Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MEMBANGUN LEMBAGA PENDIDIKAN YANG EFEKTIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Dan Manajemen Sekolah

OLEH :

KELOMPOK 4

ICE RAHMANA A1I121010


IVANGKA WIDYAWATI A1I121012
SINTA ASMIATI RIMAN A1I121024
AISYAH MAHARANI ALIMUDDIN A1I121038
MARVITA INTAN PRATAMA A1I121096
ALFIAN DWIKI WICAKSONO A1I120038

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya, dan tak lupa kepada kita semua selaku umatnya.

Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak yang telah mendukung
penyelesaian makalah ini.Tujuan pembuatan makalah ini sebagai pemenuhan salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Inklusif.Kami mengharapkan tugas makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai wujud penambahan wawasan di bidang
ilmu pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam melakukan penelaahan dan perbaikan di waktu mendatang.

Kendari , 12 November 2022

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak
jasa, yang dimaksud jasa disini adalah jasa pendidikan, yaitu suatu proses
pelayanan untuk merubah pengetahuan, sikap dan tindakan keterampilan
manusia dari keadaan sebelumnya (belum berpendidikan) menjadi semakin
baik (berpendidikan) sebagai manusia seutuhnya. Oleh sebab itu
pembangunan dimasa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh
sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu berharap
bisa maju berkembang dan dikemudian hari bisa mendapatkan pekerjaan yang
pantas.

Orang-orang yang paling getot memperdebatkan pendidikan


cenderung berpendirian, bahwa tujuan pendidikan dasar adalah
mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Pendidikan tinggi akhirnya dimaksudkan untuk mempersiapkan
para mahasiswa untuk dapat memperoleh sukses dalam karier dan kehidupan
pribadi, serta mampu berpartispasi di dalam pembangunan masyarakat. Semua
ini kemudian dimaksudkan untuk menjadikan negara lebih maju dari negara-
negara lain.

Dalam proses pendidikan ada sebuah tujuan mulia, yaitu penanaman


nilai yang di lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan itu sendiri yaitu : sebagai mana termuat dalam UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat ,
berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional tersebut tampak ideal, dan jika


diwujudkan, maka akan dihasilkan manusia yang utuh, sempurna, terbina
seluruh potensi jasmani, intelektual, emosional, sosial dan sebagainya,
sehingga ia dapat diserahkan tanggung jawab untuk mengemban tugas baik
yang berkenaan dengan kepentingan pribadinya, maupun masyarakat dan
bangsanya.

Menurut H. Sukiman AR; pendidikan sebagai suatu sistem pada


dasarnya merupakan sistematisasi dari proses perolehan pengalaman. Oleh
karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses perolehan
belajar yang berguna bagi peserta didik. Pengalaman tersebut diharapkan
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap
digunakan untuk mengilhami mereka ketika menghadapi problema kehidupan
yang dialaminya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep membangun lembaga penididikan yang efektif?
2. Apakah karakteristik membangun lembaga pendidikan yang efektif?
3. Bagaimana implementasi lembaga pandidkan yang efektif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep membangun lembaga penididikan yang efektif.
2. Untuk mengetahuai karakteristik membangun lembaga pendidikan yang
efektif.
3. Untuk mengetahui implementasi lembaga pandidkan yang efektif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Lembaga Pendidikan Yang Efektif

Lembaga pendidikan adalah tempat terjadinya pendidikan untuk mengubah


sikap dan tingkah laku, mengembangkan potensi diri, dan mengasah keterampilan.
Melalui proses pendidikan, peserta didik bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan
budaya (nilai dan norma). Pengertian lembaga pendidikan adalah suatu institusi atau
tempat dimana proses pendidikan atau belajar-mengajar berlangsung, diantaranya
pendidikan di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lembaga pendidikan juga
dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu transfer ilmu pengetahuan dan budaya kepada individu untuk
mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih dewasa dan memperoleh kehidupan
yang lebih baik di masa depan. Tujuan utama dari lembaga ini adalah untuk
mengubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik melalui interaksi dengan
lingkungan di sekitarnya. Dengan kata lain, lembaga ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat karena dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Agar lebih memahami apa arti lembaga pendidikan, maka dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli mengenai lembaga pendidikan. Menurut Prof. Dr. Umar
Tirtarahardja dan Drs. La Sula, pengertian lembaga pendidikan adalah tempat
berlangsungnya pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurut Enung K. Rukiyati dan Fenti Himawati,
pengertian lembaga pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan. Menurut Drs. H. Abu
Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, pengertian lembaga Pendidikan adalah badan usaha
yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap
peserta didik. Sedangkan Menurut Hasbullah, pengertian lembaga Pendidikan adalah
tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga,
sekolah dan masyarakat.

Dalam hal ini, untuk lebih mengoptimalkan mutu pendidikan perlu adanya
lembaga pendidikan atau sekolah yang efektif. Sekolah efektif adalah sekolah yang
dapat mencapai target yang telah ditetapkannya sendiri. Sekolah unggul dan efektif
adalah sekolah yang dapat mencapai target dengan penetapan target yang tinggi. Peter
Mortimore (1996) menyampaikan sekolah efektif dapat diartikan sebagai “A high
performing school, through its well-established system promotes the highest
academic and other achievements for the maximum number of students regardless of
its socio-economic background of the families”. Selanjutnya Taylor (1990)
mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah yang mengorgansiasikan dan
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk menjamin semua siswa
(tanpa memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi) bisa
mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah. (Sulfemi dan Desmiati,
2018).

Menurut Cheng (1996) mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah yang


memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi
ekonomis, fungsi sosial kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi
pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat
melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera. Fungsi social
kemanusiaan adalah sekolah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan
kehidupan masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk
memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warganegara. Budaya
sekolah adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Adapun
fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan
pembentukan kepribadian siswa (Sulfemi dan Mayasari, 2019).

Efektifitas sekolah menunjukkan adanya proses perekayasaan berbagai


sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran di sekolah secara
optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah
sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil
yang telah ditetapkan yaitu memiliki kompetensi. Pada sekolah efektif seluruh siswa
tidak hanya yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar tetapi juga yang
memiliki kemampuan intelektualitas yang biasapun dapat mengembangkan dirinya
sejauh mungkin jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika rnereka baru
memasuki sekolah (Sulfemi, 2019).

Simpulan dari sekolah efektif yang dapat ditarik dari penjelasanpenjelasan di


atas adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi
ketercapaian output pendidikan yaitu prestasisekolah terutama prestasi siswa yang
ditandai dengan dimilikinya semuakemampuan berupa kompetensi yang
dipersyaratkan di dalam belajar.(Sulfemi, 2017).

Konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua


masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah
terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa
kompetensi yang dipersyaratkan didalam belajar. Karekteristik sekolah efektif yaitu:
kepemimpinan kepala sekolah kuat, harapan yang tinggi terhadap prestasi pelajar,
menekankan pada keterampilan dasar, dan keteraturan dan atmosfer terkendali.

Konsep Sekolah Efektif muncul berdasarkan hasil Meta riset yang dilakukan
di berbagai Negara. Riset awal membuktikan. Di Amerika Serikat, Coleman (1966)
melaporkan “Siswa yang berprestasi tinggi di sekolah, melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi, dan hidupnya berhasil adalah siswa yang berasal dari keluarga yang
sosial ekonominya tinggi. Sedangkan siswa yang prestasinya rendah, tidak mampu
belajar di sekolah, drop out, tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tidak
mempunyai motivasi belajar adalah siswa yang berasal dari keluarga yang sosial
ekonomi.

Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah tersebut, kemudian dikenal


dengan sekolah efektif. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan
perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang harus dicapai. Sehingga
sekolah dikatakan efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah
dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasilhasil yang dicapai oleh sekolah. Efektifitas
adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan telah dicapai.

Efektifitas sekolah terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan
karakteristik menyeluruh yang menunjukan kemampuaannya dalam memuaskan
kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi
olahraga, prestasi karya tulis ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas lulusan
dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Efektifitassekolah menunjukan adanya proses
perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya
pembelajaran disekolah secara optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada
pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar
berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam struktur program
dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu
memiliki kompetensi. Pada sekolah efektif, semua siswa baik siswa yang mempunyai

Sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa


sekolah yang efektif adalah sekolah yang:

1) Memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan


kurikulum.
2) Dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu.
3) Memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efesiensi kegiatan
belajar mengajar.
4) Memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai
refleksi dari kinerja kepemimpinan profesional kepala sekolah.

Sekolah efektif dalam perspektif manajemen. Manajemen sekolah merupakan


proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan
yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan
tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan
efisien.Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada kebijakan dan
peraturan-peraturan yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk sikap,
nilai, dan perilaku dari seluruh orang yang terlibat di dalamnya. Tindakan-tindakan
manajemen tidak berlangsung dalam satu isolasi, melainkan terjadi dalam satu
keutuhan kompleksitas sistem. Apabila dilihat dalam perspektif ini, maka dimensi
sekolah efektif meliputi: layanan belajar bagi siswa, pengelolaan dan layanan siswa,
sarana dan prasarana sekolah, program dan pembiayaan, partisipasi masyarakat, dan
budaya sekolah.

B. Karakteristik Lembaga Pendidikan Yang Efektif


Menurut Scheerens (1992) mengemukakan karakteristik lembaga
pendidikan sekolah yang efektif yaitu ;
a) tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik
b) memaksimalkan waktu belajar actual
c) pengajaran yang efektif dan terstruktur.
Ini berarti bahwa keefektifan sekolah dapat dicapai dengan komitmen seluruh
warga sekolah yang tinggi terhadap keberhasilan; alokasi waktu belajar yang
lebih untuk hasil lebih yang diharapkan, disertai teknik pengajaran yang
terbaik atau efektif. (Hidayah, 2022)

Menurut David A. Squires, et.al. (1983) ciri-ciri lembaga pendidikan sekolah


efektif yaitu ;
a) adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa,
dan karyawan di sekolah
b) memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas
c) mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi
d) siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan
e) siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik
f) adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi
g) siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor
keberuntungan dalam meraih prestasi
h) para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara
umum, kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan,
supervisi, serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-
sama dengan para guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi
keberhasilan prestasi akademiknya.

Menurut Peter Mortimore (1991) lembaga pendidikan sekolah efektif


dicirikan sebagai berikut ;
a) Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan
konsisten
b) Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin serta keteraturan
di kalangan pelajar dan staf
c) Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
d) Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi; (5)
Pendelegasian wewenang yang jelas
e) Dukungan masyarakat sekitar
f) Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas
g) Sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri
h) Pelajar diberi tanggung jawab;
i) Guru menerapkan strategistrategi pembelajaran inovatif
j) Evaluasi yang berkelanjutan
k) Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain
l) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan
anak-anaknya. (Soebagio Atmodiworo,2000)
Ada beberapa faktor yang turut membentuk sekolah efektif yaitu
a) Lingkungan strategis. Keterlibatan secara sinergis kelompok informal,
kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi secara bersama-sama supaya dapat
berperan optimal sehingga terwujud stabilitas staf yang ditandai suasana
hubungan antar manusia (organizational climate)
b) Harapan. Harapan yang tinggi dari keefektifan pengajaran oleh para pengajar
dengan penggunaan waktu yang efektif dan pengembangan staf lembaga
pendidikan yang memadai haruslah memperhatikan kondisi fasilitas fisik yang
ada.
c) Iklim Sekolah. Iklim sekolah yang baik teratur pada orientasi kerja, tenang,
berorientasi kerja pendidikan, terpelihara dan tercapainya hasil akademik,
serta melakukan pemantauan secara rutin terhadap kemajuan aktivitas
personel maupun kemajuan belajar siswa.
d) Peran Pemerintah. Adanya dukungan pemerintah pusat kaitannya dengan
standarisasi, dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kaitannya
dengan fasilitas, dan adanya dukungan orang tua yang cukup (Setiawan 2016).
Ciri utama sekolah efektif menurut Davis & Thomas ( 1989: 12) ialah :
a) kepemimpinan (instruksional) yang kuat.
b) harapan yang tinggi terhadap prestasi siswa.
c) adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman.
d) menekankan kepada keterampilan dasar.
e) pemantauan secara kontinyu terhadap kemajuan siswa .
f) terumuskan tujuan sekolah secara jelas.
Sekolah efektif memiliki indikator yang beragam tetapi mengarah pada kualitas
hasil pembelajaran. Suharsaputra, Uhar (2010 : 65) memandang sekolah efektif dari
tiga perspektif, yaitu sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan, sekolah
efektif dalam perspektif manajemen, dan sekolah efektif dalam perspektif teori
organisme.

a) Penyelengaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji


dalam konteks mutu pendidikan yang erat hubungnnya dengan kajian
kualitas manajemen dan sekolah efektif. Sekolah dianggap bermutu
apa bila peserta didiknya, sebagian besar atau seluruhnya, memperoleh
nilai /angka yang tinggi, sehingga berpeluang untuk melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persepsi tersebut tidak keliru
apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai representasi dari
totalitas hasil belajar, yang dapat dipercaya menggambarkan derajat
perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b) Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh
sumberdaya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional
dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan
tindakan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien, (Suharsaputra, Uhar, 2010: 66). Dilihat dari
prespektif manajemen, (Suharsaputra, Uhar, 2010: 66) mengemukakan
dimensi sekolah efektif yang meliputi :
 Layanan belajar bagi siswa.
 Pengelolaan dan layanan siswa.
 Sarana dan prasarana sekolah.
 Program dan pembiayaan.
 Partisifasi masyarakat.
 Budaya sekolah.
c) Garmston and Wellman, (dalam Suharsaputra, Uhar, 2010:66)
menyatakan bahwa sekolah efektif adalah sekolah yang mampu
mewujudkan apa yang disebut sebagai self-renewing schools atau
adaptive schools, yaitu suatu kondisi dimana kelembagaan sekolah
sebagai suatu entitas mampu menangani permasalahan yang
dihadapinya, dan menunjukkan kapabilitasnya dalam berinovasi.
C. Implementasi Lembaga Pendidikan Yang efektif

Lembaga pendidikan yang akuntabel, berkualitas, baik dalam pengelolaan


sumber daya, mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain dan dapat
mengantarkan anak didiknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun ke
dunia kerja dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan teknis
yang sangat diperlukan oleh dunia usaha dan industri, lembaga seperti ini
merupakan lembaga pendidikan yang diminati masyarakat dan adalah lembaga
pendidikan yang baik dan bermutu.

Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang senantiasa


diperlukan oleh masyarakat sepanjang waktu, namun tidak semua lembaga
pendidikan diminati masyarakat. Beberapa lembaga pendidikan yang semakin
tahun semakin menurun baik jumlah siswa maupun kualitasnya pada akhirnya
tutup, sebaliknya tidak sedikit lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin
populer dan semakin maju.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan untuk
menciptakan lembaga pendidikan yang baik dan bermutu yaitu selalu memperhatikan
dan mengidentifikasi keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang terkait yaitu antara
lain :

 Pemerintah - Yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga pendidikan


terhadap semua peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah
melalui dinas pendidikan.
 Siswa dan orang tua - Keinginan untuk mendapat pelayanan yang baik dengan
hasil lulusan yang berkualitas, berbudi luhur, terampil dan bertanggung jawab.
 Komunitas - Memerlukan lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif
untuk pengembangan diri.
 Pendidik dan tenaga kependidikan - Membutuhkan kesejahteraan yang baik,
jaminan kesehatan dan keselamatan.
 Investor - Mengharapkan reputasi lembaga pendidikan yang baik.
 Institusi lain - Membutuhkan tenaga kerja yang bersaing dan siap pakai.

Selain hal-hal diatas tersebut, untuk mengelola lembaga pendidikan diperlukan sistem
manajemen yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu sistem
manajemen yang tepat untuk lingkungan pendidikan adalah Sistem Manajemen Mutu
(ISO 9001: 2015) yang merupakan salah satu sistem manajemen yang dapat
digunakan untuk mengelola suatu organisasi/lembaga pendidikan dalam mencapai
suatu tujuan atau sasaran.

Pola dasar sistem manajemen mutu (ISO 9001: 2015) adalah apa yang akan
dan setelah kita kerjakan kita tulis ( perencanaan dan laporan ) dan apa yang kita tulis
kita kerjakan yang lebih dikenal dengan pola P-D-C-A (Plan – Do – Check – Action).
Terdapat 7 prinsip dasar manajemen mutu dalam menerapkan sistem manajemen
mutu (ISO 9001: 2015) yaitu :

 Fokus pada pelanggan.


 Kepemipinan.
 Keterlibatan orang-orang.
 Pendekatan proses.
 Peningkatan terus-menerus.
 Pengambilan keputusan berdasarkan fakta.
 Hubungan yang saling menguntungkan dengan supplier.
Adapun model sistem manajemen mutu (ISO 9001: 2015) yang dikembangkan
sebagai berikut :

 Ruang Lingkup.
 Acuan Normatif.
 Istilah dan Definisi.
 Konteks Organisasi.
 Kepemimpinan.
 Perencanaan.Dukungan.
 Evaluasi
 Peningkatan.
10 Klausul Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001: 2015)

Klausul 1 s/d 3 merupakan klausul yang sifatnya umum, yaitu klausul yang
menjelaskan ruang lingkup penerapan, acuan standar yang dipilih dan semua istilah
dan definisi yang selalu digunakan dalam implementasi sistem manajemen mutu (ISO
9001: 2015) di suatu organisasi atau lembaga pendidikan.
Klausul 4 meliputi :

 Persyaratan umum
 Persyaratan dokumentasi yang terdiri dari :
o Umum
o Pedoman mutu
o Pengontrolan dokumen
o Pengontrolan rekaman
Klasul 5 meliputi :

 Kebijakan mutu dan sasaran mutu


 Komitmen manajemen
 Fokus pada pelanggan
 Manajemen representative
 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
 Komunikasi internal
 Tinjauan manajemen
Klausul 6 meliputi :

 Perencanaan tindakan
 Alur yang terkait dengan pelanggan
 Rancangan dan pengembangan
 Pembelian
 Realisasi proses pendidikan dan penyediaan layanan
 Pengendalian terhadap alat pemantau dan alat pengukur
Klausul 7 meliputi :

 Penyediaan sumber daya


 Sumber daya manusia
 Infrastruktur
 Lingkungan kerja
Klausul 8 meliputi :

 Perencanaan realisasi proses pendidikan


 Pelaksanaan proses pendidikan
 Hubungan dengan siswa, orangtua, komite, masyarakat
 Penanganan masalah selama proses pendidikan
Klausul 9 meliputi:

 Pengawasan dan pengukuran


 Kepuasan pelanggan
 Audit internal
 Pengontrolan
 Analisa data
Klausul 10 meliputi:

 Perbaikan terus-menerus
 Peningkatan dan pengembangan

Keuntungan penerapan sistem manajemen mutu (ISO 9001: 2015)

Keuntungan internal, antara lain :

 Sistem dokumentasi prosedur dan pedoman kerja yang rapi (persetujuan,


penerbitan, distribusi, revisi dan pemusnahan).
 Disiplin dalam pencatatan dan pelaporan hasil kerja.
 Sistem penysunan data yang rapi sehingga mudah mencari atau
menemukannya.
 Semua guru dan karyawan harus bekerja sesuai prosedur (kepatuhan terhadap
prosedur akan selalu diperiksa selama audit, melalui kepatuhan yang diawasi
melalui audit, kemungkinan kesalahan dan komplain dapat dihindari).
 Melalui audit internal rutin team-work dan komunikasi internal dapat
diperbaiki.
 Meningkatkan kesadaran guru dan karyawan tentang arti mutu dan kepuasan
pelanggan (siswa, orang tua, pengguna tamatan dsb).
 Lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif.
 Membantu top manajemen (kepala sekolah) memperoleh gambaran
permasalahan yang dihadapi di tingkat menengah maupun bawah.
 Job deskripsi, tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih jelas dan
tertata rapi.
 Kejelasan tentang sasaran dan target kinerja yang harus dicapai oleh masing-
masing unit kerja/program studi/personil.
 Tindak lanjut hasil rapat dan program-program perbaikan akan termonitor
dengan baik.
Keuntungan eksternal, antara lain :

 Peningkatan citra lembaga pendidikan/sekolah dalam hal mutu layanan.


 Siswa dan orangtua akan lebih merasa aman dan terjamin tentang penerapan
manajemen lembaga pendidikan.
 Membantu kerja unit publikasi/hubungan masyarakat.
 Keyakinan dunia usaha/industri yang lebih baik akan kualitas tamatan dan
layanan yang lebih baik dibanding dengan lembaga pendidikan lain yang tidak
pernah diaudit.
Dengan menerapkan sistem manajemen mutu (ISO 9001: 2015) secara baik dan benar
serta konsisten, maka akan dapat meningkatkan mutu pendidikan baik mutu lulusan
maupun mutu layanan pendidikan pada masyarakat.]

Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan

Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya


di lingkungan berbagai badan usaha/perusahaan dan industi, yang telah terbukti
keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing-
masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif. Kondisi seperti ini telah mendorong
berbagai pihak untuk mempraktikkannya di lingkungan organisasi non-profit,
termasuk di lingkungan lembaga pendidikan.

Menurut Bounds, seperti yang dikutik oleh Mulyadi, manajemen mutu terpadu atau
dikenal dengan TQM (Total Quality Manajement) adalah suatu sistem menajamen
yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan
terus menurun. Lebih lanjut, Mulyadi mengemukakan bahwa TQM merupakan
pendekatan sistem secara menyeluruh(bukan suatu bidang atau program terpisah) dan
merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja secara horizontal
menembus fungsi dan departemen, melibatkan semua karyawan dari atas sampai
bawah, meluas ke hulu dan ke hilir, dan mencakup mata rantai pemasok dan
customer.

Berdasarkan pengertian di atas, Hadari Nawawi mengemukakan tentang karakteristik


TQM sebagai berikut.

1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal


2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah
4. Memiliki komitmen jangka panjang
5. Membutuhkan kerja sama tim
6. Memperbaiki proses secara kesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan yang terkendali
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Dalam manajemen Mutu Terpadu TQM, sekolah dipahami sebagai Unit Layanan
Jasa, yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, yang dilayani
sekolah(pelanggan sekolah) adalah:

1. Pelanggan internat:guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga


administrasi.
2. Pelanggan eksternal terdiri atas: pelanggan primer (siswa), pelanggan
sekunder (orangtua, pemerintah dan masyarakat), dan pelanggan tersier
(pemakai/penerima lulusan baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha).
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Bidang Pendidikan

Menurut Hadari Nawari, ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat


dibedakan sebagai berikut.

1. Produktivitas internal berupa hasil yang dapat diukur secara kuantitatif


2. Produktivitas eksternal berupa hasil yang tidak dapat diukur secara kuantitatif
karena bersifat kualitatif
Adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses jika:

1. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan layanan umum dan


pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM
terus meningkat
2. Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan
komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang
3. Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat
4. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali, dan tidak
berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya
5. Kontrol berlangsung ekfektif terutama dari atasan langsung melalui
pengawasan melekat sehingga mampu menghemat pembiayaan serta
mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan
pembangunan sesuai dengan kebutuhan masarakat
6. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah
7. Peningkatan keterampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga
metode atau cara bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara
bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien,
dan produktif sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.
Implementasi TQM di organisasi pendidikan, khususnya negeri, memang tidak
mudah. Adanya hambatan dalam budaya kerja, untuk kerja dari guru, dan karyawan
sangat memengaruhi. Tidak perlu dimungkiri bahwa budaya kerja, untuk kerja, dan
disiplin pegawai negeri sipil di negara kita ini sangat rendah. Ini sangat memengaruhi
efektivitas implementasi TQM.
Berikut Instrumen Survei :

No Pertanyaan Terlaksana/ Keterangan


Diterapkan

Ya Tidak
1. Menerapkan standar
disiplin yang berlaku bagi
kepala sekolah, guru,
siswa, dan karyawan di
sekolah.

2. Memiliki suatu keteraturan


dalam rutinitas kegiatan di
keias.

3. Adanya kesepakatan dan


kerjasama sesama guru
4. Adanya dorongan terhadap
siswa untuk dapat praktek
secara mandiri.

5. Menciptakanbudaya
(culture) sekolah yang
positif.

6. Menggunakan waktu
dalam belajar secara lebih
maksimal.

7. Tingkat penguasaan guru


terhadap bahan pelajaran
dan penguasaan struktur
konsep-konsep
keilmuannya.

8. Pemahaman guru terhadap


karateristik kelompok dan
perorangan siswa.
9. Kemampuan guru
menciptakan dialog kreatif
dan menciptakan
lingkungan belajar yang
menyenangkan.

10. Interaksi kolegialitas di


antara guru-guru.

11. Pengetahuan bagaimana


siswa belajar.

12. Dapat menyediakan


layanan pembelajaran
yang bermutu

13. Memiliki fasilitas sekolah


yang menunjang
efektivitas dan efesiensi
kegiatan belajar mengajar

14. Memiliki kemampuan


menciptakan budaya
sekolah yang kondusif
sebagai refleksi dari
kinerja kepemimpinan
profesional kepala sekolah.

15. Macam-macam metode


pembelajaran yang
digunakan di sekolah.

16. Aktivitas yang dilakukan


guru di sekolah untuk
mengecek peguasaan
kompetensi awal siswa
17. Pemanfaatan hasil nilai
formatif untuk perbaikan
proses pembelajaran

18. Substansi dalam dokumen


perencanaan sekolah

19. Substansi dalam dokumen


perencanaan sekolah

20. Pelatihan dan


pengembangan yang
diikuti oleh kepala
sekolah, pendidik dan
tenaga kependidikan
sekolah.

21. adanya standar disiplin


yang berlaku bagi kepala
sekolah, guru, siswa, dan
karyawan di sekolah

22. memiliki suatu keteraturan


dalam rutinitas kegiatan di
kelas;

23. adanya penghargaan bagi


siswa yang berprestasi;

24. memiliki suatu keteraturan


dalam rutinitas kegiatan di
kelas

25. Lingkungan yang


mendukung belajar

26. Pengembangan staf


pendidik dan tenaga
kependidikan yang
terfokus

27. sarana dan prasana


pembelajaran untuk
mengembangkan
pembelajaran

28. Guru merencang dan


mengelola pembelajaran
yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam
pembelajarn

29. Keaktifan sekolah dalam


menyosialisasikan
perencanaan sekolah
kepada guru, tenaga
kependidikan, siswa,
komite sekolah dan pihak-
pihak yang berkepentingan

30. Program penghargaan


kepada pendidik dan
tenaga kependidikan yang
diberikan oleh sekolah

31. peranan guru sebagai


penyebar informasi

32. Motivasi guru untuk siswa

33. Strategi yang di lakukam


sekolah untuk
memingkatkam mutu guru
pendidik dan siswa
34. Materi pelajaran yang
diberikan kepada siswa
dengan lingkungan

35. Buku pelajaran yang


digunakan sesuai dengan
kurikulum
36. Media pembelajaran yang
digunakan guru dalam
mengajar

37. Kegiatan ekstrakurikuler


yang dilaksanakan sekolah

38. Pembinaan yang dilakukan


guru terhadap siswa

39. Kekerasan fisik yang


dilakukan oleh guru
terhadap siswa

40. Kedisiplinan siswa dalam


menjaga lingkungan
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai