Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Hukum dan Etika Profesi

KODE ETIK NOTARIS

Dosen
Dr. Horadin Saragih, SH.,M.Hum

1
 Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) adalah
perkumpulan/organisasi bagi para Notaris,
berdiri semenjak tanggal 1 Juli 1908, diakui
sebagai badan hukum berdasarkan
Gouvernements Besluit (PP) tanggal 5
September 1908, Nomor 9;
 Mendapat persetujuan, terakhir dengan Surat
Keputusan No. AHU-03.AH.01.07 Tahun 2009
dari Menhukham tanggal 12 Januari 2009;

2
Sejarah perkembangan kode etik
Notaris di Indonesia
I. Dikenal kode etik dari hasil kongres:

1. Kongres Ikatan Notaris Indonesia (INI) I di


Surabaya pada tanggal 13 – 16 November
1974;
2. Kongres INI Bandung tanggal 27 Januari
2005, ;
3. Kongres Luar Biasa INI, Banten tanggal 29
– 30 Mei 2015 tentang Perubahan Kode Etik
Notaris
3
Defenisi:
 Kode etik notaris dan untuk selanjutnya akan disebut
Kode Etik adalah kaidah moral yang ditentukan oleh
perkumpulan INI yang selanjutnya akan disebut
“perkumpulan” berdasarkan keputusan kongres
perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati
oleh semua anggota perkumpulan dan semua orang yang
menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk
didalamnya Pejabat Sementara Notaris, Notaris
Pengganti pada saat menjalankan jabatan, (Pasal 1
angka 2 KEN INI)
4
 Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
membuat akta autentik dan memiliki kewenangan
lainnya, sebagaimana yang dimaksud dalam UU
Jabatan Notaris [pasal 1 ayat (1) UU 2/2014
tentang Jabatan Notaris jo. pasal 1 angka 4 KEN
INI];
 Pejabat sementara Notaris adalah seorang yang untuk
sementara menjabat sebagai Notaris untuk
menjalankan jabatan dari Notaris yang meninggal
dunia, (ayat 2);
 Notaris pengganti adalah seseorang yang untuk
sementara diangkat sebagai Notaris untuk
menggantikan Notaris yang sedang cuti, sakit, atau
untuk sementara berhalangan menjalankan jabatan
sebagai Notaris, (ayat 3);
5
Poin-poin penting dari KEN,
khususnya terkait dengan
kewajiban,larangan,penge
cualian, (BAB III);

6
Pasal 3, kewajiban, antara lain:

1) Berintindak jujur , mandiri, tidak berpihak, amanah,


seksama, penuh rasa tanggung jawab berdasarikan per-
UU-an dan isi sumpah jabatan Notaris;
2) Memberikan jasa pembuatan akta dan kewenangan
lainnya untuk masyarakat yang tidak mampu tanpa
memungut honorarium;
3) Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan
kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor bagi
Notaris ybs dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-
hari;

7
4) Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang
honorarium ditetapkan perkumpulan;
5) Memasang 1 (satu) buah papan nama di depan/ di
lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu 100
x 40 cm, 150 x 60 cm, 200 x 80 cm;
6) Menjalankan jabatan Notaris terutama dalam
pembuatan, pembacaan, dan penandatanganan akta
dilakukan di kantornya, kecuali alasan-alasan yang
sah;

8
Pasal 4, dalam kelompok larangan, antara lain:
1) Dilarang bekerjasama dengan biro jasa/orang/badan
hukum yang pada hakekatnya bertindak sebagai
perantara untuk mencari klien;
2) Menetapkan honorarium yang harus dibayar klien
dalam jumlah lebih rendah dari honorarium yang
telah ditetapkan perkumpulan;
3) Menandatangani akta yang proses pembuatan
minutanya telah dipersiapkan oleh pihak lain;
4) Mengirimkan minuta kepada klien untuk
ditandatangani;

9
5) Mengikuti pelelangan untuk mendapatkan
pekerjaan/pembuatan akta;
6) Menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan
Notaris atau akta yang dibuat olehnya.
7) Membentuk kelompok sesama rekan sejawat
yang bersifat ekslusif dengan tujuan untuk
melayani kepentingan suatu instansi atau
lembaga, apalagi menutup kemungkinan bagi
Notaris lain untuk berpartisipasi;

10
 Pasal 5, pengecualian, terhadap larangan, al:
1) Pembuatan nama dan alamat, nomor telepon
Notaris dalam buku panduan dari lembaga resmi
dan atau PT. Telkom;
2) Memasang 1 tanda petunjuk jalan dengan
ukuran tidak melebihi 20 x 50, cm, dalam radius
100 m dari kantor Notaris;
3) Memberikan ucapan selamat, duka cita dengan
hanya menyebut nama.

11
 Sanksi (Pasal 6)
a) Teguran;
b) Peringatan;
c) Pemberhentian sementara dari keanggotaan perkumpulan;
d) Pemberhentian dengan hormat dari keanggotan
perkumpulan;
e) Pemberhentian dengan tidak hormat dari anggota
perkumpulan;
 Dewan Kehormatan merupakan alat perlengkapan
perkumpulan berwenang melakukan pemeriksaan atas
pelanggaran kode etik dan menjatuhkan sanksi;

12

Anda mungkin juga menyukai