Anda di halaman 1dari 15

UNSUR-UNSUR INVENTARIS MANAJEMEN LOGISTIK

Dosen Pengampu :
Dwi Prastiyo Hadi S.E., M.Si.

Kelompok 4 =
• Shabrina Nurul Faza (19810002)
• Dini Fahriati (19810038)
• Wahyu Ika Pramono (19810051)
• Muhammad Nur Cholis (19810052)
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah


Inventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk
memperoleh data atas seluruhlogistik yang dimiliki
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
atau dikuasai atau diurus oleh organisasi, baik yang
makalah ini adalah sebagai berikut.
diperoleh dariusaha pembuatan sendiri, pembelian,
1. Pengertian dan Manfaat Inventarisasi
pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik
2. Fungsi Dasar Manajemen Persediaan
berkaitandengan jenis dan spesifikasinya, jumlah,
3. Klasifikasi, Nomor Kode Barang dan Nomor
sumber; waktu pengadaan, harga, tempat,dankondisi
Inventarisasi Barang
serta perubahan-perubahan yang terjadi guna
4. Tehnik Inventarisasi
mendukung proses pengendaliandan pengawasan
5. Penghapusan Logistik
logistik serta mendukung efektivitas dan efisiensi
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara
& Sumarto, 2005.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Ingin mengetahui apa pengertian dan manfaat inventarisasi bagi sebuah organisasi
2. Ingin mengetahui fungsi dasar manajemen persediaan
3. Ingin mengetahui klasifikasi, nomor kode barang dan nomor inventarisasi barang dalam
sebuah organisasi
4. Ingin mengetahui tehnik inventarisasi
5. Ingin mengetahui prosedur penghapusan logistik
2.1 Pengertian dan Manfaat Inventarisasi

2.2 Fungsi Persediaan

2.3 Klasifikasi, Nomor Kode Barang dan


PEMBAHASAN Nomor Inventarisasi Barang

2.4 Teknik Inventarisasi Barang dengan


Kartu Barang

2.5 Penghapusan Logistik

PEMBAHASANYA DI SLIDE SELANJUTNYA


2.1 Pengertian dan Manfaat Inventarisasi

Inventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data


atas seluruhlogistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus oleh
organisasi, baik yang diperoleh dariusaha pembuatan sendiri,
pembelian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitandengan
jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber; waktu pengadaan, harga,
tempat,dankondisi serta perubahan-perubahan yang terjadi guna
mendukung proses pengendaliandan pengawasan logistik serta
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi (Dwiantara & Sumarto, 2005).

Pengelolaan barang inventaris organisasi adalah suatu tatanan


yang harus tertibadministrasi yang bertujuan untuk
penghematan keuangan, penghitungan kekayaan danmutu
pengendalian organisasi yang meliputi: perencanaan dan
penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan
pemeliharaanserta penghapusan.
Dari kedua pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan
inventarisasilogistik organisasi adalah merupakan kegiatan untuk memperoleh
data atas seluruhlogistik yang dimiliki oleh organisasi, yang harus tertib
administrasi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan logistik
dalam upaya pencapaian tujuan.Inventarisasi juga memiliki dasar hukum.
Untuk institusi pemerintahan baik pemerintahan pusat, pemerintah daerah dan
militer, kegiatan inventaris telah diaturdalam satu kebijakan perundang-
undangan sebagai dasar hukum dalam pengelolaan kekayaan/inventaris
negara, yaitu :
a. Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.

b. Undang-undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara


(Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor : 4355)
c. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara atau Daerah

d. Inpres No.3 tahun 1971, tentang inventarisasi barang-


barang / kekayaan milik negara
2.2 Fungsi Persediaan

Persediaan merupakan salah satu daerah


keputusan yang paling penting dalam
manajemen logistik. Komitmen terhadap
segolongan persediaan tertentu dan
selanjutnya alokasinya ke pasar untuk
menghadapi penjualan di masa depan,
merupakan pusat dari operasi logistik.
Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah
dari unit-unit operasi individual. Fungsi pemisahan wilayah juga
berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam distribusi fisik barang-
barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun disuatu
gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah
suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu.

Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum


pada operasi dalam suatu fasilitas. Fungsi ini dinamakan decoupling.
Penumpukan persediaan barang-barang dikerjakan dalam kompleks
pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam
4 fungsi pokok yang mendasari
produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Begitu pula, persediaan di gudang
manajemen persediaan : yang diadakan sebelum kebutuhan akan memungkinkan distribusi
kepada nasabah dalam pengiriman jumlah besar dengan biaya
pengangkutan yang minimum per unit.

1. Spesialisasi wilayah Fungsi ketiga dari persediaan adalah penyeimbangan, yang


2. Decoupling memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan pembuatan
3. Penyeimbangan penawaran dan (manufacturing). Persediaan penyeimbangan ini adalah untuk
permintaan menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan.
4. Persediaan pengaman
Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock)
adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan
maupun dalam pengisian kembali.Persediaan pengaman itu merupakan
proteksi terhadap dua jenis ketidakpastian.
a. Unsur-unsur kebijaksanaan persediaan c. Unsur-unsur penyimpanan & penanganan barang

Kebijaksanaan persediaan itu terdiri dari pedoman- Penyimpanan dan penanganan material tidak dapat
persisi\ diklasifikasikan ke dalam skema transportasi
pedoman mengenai apa yang akan dibeli atau dibuat, kapan
dan skema persediaan karena ia menyangkut seluruh
melaksanakannya, dan dalam jumlah berapa. aspek dari komponen logistik. Dalam system logistik,
Pengembangan kebijaksanaan yang sehat merupakan penanganan terhadap material adalah yang paling
bidang tersulit dalam seluruh manajemen persediaan. Titik banyak memakan tenaga kerja. Pemakaian tenaga
pusat dari perumusan kebijaksanaan adalah penentuan untuk penanganan material mengatasi semua bidang
rata-rata komitmen persediaan. lain dalam sistem ini dan menjadi total biaya yang
tertinggi.

b. Identifikasi biaya persediaan d. Factor-faktor dalam penanganan material

Karena persediaan itu menyangkut segala aspek dari operasi logistik,


maka sulitlah untuk memisahkan biaya pemesanan persediaan dari biaya Penanganan material dalam sistem logistik itu berpusat
pemeliharaannya. pada dan di sekitar fasilitas gudang. Khusunya pada 4
Biaya pemeliharaan. Secara tradisional, rekening-rekening yang termasuk kegiatan penanganan gudang yang harus dilaksanakan :
dalam biaya persediaan adalah rekening pajak, penyimpanan (storage), modal, 1) Penerimaan
asuransi, dankekunoan. 2) Pemindahan
Biaya pemesanan. Biaya penempatan suatu pesanan itu terdiri dari 3) Seleksi
seluruh biaya pengawasan persediaan, persiapan pemesanan, komunikasi 4) Pengiriman (shipping)
pesanan, pembaharuan akitivitas, dan pengawasan manajerial. Sama dengan Keempat tipe penanganan ini lazim terdapat pada
biaya pemeliharaan, biaya pemesanan ini dihitung untuk masing-masing unsur manajemen material, transfer dan operasi distribusi fisik
biaya sampai diperoleh suatu total biaya penempatan pesanan tersebut. dalam suatu sistem logistik.
2.3 Klasifikasi, Nomor Kode Barang dan Nomor Inventarisasi Barang

Untuk mempermudah pencatatan logistik, sekaligus mempermudah pengenalan


maupun pengklasifikasian logistik yang dimiliki organisasi harus dikelompokkan
atau digolongkan menurut jenisnya. Pada dasarnya penggolongan atas barang-
barang dalam organisasi tergantung pada jenis usaha dan kegiatan operasional
organisasi tersebut. Dengan demikian, setiap organisasi memiliki kebebasan
melakukan pengelompokan atas barang- barang yang dimilikinya, tetapi tetap
berpedoman pada orientasi guna mempermudah dalam pengenalan, pengawasan,
keselamatan dan keamanan logistik.

Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik organisasi atau negara yang
dibeli,didapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui
APBN/D atau diperoleh di luar APBN/D sesuai peraturan perundangan yang
berlaku (Hendrato, 2005 danDwiantara & Sumarto, 2005).
Terdiri dari 2 jenis barang – barang yang dilakukan inventarisasi =

a. Barang Habis Pakai (BHP) :


adalah barang berwujud, yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian,
atau umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian
normal kurang dari satu tahun (bahan makanan, bahan
farmasi, suku cadang dan listrik, BBM dll)

b. Barang tetap :
barang-barang yang umur pakai/ teknisnya lebih dari
satu tahun meliputi 1) Barang tidak bergerak (tanah,
bangunan), 2) Barang bergerak(Kendaraan, peralatan
besar, peralatan laboratorium) dan 3) Barang
persediaan(barang yang ada di dalam gudang dan
tempat penyimpanan lainya)
dalam pemberian nomor inventaris barang mulai dari
pegelompokan barang sampai pemberian nomor urut
barang.Adapun cara pemberian dan penulisan nomor inventaris
barang tersebut adalah dengan urutan sebagai berikut:
nomor jenis barang, nomor kelompok barang, nomor urut
barang/ kode unit kerja/ kode institusi/ tahun inventarisasi.

• Tabel di slide selanjutnya


03 Alat Tulis & Kantor 01 Buku Pendaftaran
Tabel 2.2.1 Pegelompokan barang dan penomorannya.
02 Kuitansi

03 Nota Pembayaran

Nomor jenis Jenis Barang Nomor Kelompok Kelompok Barang 04 Buku / Formulir
Barang
…. ….
01 Barang Perawatan 01 Kain
04 Perabot Kantor 01 Meja
02 Sprei
02 Kursi
03 Selimut
03 Lemari
04 Sarung Bantal /
Guling 04 Lemari Arsip
….
….. …. ….

05 Barang Bahan Cucian 01 Bahan Cair


02 Alat Rumah Tangga 01 Alat Makan
02 Bahan Bubuk
02 Alat Minum
03 Bahan Batangan
03 Alat Dapur
…. ….
04 Alat Kebersihan
06 Barang Pemeliharaan 01 Kuas
…. … Suku Cadang dan Listrik
02 Kertas Gosok

03 Pipa

04 Keni

…. ….
2.4 Teknik
Inventarisasi
Barang dengan
Kartu Barang

Tehnik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan barang dengan
menggunakan kartu barang. Sedangkan kartu barang adalah suatu lembaran atau
formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik dibuat dari kertas yang relatif
tebal. Kartu barang sendiri dapat dibedakan atas kartu barang untuk barang habis pakai
dan kartu barang untuk barang tahan lama. Teknik inventarisasi barang pun berbeda
anatara teknik inventarisasi untuk barang habis pakai dengan barang tahan lama.
Informasi-informasi logistik yang berada di dalamnya pun berbeda antara kartu barang
untuk barang habis pakai maupun barang tahan lama.
2.5 Penghapusan Logistik

Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung


jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Secara
lebih operasional, penghapusan logistik merupakan pengakhiran fungsi logistik
dengan pertimbangan-pertimbangan dan argumentasi-argumentasi tertentu yang
dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, dalam kegiatan penghapusan
logistik harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu (Dwiantara &
Sumarto,2005).
Kesimpulan...

• Inventarisasi logistik merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh logistik yang dimiliki atau dikuasai atau diurus
oleh organisasi,
• Pengelolaan barang inventaris organisasi adalah suatu tatanan yang harus tertib administrasi yang bertujuan untuk
penghematan keuangan, penghitungan kekayaan dan mutu pengendalian organisas

• Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik organisasi atau negara yang dibeli,didapat, dihasilkan baik secara sebagian
maupun keseluruhan
• Tehnik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan barang dengan menggunakan kartu barang.
Sedangkan kartu barang adalah suatu lembaran atau formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik dibuat dari
kertas yang relatif tebal.
• Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung jawaban yang berlaku dengan alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan.Adapun kriteria penghapusan logistik adalah sebagai berikut :
1. Logistik yang akan dihapus sudah sangat tua dan rusak.
2. Logistik yang sudah ketingalan zaman.
3. Logistik berlebihan.
4. Logistik yang hilang.

Anda mungkin juga menyukai