BIAYA
PENENTUAN HARGA
POKOK VARIABEL –
BAB 9
HELLO GOOD Great!
JOB!
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Pokok Bahasan
1. Definisi Harga Pokok Variabel
2. Manfaat informasi Harga Pokok Variabel
3. Konsep Biaya Periode
4. Kelemahan dan keunggulan metode Variabel Costing
5. Penentuan Harga Pokok Produksi Variabel
6. Perbandingan Harga Pokok Variabel Costing dan Full
Costing dari sisi perolehan Laba
TUJUAN
HARGA POKOK VARIABEL
Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi
untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan
biaya volume laba untuk pengambil keputusan jangka
pendek
Mem
udahkan manjemen mengendalikan kondisi
operasional yang sedang berjalan serta menetapkan
penilaian dan pertanggungjawaban kepada
departemen atau divisi tertentu di dalam perusahaan.
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Laba Kontribusi Rp 40
Ratio
Biaya Tetap Rp 30 Operating
Leverage =
40 : 10
Laba Bersih Rp 10
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Pengendalian biaya
Dalam Variable Costing, period costs yang terdiri dari biaya
tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam
laporan laba rugi sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi. Biaya tetap terdiri atas Discretionary Fixed Costs
dan Committed Fixed Costs.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan jangka pendek, khususnya untuk
penentuan harga jual jangka pendek.
Dalam metode variabel costing apabila harga jual telah
menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya tetap
adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak
menghasilkan laba kontribusi sama sekali.
SISTEM UPAH
TETAP PER BULAN Biaya Tetap Period Cost
PABRIK
ELEMEN BIAYA
PRODUKSI BIAYA
PERIODE
PERBEDAAN VARIABEL
COSTING DAN FULL COSTING
DILIHAT DARI SEGI :
1. Penentuan Harga Pokok Produk
2. Penentuan Harga Pokok
Persediaan
3. Pengakuan “Period Cost”
4. Pendekatan Pengelompokkan biaya
5. Penyajian Laporan Rugi/Laba
PENGGOLONGAN BIAYA
Full Costing Variable Costing
Biaya digolongkan Biaya digolongkan
dengan dengan pendekatan
pendekatan Variabelitas Biaya
Fungsi Biaya digolongkan menjadi
digolongkan biaya variabel dan
menjadi biaya biaya tetap
produksi dan biaya
non produksi
Pendekatan Fungsi
Produksi tetap
Produksi
Produksi variabel
Biaya
Non Produksi tetap
Non Produksi
Non Produksi variabel
Pendekatan Variabelitas
Produksi Variabel
Variabel
Non Produksi Variabel
Biaya
Produksi Tetap
Tetap
Non Produksi Tetap
Contoh perhitungan
Data mengenai produksi, biaya dan penjualan selama tahun
2013 dan tahun 2014 sebagai berikut:
Tahun 2013 Tahun 2014
Volume Produksi 1000 Unit 800 Unit
Volume Penjualan 800 Unit 1000 Unit
Harga Jual per unit Rp 350 Rp 350
Biaya produksi
- Variabel
- Bahan baku per unit Rp 75 Rp 75
- Tenaga Kerja per unit Rp 41 Rp 41
- Tarif Overhead Pabrik Rp 30 Rp 30
- Administrasi & Penjualan Rp 12 Rp 12
- Tetap per tahun
- Overhead Pabrik Rp 92.000 Rp 92.000
- Administrasi & Penjualan Rp 50.000 Rp 50.000
Berdasarkan data tersebut dapat disusun rugilaba metode full costing dan
variabel coting masing-masing tahun
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Costing)
Tahun 2013 Tahun 2014
Penjualan Rp 224.000 Rp 350.000
Harga Pokok Penjualan
Persedian awal 0 Rp 29.200
- Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000
- Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800
- Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000
Total biaya Produksi Rp 146.000 Rp 116.800
Barang Siap Dijual Rp 146.000 Rp 146.000
Persedian akhir Rp 29.200
Harga Pokok Penjualan Rp 116.800 Rp 146.000
Margin Kontribusi Kotor Rp 163.200 Rp 204.000
Biaya Administrasi&Penjualan
- Variabel Rp 9.600 Rp 12.000
Margin Kontribusi Bersih Rp 153.600 Rp 192.000
Biaya Tetap
- Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 Rp 92.000
- Administrasi&Penjualan Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Biaya Tetap Rp 142.000 Rp 142.000
Laba Bersih Rp 11.600 Rp 50.000
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
37
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Perbedaan Laba
Pada tahun 2013 ternyata laba neto Absorption
Costing lebih besar daripada laba neto Variable
Costing sebesar Rp.18.400,-
Perbedaan ini timbul karena adanya
penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir
sebesar (Rp.92.000 : 1.000)x200unit
=Rp.18.400,-
Perbedaan Laba
Pada tahun 2014 ternyata laba neto Full costing
lebih rendah daripada Variable costing sebesar
Rp.18.400,- Hal ini terjadi adanya pengeluaran
BOP Tetap dalam persediaan awal.
Pendekatan Full Costing=Penjualan
Pendekatan Variable Costing= Produksi
Contoh Soal :
Data biaya PT. GLORIA
∑ Produksi 9.000 unit
∑ Terjual 8.000 unit
Harga Jual Rp. 1.000/unit
Biaya variable :
- Bahan baku Rp. 250/unit
- Tenaga Kerja Rp. 200/unit
- BOP Rp. 150/unit
- Penjualan Rp. 25/unit
Biaya tetap :
- Biaya tetap produksi Rp. 1.000.000/periode
Kapasitas normal 10.000 unit
- Biaya Administrasi Rp. 250.000/periode
Biaya Penjualan Rp. 200.000/periode
Diminta : Buatlah laporan rugi laba dengan kedua metode !