Anda di halaman 1dari 13

PERMASALAHAN DALAM

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSI DI SEKOLAH DASAR BINA
HARAPAN SEMARANG
DOSEN PENGAMPU: DRA. SRI
SAMI ASIH, M.KES.
KELOMPOK 1
• Ardhya Pramesti (1401420356)
• Farra Nabilla Mulia Putri (1401420357)
• Rahmi Amalia Utami (1401420366)
• Krisna Immanuel (1401420371)
• Maulana Zamzuri (1401420395)
PETA KONSEP
Permasalahan dalam Perencanaan Program
Penyelenggaraan Pendidikan Pendidikan Inklusi Di
Inklusi di Sekolah Dasar Bina
Harapan Semarang
1 2 Sekolah Dsar Bina Harapan
Semarang

Proses Implementasi Evaluasi Pendidikan Inklusi


3
Penyelenggaraan Pendidikan
3 4 di Sekolah Dasar Bina
Inklusi di Sekolah Dasar Bina Harapan Semarang
Harapan Semarang
PERMASALAHAN DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSI DI SEKOLAH DASAR BINA
HARAPAN SEMARANG
PERMASALAHAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSI DI SEKOLAH DASAR BINA HARAPAN SEMARANG
Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan sekolah inklusi
berdasarkan persepsi dari guru, dalam hal :
a. Guru.
Permasalahan utama yang dikeluhkan guru adalah kurangnya personil Guru
Pendamping Kelas, guru kesulitan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan
kurangnya kesabaran guru dalam menghadapi ABK.
b. Orangtua
Kepedulian orangtua terhadap penanganan ABK kurang, dan pemahaman orangtua
tentang ABK kurang, orangtua kurang sabar menangani ABK
c. Siswa
Terkait siswa ABK dengan permasalahan yang berbeda-beda dan memerlukan
penanganan yang berbeda, ABK mengalami Kesulitan mengikuti materi pelajaran, dan
sikap ABK yang belum bisa mengikuti aturan sehingga mengganggu proses KBM
d. Manajemen Sekolah
Permasalahan-permasalahan yang muncul terkait Manajemen Sekolah
yang dikemukakan oleh guru di Sekolah Bina Harapan adalah: belum
siapnya sekolah dengan program sekolah inklusi baik dari segi
administrasi dan SDM, proses KBM yang belum berjalan maksimal.
e. Lainnya
Permasalahan-permasalahan yang muncul terkait yang lainnya adalah:
kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan inklusi,
kurangnya keterlibatan dari semua pihak (akademisi, tenaga ahli, guru,
sekolah, orangtua, dan pemerintah) terkait pelaksanaan sekolah inklusi,
dan latar belakang sosial yang mempengaruhi ABK.
PERENCANAAN PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI DI
SEKOLAH DASAR BINA HARAPAN SEMARANG
Perencanaan yang dibuat merupakan program kerja tahunan GPK yang
berisi kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangaka waktu
setahun. Sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, Sekolah
Dasar Bina Harapan Semarang memiliki koordinator yang mengurus
pendidikan inklusi dan yang menjadi koordinator merupakan guru
kunjung dari SLB sehingga koordinator tidak tergambar dalam struktur
organisasi sekolah.
Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan
seperti apa tujuan dan target yang ingin dicapai, merumuskan taktikdan
strategi agar tujuan dan target dapat tercapai, menetapkan sumber daya
atau peralatan apa yang diperlukan dan menentukan indikator atau
standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
PROSES IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSI DI SEKOLAH DASAR BINA HARAPAN SEMARANG

Ketenagaan khusus untuk penyelenggaraan pendidikan inklusif di


Sekolah Dasar Bina Harapan sudah ada. Terdapat satu guru kunjung
dari sekolah luar biasa (SLB) yang hadir 2 kali dalam seminggu
(jumat dan sabtu) sekaligus sebagai koordinator pendidikan inklusi
di Sekolah Dasar Bina Harapan. Selain itu, terdapat satu guru
pendamping khusus yang berlatarbelakang sarjana pendidikan luar
biasa dari sekolah yang setiap hari datang ke sekolah dan terdapat
pula dua puluh dua pendamping siswa berkebutuhan khusus untuk
masing-masing anak yang dibawa sendiri oleh orang tua untuk
mendampingi anak berkebutuhan khusus di kelas.
Setiap kegiatan belajar mengajar dimulai, siswa
berkebutuhan khusus ada yang didampingi oleh pendamping
siswa berkebutuhan khusus dan ada juga yang tidak. Sikap
anak berkebutuhan khusus lebih sulit diatur daripada anak
normal dan tidak semua anak berkebutuhan khusus memiliki
pendamping terkadang guru kelas akan merasa kesulitan
dalam mengajar. Untuk menyiasatinya guru akan mengatur
tempat duduk siswa dengan anak berkebutuhan khusus
duduk di bangku paling depan agar mudah dipantau dan
agar keadaan kelas tetap kondusif.
EVALUASI PENDIDIKAN INKLUSI DI
SEKOLAH DASAR BINA HARAPAN
SEMARANG
Pada proses implementasi pendidikan inklusif di
Sekolah Dasar Bina Harapan tidak lepas dari proses
evaluasi yang terdiri dari pelaksanaan dan hasil.
Pelaksanaan evaluasi di Sekolah Dasar Bina Harapan
dilaksanakan enam bulan sekali yaitu pada saat akhir
semester sebelum penerimaan raport.
Kemajuan belajar perlu dipantau untuk mengetahui
apakah program manajemen khusus yang diberikan
berhasil atau tidak. Apabila dalam kurun waktu
tertentu anak tidak mengalami kemajuan yang berarti
signifikan, maka perlu ditinjau kembali beberapa
Sebaliknya, apabila dengan program
khusus yang diberikan anak
mengalami kemajuan yang cukup
signifikan, maka program tersebut
perlu diteruskan sambil memperbaiki
atau menyempurnakan kekurangan-
kekurangan yang ada.
Berdasarkan penjabaran diatas
evaluasi yang berjalan di Sekolah
Dasar Bina Harapan sudah cukup
sesuai karena apabila ada program
yang kurang sesuai maka akan
menambahkan prgram atau
merencanakan ulang program semua
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara keseluruhan tentang
implementasi pendidikan inklusi di Sekolah Dasar Bina Harapan
Semarang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
• Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan sekolah
inklusi berdasarkan persepsi yaitu dari guru, orangtua, siswa,
manajemen sekolah, dan faktor lainnya seperti sarana dan prasarana.
• Perencanaan yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Bina Harapan
Semarang adalah dengan membuat program kerja guru pendamping
khusus yang berisi kegiatan-kegiatan siswa selama satu tahun, kegiatan
kegiatan tersebut meliputi pertemuan rutin orang GPK dan sekolah,
rapat kenaikan kelas, dan konsultasi orang tua.
• Proses penerapan di Sekolah Dasar Bina Harapan di bagi menjadi tiga
aspek yaitu tenaga pendidik kependidikan, kurikulum dan sarana
prasarana. . Kurikulum yang digunakan untuk anak berkebutuhan
khusus yaitu menggunakan kurikulum 2013. Sarana dan prasarana
disekolah masih minim dan kurang memadai
• Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali pada akhir semester
sebelum pembagian raport. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai