risiko,
dengan jalan :

1. Saat perencanaan : Menolak untuk memiliki /


menerima/ melaksanakan / memutuskan suatu
kegiatan yang mengandung risiko, walaupun hanya
sementara.

2. Saat evaluasi: Menghentikan suatu keputusan yang


diketahui mengandung risiko.
Risk Avoidance
in bussiness
“ Avoidance may seem the answer, but avoiding
risks also means losing out on the potential gain &
opportunity “

Not entering a business to avoid the risk,also


avoids the possibility of earning profits.
Risk Avoidance
in public sector

Increasing risk regulation in hospitals,


has led to avoidance of treating higher
risk conditions, in favor of patients
presenting with lower risk.
Yang perlu dipertimbangankan jika
mengambil keputusan Penghindaran Risiko
1. Saat menghindari suatu risiko, boleh jadi kehilangan suatu
peluang (opportunity) yang penting dan berharga. Keputusan
penghindaran risiko boleh dilakukan bila RISK lebih besar
daripada OPPORTUNITY.

2. Saat menghindari suatu risiko, boleh jadi akan kehilangan suatu


keutungan finansial tertentu. Hal ini perlu dipertimbangkan
masak-masak sebelum melakukan penghindaran risiko.

3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar


kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya
menghindari risiko pengangkutan dengan kapal dan
menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko
yang berhubungan dengan pengangkutan darat.

4. Bottom line: Konsekwensi dari penghidaran risiko, perlu plan B


yang barangkali memerlukan effort dan pendanaan.
-2-
Risk Retention
(menerima risiko)
Risk Retention
(menerima risiko)

Secara sederhana menerima resiko sama dengan


menanggung seluruh tanggung jawab dan
konsekwensi atas resiko yang terjadi.

Menerima seluruh resiko dengan tanpa antisipasi


risiko apapun. Dia sendirian siap menerima semua
risiko.

Contoh, seseorang membangun rumah, lalu dia tidak


mengasuransikan rumahnya terhadap resiko
kebakaran, serta tidak melakukan tindakan preventif
apapun terkait resiko kebakaran.
-3-
Risk Reduction
(mengurangi risiko)
Mengurangi Risiko

Menerima sebagian risiko, tetapi dalam waktu yang


sama melakukan langkah-langkah preventif yang
berusaha mengurangi risiko tersebut.

Contoh, seseorang membangun rumah namun tidak


membuka asuransi kebakaran. Untuk mengurangi
risiko kebakaran dia memutuskan untuk menggunakan
satpam/PRT/alat preventif menanggulangi kebakaran.

Konsekwensinya
Perlu effort lain : mencari satpam/PRT
Perlu dana lain : gaji satpam, alat pemadam,
alarm, CCTV, dll
Mengurangi Risiko

Contoh:

Untuk mengurangi resiko kecelakaan saat membawa


kendaraan, maka seseorang akan memastikan bahwa
kondisi ban, rem, kopling, dan mesin mobil / motor
nya dalam keadaan baik, memakai sabuk pengaman,
mengendarai dengan hati-hati, serta mematuhi
rambu lalu lintas.
Mengurangi Risiko

Contoh:

Untuk mengurangi resiko jatuh sakit, maka


seseorang akan menjaga stamina tubuh
dengan mengkonsumsi makanan yang sehat
dan bergizi, berolah raga secara teratur, dan
tidak merokok serta tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol.
Mengurangi Risiko

Kesimpulan :

1. Bukan strategi pasif ,


sebagaimana risk avoidance (menghindari),
atau risk retention (menerima pasrah).

2. Risk Reduction (mengurangi risiko) :


memerlukan effort (usaha) khusus.
dan memerlukan DANA khusus,
meskipun tidak besar.
-4-
Risk Sharing
(membagi risiko)
Membagi Risiko
(Risk Sharing)
Pengertian membagi risiko :
Menerima risiko dan membaginya bersama pihak lain.

Contoh:

1. Mengendarai mobil jarak jauh, dengan


mengemudikan secara bergatian dengan teman
2. Menjalankan investasi/usaha bersama mitra lain
3. Mendirikan rumah, dan kemudian menjadi peserta
asuransi kebakaran melalui ASURANSI SYARIAH
-5-
Risk Transfer
(memindah risiko)
Memindah Risiko (Transfer)

Apabila seseorang mengalihkan resiko ke pihak lain,


maka ia mengalihkan tanggung jawab finansial atas
resiko tersebut ke pihak lain, yang umumnya atas
pemberian imbalan.

Cara yang paling umum bagi seseorang, keluarga atau


perusahaan untuk mengalihkan resiko adalah dengan
membeli pertanggungan ASURANSI KONVENSIONAL.

Resiko kerugian finansial tersebut dialihkan ke


perusahaan asuransi, dan apabila terjadi kerugian yang
spesifik, perusahaan asuransi tersebut akan
membayarkan sejumlah uang, asalkan perusahaan
asuransi tersebut telah menerima sejumlah uang, yang
disebut premi.

Anda mungkin juga menyukai