GEOPOLITIK Di INDONESIA Kelompok 6

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

GEOPOLITIK di

INDONESIA
Kelompok 6
Kelompok 6
Muthia Annisa S 14-021
Febri Liza 14-025
Ivany Fadillah 14-029
Harfi Harlishe 14-035
Mutiara Putri R 14-059
Rismeiza Hajir 14-067
Prolog
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-
masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan
merujuk kepada politik internasional. Geopolitik
mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah
geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya
alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur
yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan
strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan
politik, serta unsur kebijaksanaan.
contoh geopolitik
Negara Indonesia dan Malaysia sudah sering kali
mengalami ketegangan dalam beberapa masalah konflik
antara lain konflik kebudayaan, sosial dan batas wilayah
territorial. Konflik kebudayaan antara lain pihak
Malaysia mengklaim bahwa batik, reog ponorogo dan
angklung dll nya itu merupakan kebudayaan asli mereka.
Konflik tentang batas teritorial, disini pihak Malaysia
mengkalaim beberapa pulau yang berada di daerah
Indonesia adalah kepunyaan atau miliki Negara
Malaysia.
Terdapat dua buah kasus yang melibatkan tentang batas
teritorial antar kedua Negara ini, yaitu kasus pertama
pulau Ambalat dan yang kedua pulau Sipadan dan
Ligitan. Kedua pulau ini di klaim oleh pihak Malaysia
bahwa pulau ini termasuk ke wilayah dalam Negara
Malaysia padahal yang sesungguhnya ke dua pulau ini
merupakan bagian pulau-pulau kecil yang termasuk ke
wilayah Indonesia.
Hal yang ingin di bahas lebih lanjut yaitu konflik antar
batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia yang
melibatkan pulau sipadan dan ligitan. sengketa Sipadan
dan ligitan adalah persengketaan antara pihak Indonesia
dan Malaysia atas pemilikan terhadap kedua pulau yang
berada di selat makasar yaitu pulau sipadan (luas 50.000
meter2) dengan koordinat 4o6’52.86 N 118o 37’43.52 E
dan pulau ligitan (luas: 18.000 meter2 ) dengan koordinat
4o9’N 118o 53’E.
Kronologi Persengketaan antara Indonesia dengan
Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika dalam
pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara,
masing-masing negara ternyata memasukkan pulau
Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas
wilayahnya.
Negara lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan
dalam keadaan status status quo akan tetapi ternyata
pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun
resort parawisata baru yang dikelola pihak swasta
Malaysia karena Malaysia memahami status quo
sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai
persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia
mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua
pulau masih tidak boleh ditempati atau diduduki sampai
persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai. Pada
tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan
kedua pulau tersebut ke dalam peta nasionalnya. Yang
akhirnya pihak Indonesia membawa permasalahan ini ke
jalur hukum mahkamah internasional.
Keputusan Mahkamah Internasional Pada tahun 1998
masalah sengketa Sipadan dan Ligitan dibawa ke ICJ,
kemudian pada hari Selasa 17 Desember 2002 ICJ
mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa
kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan
Malaysia. Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia
dimenangkan oleh 16 hakim, sementara hanya 1 orang
yang berpihak kepada Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15
merupakan hakim tetap dari MI, sementara satu hakim
merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh
Indonesia. Kemenangan Malaysia, oleh karena berdasarkan
pertimbangan effectivity (tanpa memutuskan pada
pertanyaan dari perairan teritorial dan batas-batas maritim).
Ketiga pulau ini yaitu ambalat, sipadan dan ligitan harus
rela keluar dari Negara kesatuan Replublik Indonesia
(NKRI) tercinta kita ini dan malah masuk ke dalam
wilayah Malaysia yang jelas-jelas bahwa sebenarnya ketiga
pulau ini termasuk ke wilayah Indonesia.
Kenapa pihak Malaysia menginginkan ketiga pulau ini?
Salah satunya adalah pihak Malaysia mengincar sumber
daya alam yang terkandung di dalamnya. Di ketiga pulau
itu masing-masing mengandung berbagai macam mineral
dan minyak bumi.
• Dan kenapa pula pihak Indonesia ingin tetap
mempertahankan ketiga pulau ini sebagai bagian
wilayahnya?
Karena Indonesia ingin mempertahankan pulau-pulau
yang dahulunya sudah di bentuk oleh para founding
fathers kita dengan susah payah dalam hal
mempertahankan dan merebutnya dari para penjajah
Di sini pihak Indonesia yang cenderung bersikap lambat
dalam menaggapi kasus-kasus yang sebenarnya bersifat
kecil namun jika dibiarkan dapat berkembang menjadi
kasus yang besar.
Disini pihak Indonesia mengalami keteledoran dalam hal
menjaga aset-aset yang sangat penting yang seharusnya
pemerintah harus mengklaim dan memberi perlindungan apa-apa
yang dimiliki dari bangsa ini baik itu kebudayaanya, sosial dan
batas-batas wilayah suatu Negara dan tidak boleh terjadi lagi
yaitu hilangnya pulau-pulau yang menjadi aset yang sangat
berharga bagi sebuah Negara. Yang dimana seharusnya
pemerintah Indonesia dapat menjaga ketahanan nasional dan
keamanan nasional yang ada di Negara ini.
Ketahanan nasional disini yang dimaksud adalah menjaga dari
berbagai bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan ganguan baik
dari dalam negri maupun dari luar negri yang semakin kompleks
dengan intensitas yang semakin meningkat karena sesungguhnya
suatu bangsa dalam hal mempertahankan kelangsungan
wilayahnya tidak terlepas dari hukum alam yaitu semakin tinggi
budaya suatu bangsa semakin besar pula kebutuhan sumber daya
alamnya
Saran
Jadi kita sebagai bangsa harus bisa meneruskan cita-cita
yang telah di buat oleh para founding fathers kita yang
menginginkan bahwa Negara kita harus menjadi Negara
yang maju, mandiri, dan sejahtera. Sebagaimana yang
telah diamanatkan dalam undang-undang dasar 1945 dan
pancasila. Tidak hanya kaum muda saja yang harus
menjaga bangsa ini melainkan seluruh rakyat Indonesia.
Dan mulai sekarang kita harus menjaga dan melindungi
apa-apa yang telah ada di Negara ini jangan sampai
mengalami nasib yang sama di kemudian hari nanti.
Kesimpulan
• kekayaan alam dan sumber daya yang terkandung di
dalamnya dimiliki sebuah Negara hendaknya dinikmati
dan dimanfaatkan oleh rakyatnya. Tanpa pengecualian
melupakan tugas kita merawat dan melindungi suatu
ketahanan nasioanal suatu bangsa yang berdimensi
astagatra, yang artinya segenap kehidupan nasional yang
kompleks, di petakan secara sederhana, namun tetap
mencerminkan kehidupan nasional yang nyata
• Jika semua itu dapat terjalin dengan baik dapat
memungkinkan suatu Negara dapat memberi jaminan
kesejahteraan dan keamanan kepada seluruh warganya

Anda mungkin juga menyukai