Metode statistik, metode ini unsur subyektivitas ditekan sedikit mungkin. Perhitungan lebih
didasarkan pada data obyektif, seperti analisis trend dan analisis korelasi. Analisis trend
terdiri dari 3 yaitu penerapan garis trend secara bebas, penerapan garis trend dengan
setengahrata-rata, dan penerapan garis trend secara matematis. Penerapan garis trend secara
bebas, trendini menentukan bahwa garis lurus patah-patah yang dibentuk oleh data historis,
diganti ataudiubah menjadi garis lurus dengan cara bebas berdasarkan pada perasaan atau
pendapat dariorang yang bersangkutan. Garis lurus tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
dirasakan cukup mewakili titik-titik data historis yang tersebar secara tidak teratur. Penerapan
garis trend dengansetengah rata-rata, trend ini sudah menggunakan perhitungan-perhitungan,
sehingga unsur-unsursubyektifitas sudah dihilangkan. Penerapan garis trend secara
matematis, trend ini menggunakancara-cara perhitungan statistik dan matematik tertentu
untuk mengetahui fungsi garis lurus.Analisis korelasi ini digunakan untuk menggali
hubungan sebab akibat antara beberapa variabel.Bila koefisien korelasi menunjukkan angka +
1 atau mendekati + 1, berarti pengaruh variabelindependent (X) terhadap variabel dependent
(Y) adalah besar, baik positif maupun negatif.Tetapi bila koefisien korelasi menunjukkan
angka mendekati nol maka pengaruh tersebut keci sekali. Sedangkan metode non statistik,
metode ini digunakan untuk menyusun forecastpenjualan maupun forecast kondisi pada
umumnya. Sumber pendapat yang dipakai sebagai dasarmelakukan forecast adalah pendapat
salesman, pendapat sales manager, pendapat para ahli, dansurvey konsumen. Metode
khusus atau specific purpose method meliputi analisis industri,analisis product line,
dan analisis penggunaan akhir. Analisis industri, analisis ini menghubungkan potensi
penjualan perusahaan dengan industri pada umumnya (volume, posisidalam persaingan).
Analisis product line, analisis ini digunakan pada perusahaan yangmenghasilkan
beberapa macam produk yang tidak mempunyai kesamaan, sehingga dalammembuat
forecast harus terpisah. Analisa penggunaan akhir, analisis ini digunakan perusahaandalam
pembuatan forecast yang ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada kaitannya
denganproduk yang dihasilkan.
Permintaan Perusahaan
Market Share = x100%
Permintaan Industri
a). Defenders yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai produk terbatas dan berfokus
pada efisiensi kegiatan – kegiatan operasi mereka yang telah adab)
b). Prospectorus yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki lini produk luas dan berfokus
pada inovasi produk dan peluang besar
c) Analizer yaitu perusahaan yang beroperas paling sedikit pada dua wilayah pasarproduk
yang berbeda, satu stabil dan satu variable.
a. Pengertian
a. Pengertian
Metode Rata-rata
Metode rata-rata adalah metode yang menganggap bahwa harga beli per satuan harus dihitung
pada setiap terjadi transaksi pembelian barang. Dengan demikian, harga rata-rata per satuan akan
berubah setiap terjadi transaksi.
Persediaan yang dimiliki baik persediaan awal, pembelian, sampai persediaan akhir dapat di
identifikasi masing-masing nilai perolehan nya. Persediaan yang tidak dapat disubtitusi penjualannya
atau pemakaiannya dapat dicontohkan pada perusahaan dagang yang menjualkan mobil. Jika
konsumen sudah menunjuk satu mobil yang disukai dan hendak dibeli, maka mobil tersebut yang
langsung keluar. Jadi pada metode identifikasi khusus tidak terikat seperti metode first in firs out atau
last in last out (sudah tidak diperkenankan).
Metode identifikasi khusus juga berbeda dengan metode rata-rata tertimbang dalam menentukan nilai
persediaan. Pada metode identifikasi khus, nilai persediaan adalah benar-benar sebesar harga
perolehan nya. Jadi tidak dilakukan perhitungan nilai persediaan dengan menggunakan rata-rata atas
nilai persediaan yang ada dengan nilai persediaan yang masuk. Harga pokok penjualan pada metode
identifikasi khusus sebesar nilai peroleh mobil yang dijual tersebut.
Kelemahan metode ini jika perusahaan memiliki jenis persediaan yang dapat disubtitusi dan memiliki
volume transaksi yang tinggi. Hal ini dapat dicontohkan pada perusahaan yang menjualkan beras.
Pada saat pembelian yang terjadi selama satu periode, perusahaan memiliki harga beras yang beragam
dengan jumlah transaksi yang banyak. Hal ini akan memakan banyak waktu dan tempat untuk
mengidentifikasi beras sesuai harga perolehan nya dan jumlah yang dimiliki.
1. Volume
2. Peringkat dalam kompetisi
Dalam analisa industri diutamakan mengenai Market Share yang dipunyai oleh korporasi.
Apabila pembagian pasar semakin lama porsinya semakin meluas, bermakna korporasi
memiliki kedudukan yang kokoh dalam kompetisi dengan kompetitor. Sebaliknya, bilamana
pembagian pasar semakin berkurang, bermakna korporasi memiliki kedudukan semakin
melemah dalam kompetisi dengan kompetitor. Dengan kata lain, level penjualan korporasi
bukan saja bergantung terhadap pencapaian yang yang diraih pada periode – periode lampau,
namun dihubungkan secara langsung dengan dinamika persaingan. Analisa industri
dipisahkan melalui berbagai tahapan dalam pemanfaatannya, yaitu :
1. Membuat ramalan permintaan pasar agar mengenali perubahan dinamika penjualan industri
pada periode – periode berikutnya.
2. Menilai kedudukan korporasi dalam kaitannya terhadap bisnis pada lazimnya. Kedudukan
tersebut dievaluasi sesuai jumlah pembagian pasar yang dipunyai oleh korporasi sepanjang
tahun.
3. Ramalan kedudukan korporasi pada periode berikutnya, atau kalkulasi Expected Market
Share.
Diketahui anggaran penjualan dari AZKA TOYS seperti dalam tabel berikut ini :
Hitunglah analisis industri (naik / turun) berdasarkan analisa dan realisasi dari tabel diatas :
Jawab :
1. Perbedaan Realisasi Penjualan dan Anggaran Penjualan
= (1.230.000 – 1.200.000) x 10.000
= (30.000) x 10.000
= Rp. 300.000.000 (naik)
Jawab :
1. Satuan Unit Realisasi dalam anggaran
= Pemakaian bahan baku : unit produksi
= 1.320.000 : 1.200.000
= 1,1
Jawab :
Berdasarkan metode diatas, dapat disusun anggaran biaya produksi sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku 75.000 -
Biaya bahan penolong 45.000 75.400
Biaya tenaga kerja 88.000 67.200
Tahap II
Perhitungan Biaya Produksi
Perhitungan biaya produksi yaitu :
Raw material yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
Biaya produksi PT Suka Makan adalah :
= 770.000.000 + 145.000.000 + 9.000.000
= 924.000.000
Tahap III
Perhitungan harga pokok produksi
Harga pokok produksi dihitung dengan rumus :
Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses – saldo akhir persediaan
barang dalam proses
Harga pokok produksi PT Suka Makan
= 924.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000
= 842.000.000
Tahap IV
Perhitungan harga pokok penjualan
Formula perhitungan harga pokok penjualan yaitu :
Harga pokok produksi + persediaan awal barang jadi – persediaan akhir barang jadi
Harga pokok penjualan PT Suka Makan dapat dihitung sebagai berikut :
= 842.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000
= 747.000.000.
F. SOAL LATIHAN
LATIHAN I
Berdasarkan data historis tentang permintaan (penjualan) jumlah kendaraan bermotor merk
“X” dan permintaan industri bermotor menunjukkan kondisi sebagai berikut:
Tahun Permintaan Industri Permintaan
Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor
merk X
2004 1.800 140
2005 1.850 150
2006 1.800 160
2007 1.900 170
2008 2.000 180
2009 1.950 190
2010 2.000 200
2011 2.100 215
Sehingga ramalan penjualan tahun 2012 kendaraan bermotor Merk “X” (PP) adalah
sebesar:
MS = PP / PI → 10,5914%
= PP / 2.107 → PP
= 2.107 (0,105914) → PP
= 223,160798 → PP
= 223 unit.
LATIHAN II
Berdasarkan data historis delapan tahun terakhir, tentang penjualan sepatu Merk “X” menunjukkan
kondisi sebagai berikut:
Tahun SEPATU
Anak – anak Pria Dewasa Wanita Dewasa
2004 1.800 1.400 1.900
2005 1.850 1.500 1.800
2006 1.800 1.600 1.850
2007 1.900 1.700 2.000
2008 2.000 1.800 2.200
2009 1.950 1.900 2.300
2010 2.000 2.000 2.100
2011 2.100 2.150 2.400
Dari data-data tersebut diatas, buatlah peramalan penjualan sepatu Merk “X” pada tahun 2012 dengan
menggunakan Analisis Product Line .
Jawab :
Untuk membuat peramalan penjualan sepatu Merk “X” pada tahun 2012 dengan menggunakan
analisis product line, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menentukan penjualan sepatu; baik itu sepatu anak-anak, sepatu pria dan sepatu dewasa harus
dibuatkan ramalan sendiri-sendiri. Karena masingmasing produk sepatu mempunyai
karakteristik sendiri, data penjualan tersendiri dan tidak saling berhubungan, artinya kenaikan
penjualan sepatu wanita tidak secara otomatis menaikkan penjualan sepatu pria.
2. Membuat proyeksi penjualan; untuk membuat proyeksi penjualan dengan menggunakan
analisis product line bisa mendasarkan pada metodemetode sebelumnya (misalnya bisa
menggunakan metode trend secara matematis). Diasumsikan setelah diproyeksikan dengan
menggunakan metode Least Square peramalan penjualan sepatu Merk “X” pada tahun 2012
untuk sepatu anak-anak diperkirakan akan sebesar 2.107 unit. Sedangkan besarnya peramalan
penjualan tahun 2012 untuk sepatu pria dan sepatu wanita, dengan langkah yang sama
misalnya metode peramalan menggunakan metode garis (trend) secara matematis dengan
pendekatan metode Moment akan bisa diperoleh hasil peramalannya.
LATIHAN III
Data historis delapan tahun terakhir, permintaan (penjualan) Perusahaan Benang dan penjualan
Perusahaan Tekstil menunjukkan kondisi sebagai berikut :
Penjualan Perusahaan
Tahun Tekstil Benang
2004 1.800 140
2005 1.850 150
2006 1.800 160
2007 1.900 170
2008 2.000 180
2009 1.950 190
2010 2.000 200
2011 2.100 215
Berdasarkan dari data-data tersebut diatas, buatlah peramalan (forcasting) penjualan Perusahaan
Benang pada tahun 2012 dengan menggunakan Analisis Pengguna Akhir .
Jawab :
Untuk membuat peramalan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2012 dengan menggunakan
analisis pengguna akhir, langkah-langkahnya sebagai berikut:
Menentukan peramalan penjualan Perusahaan Benang dari hasil peramalan penjualan Perusahaan
Tekstil; berdasarkan pada hasil prosentase kenaikan ratarata penjualan Perusahaan Benang sebesar
6,32% dan hasil peramalan penjualan Perusahaan Tekstil, akan dapat ditentukan ramalan penjualan
Perusahaan Benang pada tahun 2012 sebagai berikut:
Kenaikan prosentase rata-rata pertahun penjualan Perusahaan Benang sebesar 6,32%
dijadikan sebagai dasar peramalan penjualan Perusahaan Benang tahun 2012. Jika
prosentase kenaikan rata-rata penjualan dibagi dengan jumlah data perubahan kenaikan
(n=7) maka pada tahun 2012 diperkirakan penjualan akan naik sebesar: 6,32% / 7 =
0,90%.
Ramalan penjualan Perusahaan Tekstil pada tahun 2012 sebesar 2.107 unit.
Ramalan penjualan Perusahaan Benang tahun 2012 dapat ditentukan dengan cara:
menambahkan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2011 dengan besarnya
prosentase kenaikan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2012 berdasarkan hasil
ramalan penjualan Perusahaan Tekstil pada tahun 2012. Sehingga akan diperoleh hasil
Ramalan penjualan Perusahaan Benang pada tahun 2012 sebesar: 215 + (0,90% x 2.107)
= 215 + 18,963 = 233,963 = 234 unit.
H. SOAL PERTANYAAN
1. Pembuatan peramalan (forecasting) tidaklah mudah akan tetapi pembuatan peramalan (forecasting)
tetap harus dilakukan. Sebutkan langkah - langkah yang dapat dijadikan pertimbangan dan digunakan
oleh peramal (forecaster) bisnis dalam pembuatan peramalan (forecasting).
2. Metode peramalan kuantitatif lebih didasarkan atas data-data masa lalu yang kemudian diolah
dengan berbagai metode statistik. Metode Peramalan Kuantitatif dapat dibagi menjadi dua
pendekatan, sebutkan dan jelaskan
3. Jelaskan menurut pendapat saudara tentang analisa industri yang saudara ketahui dan pelajari
selama ini.
4. Jelaskan menurut pendapat saudara tentang analisa pengguna yang saudara ketahui dan pelajari
selama ini.
5. Jelaskan menurut pendapat saudara tentang analisa product line yang saudara ketahui dan pelajari
selama ini
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Drs. Gunawan dan Drs. Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE,
Yogyakarta
Gramedia, Jakarta
Darsono., Purwanti, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan : Teknik Mengetahui dan Memahami
Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis.
Edisi 2. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Rahayu, Sri., Arifian, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Nuryatno Amin, Muhammad dkk 2019, Praktikum Penganggaran Perusahaan, Mitra Wacana Media,
Bogor.