Cuti Tahunan • Lama cuti tahunan adalah 12 hari kerja termasuk 4 hari cuti bersama
• Cuti tahunan diajukan minimal 1 minggu
sebelumnya pada Ketua Departemen secara tertulis dengan tembusan kepada KPS, PJ Sub Lab dan chief residen.
• Cuti dapat diambil sepanjang tidak mengganggu
pelayanan dan proses pendidikan • Cuti tahunan tidak dimungkinkan diambil secara berturut- turut selama dalam masa stase yang sama
• Cuti diambil minimal 3 hari maksimal 4 hari, jika karena suatu
hal harus melebihi 4 hari maka dikategorikan sebagai ijin tidak masuk dan diwajibkan mengganti stase
• Hak cuti menjadi hangus apabila pada tahun berjalan tidak
diambil
• Peserta didik wajib melapor kepada Kepala Departemen dan
KPS setelah menjalankan cuti Cuti Hamil • Cuti hamil diambil minimal 1 bulan sebelum HPL dan maksimal 2 bulan sesudah persalinan
• Cuti hamil paling lambat diajukan 1 bulan
sebelumnya Cuti umroh/haji
Peserta didik yang menunaikan ibadah haji dan
umroh wajib mengganti hari sesuai hari yang ditinggalkan Cuti prajabatan
Peserta didik yang mengikuti prajabatan wajib
mengganti hari sesuai hari yang ditinggalkan. Ijin tidak masuk • Yang dimaksud dengan ijin tidak masuk adalah tidak masuk karena sakit atau suatu kepentingan (mendadak) pada hari/jam kerja (misal: sakit/keluarga sakit) • Ijin tidak masuk karena sakit harus dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter
• Ijin tidak masuk akan mengurangi jatah cuti tahunan
• Ijin lebih dari 2 hari berturut-turut diharuskan
mengganti stase sebanyak kelebihan harinya contoh : Residen mengajukan ijin tidak masuk selama 2 hari, ternyata kemudian belum bisa masuk sampai hari ke 4. Maka penghitungan penggantian hari stase adalah 4-2 yaitu 2 hari • Ijin tidak masuk yang dilakukan untuk memperpanjang cuti tahunan diharuskan mengganti stase
• Pengajuan ijin disampaikan secara tertulis kepada
Pengelola, chief resident dan memberitahukan kepada supporting staf.