Anda di halaman 1dari 22

BAB 7

PERHITUNGAN DENGAN METODE KHUSUS

A. Teknik Forecasting Forecast


penjualan merupakan “center” dari seluruh perencanaan perusahaan dan menentukan
potensi penjualan dan luas pasar pada masa yang akan datang. Forecasting adalahcara untuk
mengukur atau menaksir kondisi bisnis di masa yang akan datang. Pengukuran inidilakukan
secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kuantitatif menggunakan metode statistik
dan matematik sedangkan pengukuran secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan
judgement atau non statistik. Teknik statistik digunakan sebagai alat utama bagi
penyusun ramalan penjualan, sedangkan intrepetasi dan judgement dipakai sebagai
pelengkap.Teknik ataumetode forecast di kelompokkan menjadi 3 kelompok.

Metode statistik, metode ini unsur subyektivitas ditekan sedikit mungkin. Perhitungan lebih
didasarkan pada data obyektif, seperti analisis trend dan analisis korelasi. Analisis trend
terdiri dari 3 yaitu penerapan garis trend secara bebas, penerapan garis trend dengan
setengahrata-rata, dan penerapan garis trend secara matematis. Penerapan garis trend secara
bebas, trendini menentukan bahwa garis lurus patah-patah yang dibentuk oleh data historis,
diganti ataudiubah menjadi garis lurus dengan cara bebas berdasarkan pada perasaan atau
pendapat dariorang yang bersangkutan. Garis lurus tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
dirasakan cukup mewakili titik-titik data historis yang tersebar secara tidak teratur. Penerapan
garis trend dengansetengah rata-rata, trend ini sudah menggunakan perhitungan-perhitungan,
sehingga unsur-unsursubyektifitas sudah dihilangkan. Penerapan garis trend secara
matematis, trend ini menggunakancara-cara perhitungan statistik dan matematik tertentu
untuk mengetahui fungsi garis lurus.Analisis korelasi ini digunakan untuk menggali
hubungan sebab akibat antara beberapa variabel.Bila koefisien korelasi menunjukkan angka +
1 atau mendekati + 1, berarti pengaruh variabelindependent (X) terhadap variabel dependent
(Y) adalah besar, baik positif maupun negatif.Tetapi bila koefisien korelasi menunjukkan
angka mendekati nol maka pengaruh tersebut keci sekali. Sedangkan metode non statistik,
metode ini digunakan untuk menyusun forecastpenjualan maupun forecast kondisi pada
umumnya. Sumber pendapat yang dipakai sebagai dasarmelakukan forecast adalah pendapat
salesman, pendapat sales manager, pendapat para ahli, dansurvey konsumen. Metode
khusus atau specific purpose method meliputi analisis industri,analisis product line,
dan analisis penggunaan akhir. Analisis industri, analisis ini menghubungkan potensi
penjualan perusahaan dengan industri pada umumnya (volume, posisidalam persaingan).
Analisis product line, analisis ini digunakan pada perusahaan yangmenghasilkan
beberapa macam produk yang tidak mempunyai kesamaan, sehingga dalammembuat
forecast harus terpisah. Analisa penggunaan akhir, analisis ini digunakan perusahaandalam
pembuatan forecast yang ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada kaitannya
denganproduk yang dihasilkan.

1. Analisis Industri atau Analisis Market Sharea.


a. Pengertian Analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap keadaan
industrisecara keseluruhan. Dengan analisis tersebut dan dapat diketahui peranan
perusahaanterhadap industri. Dalam kaitannya dengan budget penjualan dapat
diketahuiperbandingan antara penjualan perusahaan dengan penjualan seluruh industri
yang beradadisekitarnya.
Dalam analisis ini lebih ditekankan pada “Market Share” yang dimiliki perusahan.
Analisis ini lebih menghubungkan potensi penjualan perusahaan dengan industri
padaumumnya (volume, posisi dalam persaingan).Dalam analisa industri, ditonjolkan
tentang market share yang dimiliki olehperusahaan. Apabila market share
makin lama makin membesar berarti perusahaanmempunyai posisi yang kuat dalam
persaingan dengan perusahaan lain, dan sebaliknya.
b. Tahapan dalam pemakian analisis industri:
a) membuat proyeksi permintaan industri
b) menilai posisi perusahaan dalam persaingan.

Permintaan Perusahaan
Market Share = x100%
Permintaan Industri

c. Alasan pentingnya menggunakan analisis industri


a) Industri yang berbeda memiliki tingkat return yang berbeda pula
b) Tingkat return masing-masing industry berbeda di setiap tahunnya
c) Tingkat return perusahaan-perusahaan si suatu industry yang sama terlihat cukup
beragam.
d) Tingkat resiko berbagai industry juga beragam
e) Tingkat resiko suatu industry relative stabil sepanjang waktu

d. Pengguna Analisis Industria)

a). Defenders yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai produk terbatas dan berfokus
pada efisiensi kegiatan – kegiatan operasi mereka yang telah adab)

b). Prospectorus yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki lini produk luas dan berfokus
pada inovasi produk dan peluang besar

c) Analizer yaitu perusahaan yang beroperas paling sedikit pada dua wilayah pasarproduk
yang berbeda, satu stabil dan satu variable.

d) Rector adalah perusahaan-perusahaan yang kurang memiliki konsistensi hubungananatara strartegi


strukstru dan budaya.

2. Analisis Jenis-Jenis Produk Yang Dihasilkan Perusahaan (Product Line)

a. Pengertian

Analisis jenis-jenis produk diperlukan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi lebih


dari satu jenis barang produksi. Umumnya analisis product line digunakan pada
perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang tidak mempunyai kesamaan,
sehingga dalam membuat Forecasnya harus terpisah. Analisis Product Line merupakan suatu analisis
yang digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk yang dalam
teknisnya masing-masing produk yang dihasilkan juga dianalisis dengan menggunakan analisis khusu
disamping melakukan analisis terhadap seluruh produk secara serempak yang ada dalam
jajaranproduk tersebut.Contoh: Perusahaan “A” memproduksi barang-barang elektronik, minuman
botoldan pakaian. Antara ketiga jenisb produk ini tidak dapat dipadukan menjadi satu forecasttetapi
masing-masing produk harus dibuatkan forecast tersendiri.

3. Analisis Pemakaian akhir Dari Produk (End Use Analisys)

a. Pengertian

Perkembangan penjualan dari perusahaan barang industri,banyak dipengaruhi oleh perkembangan


perusahaan yang memprosesnya lebih lanjut. Dengan metode ini diperiksa secara lebih
terperinci tentang penggunaan akhir dari produk tersebut. Bagiperusahaan yang menghasilkan
produk setengah jadi, masih memerlukan proses lebih lanjut menjadi produk jadi dan siap
dikonsumsi, maka dalam pembuatan Forecastnya ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada
kaitannya dengan produk yang dihasilkan.Analisis Pemakaian Akhir dari Produk merupakan
suatu metode peramalandengan menggunakan suatu metode khusus yang digunakan oleh
perusahaan yang menghasilkan produk dimana produk perusahaan tersebutakan digunakan sebagai
bahanbaku oleh perusahaan lain sebelum menjadi barang konsumsi.Oleh karena itu untuk
meramalkan besarnya penjualan dari produk perusahaan tsb dilakukan dengan meramalkan terlebih
dahulu besarnya penggunaan produk akhir yangdihasilkan oleh perusahaan lain. Dalam teknisnya
digunakan analisis industri dengan dilengkapi oleh metode statistik.

4. Metode Identifikasi Khusus


Metode Identifikasi khusus digunakan untuk memberi tanda pengenal yang menunjukkan harga
per satuan yang sesuai dengan faktur yang diterima. Persediaan dalam metode ini ditentukan harga
pokoknya sesuai dengan harga beli sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan metode identifikasi
khusus harus menentukan harga pokok penjualan dan persediaan akhir yaitu dengan cara melihat
faktur-faktur yang bersangkutan. Jika akan melakukan pemberian kode untuk setiap barang tidak
memungkinkan, maka dapat dilakukan dengan cara memberi kode untuk setiap kelompok barang.

 Metode First-In, First-Out (FIFO)


Metode FIFO adalah metode yang menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli adalah
barang yang akan dijual lebih dahulu.

 Metode Last-In, First-Out (LIFO)


Metode LIFO adalah metode yang menganggap bahwa barang yang lebih akhir dibeli adalah
barang yang akan dijual terlebih dahulu.

 Metode Rata-rata
Metode rata-rata adalah metode yang menganggap bahwa harga beli per satuan harus dihitung
pada setiap terjadi transaksi pembelian barang. Dengan demikian, harga rata-rata per satuan akan
berubah setiap terjadi transaksi.

5. Persediaan dengan Metode Identifikasi Khusus


Pengukuran biaya pada persediaan dengan metode identifikasi khusus memang jarang digunakan pada
perusahaan. Tapi tidak sedikit pula perusahaan atau entitas yang menggunakan metode ini.
Perusahaan atau entitas yang menggunakan metode identifikasi khusus jika memiliki persediaan yang
dapat diidentifikasi dan pada saat penjualannya tidak dapat disubtitusikan.

Persediaan yang dimiliki baik persediaan awal, pembelian, sampai persediaan akhir dapat di
identifikasi masing-masing nilai perolehan nya. Persediaan yang tidak dapat disubtitusi penjualannya
atau pemakaiannya dapat dicontohkan pada perusahaan dagang yang menjualkan mobil. Jika
konsumen sudah menunjuk satu mobil yang disukai dan hendak dibeli, maka mobil tersebut yang
langsung keluar. Jadi pada metode identifikasi khusus tidak terikat seperti metode first in firs out atau
last in last out (sudah tidak diperkenankan).

Metode identifikasi khusus juga berbeda dengan metode rata-rata tertimbang dalam menentukan nilai
persediaan. Pada metode identifikasi khus, nilai persediaan adalah benar-benar sebesar harga
perolehan nya. Jadi tidak dilakukan perhitungan nilai persediaan dengan menggunakan rata-rata atas
nilai persediaan yang ada dengan nilai persediaan yang masuk. Harga pokok penjualan pada metode
identifikasi khusus sebesar nilai peroleh mobil yang dijual tersebut.

Kelemahan metode ini jika perusahaan memiliki jenis persediaan yang dapat disubtitusi dan memiliki
volume transaksi yang tinggi. Hal ini dapat dicontohkan pada perusahaan yang menjualkan beras.
Pada saat pembelian yang terjadi selama satu periode, perusahaan memiliki harga beras yang beragam
dengan jumlah transaksi yang banyak. Hal ini akan memakan banyak waktu dan tempat untuk
mengidentifikasi beras sesuai harga perolehan nya dan jumlah yang dimiliki.

terdiri dari 3 yaitu penerapan


garis trend secara bebas,
penerapan garis trend dengan
setengah
rata-rata, dan penerapan garis
trend secara matematis.
Penerapan garis trend secara
bebas, trend
ini menentukan bahwa garis
lurus patah-patah yang
dibentuk oleh data historis,
diganti atau
diubah menjadi garis lurus
dengan cara bebas berdasarkan
pada perasaan atau pendapat
dari
orang yang bersangkutan.
Garis lurus tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga
dirasakan cukup
mewakili titik-titik data
historis yang tersebar secara
tidak teratur. Penerapan garis
trend dengan
setengah rata-rata, trend ini
sudah menggunakan
perhitungan-perhitungan,
sehingga unsur-unsur
subyektifitas sudah
dihilangkan. Penerapan garis
trend secara matematis, trend
ini menggunakan
cara-cara perhitungan
statistik dan matematik
tertentu untuk mengetahui
fungsi garis lurus.
Analisis korelasi ini digunakan
untuk menggali hubungan
sebab akibat antara beberapa
variabel.
Bila koefisien korelasi
menunjukkan angka + 1 atau
mendekati + 1, berarti
pengaruh variabel
independent (X) terhadap
variabel dependent (Y)
adalah besar, baik positif
maupun negatif.
Tetapi bila koefisien korelasi
menunjukkan angka mendekati
nol maka pengaruh tersebut
kecil
sekali.
Yp = a + bx
A. Teknik Forecasting
Forecast penjualan
merupakan “center” dari
seluruh perencanaan
perusahaan dan
menentukan potensi penjualan
dan luas pasar pada masa yang
akan datang. Forecasting
adalah
cara untuk mengukur atau
menaksir kondisi bisnis di
masa yang akan datang.
Pengukuran ini
dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif. Pengukuran
secara kuantitatif
menggunakan metode
statistik dan matematik
sedangkan pengukuran secara
kualitatif dilakukan dengan
menggunakan
judgement atau non
statistik. Teknik statistik
digunakan sebagai alat
utama bagi penyusun
ramalan penjualan, sedangkan
intrepetasi dan judgement
dipakai sebagai pelengkap.
Teknik atau
metode forecast
dikelompokkan menjadi 3
kelompok.
B. Langkah-langkah Dalam Peramalan (Forecasting )
Pembuatan peramalan (forecasting) tidaklah mudah akan tetapi pembuatan peramalan
(forecasting) tetap harus dilakukan. Berikut ini, adalah beberapa langkah yang dapat dijadikan
pertimbangan dan digunakan oleh peramal (forecaster) bisnis dalam pembuatan peramalan
(forecasting):
1. Forecaster selayaknya menyadari tingkat kompleksitas dari suatu bisnis. Mengenal bisnis
secara baik serta mempelajari semua variabel-variabel yang mempengaruhi suatu forecast
bisnis haruslah menjadi agenda penting bagi para forecaster. Kegagalan dari mobil Ford
“Edsel” yang sering dibuat publikasi adalah forecast yang salah dalam menghitung
potensi dari pasar. Perusahaan di Detroit dipersalahkan karena mereka sama sekali tidak
menyelenggarakan survei untuk mengetahui selera konsumen tetapi mereka meluncurkan
mobil sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mengenal konsumen, kompetitor serta
lingkungan bisnis dengan baik adalah tahap yang baik dalam pembuatan suatu forecast.
Survei-survei pemasaran secara rutin sebaiknya dilakukan.
2. Forecaster perlu menggeluti produk-produk yang sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan bisnis, cara-cara forecasting dengan metode kuantitatif harus diwaspadai.
Justru dalam hal ini, forecasting secara kualitatif serta penggunaan intuisi dari si
forecaster tak pelak lagi adalah cara yang tidak dapat dihindari lagi. Untuk mempertajam
intuisi dari forecaster, perlu untuk semakin peka terhadap weak signal , yaitu gejala dini
terhadap suatu perubahan. Hanya forecaster yang mendengarkan suara dari konsumen
serta mempunyai komunikasi yang baik, yang dapat melatih kepekaan mereka.
3. Forecaster perlu memperbaiki sistem informasi lingkungan bisnis. Forecaster dapat
menggunakan metode environmental scanning system untuk tujuan pembuatan forecast.
Pada dasarnya environmental scanning terdiri dari tahap tahap seperti mengidentifi kasi
faktor-faktor yang mempengaruhi bisnis, seberapa besar setiap faktor berpengaruh
terhadap bisnis, membuat diagram yang menunjukkan faktor-faktor yang kritikal dan
akhirnya adalah pembuatan suatu environment data base. Proses dalam environmental
scanning system ini akan memaksa forecaster untuk semakin peka terhadap perubahan
lingkungan bisnis pada tahap dini. Hal ini jelas akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan terutama dalam mengantisipasi terhadap perubahan yang sangat mendadak.
Barangkali akurasi yang baik tetap tidak dapat dicapai dengan adanya environmental
scanning system, tetapi paling tidak arah dari perubahan lingkungan bisnis dapat diramal
lebih akurat. 4. Forecaster dalam membuat suatu forecast, perlu mempertimbangkan
penggunaan skenario. Skenario adalah kata yang sudah sering diucapkan setiap hari,
hanya saja sedikit forecaster yang secara formal melakukan sebagai bagian dari strategic
planning. Dalam pembuatan skenario, forecaster juga perlu menyadari bahwa
kemampuan dalam pembuatan forecast sangat terbatas. Oleh karena itu, pembuatan
skenario menunjukkan bahwa daripada mengalokasikan begitu banyak waktu untuk
melakukan forecast yang akurat yang pada dasarnya sangat sulit, forecaster lebih baik
tertarik untuk melihat implikasinya.

A. Metode Peramalan Kuantitatif


Peramalan kuantitatif berdasarkan pada rekayasa atas data historis yang ada secara memadai
tanpa intuisi dan penilaian subyektif oleh orang yang melakukan peramalan. Peramalan
kuantitatif (quantitative forecasting) lebih bersifat objektif dengan melibatkan data dan fakta
yang diolah dengan metode tertentu. Sehingga dapat diartikan bahwa metode peramalan
kuantitatif lebih didasarkan atas data-data masa lalu yang kemudian diolah dengan berbagai
metode statistik. Metode Peramalan Kuantitatif dapat dibagi menjadi dua pendekatan analisis
yaitu:
1. Model Deret Berkala atau Runtun Waktu (Time Series); model time series, pada dasarnya
mencoba untuk memprediksi masa depan dengan menggunakan data historis. Model-
model yang digunakan dengan teknik ini membuat asumsi bahwa apa yang akan terjadi di
masa depan merupakan sebuah fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, sebuah model
time series melihat data-data yang terjadi selama periode tertentu di masa lalu dan
menggunakan series of past data tersebut untuk membuat forecast. Misalkan perusahaan
harus membuat ramalan jumlah produk terjual minggu depan selama seminggu, maka
perusahaan membuat forecast berdasarkan jumlah penjualan produk minggu ini dan di
minggu-minggu sebelumnya. Secara teknis, model time series ini dapat diaplikasikan
menggunakan beberapa metode analisa, antara lain: metode moving average, exponential
smoothing dan trend projections.
2. Model Kasual (Causal); model kausal memasukkan variable-variable yang dianggap
menjadi faktor penentu kuantitas yang akan di-forecast. Sebagai contoh, penjualan harian
atas minuman X mungkin ternyata dipengaruhi oleh faktor suhu, musim, tingkat
kelembapan udara, dan cuaca secara harian, serta dipengaruhi juga oleh faktor jenis hari
kerja atau hari akhir pekan/hari libur. Contoh sebuah model kausal ini akan memasukkan
faktor-faktor suhu, musim, tingkat kelembapan udara, cuaca dan jenis hari ke dalam
sebuah model yang meramalkan jumlah penjualan minuman secara harian. Model kausal,
seperti halnya model time series,dapat menggunakan data saat ini dan data masa
lalu.Secara teknis, model kausal dapat diaplikasikan menggunakan beberapa metode
antara lain: metode regression analysis dan multiple regression, mode ekonometrika,
model input-output. Kedua metode peramalan diatas hanya sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan. Semua keputusan kembali kepada manajemen dalam
menentukan kebijakan perusahaan. Peramal (forecaster) tidak dapat mengetahui kondisi
yang ada dimasa yang akan datang. Tetapi peramal hanya bisa memprediksi hasil sesuai
dengan apa yang ada di masa yang akan datang, namun yang pasti keputusan yang tepat
didalam penggunaan metode peramalan dapat menghasilkan sesuatu hasil keputusan akhir
yang baik.

B. Pengembangan Model Peramalan


Model dapat diibaratkan sebagai cara pengolahan dan penyajian data agar lebih sederhana
sehingga mudah untuk dianalisis.

1. Pengujian Model Pengujian model dilakukan untuk menentukan tingkat akurasi,


validitas, dan reabilitas yang diharapkan. Nilai suatu model ditentukan dengan derajat
ketepatan hasil peramalan dengan permintaan aktualnya.
2. Penerapan model atau hasil dari peramalan yang telah diperoleh.
3. Revisi dan evaluasi. Hasil metode peramalan yang telah diperoleh dan diterapkan harus
selalu ditinjau ulang, yang berguna untuk perbaikan secara terus menerus dimasa yang
akan datang. Tingkat akurasi dari sebuah forecasting sangat bernilai, apabila hasil
peramalannya tepat. Tentunya dengan strategi pemilihan metode peramalan yang hasilnya
tepat, maka perusahaan akan dapat menghemat biayabiaya yang mungkin ditimbulkan
dalam peramalan. Untuk itu strategi dalam memilih metode peramalan yang baik adalah
memilih metode peramalan yang memberikan nilainilai perbedaan atau penyimpangan
sekecil mungkin antara hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi.
C. ANALISA INDUSTRI
Analisa Industri merupakan sebuah tehnik menyusun peramalan melalui sebuah model
khusus. Menurut kajian ini, diusahakan menghubungkan kekuatan penjualan korporasi
terhadap industri dalam pengertian :

1. Volume
2. Peringkat dalam kompetisi

Dalam analisa industri diutamakan mengenai Market Share yang dipunyai oleh korporasi.
Apabila pembagian pasar semakin lama porsinya semakin meluas, bermakna korporasi
memiliki kedudukan yang kokoh dalam kompetisi dengan kompetitor. Sebaliknya, bilamana
pembagian pasar semakin berkurang, bermakna korporasi memiliki kedudukan semakin
melemah dalam kompetisi dengan kompetitor. Dengan kata lain, level penjualan korporasi
bukan saja bergantung terhadap pencapaian yang yang diraih pada periode – periode lampau,
namun dihubungkan secara langsung dengan dinamika persaingan. Analisa industri
dipisahkan melalui berbagai tahapan dalam pemanfaatannya, yaitu :

1. Membuat ramalan permintaan pasar agar mengenali perubahan dinamika penjualan industri
pada periode – periode berikutnya.
2. Menilai kedudukan korporasi dalam kaitannya terhadap bisnis pada lazimnya. Kedudukan
tersebut dievaluasi sesuai jumlah pembagian pasar yang dipunyai oleh korporasi sepanjang
tahun.
3. Ramalan kedudukan korporasi pada periode berikutnya, atau kalkulasi Expected Market
Share.

Contoh Soal I Perhitungan Anggaran dengan analisis industri.

Diketahui anggaran penjualan dari AZKA TOYS seperti dalam tabel berikut ini :

Perkiraan Anggaran Realisasi


Unit Penjualan 1.200.000 1.230.000
Harga Jual per unit 10.000 9.800
Jumlah 12.000.000.000 12.054.000.000

Hitunglah analisis industri (naik / turun) berdasarkan analisa dan realisasi dari tabel diatas :
Jawab :
1. Perbedaan Realisasi Penjualan dan Anggaran Penjualan
= (1.230.000 – 1.200.000) x 10.000
= (30.000) x 10.000
= Rp. 300.000.000 (naik)

2. Perbedaan Harga jual per unit anggaran dan realisasi


= (9.800 – 10.000) x 1.230.000
=(200) x 1.230.000
= 246.000.000 (turun)

3. Expected Market share


= Perbedaan Realisasi – Perbedaan harga jual per unit
= 300.000.000 – 246.000.000
= 54.000.000 (naik).

Contoh Soal II Perhitungan Anggaran Produksi dengan analisis industri

Perkiraan Anggaran Realisasi


Unit Produksi 1.200.000 1.230.000
Pemakaian Bahan Baku 1.320.000 1.476.000
Harga beli / kg 2.000 1.700

Jumlah 2.640.000.000 2.509.200.000

Jawab :
1. Satuan Unit Realisasi dalam anggaran
= Pemakaian bahan baku : unit produksi
= 1.320.000 : 1.200.000
= 1,1

2. Satuan Unit Realisasi dalam realisasi


= Pemakaian bahan baku : unit produksi
= 1.476.000 : 1.230.000
= 1,2

3. Unit Realisasi Satuan


= Unit produksi realisasi x perbandingan dalam anggaran
= 1.230.000 x 1,1
= 1.353.000

4. Expected Market Share


= (unit realisasi satuan – anggaran pemakaian bahan baku) x anggaran harga beli/kg
= (1.353.000 – 1.320.000) x 2.000
= 66.000.000 (naik).
D. ANALISA PRODUCT LINE
Pada umumnya analisa product line dipakai oleh korporasi – korporasi yang memproduksi
berbagai jenis barang. Tiap – tiap jenis barang itu bukan saja ditarik persamaannya tetapi perlu
juga disusun peramalannya dengan terpisah.
Contoh soal penyusunan anggaran dengan metode product line
Perusahaan AZKA TOYS memiliki 2 departemen yaitu departemen A dan departemen B dalam
memproses produksinya. Jika diketahui data – data yang dimiliki oleh AZKA TOYS pada
departemen A jumlah bahan baku sebesar Rp. 75.000, bahan penolong Rp. 45.000, pemakaian
tenaga kerja Rp. 88.000 dan biaya overhead pabrik Rp. 105.600, sedangkan untuk departemen B,
bahan penolong Rp. 75.400, pemakaian tenaga kerja Rp. 67.200, dan biaya overhead pabrik Rp.
80.000. Berdasarkan data – data tersebut, buatlah anggaran biaya produksi dengan metode
product line.

Jawab :
Berdasarkan metode diatas, dapat disusun anggaran biaya produksi sebagai berikut :

Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku 75.000 -
Biaya bahan penolong 45.000 75.400
Biaya tenaga kerja 88.000 67.200

Biaya overhead pabrik 105.600 80.000

Jumlah biaya produksi 313.600 222.600

E. ANALISA PENGGUNA AKHIR


Bagi korporasi yang memproduksi barang belum jadi, seperti Manufaktur Baja Cilegon dimana
hasil produksinya dapat langsung dipasarkan tapi membutuhkan pengolahan lanjutan menjadi
barang yang bisa untuk digunakan, sehingga untuk menyusun peramalannya ditentukan oleh
pengguna akhir yang ada hubungannya dengan barang yang diproduksi.
Contoh soal perhitungan anggaran dengan metode penggunaan akhir
PT Suka Makan merupakan korporasi yang memproduksi kuliner. Pada awal bulan Juni,
PT Suka Makan mempunyai stok raw material sebesar Rp. 60.000.000, barang dalam proses
sejumlah Rp. 90.000.000 dan barang tersedia dijual sejumlah Rp. 120.000.000.
Pemakaian produksi kuliner belanja stok raw material di bulan Agustus sejumlah Rp. 750.000.000
dengan ongkos kirim Rp. 10.000.000. Selama proses produksi dibayarkan upah tenaga kerja
langsung Rp. 145.000.000 dan beban overhead pabrik sejumlah Rp. 9.000.000. Di akhir Juli
masih tersisa pemakaian raw material sejumlah Rp. 50.000.000 barang dalam proses tersisa Rp.
8.000.000, dan stok barang siap dijual sejumlah Rp. 25.000.000.
Hitunglah anggaran harga pokok penjualan dari PT. Suka Makan dengan metode penggunaan
akhir?
Jawab : Untuk menghitung anggaran dengan metode penggunaan akhir diperlukan 4 tahap
sebagai berikut :
Tahap I
Menghitung bahan baku yang digunakan
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah :
Bahan baku yang digunakan = Saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir
bahan baku
Bahan baku yang digunakan oleh PT Suka Makan adalah :
= 60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000
= Rp. 770.000.000

Tahap II
Perhitungan Biaya Produksi
Perhitungan biaya produksi yaitu :
Raw material yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
Biaya produksi PT Suka Makan adalah :
= 770.000.000 + 145.000.000 + 9.000.000
= 924.000.000

Tahap III
Perhitungan harga pokok produksi
Harga pokok produksi dihitung dengan rumus :
Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses – saldo akhir persediaan
barang dalam proses
Harga pokok produksi PT Suka Makan
= 924.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000
= 842.000.000

Tahap IV
Perhitungan harga pokok penjualan
Formula perhitungan harga pokok penjualan yaitu :
Harga pokok produksi + persediaan awal barang jadi – persediaan akhir barang jadi
Harga pokok penjualan PT Suka Makan dapat dihitung sebagai berikut :
= 842.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000
= 747.000.000.

F. SOAL LATIHAN
LATIHAN I
Berdasarkan data historis tentang permintaan (penjualan) jumlah kendaraan bermotor merk
“X” dan permintaan industri bermotor menunjukkan kondisi sebagai berikut:
Tahun Permintaan Industri Permintaan
Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor
merk X
2004 1.800 140
2005 1.850 150
2006 1.800 160
2007 1.900 170
2008 2.000 180
2009 1.950 190
2010 2.000 200
2011 2.100 215

Tahun Permintaan Industri


Kendaraan Bermotor
Permintaan Kendaraan
Bermotor merk X
2004 1.800 140
2005 1.850 150
2006 1.800 160
2007 1.900 170
2008 2.000 180
2009 1.950 190
2010 2.000 200
2011 2.10
Dari data-data tersebut diatas, buatlah peramalan penjualan Kendaraan Bermotor Merk “X” pada
tahun 2012, dengan asumsi penjualan tahun 2012 naik sebesar rata-rata market share-nya.
Jawab : Untuk membuat peramalan penjualan Kendaraan Bermotor Merk “X” pada tahun 2012
dengan menggunakan analisis industri, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Membuat proyeksi permintaan industri (PI). Untuk membuat proyeksi permintaan industri
bisa mendasarkan pada metodemetode sebelumnya (misalnya bisa menggunakan metode
trend secara matematis). Diasumsikan setelah diproyeksikan dengan menggunakan metode
Least Square permintaan industri kendaraan bermotor pada tahun 2012 sebesar 2.107 unit.
2. Menilai market share (MS) perusahaan, untuk meringkas market share disajikan dalam
sebuah tabel dibawah ini:

Tahun Permintaan Industri Permintaan Market Share Kenaikan Market


Kendaraan Bermotor Kendaraan (%) Share (%)
Bermotor merk X
2004 1.800 140 7,78 ------
2005 1.850 150 8,11 0,33
2006 1.800 160 8,89 0,78
2007 1.900 170 8,95 0,06
2008 2.000 180 9,00 0,05
2009 1.950 190 9,74 0,74
2010 2.000 200 10,00 0,26
2011 2.100 215 10,24 0,24

3. Membuat proyeksi market share perusahaan terkait permintaan industri:


 Kenaikan rata-rata market share permintaan kendaraan bermotor Merk “X”
pertahun dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 adalah sebesar:
(0,33 + 0,78 + 0,06 + 0,05 + 0,74 + 0,26 + 0,24) / 7 = 0,3514

 Kenaikan rata-rata market share permintaan kendaraan bermotor Merk “X”


sebesar 0,3514 dijadikan sebagai dasar untuk menentukan kenaikan market share
penjualan tahun 2012, maka besarnya kenaikan market share (MS) penjualan tahun 2012
sebesar: 10,24% + 0,3514% = 10,5914%

 Sehingga ramalan penjualan tahun 2012 kendaraan bermotor Merk “X” (PP) adalah
sebesar:
MS = PP / PI → 10,5914%
= PP / 2.107 → PP
= 2.107 (0,105914) → PP
= 223,160798 → PP
= 223 unit.

LATIHAN II
Berdasarkan data historis delapan tahun terakhir, tentang penjualan sepatu Merk “X” menunjukkan
kondisi sebagai berikut:
Tahun SEPATU
Anak – anak Pria Dewasa Wanita Dewasa
2004 1.800 1.400 1.900
2005 1.850 1.500 1.800
2006 1.800 1.600 1.850
2007 1.900 1.700 2.000
2008 2.000 1.800 2.200
2009 1.950 1.900 2.300
2010 2.000 2.000 2.100
2011 2.100 2.150 2.400

Dari data-data tersebut diatas, buatlah peramalan penjualan sepatu Merk “X” pada tahun 2012 dengan
menggunakan Analisis Product Line .
Jawab :
Untuk membuat peramalan penjualan sepatu Merk “X” pada tahun 2012 dengan menggunakan
analisis product line, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menentukan penjualan sepatu; baik itu sepatu anak-anak, sepatu pria dan sepatu dewasa harus
dibuatkan ramalan sendiri-sendiri. Karena masingmasing produk sepatu mempunyai
karakteristik sendiri, data penjualan tersendiri dan tidak saling berhubungan, artinya kenaikan
penjualan sepatu wanita tidak secara otomatis menaikkan penjualan sepatu pria.
2. Membuat proyeksi penjualan; untuk membuat proyeksi penjualan dengan menggunakan
analisis product line bisa mendasarkan pada metodemetode sebelumnya (misalnya bisa
menggunakan metode trend secara matematis). Diasumsikan setelah diproyeksikan dengan
menggunakan metode Least Square peramalan penjualan sepatu Merk “X” pada tahun 2012
untuk sepatu anak-anak diperkirakan akan sebesar 2.107 unit. Sedangkan besarnya peramalan
penjualan tahun 2012 untuk sepatu pria dan sepatu wanita, dengan langkah yang sama
misalnya metode peramalan menggunakan metode garis (trend) secara matematis dengan
pendekatan metode Moment akan bisa diperoleh hasil peramalannya.

LATIHAN III
Data historis delapan tahun terakhir, permintaan (penjualan) Perusahaan Benang dan penjualan
Perusahaan Tekstil menunjukkan kondisi sebagai berikut :

Penjualan Perusahaan
Tahun Tekstil Benang
2004 1.800 140
2005 1.850 150
2006 1.800 160
2007 1.900 170
2008 2.000 180
2009 1.950 190
2010 2.000 200
2011 2.100 215

Berdasarkan dari data-data tersebut diatas, buatlah peramalan (forcasting) penjualan Perusahaan
Benang pada tahun 2012 dengan menggunakan Analisis Pengguna Akhir .
Jawab :
Untuk membuat peramalan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2012 dengan menggunakan
analisis pengguna akhir, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Membuat peramalan Penjualan Perusahaan Tekstil; untuk membuat peramalan Penjualan


Perusahaan Tekstil, bisa mendasarkan pada metodemetode sebelumnya (misalnya bisa
menggunakan metode trend secara matematis). Diasumsikan setelah diproyeksikan dengan
menggunakan metode Least Square, Penjualan Perusahaan Tekstil pada tahun 2012 sebesar
2.107 unit.

2. Membuat peramalan penjualan Perusahaan Benang; misalnya untuk menentukan peramalan


penjualan Perusahaan Benang dengan mendasarkan pada prosentase kenaikan rata-rata
penjualan tahun sebelumnya (dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011). Untuk lebih
ringkasnya, besar prosentase kenaikan penjualan Perusahaan Benang pertahun akan disajikan
dalam sebuah tabel dibawah ini:

tahun PENJUALAN %-SE KENAIKAN


BENANG
2004 140 ----
2005 150 7,14
2006 160 6,67
2007 170 6,25
2008 180 5,88
2009 190 5,56
2010 200 5,26
2011 215 7,50
%-SE RATA RATA KENAIKAN 6,32

Menentukan peramalan penjualan Perusahaan Benang dari hasil peramalan penjualan Perusahaan
Tekstil; berdasarkan pada hasil prosentase kenaikan ratarata penjualan Perusahaan Benang sebesar
6,32% dan hasil peramalan penjualan Perusahaan Tekstil, akan dapat ditentukan ramalan penjualan
Perusahaan Benang pada tahun 2012 sebagai berikut:
 Kenaikan prosentase rata-rata pertahun penjualan Perusahaan Benang sebesar 6,32%
dijadikan sebagai dasar peramalan penjualan Perusahaan Benang tahun 2012. Jika
prosentase kenaikan rata-rata penjualan dibagi dengan jumlah data perubahan kenaikan
(n=7) maka pada tahun 2012 diperkirakan penjualan akan naik sebesar: 6,32% / 7 =
0,90%.
 Ramalan penjualan Perusahaan Tekstil pada tahun 2012 sebesar 2.107 unit.
 Ramalan penjualan Perusahaan Benang tahun 2012 dapat ditentukan dengan cara:
menambahkan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2011 dengan besarnya
prosentase kenaikan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2012 berdasarkan hasil
ramalan penjualan Perusahaan Tekstil pada tahun 2012. Sehingga akan diperoleh hasil
Ramalan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2012 sebesar: 215 + (0,90% x 2.107)
= 215 + 18,963 = 233,963 = 234 unit.

H. SOAL PERTANYAAN

1. Pembuatan peramalan (forecasting) tidaklah mudah akan tetapi pembuatan peramalan (forecasting)
tetap harus dilakukan. Sebutkan langkah - langkah yang dapat dijadikan pertimbangan dan digunakan
oleh peramal (forecaster) bisnis dalam pembuatan peramalan (forecasting).

2. Metode peramalan kuantitatif lebih didasarkan atas data-data masa lalu yang kemudian diolah
dengan berbagai metode statistik. Metode Peramalan Kuantitatif dapat dibagi menjadi dua
pendekatan, sebutkan dan jelaskan

3. Jelaskan menurut pendapat saudara tentang analisa industri yang saudara ketahui dan pelajari
selama ini.

4. Jelaskan menurut pendapat saudara tentang analisa pengguna yang saudara ketahui dan pelajari
selama ini.

5. Jelaskan menurut pendapat saudara tentang analisa product line yang saudara ketahui dan pelajari
selama ini
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Drs. Gunawan dan Drs. Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE,

Yogyakarta

Christina, Ellen, dkk., 2001, Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis,

Gramedia, Jakarta

Darsono., Purwanti, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan : Teknik Mengetahui dan Memahami
Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis.
Edisi 2. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Husnayetti, 2012, Anggaran Perusahaan, Jelajah Nusa, Tangerang

Munandar, M. 2007. Budgetting. Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja.


Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Rahayu, Sri., Arifian, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran, Erlangga, Jakarta.

Nuryatno Amin, Muhammad dkk 2019, Praktikum Penganggaran Perusahaan, Mitra Wacana Media,
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai