penggunaan dan pemeliharaan alat bantu dan sebagainya. (Tyagi, Gunjan. 2016)
Program pendidikan inklusi, dilaksanakan secara inklusif dengan program pendidikan disekolah/lembaga
pendidikan umum bersangkutan, oleh karena itu kehadiran anak
Konseling Psikologi dan Konseling KeluargaHal yang pertama perlu disiapkan seorang guru adalah
melaksanakan program bimbingan dan konseling terhadap peserta didiknya yang menjadi tanggung
jawabnya.Tugas guru berada dalam kawasan pelayanan (bimbingan dan konseling) yang
bertujuanmengembangkan potensi dan memandirikan anak berkebutuhan khusus dalam pengambilan
keputusan. Guru dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dankonseling dimotivasi oleh sikap
empatik, serta menghargai keragaman anak berkebutuhankhusus. (Kustawan, Dedy. 2013)Tugas lain
dari GPK ada mengadakan konseling keluarga siswa berkebutuhankhusus. Hasil dari wawancara, bahwa
sekolah mengadakan pertemuan antara kepalasekolah, GPK, guru kelas dan orangtua yang telah
dijadwalkan dua bulan sekali. Dalamforum ini, akan dijelaskan bagaimana perkembangan GPK
mendampingi siswa,kemampuan apa yang sudah tercapai, sharing orangtua ketika menghadapi anak di
rumahdan mengevaluasi kinerja guru dalam melayani kebutuhan pendidikan siswa ABK di kelasreguler
dan kelas sumber. Adapun, orangtua membuat pertemuan sendiri yang pelaksanaannya dilaksanakan
secara fleksibel. (Rahmaniar, Fannisa Aulia: 2016)2.
Menyusun PPIGPK mengungkapkan dalam wawancara, yang bertugas menyusun PPI adalahtanggung
jawab dari masing-masing GPK. Jika siswa belum memiliki GPK maka tidakdibuatkan PPI. Setelah PPI
selesai dibuat, GPK akan mengadakan
case conference
case conference
kembali bersama dengan kepala sekolah, guru kelas dan orang tua ketika jadwal rutin pertemuan
inklusi atau membuat jadwal pertemuan tambahan. Namun tidak semua guru kelas danorangtua yang
bersangkutan hadir dalam kegiatan tersebut sehingga menjadi kendalaketika kegiatan pembelajaran di
kelas karena guru kelas belum mengetahui bagaimanakondisi siswa ABK yang ada dikelasnya dan
beranggapan bahwa itu menjadi tanggung jawab GPK semata.5.
Pengembangan Pendidikan Inklusi dan Jalinan KerjasamaSubjek menjelaskan bahwa saat ini pihak
sekolah terutama diranah inklusif, telah bekerja sama dengan UNY dan UAD terkait pelaksanaan tes IQ
dan asesmen untuk siswayang terindikasi mengalami kesulitan dan termasuk kedalam anak
berkebutuhan khusus.
Scribd
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Cancel Anytime.
Dinas pendidikan kota Yogyakarta karena sekolah dan juga penyelenggaraan programinklusif berada
dibawah naungan dinas pendidikan. BPOM dan puskesmas sebagai tempatkonsultasi pengadaan kantin
sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan program inklusif, dilakukan dengan cara
mengadakan pelatihan yang diselenggarakan olehkepala sekolah dengan mengundang nara sumber dari
luar atau mengutus guru-guru secara bergantian untuk mengikuti pelatihan atau diklat yang
diselenggarakan oleh dinas atauinstansi lain tentang pengetahuan penyelenggaraan pendidikan inklusif.
(Rahmaniar,Fannisa Aulia: 2016)DAFTAR PUSTAKAKoswara, Deded 2013, Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus, Luxima, Jakarta.Kustawan, Dedy. 2013. Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus.Luxima, Jakarta.Rahmaniar, Fannisa Aulia 2016,
‘
Tugas Guru Pendamping Khusus (Gpk) DalamMemberikan Pelayanan Pendidikan Siswa Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah InklusifSd Negeri Giwangan Yogyakarta
, Jurnal Widia Ortodidaktika, vol. 5, no. 12, hh. 1255-1257.Tyagi, Gunjan 2016,
’,
Sharing Options
Share on Facebook, opens a new windowShare on Twitter, opens a new windowShare on LinkedIn,
opens a new windowShare with Email, opens mail clientCopy Link
Kurikulum Ideal
Kurikulum Ideal
Nawi NaFi
Hamidah Ibrahim
Magazines
Podcasts
Sheet Music
siti
pewee
anon_42556113
Pertemuan 9.docx
Pertemuan 9.docx
Rina Charamita
reska
Rubiawati
تقي
تقي
Show more
Footer menu
Back to top
About
About Scribd
Press
Our blog
Contact us
Invite friends
Gifts
Legal
Terms
Privacy
Copyright
Cookie Preferences
Support
Help / FAQ
Accessibility
Purchase help
AdChoices
Publishers
Social
Books
Audiobooks
Magazines
Podcasts
Sheet Music
Documents
Snapshots
Language:
English
Learn more
Quick navigation
Home
Books
Scribd Logo
Search
Search
Search
0 ratings
1K views
6 pages
Document Information
Description:Pendidikan Inklusi
Date uploaded
PERAN_GURU_DALAM_PENDIDIKAN_INKLUSIF[1]
Copyright
Available Formats
Sharing Options
Copy Link
Copy Link
0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful
Download
SaveSave PERAN_GURU_DALAM_PENDIDIKAN_INKLUSIF[1] For Later
Banyak asumsi tentang pendidikan inklusif, ada yang berasumsi bahwa pendidikan inklusifadalah
pendidikan dengan memasukkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah reguler. Ada jugayang
berpendapat bahwa pendidikan inklusif sebagai sistem layanan khusus bagi anak berkebutuhan khusus
disekolah regular.Dalam arti yang luas pendidikan inklusif adalah suatu ideologi atau filosofis
penyelenggaraan pendidikan dimana semua anak dari berbagai latar belakang dan kondisi
dapatmengikuti pendidikan dalam suatu lingkungan pendidikan yang disesuaikan dan
dapatmengakomodir kebutuhan semua siswa. Pendidikan nklusif adalah sebuah sistem layanan
pendidikan yang terbuka bagi semua anak/siswa tanpa membedakan latar belakangsosial,ekonomi,
budaya, agama, bahasa, ras, suku bangsa, jenis kelamin, kemampuan dan aspek-aspek lainnya. Semua
anak belajar bersama-sama, baik dikelas/sekolah formal maupun nonformalyang berada ditempat
tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masinganak.
Beberapa guru disekolah inklusif menyatkan bahwa hal-hal yang telah membantunyadalam
melaksanakan pendidikan inklusif adalah rasa humor, fleksibilitas dan dukungan dari pimpinan, guru
pendamping, dukungan lembaga, administrasi yang mudah/aksesibel buat semuaanak, dukungan dari
orang tua dan sikap empati dari siswa dikelas.Guru seringkali memandang hanya anak berkebutuhan
khusus saja yang membutuhkan pendidikan berkebutuhan khusus, sedangkan siswa yang lainnya tidak
membutuhkan, sehinggaketika mengembangkan sebuah program pembelajaran hanya siswa yang
berkesulitan belajar/berkebutuhan khusus saja yang diperhatikan kebutuhan belajarnya secara
individual,sedangkan anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus kurang diperhatikan.Anak-anak
yang tidak memiliki masalah dalam belajar dikelas akan merasakan dampakdari kehadiran temannya
yang berkebutuhan khusus/berkesultan dalam belajar. Anak berkesulitan
Rating will help us to suggest even better related documents to all of our readers!
0% found this document not useful, Mark this document as not usefulNot useful
belajar memerlukan dukungan dan empati dari teman-temannya dikelas, sehingga guru
harusmembangun sistem dukungan dari siswa untuk anak berkebutuhan khusus dikelasnya.Sebagai
ilustrasi ketika seorang guru akan mengajar berhitung (matematika) guru telahmelakukan adaptasi
kurikulum yang akan menguntungkan semua siswa.
Guru-guru disekolah reguler memiliki cara pandang sendiri tentang anak berkesulitan belajar dan atau
berkebutuhan khusus dikelasnya. Banyak guru merasa khawatir dengan siswayang memiliki masalah
belajar atau juga siswa dengan hambatan fisik yang lainnya disekolahreguler. Guru juga dituntut
mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya serta sosialyang sesuai dengan latar belakang
siswa secara personal.Guru merasa pendidikan inklusif menuntut kesabaran, pemahaman dan transfer
beban dariorang tua dan masyarakat. Tugas guru juga harus mengajarkan para siswanya kesabaran,
hormatdan saling menghargai sesama siswa, kepedulian pada siswa berkebutuhan khusus. Para
siswadikelas juga harus mampu memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus untuk berhasil dalam
pembelajaran. Berdasarkan kondisi seperti ini inklusi menjadi penting bagi semua siswa
walaupunmeningkatkan beban kerja guru dikelas. Dengan meningkatnya tanggung jawab dan
kesadaranguru tentang pentingnya inklusif untuk meningkatkan mutu pendidikan. (Koswara, Deded.
2013)Sistem pendidikan inklusif memandang bahwa jika seorang anak tidak belajar, makamasalahnya
terletak pada sistem pendidikan dan bukan pada anak cacat. Kesulitan timbul karenametode dan
kurikulum yang kaku, lingkungan yang tidak terjangkau, guru yang tidak terlatih dankualitas yang buruk
mengajar, kurangnya sikap yang layak dari para guru, kekurangan dukungandari lembaga publik
dll .Sehingga, fokus bergeser dari membuat sistem pendidikan bertanggung jawab. Kemampuan anak-
anak bervariasi, beberapa belajar dengan cepat sementara beberapaorang berpikir lambat. Pemahaman
berbagai subjek juga bervariasi siswa ke siswa beberapa anak bisa mengerti konsepnya dari matematika
jauh lebih cepat daripada rekan-rekan mereka sementarayang lain mungkin bagus dalam kemampuan
bahasa. Peran guru tidak hanya untuk mengajarkan pokok bahasan tapi juga untuk memberikan
pelatihan lain seperti itu seperti pelatihan mobilitas,
pelatihan perawatan diri, persiapan mengajar bahan sesuai kebutuhan anak-anak cacat, latihandalam
penggunaan dan pemeliharaan alat bantu dan sebagainya. (Tyagi, Gunjan. 2016)
Program pendidikan inklusi, dilaksanakan secara inklusif dengan program pendidikan disekolah/lembaga
pendidikan umum bersangkutan, oleh karena itu kehadiran anak
Menyusun Instrumen Asesmen Pendidikan KhususPeningkatan kompetensi guru inklusi dalam proses
belajar mengajar hendaknyaseorang guru terlebih dahulu menyusun instrument asesmen pendidikan
khusus. Agarmemiliki keahlian untuk mendidik, mengajar dan melatih, maka guru inklusi
dalammengembangkan diri agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Asesmen dilaksanakan
saat siswa masuk tahun ajaran baru dan pertengahansemester oleh GPK yang mendampingi. Sebelum
melaksanakan asesemen, guru akanmengidentifikasi siswa yang termasuk dalam kategori siswa
berkebutuhan khusus, setelahitu siswa didaftarkan untuk mengikuti tes IQ. Tes IQ bekerja sama dengan
tim psikologiUAD untuk tahun ajaran 2016 dan di tahun-tahun sebelumnya tes IQ juga dilaksanakan
diUNY. Selain itu, dilaksanakan juga asesmen akademik setelah kegiatan pembelajarandimulai yaitu
diawal semester hingga pertengahan semester. Selain itu, dilaksanakan jugates CBA dan tes usia mental
menggunakan instrumen perkembangan anak berdasarkan usiauntuk mengetahui usia mental siswa
sehingga GPK mampu memberikan layanan sesuaiusia mentalnya bukan usia sebenarnya.4.
Menyusun PPIGPK mengungkapkan dalam wawancara, yang bertugas menyusun PPI adalahtanggung
jawab dari masing-masing GPK. Jika siswa belum memiliki GPK maka tidakdibuatkan PPI. Setelah PPI
selesai dibuat, GPK akan mengadakan
case conference
case conference
kembali bersama dengan kepala sekolah, guru kelas dan orang tua ketika jadwal rutin pertemuan
inklusi atau membuat jadwal pertemuan tambahan. Namun tidak semua guru kelas danorangtua yang
bersangkutan hadir dalam kegiatan tersebut sehingga menjadi kendalaketika kegiatan pembelajaran di
kelas karena guru kelas belum mengetahui bagaimanakondisi siswa ABK yang ada dikelasnya dan
beranggapan bahwa itu menjadi tanggung jawab GPK semata.5.
Pengadaan dan Pengelolaan Alat Bantu PengajaranHasil dari wawancara dengan GPK sekaligus observasi
di ruang sumber. Mediayang terdapat di ruang inklusi SD Giwangan, terdiri dari media balok, komputer
permainanedukatif namun jarang digunakan, piano, buku-buku mata pelajaran, buku braille, mesinketik
braille, stilus, reglet dan media konkrit untuk pembelajaran siswa tunagrahita. Mediaini diperoleh
dengan menyisihkan dana bantuan dari donatur, beasiswa siswa ABKdipotong sekitar 100 ribu dan juga
BOP (Bantuan Operasional Pendidikan). GPK jugaterkadang membuat sendiri media pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan, karenamayoritas basic dari GPK yang ada di sekolah adalah lulusan sarjana PLB
sehinggamengetahui media seperti apa yang dibutuhkan oleh siswa berkebutuhan khusus.7.
Pengembangan Pendidikan Inklusi dan Jalinan KerjasamaSubjek menjelaskan bahwa saat ini pihak
sekolah terutama diranah inklusif, telah bekerja sama dengan UNY dan UAD terkait pelaksanaan tes IQ
dan asesmen untuk siswayang terindikasi mengalami kesulitan dan termasuk kedalam anak
berkebutuhan khusus.