Anda di halaman 1dari 25

PELATIHAN DAN

PRODUKTIFITAS
LATAR BELAKANG
• Langkah strategi dan kegiatan yang tepat diperlukan untuk mengatasi
permasalahan Kesejahteraan soaial, Ketenagakerjaan dan transmigrasi diantaranya
peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui peran serta pemerintah dan lembaga terkait
dalam upaya menuju kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen masyarakat.
• Keengganan masyarakat untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi mempengaruhi
system dan berdaya kerja yang kurang produktif, kurang siapnya tenaga kerja untuk
memotivasi diri dengan mencapai berbagai pengalaman keterampilan guna meningkatkan daya
saing dalam menghadapi pasar global, pengaruh informasi global, memberikan impian pada
masyarakat didalam memperoleh manfaat dengan cepat dan mudah yang bersifat instant.
PELATIHAN DAN PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
• Program ini bertujuan untuk mendorong pemasyarakatan dan meningkatkan
kegiatan pelatihan kerja dan aspek yang mempengaruhi peningkatan
produktivitas tenaga kerja dengan sasaran tersedianya tenaga kerja yang
berkualitas, produktif dan berdaya saing tinggi baik dipasar kerja dalam
negeri maupun luar negeri.
TUJUAN PROGRAM PELATIHAN DAN
• Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain :
1. Mengembangkan standarisasi dan sertifikasi kompetensi yang dilakukan melalui pembentukan
lembaga standarisasi dan sertifikasi kompetensi dengan melibatkan peran aktif asosiasi profesi,
asosiasi perusahaan serikat pekerja, instansi Pemerintah terkait serta pakar dibidangnya.
2. Meningkatnya relevansi, kualitas dan efisiensi pelatihan kerja melalui pembinaan dan pemberdayaan
lembaga pelatihan kerja baik lembaga latihan kerja swasta maupun Pemerintah.
3. Memasyarakatkan nilai dari budaya produktif, mengembangkan sistem dan metode peningkatan
produktivitas, serta mengembangkan kader dan tenaga ahli produktivitas.
4. Mengoptimalkan peranan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) yaitu BLK sebagai lembaga
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam mewujudkan tenaga kerja yang
berdaya saing dipasar kerja baik didalam maupun luar negeri dan BPPTKD sebagai lembaga
konsultasi dan pembinaan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga mampu
mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan.
DASAR HUKUM YANG MENGATUR TENTANG
PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
PERATURAN PEMERINTAH 10 TAHUN 2018
TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
PROFESI
• Peraturan ini mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
• Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan
secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia, Standar Internasional dan/ atau Standar Khusus.
• Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP adalah lembaga independen yang
dibentuk untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
• Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga yang melaksanakan
kegiatan sertifikasi profesi yang telah memenuhi syarat dan telah memperoleh lisensi dari BNSP.
• Lisensi adalah bentuk pengakuan dari BNSP kepada LSP untuk dapat melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja atas nama BNSP.
• Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi yang diakui oleh masyarakat
• Ringkasan Isi
• Mengenai pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
• Struktur Organisasi BNSP
• Syarat keanggotaan
• Pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian
• Tata Kerja
• Pembiayaan
PERATURAN PEMERINTAH
31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

• Mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja


Ringkasan Isi
1. Ketentuan umum yang berisi definisi pelatihan kerja, system pelatihan kerja nasional, Lembaga pelatihan kerja ,
kompetensi kerja, SKKNI, sertifikat kompetensi kerja, kerangka kualifikasi nasional Indonesia, akreditasi
2. Sistem Pelatihan Kerja Nasional disingkat Sislatkernas, adalah keterkaitan dan keterpaduan berbagai komponen
pelatihan kerja untuk mencapai tujuan pelatihan kerja nasional.
3. Sislatkernas bertujuan untuk :
a. mewujudkan pelatihan kerja nasional yang efektif dan efisien dalam rngka meningkatkan kualitas tenaga kerja;
b. memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan,
c. pembinaan, dan pengendalian pelatihan kerja;
d. mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan seluruh sumber daya pelatihan kerja.
Prinsip dasar pelatihan kerja adalah :
• berorientasi pada kebutuhan pasar kerja dan pengembangan SDM;
• berbasis pada kompetensi kerja;
• tanggung jawab bersama antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat;
• bagian dari pengembangan profesionalisme sepanjang hayat; dan
• diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif.
PERATURAN PRESIDEN
8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA
KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
• Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya di-singkat KKNI, adalah
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
• Penyetaraan adalah proses penyandingan dan pengintegrasian capaian pembelajaran
yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan kerja, dan pengalaman kerja.
• Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pen-didikan dengan jenjang
kualifikasi pada KKNI terdiri atas:
• a. lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1;
• b. lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang
• c. lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
• d. lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;
• e. lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;
• f. lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendahsetara dengan jenjang 6;
• g. lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8;
• h. lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;
• i. lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;
• j. lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.
• Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pelatihan kerja dengan
jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:
a. lulusan pelatihan kerja tingkat operator setara dengan jenjang 1,2, dan 3;
b. lulusan pelatihan kerja tingkat teknisi/analis setara dengan jenjang 4, 5, dan 6;
c. lulusan pelatihan kerja tingkat ahli setara dengan jenjang 7, 8,dan 9.
• Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pelatihan kerja dengan
jenjang kualifikasi pada KKNI dilakukan dengan sertifikasi kompetensi.
• Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pengalaman kerja
dengan jenjang kualifikasi pada KKNI mempertimbangkan bidang dan lama
pengalaman kerja, tingkat pendidikan serta pelatihan kerja yang telah diperoleh
PERATURAN PRESIDEN
50 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA
PRODUKTIVITAS NASIONAL
• Lembaga Produktivitas Nasional merupakan lembaga non struktural yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
• Lembaga Produktivitas Nasional mempunyai tugas memberikan saran dan
pertimbangan kepada Presiden dalam perumusan kebijakan nasional di
bidang produktivitas dan peningkatan produktivitas dalam rangka penguatan
daya saing nasional.
• Dalam melaksanakan tugasnya, Lembaga Produktivitas Nasional mempunyai
fungsi :
a. pengembangan budaya produktif dan etos kerja;
b. pengembangan jejaring informasi peningkatan produktivitas;
c. pengembangan sistem dan teknologi peningkatan produktivitas;
d. peningkatan kerja sama di bidang produktivitas dengan lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi Internasional.
PERATURAN MENTERI
6 TAHUN 2020 TENTANG PEMAGANGAN DALAM
NEGERI
Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu
antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan
dan pengawasan instruktur atau pekerja yang berkompetensi dalam proses produksi barang
dan/atau jasa di perusahaan dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Pemagangan di Dalam Negeri adalah Pemagangan yang diselenggarakan oleh perusahaan
yang berdomisili di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyelenggara Pemagangan adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk
menyelenggarakan Pemagangan di Dalam Negeri.
• Mengatur persyaratan mengenai :
1. Syarat perusahaan pemagangan
2. Syarat peserta magang
3. Syarat pembimbing atau instruktur
4. Perjanjian pemagangan
5. Hak dan kewajiban (perusahaan penyelenggara dan peserta magang
PERATURAN MENTERI
7 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN SELEKSI
ANGGOTA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFES
• Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang sclanjutnya disingkat BNSP adalah
lembaga independen yang dibentuk untuk melaksanakan sertifikasi
kormpetensi kerja.
• Keanggotaan dan Struktur Organisasi
• Tata cara selesi anggota (mulai pembentukan panitia seleksi, pendaftaran, tes,
sampai dengan penetapan anggota)
PERATURAN MENTERI
14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI
JABATAN FUNGSIONAL PENGANTAR KERJA

• Melaksanakan ketentuan pasal 29 ayat 2 peraturan Menteri pendayagunaan


aparatur negara dan birokrasi nomer 5 tahun 2014, tentang jabatan fungsional
pengantar kerja dan angka kredit
PERATURAN MENTERI
8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR BALAI
LATIHAN KERJA
• Peraturan Menaker Nomor PER.22/MEN/IX/2009
tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di Dalam Negeri
• Peraturan Menteri 34 Tahun 2016 Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja
• Peraturan Menteri 17 Tahun 2016 Tata Cara Perizinan Dan Pendaftaran
Lembaga Pelatihan Kerja
PERATURAN MENTERI
PER.21/MEN/IX/200 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN PRODUKTIFITAS
• Produktivitas adalah sikap mental yang selalu berusaha untuk melakukan perbaikanmutu
kehidupan secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi, efektivitas, dankualitas.

• Pelayanan Produktivitas adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh


Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik
Negara/Daerah dalam rangka promosi, peningkatan, pengukuran, dan pemeliharaan
tingkat produktivitas masyarakat, perusahaan, dan instansi pemerintah
1. Pedoman Pelayanan Produktivitas ini dimaksudkan sebagai Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
pelaksanaan kegiatan promosi, peningkatan, pengukuran dan pemeliharaan produktivitas.
2. Pedoman Pelayanan Produktivitas ini bertujuan untuk memberi acuan kepada
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Badan Usaha
Milik Negara/Daerah dalam melaksanakan kegiatan promosi, peningkatan, pengukuran dan
pemeliharaan produktivitas sebagai bagian integral dari Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional.
Promosi Produktivitas ditujukan untuk memberikan pemahaman dan penyebarluasan
konsepsi produktivitas kepada masyarakat, dunia usaha, dan instansi pemerintah guna
meningkatkan kesadaran dan membangun komitmen kegiatan peningkatan
produktivitas.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai