Anda di halaman 1dari 18

UJI HIPOTESIS

 Uji hipotesis diawali dari suatu asumsi, disebut hipotesis,


terhadap parameter populasi
 Untuk membuktikan asumsi (hipotesis) tersebut,
dikumpulkan data (populasi atau sampel)
 Data diolah untuk mencari informasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan keputusan mengenai
pembenaran asumsi (hipotesis) tadi
 Uji hipotesis sangat membantu pengambil keputusan
pada kondisi ketidakpastian
 Seperti kasus bisnis, ekonomi dan sebagainya
CONTOH
 Supervisor produk kosmetik ingin mengetahui apakah
ada peningkatan proporsi penjualan setelah dilakukan
beberapa kali demo kecantikan di beberapa mall.
 Apa yang harus dilakukan supervisor tersebut ?
SOLUSI
 Supervisor tersebut mengumpulkan data berupa
persentase penjualan kosmetik terhadap total penjualan
kosmetik dari berbagai merek pada periode sebelum dan
sesudah dilakukan demo kecantikan. Kemudian dengan
menggunakan tingkat signifikansi yang diperlukan,
lakukan analisis hipotesis mengenai pernyataan
meningkatnya penjualan setelah diadakan demo
kecantikan
KESALAHAN TIPE I DAN II
 Dalam melakukan pengujian hipotesis suatu parameter
terdapat dua tipe kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengambilan keputusan, yaitu kesalahan tipe I dan
kesalahan tipe II
 Kesalahan Tipe I : menolak hipotesis yang seharusnya
diterima (α)
 Kesalahan Tipe II : menerima hipotesis yang seharusnya
ditolak (1- α ) / (β)
α (alpha) biasa disebut taraf nyata atau tingkat signifikansi
Misal,
α = 5%, artinya kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan bahwa
kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Dengan kata lain, kira-kira 95% bahwa kita telah
membuat kesimpulan yang benar
UJI HIPOTESIS
1. Uji Hipotesis Dua Sisi
2. Uji Hipotesis Satu Sisi
UJI HIPOTESIS DUA SISI
 Uji Hipotesis Dua Sisi digunakan jika hipotesis alternatif
mempunyai rumusan tidak sama dengan hipotesis
H0 : θ = θ0
H1 : θ ≠ θ0
UJI HIPOTESIS SATU SISI
 Uji Hipotesis Satu Sisi ada 2 :
1. Uji Hipotesis ketika hipotesis alternatif mempunyai
perumusan lebih besar (Uji sisi kanan)
2. Uji Hipotesis ketika hipotesis alternatif mempunyai
perumusan lebih kecil (Uji sisi kiri)
CONTOH
Sebuah perusahaan tekstil melaporkan kepada Departemen
Tenaga Kerja bahwa pendapatan rata-rata karyawan di
perusahaannya adalah Rp. 2jt
PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Perumusan Hipotesis
2. Memilih Tingkat Signifikansi
3. Menentukan Uji Distribusi
4. Pengambilan Keputusan
5. Pembuatan Kesimpulan
INDEPENDENT T-TEST
(UJI HIPOTESIS BEDA DUA RATA-RATA)
Manajer pemasaran ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara volume penjualan rata-rata setiap bulan
antara mall I dan mall II.
Setelah dilakukan observasi selama 16 bulan terakhir di
kedua mall tersebut diperoleh informasi bahwa volume
penjualan tiap bulan di mall I adalah 200 unit dengan
standar deviasi 20 unit. Untuk mall II adalah 240 unit
dengan standar deviasi 30 unit.
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, uji hipotesis
tersebut !
UJI HIPOTESIS BEDA DUA RATA-RATA :
DATA BERPASANGAN
 Uji ini untuk mengetahui beda dua rata-rata yang sampel
satu tergantung (dependent) dengan sampel lain.
 Data untuk kasus ini biasanya disebut data berpasangan
(paired data)
CONTOH
Divisi pengembangan SDM perusahaan X menyatakan
bahwa setelah mengikuti pelatihan, seorang karyawan
menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.
Dari 6 karyawan peserta pelatihan diperoleh informasi
mengenai waktu yang dibutuhkan setiap karyawan dalam
menyelesaikan satu unit barang sebelum dan sesudah
pelatihan

Karyawan ke 1 2 3 4 5 6
Sebelum 6 8 7 10 9 7
sesudah 5 6 7 8 7 5

Anda mungkin juga menyukai