PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA DAN
PANDANGAN HIDUP
PPKN
Kelas IX Semester 5
• Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
• Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
• Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
• Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
Kompetensi Inti
1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME
dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan
antarbangsa
2.1 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa
3.1 Memahami dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa
4.1 Menyaji hasil telaah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa sesuai dinamika perkembangan jaman
4.8 Menyaji bentuk-bentuk partisipasi dan tanggung jawab
kewarganegaran yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan
nasional
Kompetensi Dasar
A. Hakikat dan Sejarah perumusan Pancasila
B. Penerapan Pancasila dari Masa Ke Masa
a. Masa Orde Lama, meliputi
1) Periode 1945 – 1950
2) Periode 1950 – 1959
3) Periode 1959 - 1965
b. Periode Orde Baru
c. Periode Reformasi
C. Nilai-nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman
• Hakikat Ideologi Terbuka
• Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
D. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan
Materi Inti
SIDANGBPUPKI
SIDANG BPUPKI
II
28/5S.D
28/5 S.D1/6-
1/6-
1945
1945
KONSEP
KONSEP
DASAR
DASAR
NEGARA
NEGARA
Mr.MUH.YAMIN Mr.SOEPOMO
Mr.SOEPOMO Ir.SOEKARNO
Mr.MUH.YAMIN Ir.SOEKARNO
PANCASILA
• Berdasarkan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998
tentang pencabutan Ketetapan MPR RI No II/MPR/1978
tentang P4 ( Eka Prasetya Panca Karsa ), menyebutkan
bahwa Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar
negara, juga berkedudukan sebagai Ideologi Nasional
bangsa Indonesia.
Pancasila=dasar negara
a. Sebagai dasar Negara, pancasila berkedudukan sebagai
norma dasar atau norma fundamental (fundamental norm)
Negara dengan demikian Pancasila menempati norma
hukum tertinggi dalam Negara ideologi Indonesia.
Pancasila adalah cita hukum ( staatside ) baik hukum
tertulis dan tidak tertulis ( konvensi ).
b. Sebagai Pandangan Hidup
c. Sebagai jiwa dan kepribadian/karakteristik Bangsa
d. Sebagai Ideologi terbuka.
e. Sebagai sumber dari segala sumber hukum
Pancasila sebagai
Karakteristik Bangsa
• Dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata
urutan peraturan perundang-undangan pada Pasal 1 ayat (3) yang
menyatakan bahwa ”sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila.
Dengan terbentuknya UU No.10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, sebagaimana yang termuat dalam Pasal 2 UU No.10
tahun 2004 yang menyatakan bahwa ”Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara”, dengan tegas menyebutkan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum sebagai berikut: ”Penempatan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi
negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara, sehingga setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila”.
Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum
PERKEMBANGAN PANCASILA
DARI MASA KE MASA
Periode 1945-1950
• Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensil, namun
dalam prakteknya system ini tidak dapat terwujudkan setelah penjajah dapat diusir. Persatuan
rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk mengganti
Pancasila sebagai dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun
pada tahun 1948 dan olen DI/TII yang ingin mendirikan Negara dengan agam Islam.
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh
Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya NII adalah untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at islam. Upaya penumpasan
pemberontakan ini memakan waktu yang cukup lama. Kartosuwiryo bersama para pe ngikutnya
baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
• penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup menghadapi berbagai masalah. Ada
upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Upaya-
upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan pemberontakan yang tujuannya menganti
Pancasila dengan ideologi lainnya. Ada dua pemerontakan yang terjadi pada periode ini yaitu: 1).
MASA AWAL
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun terjadi pada tanggal 18 September
1948. Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya adalah mendirikan Negara Soviet
Indonesia yang berideologi komunis. Dengan kata lain, pemberontakan tersebut akan mengganti
KEMERDEKAAN
Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.
Periode 1950-1959
• Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang pada nyatanya tidak dapat menjamin stabilitas
pemerintahan. Walaupun dasar Negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat,
melainkan suara terbanyak. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap
paling demokratis.
Periode 1956-1965
• Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi demokrasi justru tidak berada kekuasaan rakyat sehingga yang
memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinana berada pada kekuasaaan pribadi presiden Soekarno. Maka terjadilah
berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjado otoriter, diangkat
menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak
cocok dengan kehidupan Negara Indonesia. Terbukti dengan adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup
bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
• Dalam mengimplementasikan pancasila, presiden Soekarno melaksanakan pemahaman pancasila dengan paradigma yang disebut
dengan USDEK. Untuk mengarahkan perjalanan bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala
Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional. Akan tetapi hasilnya terjadilah kudeta PKI dan kondisi
ekonomi yang memprihatinkan.
• Periode 1956-1965 Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat
sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai
penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden
seumur hidup, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya
kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain. Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang dipimpin oleh
D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan
paham komunis. Pemberontakan ini bisa digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai dengan
perbuatannya.
• .
ORDE BARU
• Pancasila diposisikan sebagai alat penguasa melalui monopoli pemaknaan dan
penafsiran.
• Pancasila yang digunakan untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan.
Akibatnya, ketika terjadi pergantian rezim di era reformasi, muncullah
demistifikasi dan dekonstruksi Pancasila yang dianggapnya sebagai simbol,
sebagai ikon dan instrumen politik rezim sebelumnya. Pancasila ikut
dipersalahkan karena dianggap menjadi ornamen sistem politik yang represif
dan bersifat monolitik sehingga membekas sebagai trauma sejarah yangharus
dilupakan
• Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden
merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia. Lembaga Kepresidenan
merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya
• Pers yang terbelenggu
• Tidak ada kebabasan berpendapat
• Penembak miserius
• Hutang luar negeri yang berdampak krisis moneter
• Kasus-kasus Pelanggaran HAM berat
• Penculikan aktivis
ORDE BARU
• Pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa terus menghadapi berbagai tantangan. Penerapan
Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman pemberontakan yang ingin
mengganti Pancasila dengan ideologi lain, akan tetapi lebih dihadapkan
pada kondisi kehidupan masyarakat. Beberapa tantangan yang dihadapi
pada masa reformasi antara lain sebagai berikut.
• Bangsa Indonesia dihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat cepat
dan mendasar, serta berpacunya pembangunan bangsa-bangsa.
• Pancasila tidak lagi dihadapkan pada pemberontakan akan tetapi lebih
dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang diwarnai oleh
kehidupan serba bebas. Kebebasannya yaitu kebebasan berbicara,
berorganisasi, berekspresi.
• Banyak hal negatif yang ditimbul sebagai akibat penerapan konsep
kebebasan yang tanpa batas seperti, munculnya pergaulan bebas, dan pola
komunikasi yang tidak beretika dapat memicu perpecahan.
• Tantangan lainnya adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan. Salah
satu cara untuk menanamkan pengaruh kepada negara lain adalah melalui
penyusupan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung
MASA REFORMASI
NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Ketuhana Yang
Maha Esa, diantaranya:
1. Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk
agama
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
4. Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang adil
dan beradab, diantaranya:
1. Mengakui persamaan harkat (nilai manusia), derajat
(kedudukan manusia), dan martabat manusia (harga diri)
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Saling mencintai sesama manusia
3. Tidak semena-mena terhadap orang lain
4. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
5. Berani membela kebenaran dan keadilan
6. Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaaan
7. Hormat mengormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila Persatuan Indonesia
Nilai-nilai yang terkadung dalam sila Persatuan Indonesia,
diantaranya:
1. menempatkan persatuan, kesauan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta tanah air dan bangsa
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
5. Dalam masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika harus
dapat mengembangkan pergaulan yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Nilai-nilai yang terkandung dalam Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, antara lain:
1. Tidak memaksakan suatu kehendak atau pendapat kepada orang lain.
2. Mengutamakan musyawarah atau kesepakatan bersama dalam mengambil
keputusan
3. Musyawarah ataupun proses pengambilan keputusan dengan cara lainnya
harus diliputi oleh semangat kekeluargaan
4. Musyawarah ataupun proses pengambilan keputusan dengan cara lainnya
harus dilakukan dengan akal sehat
5. Warga negara harus memiliki itikad baik dan tanggung jawab untuk
melaksanakan suatu hasil musyawarah atau keputusan bersama
6. Keputusan yang diambil dalam musyawarah atau dengan cara lainnya
harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa
Sila Kedilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nilai-nilai yang terkadung dalam sila Kedilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, antara lain:
1. Kekeluragaan dan kegotongroyongan
2. Bersikap adil
3. Menghormati hak orang lain, dan selalu berusaha menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
5. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
6. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
orang lain
7. Mengembangkan hidup sederhana, tidak bergaya hidup
mewah, tidak bersikap boros dan suka bekerja keras
8. Menghargai hasil karya orang lain
Ada dua macam implementasi Pancasila, yakni:
a. Implementasi Pancasila dalam ketatanegaraan, adalah pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila dalam penyelenggaraan negara, baik legislatif, eksekutif, yudikatif maupun
semua bidang kenegaraan lainnya. Konkritnya pelaksanaan Pancasila dalam:
1) Hukum dan perundang-undangan.
2) Pemerintahan.
3) Politik dalam negeri dan luar negeri.
4) Pertahanan dan keamanan.
5) Kesejahteraan.
6) Kebudayaan.
7) Pendidikan dan sebagainya.
• http://komunitasgurupkn.blogspot.co.id/2016/08/penerap
an-pancasila-sebagai-dasar.html
REFERENSI
1. Sebutkan 5 Fungsi dan Peranan
Pancasila
2. Jelaskan Fungsi Pancasila sebagai
Pandangan Hidup?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa!
4. Tuliskan 5 contoh sikap yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila sila
kelima!
5. Jelaskan bagaimana perkembangan
pancasila pada masa Orde Baru dalam
hal penyimpangan terhadap Pancasila!
Latihan Soal
By: dolphinamuthya@gmail.com